BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Selo berada di wilayah kabupaten Boyolali tepatnya di. antara dua gunung yaitu gunung Merapi dan gunung Merbabu.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

BAB I PENDAHULUAN. Rapat sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Rasanya tidak

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif,

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku manusia dengan adanya norma-norma tertentu yang harus

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kesehariannya tidak lepas dari interaksi. Salah satu bentuk

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah arsip sosial yang menangkap jiwa zaman (zeitgeist) saat itu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa secara sederhana merupakan produk budaya yang dihasilkan dan

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

BAB I PENDAHULUAN. pembeda antara sub-etnis di atas adalah bahasa dan letak geografis.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian bahasa Jawa juga memiliki dialek yang tidak sedikit. dialek Banyuwangi, dialek Surabaya, dan dialek Jogjakarta.

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan oleh manusia. untuk berinteraksi sosial. Setiap manusia menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA WACANA KHOTBAH SALAT TARAWIH DI DESA TLOBONG KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu tejadi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan film di Indonesia akhir-akhir ini membuat sikap

REALISASI KESANTUNAN DIREKTIF BERBAHASA DI KALANGAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI

TINDAK TUTUR PADA UNGKAPAN BAK TRUK DI SEPANJANG JALAN RINGROAD SOLO-SRAGEN TINJAUAN: PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecamatan Selo berada di wilayah kabupaten Boyolali tepatnya di antara dua gunung yaitu gunung Merapi dan gunung Merbabu. Gunung Merapi adalah gunung yang masih aktif mengeluarkan lahar panas maupun lahar dingin. Tahun 2010 kemarin termasuk letusannya menewaskan sang penjaga gunung Merapi sekaligus pawangnya, yakni Mbah Marijan. Bencana gunung merapi merupakan letusan yang terhitung lama, banyak memakan kurban jiwa. Bagian selatan seluas satu desa rata dengan lahar panas yang terbawa oleh air hujan menutup sungai, rumah, manusia, hewan, dan tumbuhan. Daerah yang masuk dalam zona aman 20 km dari ketinggian gunung merapi, sesuai informasi dari badan pengawas gunung berapi. Penduduk yang pemukimannya berada kurang 20 km dari ketinggian gunung merapi harus mengungsi ke tempat tampat yang aman. Di wilayah utara gunung merapi berada pada zona aman. Keindahan gunung dan pemandangan di kanan kiri penuh hamparan tanaman sayur menghijau, siap untuk dipanen. Berbagai macam sayuran pegunungan yang telah dipanen akan dibawa ke berbagai kota. Kota tujuan pemasaran antara lain Solo, Semarang, Yogyakarta, dan kota kota besar lainnya. Selain keindahan alamnya, Masyarakat Selo sangat ramah dan 1

2 memiki sifat familier yang tinggi. Dapat di buktikan ketika penulis berkunjung ke sana, mereka senang bila kedatangan tamu. Tamu yang berkunjung ke rumah penduduk diperlakukan seperti saudara sendiri, bila tamu yang berkunjung mau pulang akan diberi oleh oleh sayur sayuran dari hasil kebunnya. Kelebihan dari wilyah Selo selain Keramahan penduduknya, keindahan pemandangan alam, masih ada kelebihan yang lain yaitu budaya dan makanan khas. Kebudayaan diwilayah Selo yang mampu menarik perhatian wisatawan baik wisatawan domestik maupun maupun manca negara. Kebudayaan yang terdapat di Selo berupa kesenian reog. Menurut tuturan Giyono warga Selo pada saat kami berkunjung ke rumahnya. Kebudayaan dan kesenian dapat disaksikan pada saat hari besar agama, perayaan hari besar nasional dengan diadakan pawai keliling. Selain itu pemerintah daerah juga mendukung potensi kebudayaan, maka diadakan festival kesenian, diantaranya: festival rodad, jatilan, dan festival reog. Festival reog diadakan untuk membangkitkan reog di daerah Selo, grup reog menjadi berkembang sampai saat ini terdapat 125 kelompok berdasarkan keterangan dari tokoh masyarakat desa Selo (Giyono :2010). Makanan khas masyarakat Selo adalah Mbah Jadah. Mbah Jadah terkenal dengan jadah bakar maupun jadah srundengnya. Jadah dibuat dari bahan baku beras ketan yang diolah sedemikian rupa dengan campuran santan kelapa kemudian ditumbuk halus. Tumbukan halus membuat hasil jadah menjadi kenyal, cara penyajiannya dengan membubuhi srundeng di atasnya. Srundeng terbuat dari kelapa yang diparut diolah dengan campuran bumbu dan gula jawa, rasanya manis. Sedang jadah bakar adalah jadah yang

