BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan pada bab metode penelitian ini meliputi: Identifikasi variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian Tahap berikutnya dalam penelitian setelah pada bab sebelumnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan locus of control dengan stres kerja karyawan CV. Duta Malang. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Arikunto (2006:12), mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah fakta-fakta dari objek penelitian realitas dan variabel-variabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Psychological Well-being 1. Definisi Psychological well-being Psychological well-being merupakan istilah yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan. B. Definisi Operasional pada Wanita Pasca Melahirkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Definisi Operasional Penelitian, (C) Populasi dan Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Karena penelitian ini termasuk penelitian korelatif yang melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengambil metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian ilmiah, yang mana ditentukan pada ketepatan metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

diri dengan kepuasan hidup, dimana lansia yang memiliki kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian

BAB III METODE PENELITTIAN. kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

1. Variabel bebas (X) : Dukungan sosial teman sebaya. 1. Variabel terikat (Y) : Kemampuan bersosialisasi. 1. Kemampuan Bersosialisasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. yang memepengaruhi dan variabel terikat yang dipengaruhi. Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pokok-pokok bahasan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meliputi identifikasi variable penelitian, defenisi operasional, populasi,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2. Perilaku prososial. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini menekankan analisisnya pada data-data yang bersifat numerical atau. penelitian sampel besar (Azwar, 2013, h. 5).

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Perilaku Seksual Pranikah. 2. Variabel bebas : a.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. dua nilai atau lebih. Motivasi, IQ, dan semua atribut dari manusia bisa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. untuk melihat perbedaan (kepercayaan diri) ditinjau dari jenis kelamin.

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel- variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Tergantung : Psychological well-being 2. Variabel Bebas : Locus of Control a. Internal Locus of Control b. External Locus of Control B. Definisi Operasional 1. Psychological well-being Psychological well-being merupakan suatu gambaran kesehatan psikologis individu yang merujuk pada pemenuhan kriteria fungsi psikologi positif dalam proses mencapai aktualisasi diri. psychological well-being terdiri atas enam dimensi, yaitu penerimaan diri (self acceptance), hubungan positif dengan orang lain (positive relations with others), otonomi (autonomy), penguasaan lingkungan (environmental mastery), tujuan hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi (personal growth). Dalam penelitian ini, pengukuran psychological well-being akan mengacu pada alat ukur psychological well-being yang dikembangkan oleh Ryff dan Keyes (1995). Alat ukur ini terdiri atas 6 skala, yakni penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan 31

32 pertumbuhan pribadi. Terdapat 18 aitem di dalam alat ukur ini dan kemudian penulis modifikasi. Tingkat psychological well-being akan didapat melalui nilai yang diperoleh dari skala psychological well-being Ryff. Semakin tinggi nilai yang diperoleh menunjukan bahwa semakin tinggi psychological well-being mahasiswa tersebut. Sebaliknya, semakin rendah nilai psychological well-being, menunjukan bahwa semakin rendah psychological well-being mahasiswa tersebut. 2. Locus of Control Locus of control merupakan perbedaan konsep keyakinan dalam meletakan tanggung jawab atas kejadian yang terjadi pada diri mereka, apakah sebagai kesatuan dari perilakunya sendiri atau sebagai hasil dari kekuatan diluar kendali, seperti kebetulan, nasib atau kekuatan yang lain. Locus of control dikelompokan ke dalam dua dimensi, yaitu internal locus of control dan external locus of control. Internal locus of control merupakan konsep keyakinan bahwa yang mengontrol dan bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan adalah diri sendiri. External locus of control merupakan konsep keyakinan bahwa yang mengontrol dan bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan adalah keberuntungan, kesempatan, nasib atau kekuatan orang lain. Pengukuran internal locus of control dan external locus of control menggunakan alat ukur IPC locus of control yang merupakan pengembangan dari alat ukur I-E milik Rotter oleh

