menyampaikan pesan cerita kepada pembaca.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang, lahir melalui proses perenungan dan pengembaraan yang muncul dari

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang dapat dilihat dari segi kehidupannya. Tingkah laku merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra pada hakikatnya merupakan suatu pengungkapan kehidupan melalui bentuk bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, ide-ide, dan perasaan terkait segala permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hiburan atau kesenangan juga sebagai penanaman nilai edukatif.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi, kemudian tercipta suatu pemikiran imajinatif yang akan tercermin lewat

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengkaji karya sastra dengan cara menghubungkannya dengan aspek-aspek sosial

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dinamika kesusastraan, prosa fiksi merupakan salah satu sastra yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB II KAJIAN TEORI. Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan sebagai karya kreatif, sastra mampu melahirkan suatu kreasi yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140).

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pelukisan kehidupan dan pikiran imajinatif ke dalam bentuk dan struktur bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pengarang mengenai berbagai hal. Hal-hal tersebut dapat berupa hasil

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

Oleh: Lisnawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

I. PENDAHULUAN. Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB I PENDAHULUAN. intrinsik merupakan unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. refleksinya terhadap gejala-gejala sosial disekitarnya. Adanya imajinasi pada

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seorang pengarang yang merupakan hasil dari perenungan dan imajinasi, selain itu juga berdasarkan yang diketahui, dilihat, dan juga dirasakan yang disampaikan melalui media bahasa sehingga akhirnya menjadi sebuah karya yang indah. Karya sastra juga dapat dikatakan sebagai fenomena kemanusiaan yang kompleks, ada peristiwa suka, duka, dan berbagai peristiwa hidup lainnya. Hal tersebut yang membuat karya sastra tidak jarang mempunyai kemiripan dengan dunia nyata. Fiksi menceritakan berbagai masalah dalam kehidupan manusia dengan interaksinya, baik interaksi dengan lingkungan, interaksi dengan sesama, serta interaksi dengan diri sendiri dan interaksi dengan Tuhan. Novel dapat juga dikatakan sebagai lukisan kehidupan melalui proses imajinasi pengarang yang bersumber pada suatu persoalan kehidupan, nilai kehidupan itulah yang menjadi tema cerita. Novel selalu menyampaikan sebuah permasalahan secara lebih penuh. Keberadaan tokoh dalam sebuah karya fiksi sangat penting karena tokoh sebagai jalan cerita. Tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam sebuah novel biasanya ditampilkan secara lebih lengkap, misalnya yang berhubungan dengan ciri-ciri fisik, keadaan sosial, tingkah laku, dan sifat tokoh. Keberadaan tokoh dalam cerita fiksi memiliki peranan penting dalam menyampaikan pesan cerita kepada pembaca. Munculnya tokoh dengan segala permasalahan hidup yang dialami, secara tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan tokoh. Kondisi kejiwaan 1

2 yang dialami tokoh dapat membawa perubahan tergantung dengan situasi dan sikap tokoh itu sendiri. Melalui kepribadian tokoh, lingkungan tempat tinggal tokoh, sikap terhadap kejadian-kejadian yang dialami tokoh, maupun melalui percakapan antar tokoh, seorang pembaca akan mudah untuk menemukan pesan yang disampaikan pengarang dalam novel tersebut. Pada dasarnya, karya sastra sangat bermanfaat bagi kehidupan karena selain memberikan hiburan, karya sastra dapat memberikan kebenaran-kebenaran hidup walaupun dilukiskan dalam bentuk fiksi. Karya sastra tidak akan pernah terlepas dari seorang pengarangnya. Melalui karya yang diciptakan, pengarang ingin menyampaikan pesan kepada orang lain mengenai masalah kehidupan. Karya yang dihasilkan juga tidak selalu hasil dari imajinasi pengarang, melainkan dapat dari realitas kehidupan pengarang. Bagus tidaknya dalam sebuah cerita juga bergantung dari cara pengarang memasukkan unsur-unsur karya sastra. Kelebihan seorang pengarang adalah mampu mengemas sebuah cerita dengan sedemikian rupa sehingga mampu menarik para pembaca. Salah satu pengarang yang ingin menyampaikan perasaan dan memanifestasikan kejiwaan dalam karyanya adalah Hasnan Singadimayan yang merupakan budayawan dan sastrawan kelahiran Banyuwangi. Salah satu karya Hasnan Singadimayan adalah novel Kerudung Santet Gandrung. Realitas sosial menjadi sumber inspirasi pengarang dalam menciptakan sebuah karya. begitupun dengan novel ini yang terinspirasi dari kehidupan di sekitar pengarang tentang kehidupan seorang penari gandrug yang naik haji yang banyak menimbulkan pro dan kontra.

