BAB II RUANG LINGKUP. Pasal 2

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 40 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS DI KABUPATEN BADUNG

N O M O R 12 T A H U N

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 8.C TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN TRANSFER KE DESA

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 108 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN UANG DUKA BAGI KELUARGA PENDUDUK MISKIN KABUPATEN SUKOHARJO

EUPAT1 ECTE NDAC PERATURAN BUPATI ROTE NDAO NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 32.1 TAHUN 2015 TENTANG HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

PERATURAN BUPATI SUMBA TIMUR NOMOR 216 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DI KABUPATEN SUMBA TIMUR

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI APBD PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA DALAM KOORDINASI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BAB IV MAKSUD DAN TUJUAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 39 Tahun 2016 Seri E Nomor 28 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN HIBAH DARI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN BANTUAN KEUANGAN UMUM DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 236 TAHUN 2011

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

WALIKOTA YOGYAKARTA,

N O M O R ^2. T A H U N D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BELANJA HIBAH DAN BELANJA BANTUAN SOSIAL BUPATI MALANG,

PROVINSI JAWA TENGAH

V BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 1 ) TAHUN 2013 TENTANG

5. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya disebut DPPKAD adalah DPPKAD Kabupaten Banyumas. 6. Bagian Pemerintahan

PERATURAN BUPATI NATUNA

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN BUPATI KARAWANG

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI BAN BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN

BUPATI BURU SELATAN PERATURAN BUPATI BURU SELATAN NOMOR : 07 TAHUN 2012 T E N T A N G SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 108 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PROVINSI BALI

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 98 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL WALIKOTA KEDIRI,

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 80 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

PERATURAN WALIKOTA SERANG NOMOR

BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN HIBAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 77 TAHUN 2012

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

PENGELOLAAN DANA HIBAH YANG BERSUMBER DARI APBD

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI MUSI BANYUASIN

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2013

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIBIUR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

Transkripsi:

6. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah; 7. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah; 8. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah tim yang dibentuk dengan keputusan kepala daerah dan dipimpin oleh sekretaris daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan kepala daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan; 10. Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun; 11. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum disepakati dengan DPRD; 12. Rencana Kerja dan Anggaran PPKD yang selanjutnya disingkat RKA- PPKD adalah rencana kerja dan anggaran badan/dinas/kantor/bagian keuangan selaku Bendahara Umum Daerah; 13. Dokumen Pelaksanaan Anggaran PPKD yang selanjutnya disingkat DPA- PPKD merupakan dokumen pelaksanaan anggaran badan/dinas/kantor/bagian keuangan selaku Bendahara Umum Daerah; 14. Pemerintah Daerah Lainnya adalah Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota selain Pemerintah Kabupaten Natuna; 15. Belanja Subsidi adalah belanja bantuan biaya produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak; BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan belanja subsidi yang bersumber dari APBD Kabupaten Natuna.

BAB III BELANJA SUBSIDI Pasal 3 (1) Pemerintah daerah dapat memberikan belanja subsidi kepada perusahaan/lembaga tertentu yang bertujuan agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak. (2) Perusahaan/lembaga tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah perusahaan/lembaga yang menghasilkan produk atau jasa pelayanan umum masyarakat. Pasal 4 Perusahaan/lembaga penerima belanja subsidi sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (2) harus terlebih dahulu dilakukan audit sesuai dengan ketentuan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. BAB IV TATA CARA PENGANGGARAN Pasal 5 (1) Bupati menunjuk SKPD terkait yaitu Sekretariat Daerah Kabupaten Natuna cq Bagian Ekonomi untuk melakukan evaluasi usulan; (2) Sekretariat Daerah Kabupaten Natuna cq Bagian Ekonomi dalam melakukan evaluasi terlebih dahulu meminta pertimbangan SKPD teknis sesuai dengan fungsinya; (3) Belanja subsidi diusulkan secara tertulis oleh SKPD terkait kepada Bupati melalui TAPD. (4) TAPD memberi pertimbangan atas usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sesuai dengan prioritas dan kemampuan keuangan daerah. Pasal 6 Usulan SKPD terkait dan pertimbangan TAPD dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) dan ayat ( 4) menjadi dasar pencantuman alokasi anggaran belanja subsidi dalam rancangan KUA dan PPAS. Pasal 7 (1) Belanja subsidi dianggarkan dalam RKA-PPKD. (2) RKA-PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar penganggaran belanja subsidi dalam APBD sesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 8 (1) Belanja subsidi dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja subsidi, obyek dan rincian obyek berkenaan pada PPKD. (2) Rincian obyek belanja subsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan besaran belanja subsidi. BAB V TATA CARA PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN Pasal 9 Pelaksanaan anggaran belanja subsidi berupa uang didasarkan pada DPA- PPKD. Pasal 10 (1) Penerima belanja subsidi dan teknis penggunaannya diatur lebih lanjut dengan keputusan Bupati. (2) Perusahaan/lembaga penerima subsidi mengajukan surat permohonan permintaan pencairan belanja subsidi kepada Bupati melalui Kepala SKPD terkait. (3) Pencairan belanja subsidi dilakukan oleh PPKD berdasarkan surat/nota permintaan penerbitan SPP dan SPM dari SKPD terkait. (1) Surat/nota permintaan penerbitan SPP dan SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampiri : a. Keputusan kepala daerah tentang penerima dan teknis penggunaan belanja subsidi; b. nomor rekening bank penerima subsidi; c. pakta integritas dari penerima subsidi yang menyatakan bahwa belanja subsidi yang diterima akan digunakan sesuai dengan usulan dan dituangkan dalam bentuk Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM); d. kuitansi tanda terima; (2) Format surat/nota permintaan penerbitan SPP dan SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum pada peraturan ini. Pasal 11 (1) Pencairan belanja subsidi dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS) melalui transfer uang dari rekening pengeluaran daerah ke rekening penerima subsidi. (2) Penyaluran dana belanja subsidi kepada penerima sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dilengkapi dengan kwitansi bukti penerimaan uang dan surat pernyataan tanggung jawab belanja.