33 Levenson (1981). Terdapat 24 item dalam alat ukur ini dan kemudian penulis modifikasi. Di samping itu, alat ukur IPC locus of control terdiri atas tiga skala, yaitu internality (I), powerful others (P), dan chance (C). Internality (I) digunakan untuk mengukur internal locus of control. Sedangkan powerful others (P), dan chance (C) digunakan untuk mengukur external locus of control. Alat ukur ini akan menghasilkan tiga nilai dari tiga skala tersebut. Individu yang memiliki nilai I yang lebih tinggi daripada P dan C dikategorikan sebagai individu yang memiliki orientasi pada internal locus of control. Sedangkan, individu dengan nilai P dan C lebih tinggi daripada nilai I dikategorikan sebagai individu yang memilki orientasi pada external locus of control. C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah 80 mahasiswa Progdi BK FKIP UKSW yang terdapat di 4 kelas berbeda. Adapun kelas tersebut diadakan pada hari Jumat pukul 14.00 dan Kamis pukul 09.00 dengan diampu oleh Ibu Setyorini, M.Pd. Sedangkan pada Rabu pukul 07. 00 dan pukul 10.00 dan diampu oleh Bapak Yustinus Windrawanto, M.Pd. Penulis menggunakan populasi sebesar 80 orang di 4 kelas berbeda disebabkan oleh keterbatasan tenaga dan waktu dalam proses pengumpulan data. Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik sampling jenuh, dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sehingga pada penelitian ini, sampel yang digunakan adalah sebanyak 80 mahasiswa Progdi BK FKIP UKSW.

34 D. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala psychological well-being dan skala locus of control. Skala merupakan suatu metode pengumpulan data yang berisi beberapa pertanyaan atau pernyataan (aitem) yang secara tidak langsung dapat mengungkap atribut yang hendak diukur (Azwar, 2012). Skala psikologi digunakan karena dapat mengungkapkan aspek- aspek afektif dan berbagai variabel kepribadian lainnya (Azwar, 2012). Selain itu, skala psikologi dapat mengungkapkan hal- hal yang bersifat pribadi seperti perasaan tertekan, keinginan- keinginan, prasangka- prasangka dan yang semacamnya, serta perbuatan dimasa lampau (Hadi, 1989). E. Instrumen Penelitian 1. Skala Psychological well-being Tabel 1 Blueprint Skala RPWB Dimensi 1. Otonomi (Autonomy) 2. Penguasaan Lingkungan (Environmental Mastery) 3. Pertumbuhan Pribadi (Personal Bobot (%) Jumlah Aitem Indikator a. Individu mampu mengambil keputusan dan mandiri. b. Mengevaluasi diri sendiri 16,67 % 3 dengan standar personal. c. Mampu melawan tekanan sosial untuk berpikir dan bersikap. a. Memiliki kemampuan atau kompetensi dalam mengatur lingkungan. 16, 67% 3 b. Memiliki kontrol terhadap akivitas eksternal. a. Menyadari potensi yang ada dalam dirinya dan melakukan perbaikan

35 Growth) setiap waktu, sesuai dengan kapasitas periode 16, 67% 3 perkembangannya b. Berubah dengan cara yang efektif dan lebih terbuka terhadap pengalaman- pengalaman baru. 4. Hubungan Positif dengan Orang Lain (Positive a. Bersikap hangat dan percaya dalam berhubungan dengan orang lain. Relations with Others) b. Memiliki empati, afeksi, dan keintiman yang kuat. c. Memahami makna memberi dan menerima dalam suatu hubungan. 16, 67% 3 5. Tujuan Hidup (Purpose in Life) a. Memiliki tujuan, misi, dan arah hidup yang membuatnya merasa bahwa hidup ini memiliki makna. 16, 67% 3 b. Mampu merasakan kehidupan di masa kini maupun masa lampau yang telah dijalani. c. Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri. 6. Penerimaan Diri (Self Acceptance) a. Mengakui dan menerima berbagai aspek diri, termasuk kualitas baik dan buruk dalam dirinya. b. Perasaan positif tentang kehidupan masa lalu dan kehidupan yang sedang dijalani sekarang. 16, 67% 3 Jumlah Bobot 100% 18 Keterangan. Diadaptasi dari skala Ryff s Psychological Well-being Scale (Ryff & Keyes, 1995). Guna mengukur variabel psychological well-being, penulis menggunakan skala psychological well-being yang terdiri atas 6