3 dibakar di atas bara api arang sebelum disantap, menyantapnya saat panaspanas akan terasa sekali kehangatannya dilidah, apalagi didukung udara pegunungan yang sejuk akan terasa sekali kenikmatannya. Dengan memperhatikan kondisi masyarakat yang ramah, kebudayaan, kesenian, serta makanan khas yang ada di Selo. Maka peneliti tertarik untuk mengamati pemakaian kesantunan direktif berbahasa pada anak didik yang ada di kecamatan Selo dilihat dari analisis pragmatik. Penulis mengambil dari tuturan anak didik Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Selo tanpa membedakan laki laki atau perempuan mulai dari kelas satu sampai kelas enam. Penulis mengambil tuturan anak kelas 1 6 karena andik masih polos dan lugu. Dalam pengambilan data, penulis menggunakan cara sadap, libat, catat. Setelah penulis memperoleh data kemudian penulis analisis berdasarkan bidang kajian pragmatik. Prayitno (2011: 36) Salah satu aspek penting di dalam menganalisis pemakaian bahasa adalah maksud pembicara (speakers meaning). Maksud pembicara tersebut sangat ditentukan oleh konteks yaitu waktu, tempat, peristiwa, proses, keadaan, dan mitra tutur. Pemahaman maksud pembicara yang demikian merupakan bidang kajian pragmatik. Dalam hal ini maksud pembicara yang secara tersurat atau tersirat dibalik tuturan yang dianalisis. Maksudnya tuturan seseorang akan mudah diketahui maksudnya oleh orang lain bila mengerti konteks kalimatnya. Untuk mengetahui maksud tindak

4 tutur agar mudah di mengerti, tindak tutur dianalisis secara pragmatik dengan menggunakan bentuk, teknik, dan strategi kesantunan berbahasa. Pemakaian bahasa atau tindak tutur yang digunakan Siswa sekolah dasar kecamatan Selo kabupaten Boyolali. Dalam pragmatik setidaknya ada tiga jenis (wijana, 1996:18 20 ) tindakan yang dapat diwujudkan oleh penutur, yakni 1. tindak lokusi, 2. tindak ilokusi, dan 3. Tindak perlokusi. Tindak tutur untuk menyatakan sesuatu, untuk mempengaruhi, dan menginformasikan sesuatu untuk melakukan sesuatu. Siswa Sekolah Dasar masih polos, terlihat dari komunikasi dalam kehidupan sehari hari disaat bermain, bercanda, marah, maupun meminta sesuatu pada orang lain. Menurut Prayitno (2011:30) tindak tutur siswa merupakan fungsi bahasa yang sangat penting dalam berkomunikasi, fungsi yang mengedepankan hubungan sosil sosietal. Dalam tindak tutur seseorang akan berkomonikasi dengan orang lain dan pentingnya memproduksi ujaran yang baik serta koheren dengan situasi dan kondisi yang diacu oleh ujaran itu. Fungsi bahasa yang demikian mengemban dua (2) prinsip berbahasa yaitu Prinsip Kerjasama (PKS) dan Prinsip Sopan Santun (PSS) ujaran yang koheren berhubungan dengan kaidah PKS sedangkan ujaran yang baik dan santun berhubungan dengan PSS. Penulis menggunakan teori di atas sebagai acuan dalam menganalisis tuturan yang digunakan anak didik (Andik) SDN Selo 1, SDN Selo 2, SDN Lencoh, dan SDN Gebyok. Dalam penelitian ini penulis menekankan aktivitas berbahasa siswa yang mengedepankan prinsip sopan

5 santun. Prinsip sopan santun dianalisis berdasarkan realisasi kesantunan tindak tutur direktif berbahasa siswa. Prayitno (2011:42) berpendapat bahwa kesantunan tindak tutur direktif berbahasa dapat direalisasikan melalui tindak bahasa memberitahukan, mendeklarasikan, mengekpresikan, menanyakan, dan memerintah. Tindak tutur memerintah merupakan salah satu tindak tutur yang memainkan peran penting dalam aktifitas berbahasa. Termasuk kedalam tipologi, tindak tutur itu adalah menyuruh, meminta, mengharap, memohon, menyilakan, mengajak, menasehati, melarang. Keseluruhan tindak tutur direktif merupakan tindak bahasa yang paling dominan digunakan di dalam aktifitas berbahasa sehari hari. Tindak tutur direktif juga digunakan oleh siswa SD, khususnya tindak tutur meminta, memohon, dan mengharap. Penggunaan tindak tutur yang demikian itu di sebabkan kedudukan siswa SD secara sosial dan societal yang lebih rendah dari pada gurunya. Prayitno (2010:29) berpendapat realisasi tindak berbahasa tersebut melibatkan aspek linguistik dan ekstralinguistik, eksplisit, dan akhirnya kontek secara keseluruhan. Konteks keseluruhan itu diwarnai oleh siapa, kepada siapa, apa, dan bagaimana hubungan siapa kepada siapa. Bentuk bentuk kesantunan pemakaian bahasa dilingkungan siswa Sekolah Dasar mengandung maksud yang sangat beragam bergantung pada konteks situasional, sosial, dan kultural yang mengiringi tuturan itu. Keberagaman