3 Di dalam novel ini mengungkapkan kehidupan seorang penari gandrung yang sering dieratkan dengan pemakaian santet dan membuka aurat. Tetapi di dalam novel ini, pengarang ingin mengungkapkan bagaimana sisi lain dari kehidupan penari gandrung. Salah satu ketertarikan untuk menganalisis novel Kerudung Santet Gandrung dalam penelitian ini karena cerita dalam novel ini sangat menarik, selain mengenai kehidupan penari gandung, mengenai santet, hubungan agama dengan ritual budaya, di dalamnya juga dibalut dengan percintaan. Permasalahan itulah yang mempengaruhi kondisi psikis tokoh sehingga menimbulkan konflik, baik konflik internal maupun konflik eksternal. Sastra sebagai gejala kejiwaan di dalamnya terkandung fenomena-fenomena kejiwaan yang tampak lewat perilaku tokoh-tokohnya (Endraswara, 2008:87). Dengan demikian, karya sastra dapat dianalisis menggunakan pendekatan psikologi. Sastra dan psikologi memiliki hubungan yang cukup erat. Psikologi dan karya sastra sama-sama menampilkan dan mempelajari keadaan kejiwaan seseorang. Hanya perbedaannya gejala kejiwaan dalam karya sastra adalah gejalagejala kejiwaan dari manusia-manusia imajiner, sedangkan dalam psikologi adalah manusia-manusia nyata. Setiap manusia merupakan individu yang berbeda dengan individu lainnya. Setiap individu mempunyai watak, pengalaman, pandangan dan perasaan sendiri yang berbeda dengan lainnya. Namun, manusia hidup tidak dapat lepas dari manusia lain. Pertemuan antar manusia yang satu dengan manusia yang lain tidak jarang menimbulkan konflik, baik konflik antara individu, kelompok maupun anggota kelompok serta antara anggota kelompok yang satu dan anggota kelompok lain, karena sangat kompleksnya, manusia juga sering mengalami

4 konflik dalam dirinya atau konflik batin sebagai reaksi terhadap situasi sosial di lingkungannya. Sekalipun jiwa itu sendiri tidak terlihat, tetapi dapat dilihat dari keadaan-keadaan yang dapat dipandang sebagai gejala kejiwaan. Kejadian atau peristiwa yang terdapat dalam karya sastra dihidupkan oleh tokoh-tokoh sebagai pemegang peran atau pelaku cerita. Melalui perilaku tokoh-tokoh yang ditampilkan inilah seorang pengarang melukiskan kehidupan manusia dengan masalah-masalah atau konflik-konflik yang dihadapinya. Konflik-konflik inilah yang menjadikan novel menjadi lebih hidup dan menarik untuk dibaca. Konflik yang ditimbulkan oleh pengarang dalam sebuah karya fiksi sangat penting kehadirannya dalam membangun cerita. Konflik mempunyai peran penting dalam sebuah cerita, tanpa adanya konflik maka cerita tersebut tidak akan berkembang. Konflik juga cara untuk memunculkan tokohtokoh serta menanamkan pesan cerita, oleh karena itu pengarang mengembangkan konflik sebelum memberikan penyelesaian dari konflik yang dimunculkan. Kemampuan pengarang dalam memilih dan membangun konflik melalui berbagai peristiwa akan sangat menentukan tingkat kemenarikan cerita yang dihasilkan. Kisah cinta dramatis antar tiga tokoh yang menyebabkan banyak terjadinya konflik batin. Konflik batin merupakan konflik yang terjadi di dalam hati. Melalui konflik batin yang dialami oleh tokoh, maka mengharuskan tokoh untuk berpikir dengan baik sebelum menentukan pilihan dan mengambil sikap, serta tidak boleh egois dalam mengambil keputusan melainkan memikirkan orang lain di sekitarnya. Selain itu, seorang tokoh juga dapat mengambil nilai-nilai positif dari konflik maupun keputusan yang telah diambil untuk kehidupan selanjutnya.

5 Konflik yang dialami seseorang dapat mempengaruhi kehidupan orang itu sendiri seperti pikiran, perasaan, dan juga tingkah laku, yang dapat mengganggu kenyamanan. Novel Kerudung Santet Gandrung ini cocok apabila dianalisis menggunakan konflik batin karena di dalam cerita novel ini terdapat konflikkonflik batin yang dialami oleh tokoh utama yang disebabkan karena berbagai faktor. Selain konflik batin, perasaan yang dialami oleh tokoh utama juga menarik untuk diteliti, karena setiap tokoh mengalami konflik maka terdapat perasaan di balik itu semua, baik perasaan sensoris maupun perasaan psikis. Penelitian novel Kerudung Santet Gandrung karya Hasnan Singadimayan sebagai objek penelitian dilandasi bahwa dalam novel ini menampilkan budaya dalam kearifan lokal, kesalahan masyarakat dalam menilai penari gandrung yang diidentikkan dengan seks dan pemakaian santet, selain itu juga mengungkapkan bahwa sesungguhnya santet bukanlah ilmu jahat. Bukan hanya itu, novel ini juga menceritakan tentang percintaan antara tiga tokoh yang di dalamnya melibatkan santet, dengan melalui peristiwa-peristiwa yang memanas dan juga memilukan. Adapun penelitian menitik beratkan pada aspek batin tokoh utama melalui pendekatan psikologi sastra yang menelaah karya sastra dengan bantuan ilmu psikologi, dengan judul Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Kerudung Santet Gandrung karya Hasnan Singadimayan (Pendekatan Psikologi Sastra) Konflik batin memang sudah banyak diteliti, tetapi pada penelitian ini teori yang digunakan adalah teori Kurt Lewin karena belum pernah digunakan sebelumnya. Melakukan analisis menggunakan teori ini juga dapat mengungkapkan konflik batin yang dialami tokoh secara lebih jelas dan mengetahui kepribadian dari masing-masing tokoh. Konflik batin yang yang