36 dimensi. Skala psychological well-being ini terdiri atas 18 aitem dengan 3 aitem di setiap dimensi yang ada. Setiap dimensi memiliki bobot 16,67%. Tabel 2 Skala Psychological Well-being untuk Uji Coba Nomor Aitem Dimensi 1. Otonomi (Autonomy) 2. Penguasaan Lingkungan (Environment al Mastery) 3. Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth) Indikator a. Individu mampu mengambil keputusan dan mandiri b. Mengevaluasi diri sendiri dengan standar personal. c. Mampu melawan tekanan sosial untuk berpikir dan bersikap. a. Memiliki kemampuan atau kompetensi dalam mengatur lingkungan. b. Memiliki kontrol terhadap akivitas eksternal. a. Menyadari potensi yang ada dalam dirinya dan melakukan perbaikan setiap waktu, sesuai dengan kapasitas periode perkembangannya b. Berubah dengan cara yang efektif dan lebih terbuka terhadap pengalamanpengalaman baru. Favourable Unfavourable 7 19 37 13 1, 25 31 2, 38 14 8, 20 26, 32 21, 33 15, 39 9 3, 27 Jumlah Aitem 7 7 7

37 4. Hubungan Positif dengan Orang Lain (Positive Relations with Others) 5. Tujuan Hidup (Purpose in Life) 6. Penerimaan Diri (Self Acceptance) a. Bersikap hangat dan percaya dalam berhubungan dengan orang lain. b. Memiliki empati, afeksi, dan keintiman yang kuat. c. Memahami makna memberi dan menerima dalam suatu hubungan. a. Memiliki tujuan, misi, dan arah hidup yang membuatnya merasa bahwa hidup ini memiliki makna. b. Mampu merasakan kehidupan di masa kini maupun masa lampau yang telah dijalani. a. Mengakui, menerima dan memiliki sikap positif terhadap berbagai aspek diri, termasuk kualitas baik dan buruk dalam dirinya. b. Perasaan positif tentang kehidupan masa lalu dan kehidupan yang sedang dijalani sekarang. 40 34 4 10, 16 22, 28 11, 29, 35 23 5, 17, 41 12, 42, 24 36, 18 6 30 7 7 7

38 Jumlah Aitem 22 20 42 Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan skala Ryff s psychological well-being (RPWB) yang disusun oleh Ryff dan Keyes (1995) sebagai alat ukur variabel psychological well-being. Skala ini terdiri atas 6 dimensi, yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, pertumbuhan pribadi dan tujuan hidup. Guna menyesuaikan skala psychological well-being dengan kondisi subjek dan tujuan penelitian, penulis melakukan modifikasi untuk diuji coba. Modifikasi skala psychological well-being untuk uji coba terdiri atas 42 aitem dengan 7 aitem pada masing- masing dimensi. Pada skala ini terdapat dua bentuk pernyataan, yaitu pernyataan mendukung (favourable) sebanyak 22 aitem dan pernyataan yang tidak mendukung (unfavourable) sebanyak 20 aitem). Tabel 3 Nilai Alternatif Jawaban Skala Psychological Well-being Pilihan Jawaban Favourable Unfavourable Sangat Sesuai (SS) 5 1 Sesuai (S) 4 2 Tidak dapat Menentukan dengan Pasti 3 3 (N) Tidak Sesuai (TS) 2 4 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 5 Skala ini berupa skala Likert, dimana jawaban setiap aitem bergradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yaitu SS (sangat sesuai), S (sesuai), N (tidak dapat menentukan dengan pasti), TS (tidak sesuai), dan STS (sangat tidak sesuai). Terdapat

39 perbedaan dalam pemberian nilai untuk jawaban pada aitem favourable dan aitem unfavourable. Pada aitem favourable, jawaban SS diberi nilai 5, S diberi nilai 4, N diberi nilai 3, TS diberi nilai 2, dan STS diberi nilai 1. Sedangkan pada aitem unfavourable, jawaban SS diberi nilai 1, S diberi nilai 2, N diberi nilai 3, TS diberi nilai 4, dan STS diberi nilai 5. Keseluruhan nilai yang diperoleh subjek akan dijumlahkan. Semakin tinggi nilai yang diperoleh mengindikasikan bahwa semakin tinggi psychological well-being yang dimiliki oleh subjek. Sebaliknya, semakin rendah nilai yang diperoleh mengindikasikan bahwa semakin rendah pula psychological well-being pada subjek tersebut. 2. Skala Locus of Control Tabel 4 Blueprint Skala IPC Locus of Control Bobot (%) Jumlah Aitem No Dimensi Indikator 1 Internality Menekankan pada kemampuan diri 33,33% 8 Memiliki kepercayaan diri 2 Powerful Others Bergantung pada orang lain Menyalahkan orang lain Tidak percaya diri 3 Chance Bergantung dan percaya pada nasib, keberuntungan, dan kebetulan. 33,33% 8 33,33% 8 Jumlah Bobot 100% 24 Keterangan. Diadaptasi dari skala IPC LOC (Levenson, 1981)

