SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan Fisika. Oleh ELVIRA ISKANDAR NIM.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai letak dan penyebab kesalahan yang. persamaan linier dua variabel adalah sebagai berikut:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.

HUBUNGAN KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP SOAL-SOAL FISIKA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi : 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.

PROSES BERNALAR SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL-SOAL OPERASI BILANGAN DENGAN SOAL MATEMATIKA REALISTIK

BAB II KAJIAN TEORETIS. Soal cerita merupakan permasalahan yang dinyatakan dalam bentuk kalimat bermakna dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju ke arah yang lebih baik

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. mudah dari berbagai tempat di dunia, di sisi lain kita tidak mungkin

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. Pada BAB V ini, peneliti akan membahas hasil penelitian dan diskusi hasil

PROFIL KESALAHAN SISWA SMA DALAM PENGERJAAN SOAL PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. perkalian dan pembagian. Operasi aritmatika dalam pecahan tidak sesederhana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar tidak dilatih untuk berekspresi secara bebas dan terlalu lama dibiasakan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No : 14

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tabel 4 Hasil Pekerjaan Siswa

BAB I PENDAHULUAN. matematika sebagai dasar untuk memahami ilmu-ilmu pengetahuan yang lain.

I. PENDAHULUAN. Setiap siswa mempunyai cara yang berbeda dalam mengkonstruksikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan pendidikan seseorang dapat mengungkapkan

SKRIPSI. Oleh NARWIN DUNGGIO NIM UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. problematika kehidupannya dalam arti yang luas maupun sempit. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika memegang peranan penting dalam semua aspek kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. dari ilustrasi yang dekat dan mampu dijangkau siswa, dan kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar

PENUKARAN UANG DI KOPERASI SEKOLAH Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara Etimologi atau asal-usul, kata pendidikan dalam bahasa inggris disebut dengan education, dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari tujuan pendidikan. ukur dari keberhasilan penyelengaraan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak Sumber Daya Manusia

Panduan untuk Pembaca

BAB I PENDAHULUAN. mengerti fisika secara luas, maka harus dimulai dengan kemampuan

PETUNJUK PRAKTIS MENULIS MODUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS IV SD MELALUI KOOPERATIF TIPE STAD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (dalam Musfah,2015:9), pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi belajar mengajar, dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar ( SD ) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Terpadu kota Bengkulu yang menjadi sampel adalah kelas VII B dan VII C.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

A n a l i s i s K e s u l i t a n S i s w a S M A d a l a m Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada Pokok Bahasan Peluang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan proses yang berlangsung terus selama individu hidup

BAB II KAJIAN TEORI. A. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD / MI. 1. Ciri-Ciri Pembelajaran Matematika SD / MI. 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Pi: Mathematics Education Journal 34

BAB 1 PENDAHULUAN. sekolah, yang turut andil dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Sebagaimana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. lambang yang formal, sebab matematika bersangkut paut dengan sifat-sifat struktural

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Symbol Sense Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi dalam Memecahkan Masalah Aljabar

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. peningkatan hasil belajar matematika dan ketrampilan berpikir kritis siswa di MI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara ringkas pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Kelas X SMA Prasetya Gorontalo,

LAMPIRAN 1 SOAL TES 34

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Menurut Abidin (2016:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu

BAB V PEMBAHASAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Problematika dalam Pembuktian Pernyataan Menggunakan Prinsip Induksi Matematika serta Alternatif Penyelesaiannya

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR. ( Studi PTK pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. Media sebagai alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. IPA (sains) pada hakekatnya terdiri atas tiga komponen, yaitu produk,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Desi Nurdianti, 2013

I. PENDAHULUAN. terpadu. Fisika, kimia, dan biologi dikemas dalam satu buku dan dibelajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, karena

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. tersedia tidak memadai, kurang dana, keterbatasan keterampilan guru dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang baik, di antaranya kemampuan pemecahan masalah; kemampuan. penalaran dan bukti; kemampuan komunikasi; kemampuan koneksi; dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Fisika adalah mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada tingkat sekolah dasar adalah merupakan pondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

I. PENDAHULUAN. Karakteristik materi pembelajaran fisika yang abstrak, menuntut kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pengalaman belajar yang berlangsung dalam. lingkungan dan kehidupan. Lingkungan kehidupan pendidikan dapat

A. Latar Belakang Masalah

*Keperluan Korespondensi: ,

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA UNIT TEORI KINETIK GAS SISWA SMA NEGERI 1 TILAMUTA JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. bangsa adalah keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri. Jika seorang guru

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan baik itu anak yang normal

I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan kegiatan sehari-hari yang penting bagi siswa di sekolah.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

HUBUNGAN KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP SOAL-SOAL FISIKA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA (Suatu Penelitian di SMA Negeri 1 Suwawa) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan Fisika Oleh ELVIRA ISKANDAR NIM. 421 411 032 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN FISIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2015 1