6 maksud tuturan itu menjadi literal, langsung, obyek, akomodatif, santun atau sebaliknya bergantung ketiga konteks itu. Kenyataan menunjukkan bahwa kesantunan direktif berbahasa siswa SD, baik dalam aktivitas resmi di kelas maupun nonresmi di luar kelas/ masih dalam lingkungan sekolah dalam kaitannya dengan teknik dan strategi bertutur, implikatur percakapan dan daya pragmatik, PKS (Prinsip Kerjasama) dan PSS (prinsip sopan santun), skala kelangsungan dan peringkat kesantunan, prinsip daya ironi menjadi langsung, literal, dan instan cenderung tidak santun. Hal ini disebabkan oleh belum adanya stategi pembelajaran bahasa yang menekankan tentang pentingnya PSS (Prinsip Sopan Santun). PSS bukannya saja berkaitan dengan PKS dan PI (Prinsip Ironi) tetapi lebih luas lagi hubungan Prinsip Seloroh (PS), Prinsip Polyana (PP), Prinsip Relevansi (PR), dan Prinsip Kerukunan (PK) Menurut Leech dalam Prayitno (2011:31) menyatakan bahwa PSS tidak boleh dianggap sebagai sebuah prinsip yang sekedar ditambahkan saja pada PKS, tetapi PSS merupakan komplemen yang perlu, yang dapat menyelamatkan PKS dari kesulitan yang serius. Jadi kedudukan PSS dalam aktivitas berbahasa siswa SD sangat penting. Pertimbangan PSS tidak dapat dikesampingkan begitu saja, apalagi di lingkungan masyarakat yang penduduknya jawa yang mengedepankan sopan santun. Dari pengamatan di lapangan tindak tutur berbahasa dikalangan SD pada umumnya saat ini sangat mekhawatirkan bila dilihat dari sikap anak keseharian. Penulis merasa tertarik dan tertantang dengan keadaan

7 semacam itu, apakah di kecamatan Selo terutama anak anak didik SD juga mengkhawatirkan dalam bertutur sama seperti kebanyakan SD lain. Bila melihat kenyataan banyak siswa SD dalam bertindak tutur sangat mengkhawatirkan, penulis merasa tertarik untuk meneliti bangaimana tindak tutur berbahasa siswa SD Kecamatan selo. Kecamatan Selo bila dilihat dari letak geografis yang jauh dari kota, bahkan cenderung dikawasan lereng pegunungan Merapi dan Merbabu. Melalui kajian Pragmatik penulis akan mengkaji melalui strategi dan teknik kesantunan berbahasa siswa sekolah dasar Negeri Selo, Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Agar lebih mudah dalam pembahasannya penulis memberi judul Realisasi Kesantunan Direktif Berbahasa di Kalangan Siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. B. Rumusan Masalah Berdasarkan lingkup permasalahan sebagaimana dikemukakan di atas, penelitian ini difokuskan pada rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah realisasi bentuk kesantunan direktif tindak tutur berbahasa pada siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Selo? 2. Bagaimana realisasi teknik kesantunan direktif tindak tutur berbahasa pada siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Selo? 3. Bagaimana realisasi strategi kesantunan tindak tutur direktif berbahasa pada siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Selo?

8 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Mendiskrepsikan realisasi bentuk kesantunan tindak tutur direktif berbahasa pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Selo. 2. Mengidentifikasi teknik kesantunan tindak tutur direktif berbahasa pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Selo. 3. Mengidentifikasi strategi kesantunan tindak tutur direktif berbahasa pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Selo. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak, bagi lembaga peneliti, bagi guru Sekolah Dasar, dan bagi lembaga. Penelitian ini dimaksudkan dapat memberikan informasi yang faktual selain itu, manfaat penelitian ini dapat dirinci menjadi manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis a. Memberikan gambaran anak yang telah mampu berbahasa dengan santun. b. Setelah mengetahui realisasi kesantunan direktif berbahasa bisa ditingkatkan proses pembelajaran lewat agama, ilmu pengetahuan sosial, berbahasa Jawa dan pendidikan kewarganegaraan. c. Dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam pembinaan kepribadian Bangsa dan sekaligus sebagai penunjang tujuan pendidikan berkarakter.

9 2. Manfaat Praktis a. Pendiskrepsian awal tentang teknik kesantunan tindak tutur direktif berbahasa Siswa Sekolah Dasar Negeri kecamatan Selo Sebagai pertimbangan penyusunan materi ajar yang lebih dekat dengan kesantunan dalam kehidupan sehari hari. b. Pendiskrepsian tindak tutur direktif berbahasa, merealisasikan strategi kesantunan direktf berbahasa sebagai pertimbangan penyusunan buku bacaan dan buku anak lebih memperhatikan aspek aspek kesantunan. c. Menambah kasanah ilmu pengetahuan kesantunan berbahasa siswa akan berpengaruh terhadap perilaku. d. Dapat menjadi acuan penelitian yang selanjutnya.