40 Untuk mengukur internal locus of control dan external locus of control, penulis menggunakan skala IPC LOC yang disusun oleh Levenson (1981). Skala ini merupakan modifikasi dari skala IE LOC milik Rotter (1966). Pada skala ini terdapat 3 dimensi, yaitu I (internalitiy), P (powerful others) dan C (chance) LOC (locus of control). Internality digunakan untuk mengukur internal locus of control, sedangkan powerful others dan chance digunakan untuk mengukur external locus of control. Setiap dimensi diwakili oleh 8 aitem dengan bobot masing- masing 33,33 %. Jumlah aitem pada skala ini adalah 24 aitem. Tabel 5 Skala Locus of Control untuk Uji Coba No Dimensi Indikator Nomor Aitem 1 Internality a. Menekankan 1, 4, 9, 21, 23, pada 31. kemampuan diri b. Memiliki 5, 18, 19, 25, kepercayaan diri 26, 32. 2 Powerful Others a. Bergantung 3, 11, 15, 20, pada orang lain 22 b. Menyalahkan 17, 27, 33. orang lain c. Tidak percaya 8, 13, 28, 34. diri 3 Chance a. Bergantung dan percaya pada nasib, keberuntungan, dan kebetulan. 2, 6, 7, 10, 12, 14, 16, 24, 29, 30, 35, 36. Jumlah Aitem 12 12 12 Jumlah Aitem 36 Pada penelitian ini, penulis akan melakukan uji coba alat ukur menggunakan skala IPC external locus of control yang

41 telah penulis modifikasi guna menyesuaikan dengan kondisi subjek dan tujuan penelitian. Terdapat 12 aitem pada masing- masing dimensi, sehingga total terdapat 36 aitem pada skala ini. Tabel 6 Nilai Alternatif Jawaban Skala Locus of Control untuk Uji Coba Dimensi Powerful Pilihan Jawaban Internality Others Chance Sangat Sesuai (SS) 5 5 5 Sesuai (S) 4 4 4 Tidak dapat Menentukan dengan 3 3 3 Pasti (N) Tidak Sesuai (TS) 2 2 2 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 1 1 Di samping itu, skala ini berupa skala Likert dimana jawaban setiap aitem bergradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yaitu SS (sangat sesuai), S (sesuai), N (tidak dapat menentukan dengan pasti), TS (tidak sesuai), dan STS (sangat tidak sesuai). Jawaban SS diberi nilai 5, S diberi nilai 4, N diberi nilai 3, TS diberi nilai 2 dan STS diberi nilai 1. Pada uji coba skala locus of control, 3 dimensi ini akan diukur secara terpisah. Setelah melakukan proses uji coba dan mendapatkan skala locus of control yang baru, penulis akan menggunakan skala tersebut pada subjek penelitian. Kemudian, subjek tersebut dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu kelompok internal locus of control dan kelompok external locus of control berdasarkan data hasil penelitian. Subjek yang memiliki nilai internality yang lebih tinggi daripada nilai powerful others dan chance dimasukan ke dalam

42 kelompok internal locus of control. Sedangkan, kelompok external locus of control terdiri atas subjek yang memiliki nilai powerful others dan chance yang lebih tinggi daripada nilai internality. F. Analisis Daya Diskriminasi Aitem dan Reliabilitas 1. Analisis Aitem Kualitas skala psikologi sangat ditentukan oleh kualitas aitem- aitem yang ada di dalamnya, sehingga perlu ada prosedur analisis dan seleksi aitem (Azwar, 2012). Analisis aitem dilakukan melalui uji daya beda atau daya diskriminasi aitem. Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2012). Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi nilai aitem dengan distribusi nilai skala itu sendiri, sehingga menghasilkan koefisien korelasi aitem- total (r ix ). Koefisien korelasi aitem- total diperoleh melalui formula koefisien korelasi product- moment Pearson (Azwar, 2012), yaitu: r ix = ΣiX Σi 2 (Σi)2 n Σi ΣX n ΣX 2 (ΣX)2 n Keterangan: i : Nilai aitem X : Nilai skala