BAB VI TATA CARA PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN Pasal 12 (1) Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, penerima belanja subsidi berupa uang wajib menyampaikan laporan penggunaan dana belanja subsidi kepada Bupati melalui Kepala SKPKD. (2) Penerima belanja subsidi wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban yang dilengkapi bukti pengeluaran yang sah kepada Kepala SKPD terkait sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1). (3) Penerima belanja subsidi bertanggungjawab secara formil dan materiil atas penggunaan dana belanja subsidi yang diterimanya. (4) Penerima belanja subsidi merupakan obyek pemeriksaan, sehingga bukti-bukti pengeluaran terkait dengan pelaksanaan kegiatan disimpan oleh penerima belanja subsidi yang bersangkutan. (5) Apabila penggunaan belanja subsidi terdapat sisa pada akhir tahun, maka penerima belanja subsidi harus melakukan penyetoran ke kas daerah. (6) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan paling lambat tanggal 2 bulan setelah tahun anggaran berakhir. Pasal 13 Pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pemberian belanja subsidi meliputi : a. usulan dari penerima belanja subsidi; b. Keputusan Bupati tentang penerima dan teknis penggunaan belanja subsidi; c. bukti SP2D, bukti transfer uang dan kwitansi bukti penerimaan uang atas pemberian belanja subsidi. d. pakta integritas dari penerima subsidi yang menyatakan bahwa belanja subsidi yang diterima akan digunakan sesuai dengan usulan dan dituangkan dalam bentuk Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM. BAB VII MONITORING DAN EVALUASI Pasal 14 (1) SKPD terkait sebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (1), melakukan monitoring dan evaluasi pemberian dana belanja subsidi yang bersumberkan dari APBD Kabupaten Natuna. (2) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan kepada Bupati dengan tembusan kepala Inspektorat Kabupaten Natuna.

CONTOH FORMAT REKOMENDASI PENGANGGARAN DARI SKPD <nama kota, tanggal, bulan, tahun> Nomor : Kepada : Lampiran: Yth. Bupati Natuna Perihal : Rekomendasi/usulan cq. TAPD Kabupaten Natuna belanja subsidi di R a n a i Bersama ini kami sampaikan rekomendasi/usulan belanja subsidi.. untuk tahun anggaran 20xx kepada Bupati melalui TAPD untuk dijadikan pertimbangan pencantuman alokasi anggaran dalam rancangan KUA dan PPAS (daftar rekap terlampir) dan dilengkapi dengan persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan. Demikian rekomendasi ini kami sampaikan, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Kepala SKPD/Kepala Bagian*, Nama NIP. *) disesuaikan dengan peruntukan

CONTOH FORMAT REKAPITULASI USULAN BELANJA SUBSIDI NO NAMA PENERIMA URAIAN ALAMAT PENERIMA JUMLAH ANGGARAN 1 2 3 4 5 1 2 3 4 KEPALA SKPD/KEPALA BAGIAN,.