2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari proses-proses alam dan interaksi yang terjadi antara bagian-bagian alam tersebut, termasuk menerapkan sifat-sifat dan gejala-gejalanya. Sedangkan matematika memegang peran sangat penting dalam menjelaskan konsep fisika. Rumusa matematis akan memberikan kesederhanaan dalam menjelaskan konsep maupun memudahkan dalam memahami gejala fisika. Di samping itu konsep matematika memegang peran yang sangat vital, konsep matematika dapat mempermudah untuk memecahkan permasalahan fisika dari hal yang sederhana sampai hal yang rumit dan kompleks. Jadi pada dasarnya seseorang yang memahami konsep matematika akan dengan mudah pula menyelesaikan soal-soal fisika yang memerlukan perhitungan matematika. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran fisika di SMA N 1 Suwawa kelas X1 IPA, peneliti menemukan bahwa sebagian siswa menganggap fisika merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipahami. Kurangnya kemampuan dasar matematika siswa, dapat terlihat pada saat siswa kesulitan menganalisis soal, siswa kesulitan mengkonversikan satuan. Sebagaian siswa mengaku kesulitan pada saat melakukan operasi hitung bentuk aljabar (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pemangkatan bilangan, dan bentuk akar maupun operasi hitung pada pecahan). Banyak siswa yang masih bingung dalam menerapkan simbol fisika untuk menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan. Kesalahan hitung terjadi jika siswa salah dalam melakukan operasi perhitungan, pindah ruas dan memasukkan angka ke dalam persamaan. Beberapa siswa juga mengaku tidak bisa melakukan operasi pindah ruas. Kesalahan hitung diakibatkan karena siswa kurang teliti, bingung dan tergesa-gesa dalam mengerjakan soal, karena terbatasnya waktu belajar siswa di 3

kelas. Selain itu, ada juga siswa yang lupa menuliskan satuan karena memang menjadi kebiasaan siswa tersebut sejak kelas X SMA. Dalam pelajaran fisika, siswa tidak hanya belajar konsep hukum atau rumus, tetapi juga belajar bagaimana menggunakan konsep untuk membahas masalah fisika yang berupa soal-soal fisika. Siswa sulit mengerjakan persoalanpersoalan fisika yang terkait dengan matematika, sedangkan pembelajaran fisika di SMA hampir secara keseluruhan memiliki perhitungan matematis. Untuk memperoleh hasil belajar yang baik pada pelajaran fisika khususnya dalam menyelesaikan soal hitungan maka siswa hendaknya dapat meningkatkan kemampuan dasar matematikanya dengan cara memperbanyak berlatih mengerjakan soal matematika. Siswa juga harus banyak berlatih mengerjakan soal-soal fisika, sehingga dapat meninggkatkan hasil belajar fisika siswa. Persoalan lain yang dihadapai guru mata pelajaran fisika SMA adalah sebelum memberikan materi fisika terlebih dahulu guru mata pelajaran fisika juga harus memberikan dasar matematisnya, karena materi matematika yang akan digunakan untuk menyelesaikan persoalan fisika belum di bahas pada mata pelajaran matematika. Pelajaran fisika berhubungan langsung dengan matematika, dimana setiap permasalahan dalam fisika dapat diselesaikan dengan cara matematis. Kemampuan dan pemahaman siswa terhadap konsep matematika sangat diperlukan dalam menunjang pengajaran fisika. Dalam memecahkan soal fisika seringkali diperlukan perhitunganperhitungan matematis sebagai konsekuensi penggunaan rumus-rumus fisika. Hal ini bagi sebagian besar siswa akan menimbulkan kesulitan tersendiri. Kemampuan dasar matematika siswa masih kurang, hal tersebut dapat disebabkan oleh terbatasnya waktu belajar siswa di kelas. sering kali hanya memberi contohcontoh soal dan latihan soal yang terbatas, sehingga siswa kurang dapat memahami secara baik konsep-konsep atau prinsip yang berhubungan dengan materi f isika. Sebelum siswa memecahkan soal fisika terlebih dahulu siwa menganalisis soal untuk memahami soal secara keseluruhan siswa dapat mengubahnya menjadi bentuk yang dapat mempermudah langkah-langkah penyelesaian. Kemampuan 4