43 n : Banyaknya subjek Koefisien korelasi aitem- total yang diperoleh akan bergerak dari 0 sampai dengan 1, 00 dengan tanda positif atau negatif (Azwar, 2012). Item yang memiliki koefisien korelasi aitem- total yang mendekati angka 1, 00 diindikasikan sebagai aitem yang memiliki diskriminasi aitem baik. Sedangkan, aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem- total kecil mendekati 0 atau yang memiliki tanda negatif diindikasikan sebagai aitem yang tidak memiliki daya diskiriminasi atau daya beda. Guna mengoptimalkan fungsi skala, koefisien korelasi aitem- total yang dihasilkan ini akan digunakan untuk melakukan pemilihan aitem- aitem. Di dalam pemilihan aitem berdasarkan koefisien korelasi aitem- total digunakan batas r ix 0, 3 karena aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0, 30 daya bedanya dianggap memuaskan, sehingga aitem ini lolos atau dapat digunakan (Azwar, 2012). Sedangkan, aitem yang koefisien korelasinya belum mencapai 0, 30 dianggap memiliki daya beda rendah, sehingga aitem ini tidak lolos atau tidak digunakan. Apabila jumlah aitem yang lolos tidak mencukupi jumlah aitem yang diinginkan, dapat dipertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriterai menjadi r ix 0, 25, sehingga aitem yang diinginkan dapat tercapai (Azwar, 2012). Di samping itu, apabila item yang memiliki koefisien item total sama dengan atau lebih besar daripada 0,30 jumlahnya melebihi jumlah item yang dispesifikasikan dalam rencana untuk

44 dijadikan skala, maka dapat dipilih item-item yang memiliki indeks daya diskriminasi item tertinggi (Azwar,2012). 2. Reliabilitas Reliabilitas alat ukur menunjukan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini ditunjukan oleh taraf keajegan (konsistensi) nilai yang diperoleh oleh para subjek yang diukur dengan alat yang sama atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda (Suryabrata, 2000). Perhitungan reliabilitas dilakukan melalui komputasi dua macam statistik, yaitu koefisien reliabilitas (r XX ) dan error standar dalam pengukuran (S e ) (Azwar, 2012). Koefisien reliabilitas (r XX ) berada dalam rentang angka dari 0 sampai dengan 1, 00 (Azwar, 2012), dimana menurut Ghozali (2002) pada umumnya tingkat reliabitilas tergolong tinggi apabila koefisien mencapai minimal rxx > 0,60. Pengolahan data pada uji reliabilitas menggunakan program komputer SPSS Statistics 17, 0 for Windows. Sedangkan, pengujian reliabilitas terhadap aitem- aitem yang valid pada penelitian ini menggunakan metode pengukuran Alpha Cronbach. Adapun rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut: r k k 11 1 1 t Keterangan: 2 b 2 V r 11 : reliabilitas instrumen k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2 b : jumlah varian aitem

45 2 V t : varian total Selain reliabilitas, error standar dalam pengukuran (standard error of measurement) juga perlu dipertimbangkan (Azwar, 2012). Statistikan tersebut dirumuskan sebagai: Keterangan: Se = error standar S X = varians nilai Se = S X (1 r xx ) r XX = koefisien Cronbach s Alpha G. Metode Analisis Data Setelah melakukan penyebaran angket demi mendapatkan data yang dibutuhkan, penulis akan melakukan analisis pada data terkait. Karena penelitian ini bersifat komparatif dua sampel, maka penulis akan menggunakan t- test sebagai metode analisis data. Bila jumlah anggota sampel n 1 = n 2 akan digunakan rumus t- test, baik t- test separated maupun t- test pool varian. Untuk melihat harga t tabel digunakan dk = n 1 + n 2 2. Adapun rumus t- tes jenis separated adalah: t = X 1 X 2 s 1 2 2 n 1 + s 2 n 2 Keterangan X 1 : Nilai rata- rata kelompok pertama X 2 : Nilai rata- rata kelompok kedua

46 n 1 : jumlah subjek pada kelompok pertama n 2 : jumlah subjek pada kelompok kedua s 1 : varians kelompol pertama s 2 : varians kelompok kedua Sedangkan, bila jumlah anggota sampel n 1 n 2, dapat digunakan rumus t- test dengan pooled varian. dk = n 1 + n 2 2. Adapun rumus t- tes jenis polled varian adalah: t = X 1 X 2 (n 1 1)s 1 2 n 1 + n 2 2 + 1 n 1 + 1 n 2 Keterangan X 1 : Nilai rata- rata kelompok pertama X 2 : Nilai rata- rata kelompok kedua n 1 : jumlah subjek pada kelompok pertama n 2 : jumlah subjek pada kelompok kedua s 1 : varians kelompol pertama s 2 : varians kelompok kedua