6 dialami tokoh juga akan berpengaruh terhadap perasaan psikis tokoh yang akan dijelaskan dalam penelitian ini. Melalui konflik-konflik batin yang dialami menjadikan tokoh mampu membangun kesadaran diri untuk lebih baik dalam kehidupannya dan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. 1.2 Rumusan Masalah Di dalam novel Kerudung Santet Gandrung karya Hasnan Singadimayan ini terdapat tokoh utama yang mengalami berbagai konflik batin dengan dirinya sendiri dan juga orang di sekelilingnya. Konflik batin yang dialami oleh tokoh tersebut juga akan mempengaruhi perasaan psikis tokoh. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimana konflik batin yang dialami tokoh utama dalam novel Kerudung santet Gandrung karya Hasnan Singadimayan? 2) Bagaimana perasaan psikis yang dialami tokoh utama dalam novel Kerudung santet Gandrung karya Hasnan Singadimayan? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan konflik batin batin yang dirasakan tokoh utama dalam novel Kerudung Santet Gandrung karya Hasnan Singadimayan.

7 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Mendeskripsikan konflik batin yang dialami tokoh utama dalam novel Kerudung santet Gandrung karya Hasnan Singadimayan? 2) Mendeskripsikan perasaan psikis yang dialami tokoh utama dalam novel Kerudung santet Gandrung karya Hasnan Singadimayan? 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis. 1) Manfaat Teoretis a. Sebagai bahan pengkajian dan pembelajaran psikologi di dalam sastra Indonesia. b. Mengkonstruksi teori konflik batin dan perasaan psikis pada tokoh dalam karya sastra. c. Memberi sumbangan dalam hal pengembangan karya sastra yang mengandung nilai psikologi dan dapat memperkaya bahan bacaan dalam bidang sastra dan psikologi. 2) Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Sebagai sebuah bekal pengalaman yang sangat berharga dalam mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari di Universitas. serta diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

8 b. Bagi Mahasiswa a) Sebagai rujukan pembelajaran psikologi sastra. b) Sebagai bahan rujukan pembaca untuk penelitian selanjutnya, agar lebih variatif dan berkembang. 1.5 Penegasan Istilah Guna menghindari kesalahpahaman antara yang dimaksud peneliti dengan persepsi yang diungkap oleh pembaca, maka peneliti memberikan definisi istilah sebagai berikut 1) Konflik batin adalah konflik yang terjadi dalam hati, jiwa seorang tokoh cerita (Nurgiyantoro, 2010: 124). Konflik yang disebabkan adanya dua keinginan atau lebih yang saling betentangan sehingga mempengaruhi persaan dan juga tingkah laku tokoh. 2) Perasaan psikis adalah Perasaan ini merupakan perasaan yang menyebabkan perubahan-perubahan psikis misalnya rasa senang, sedih, susah, kecewa, dan tertekan. (Ahmadi, 1991: 106). Suasana hati yang dialami tokoh pada saat melihat ataupun menghadapi sesuatu sehingga mempengaruhi kondisi psikisnya. 3) Konflik angguk-angguk adalah konflik yang timbul apabila individu menghadapi dua motif atau lebih yang kesemuanya mempunyai nilai positif bagi individu yang bersangkutan, dan individu harus mengadakan pemilihan diantara motif-motif yang ada (Walgito, 2005: 261). Konflik yang dalami oleh tokoh pada saat tokoh dihadapkan pada dua pilihan atau lebih yang sama-sama disenangi atau tidak merugikan tokoh tersebut.

9 4) Konflik geleng-geleng adalah konflik ini timbul apabila individu menghadapi dua atau lebih motif yang kesemuanya mempunyai nilai negatif bagi individu yang bersangkutan, dan individu tidak boleh menolak semuanya tetapi harus memilih salah satu dari motif-motif yang ada (Walgito, 2005:261. Konflik yang dialami oleh tokoh pada saat tokoh dihadapkan pada dua pilihan atau lebih yang sama-sama tidak disenangi atau sama-sama merugikan tokoh. 5) Konflik geleng-angguk adalah konflik ini timbul apabila individu menghadapi objek yang mengandung nilai positif, tetapi juga mengandung nilai negatif, hal ini dapat menimbulkan konflik pada individu yang bersangkutan (Walgito, 2005:261). Konflik yang dialami oleh tokoh pada saat dihadapkan pada pilihan yang disenangi dan juga tidak disenangi, ada yang akan merugikan tokoh tetapi juga ada yang tidak merugikan tokoh.