analisis soal sangat mempengaruhi kelancaran penyelesaian suatu soal. Dengan demikian, analisis soal merupakan langkah yang sangat penting namun sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami suatu soal atau menggambarkan situasi soal. pemecahan soal bukan semata-mata penerapan prinsip-prinsip fisika yang telah dipelajari, tetapi juga merupakan proses mendapatkan hasil belajar yang baru. Dengan mengerjakan soal-soal fisika, siswa akan terbiasa melakukan operasi perhitungan dan mengenal simbol, satuan, rumus, tanpa harus menghafalkannya. Dengan belajar fisika, kita dilatih untuk berpikir kritis, analitis, bersikap hati-hati, harus teliti, dan lain-lain. Dalam menerapkan konsepkonsep fisika, siswa perlu dilatih untuk menyelesaikan soal, latihan sangat diperlukan dalam meningkatkan kemampuan seseorang. Soal latihan yang diberikan dapat diambil dari buku pegangan (buku paket dan buku penunjang lainnya), maupun yang ada di buku kumpulan soal. Kita harus mempertimbangkan terlebih dahulu tingkat kemudahan soalnya agar soal yang diberikan dapat lebih efektif. Siswa harus diberi soal-soal dengan tingkat kemudahan yang disesuaikan dengan kematangan tingkat berfikirnya. Soal yang terlalu mudah tidak mempertinggi usaha memecahkannya dan soal yang terlalu sukang menghilangkan semangat siswa untuk memecahkannya. Karakteristik soal fisika dengan tingkatan soal mudah, sedang, dan sukar, dapat mempengaruhi tingkat kesulitannya adalah konteks, petunjuk, informasi yang diberikan, kejelasan dari pertanyaan, jumlah cara pemecahan yang dapat digunakan, dan beban ingatan. Dalam memecahkan soal Fisika seringkali diperlukan perhitungan-perhitungan matematis sebagai konsekuensi penggunaan rumus-rumus Fisika. Hal ini bagi sebagian besar siswa akan menimbulkan kesulitan tersendiri. Analisis soal sangat mempengaruhi kelancaran penyelesaian suatu soal, siswa harus diberi soal-soal dengan tingkat kesulitan yang disesuaikan dengan tingkat kematangan berpikirnya. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sulit akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. 5

Soal berbentuk uraian dapat dibuat lebih efektif dengan jalan merumuskan pertanyaannya sejelas mungkin sehingga tak ada interpretasi yang berbeda-beda di antara para siswa. Penilaian jawaban soal berbentuk uraian didasarkan pada kualitas jawaban. Pemecahan soal merupakan salah satu bagian penting dalam pembelajaran fisika. Pada dasarnya, pemecahan soal merupakan aspek penerapan konsep-konsep fisika yang diperoleh melalui proses belajar. Pembelajaran yang dilakukan sering kali hanya memberi contoh-contoh soal dan latihan soal yang terbatas, sehingga siswa kurang dapat memahami secara baik konsep-konsep atau prinsip yang berhubungan dengan materi fisika. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti merasa termotivasi untuk melakukan suatu penelitian dengan judul Hubungan Kemampuan Dasar Matematika dan Persepsi Siswa Terhadap Soal-Soal Fisika dengan Hasil Belajar Fisika. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi masalah penelitian antara lain : 1. Siswa sulit mengerjakan persoalan-persoalan fisika yang terkait dengan matematika 2. Sebagian siswa mengaku masih kesulitan saat melakukan operasi hitung bentuk aljabar (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pemangkatan bilangan, dan bentuk akar maupun operasi hitung pada pecahan) serta menerapkannya dalam pelajaran fisika 3. Pelajaran fisika membutuhkan penguasaan materi yang berkaitan dengan operasi hitungan atau kemampuan dasar matematika 4. Siswa kesulitan menganalisis soal fisika, dan sulit mengkonversikan satuan 5. Kesulitan siswa yang dialami dalam penguasaan materi pelajaran fisika dikarenakan kurangnya latihan soal-soal fisika dalam mengembangkan kemampuan dasar matematika, sehingga rendahnya hasil belajar siswa. 6. Siswa menganggap bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit, dan menimbulkan keengganan siswa untuk menyukai pelajaran fisika 6

7. Kemampuan dasar matematika setiap siswa berbeda-beda sehingga menimbulkan tingkat kesulitan yang berbeda-beda pula dalam memahami materi pelajaran fisika 8. Hasil belajar siswa yang relative rendah pada pelajaran fisika. 1.3 Rumusan Masalah Sehubungan dengan pokok pikiran pada identifikasi masalah yang ada, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan dasar matematika dengan hasil belajar fisika? 2. Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa terhadap soal-soal fisika dengan hasil belajar fisika? 3. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan dasar matematika dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika dengan hasil belajar fisika? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan dasar matematika dengan hasil belajar fisika 2. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa terhadap soal-soal fisika dengan hasil belajar fisika 3. Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan dasar matematika dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika dengan hasil belajar fisika. 1.5. Manfaat Penelitian 1 Manfaat bagi siswa, dapat membantu untuk meningkatkan pemahaman tentang kemampuan dasar matematika dalam menyelesaikan soal-soal fisika. 2 Sebagai bahan masukan bagi guru khususnya guru fisika, dalam memberikan informasi tentang hubungan kemampuan dasar matematika dan persepsi pada soal-soal fisika serta meningkatkan semangat mengajar, serta dapat dijadikan sebagai salah satu cara dalam meningkatkan kualitas hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika, 7

3 Sebagai bahan masukan bagi sekolah, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika dan dapat menjadi alternatif acuan dalam mengambil kebijakan pembelajaran yang lebih berorientasi pada siswa, dan meningkatkan kemampuan siswa dengan memperhatikan fasilitas belajar siswa. 4 Bagi peneliti, dapat memberikan gambaran yang jelas tentang pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman konsep kemampuan dasar matematika dalam menyelesaikan soal-soal fisika. 8