CONTOH FORMAT SURAT/NOTA PERMINTAAN PENERBITAN SPP DAN SPM Nomor :,... 20xx Sifat : Kepada Yth. Lampiran : Pejabat Pengelola Keuangan Daerah Perihal : Permintaan Penerbitan SPP dan SPM Belanja Subsidi. di- Bersama ini kami sampaikan permintaan penerbitan SPP dan SPM Belanja Subsidi sejumlah Rp... (... rupiah) yang diperuntukkan kepada.. yang disertai dengan lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat/nota permintaan ini sebagai berikut: 1. Nomor Rekening Bank Penerima belanja subsidi; 2. Fakta integritas dari penerima belanja subsidi yang menyatakan bahwa belanja subsidi yang diterima akan digunakan sesuai dengan usulan yang dituangkan dalam STPJM; 3. Surat Keputusan Bupati Natuna tentang penerima dan teknis penggunaan belanja subsidi; 4. Kwitansi tanda terima; 5.... Lampiran sebagaimana tersebut diatas telah diteliti dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Demikian untuk maklum. Kepala SKPD.

PENELITIAN KELENGKAPAN DOKUMEN PERMOHONAN BELANJA SUBSIDI Pemohon :......... Nama :......... Alamat :......... No. Telp./Hp. :........ Tanggal :......... Belanja Subisi kepada : 1. Perusahaan 2. Lembaga Persyaratan (*) : 1. Surat Permohonan Tandatangan yang berwenang Cap Rincian rencana penggunaan dana Maksud dan tujuan penggunaa n (Perusahaan/Lembaga) Jumlah belanja subsidi yang dimohonkan (Perusahaan/Lembaga) Identitas lengkap pemohon (Perusahaan/Lembaga) 2. Proposal Latar belakang Maksud dan tujuan Hasil yang diharapkan Lokasi pelaksanaan Program kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan Data umum Perusahaan/Lembaga Alamat lengkap Daftar personalia pelaksana dan Perusahaan/Lembaga Rencana anggaran biaya Nomor rekening bank yang masih berlaku Nomor NPWP lembaga (bagi yang diwajibkan) Penutup 3. Salinan/fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) yang masih berlaku atas nama penerima subsidi 4. Salinan/fotocopy rekening bank yang masih aktif atas nama pemohon penerima subsidi 5. Surat keterangan domisili penerima belanja subsidi dari desa/kelurahan setempat diketahui oleh Camat 6. Salinan/fotocopy NPWP Perusahaan/Lembaga 7. Hasil audit Perusahaan/Lembaga penerima belanja subsidi sesuai dengan ketentuan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan n egara 8. Pertimbangan SKPD teknis tentang belanja subsidi yang diusulkan

10. Persyaratan lain yang ditentukan oleh SKPD terkait. (*) D ise su aik an deng an s yar a t - s yar at m as in g -m as in g pener im a be lan ja subs id i..,.20xx (tempat), (tgl/bulan) (tahun) Tim Verifikasi SKPD : 1. Nama/Ketua :... NIP. 2. Nama/Sekretaris :... NIP. 3. Nama/Anggota :... NIP. 4. Nama/Anggota :... NIP.

CONTOH FORMAT SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK (SPTJM) lambang (Nama Perusahaan/Lembaga) SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK (SPTJM) Sehubungan dengan pengajuan proposal permintaan Belanja Subsidi yang kami ajukan, yang disetujui sebesar Rp,- Terbilang : Rupiah, akan kami/saya*) gunakan sesuai dengan proposal yang kami ajukan, dan dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa : 1. Bertanggungjawab Mutlak terhadap penggunaan Belanja Subsidi sebesar tersebut diatas; 2. Jumlah uang tersebut diatas tidak akan dipergunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang tidak sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku; 3. Bersedia memenuhi kewajiban berdasarkan Peraturan Bupati Natuna Nomor Tahun 20xx tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan Belanja Subsidi sesuai dengan Pasal 12 ayat (1), (2), (3), (4), (5) dan (6); 4. Laporan penggunaan dana merupakan bukti fisik yang menjadi tanggung jawab mutlak kami/saya*) selaku penerima belanja subsidi; 6. Bersedia dan koorporatif terhadap auditor/pemeriksa yang akan melakukan pemeriksaan atas keabsahan Laporan pelaksanaan kegiatan yang kami/saya*) sampaikan dengan menunjukan bukti fisik atas penggunaan dana belanja subsidi. Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk melengkapi persyaratan pencairan permintaan belanja subsidi, dan sewaktu-waktu bersedia dilakukan pemeriksaan oleh pihak yang berwenang atas belanja subsidi yang kami terima sebesar tersebut diatas sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku. <nama kota, tanggal, bulan, tahun> Yang Menerima *) disesuaikan dengan peruntukan Nama : <Nama Lengkap/cap> Jabatan : Alamat :