KETUHANAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
MAKNA SESUNGGUHNYA DI BALIK SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

MAKALAH MAKNA KETUHANAN YANG MAHA ESA BAGI MASYARAKAT INDONESIA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KORUPSI DIPANDANG DARI SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DAN KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB. Oleh : Nama : Brq Dagmar Frahadixta NIM :

MAKALAH PANCASILA PANCASILA DI ERA GLOBALISASI

MAKNA PANCASILA SILA PERTAMA SEBAGAI DASAR DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA DAN BERNEGARA

PANCASILA & AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Tugas akhir kuliah Pendidikan Pancasila. Reza Oktavianto Nim : Kelas : 11-S1SI-07

HUBUNGAN PANCASILA DAN AGAMA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB DALAM KEHIDUPAN BERKELUARGA

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila

PEMBUKAAN UUD 1945 (Kuliah-8) 1

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA HAK ASASI MANUSIA

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, maka menimbulkan pandangan hidup yang berbeda pula. Pandangan

PENERAPAN DEMOKRASI PANCASILA

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

BAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA (MORAL)POLITIK

Pancasila : Persatuan Indonesia. STMIK AMIKOM Yogyakarta

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA

PENERAPAN PANCASILA SILA KE 1 DALAM KEHIDUPAN KEAGAMAAN DI KONTRAKAN DUSUN BAKUNGAN RT 02 RW 58

Tugas Akhir. STMIK AMIKOM Yogyakarta Taufik Rizky Afrizal. Kelompok I. S1 Sistem Informasi. Drs. Muhammad Idris P, MM

PANCASILA & KEBEBASAN BERAGAMA STMIK AMIKOM Yogyakarta

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

YODI PERMANA PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI

MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

SISI KEHIDUPAN ANAK JALANAN

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KEADILAN SOSIAL BAGI SEBAGIAN RAKYAT INDONESIA

PENERAPAN SILA PERSATUAN INDONESIA DI LINGKUNGAN PERUMAHAN BTN KOLHUA KUPANG-NTT

MAKALAH PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM BIDANG PROFESI MANUSIA

BAB IV ANALISA. Berdasarkan pembahasan pada bab II dan III, maka dapat diperoleh beberapa

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika

KEPERCAYAAN PADA AGAMA DAN GAIB DALAM PANCASILA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Terhadap Dunia Pendidikan

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA

Pancasila Ditinjau dari Al-Qur an

Pancasila Sebagai Dasar Negara (dalam hubungannya dengan Pembukaan UUD 1945)

Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara. Komarudin, MA

Pancasila Modul ke: Makna dan aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan bernegara (Politik, ekonomi, sosialbudaya,

Peran Persatuan Indonesia dan Generasi Pemuda Terhadap Pertumbuhan Bangsa Indonesia

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

BAB 2 PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN DEFINISI AGAMA DEFINISI AGAMA. Manusia dan Agama (IDA 102) 1/10/2013. Maruwiah Ahmat 1

NILAI-NILAI PANCASILA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

NILAI HISTORIS PANCASILA DAN PERAN PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Makalah Pendidikan Pancasila

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

Pancasila Sebagai Dasar Negara

Kedudukan Pembukaan UUD Anggota Kelompok : -Alfin Anthony -Benadasa -Jeeva Laksamana -Nicolas Crothers -Steven David -Lukas Gilang

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

MODUL 5 PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA. Dr. Dadan Anugrah, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi. Program Studi Akuntansi

Pendidikan Pancasila Seperti Sudah Hilang dan Banyak yang Tidak Bisa Mengamalkan Pancasila di Kalangan Pelajar

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR PANCASILA PANCASILA ADALAH CERMIN HIDUP BANGSA INDONESIA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

PANCASILA DAN AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Nama : Oni Yuwantoro N I M : Kelompok : A Jurusan : D3 MI Dosen : Drs. Kalis Purwanto, MM

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

MAKALAH KONSEP AGAMA DALAM PANCASILA

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

18. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI

KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH DASAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

PANCASILA DASAR NEGARA INDONESIA

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI TUGAS AKHIR

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNARUNGU

PENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

LAPORAN TUGAS AKHIR PANCASILA

Kontroversi Agama dan Pancasila

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

PENGAMALAN SILA KE LIMA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA

PERAN AGAMA DI DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT. Yuliandre

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Pendidikan Pancasila. Implementasi Sila Ke 2 dan 3 Pancasila. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen

Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Transkripsi:

Tugas Akhir Mata Kuliah Pancasila Judul Makalah : KETUHANAN YANG MAHA ESA Disusun Oleh : Nama : Dewi Retno Ningsih NIM : 11.02.7993 Kelompok : A Program Studi : D3 Jurusan Dosen : Manajemen Informatika : Drs.M Khalis Purwanto,MM STMIK Amikom Yogyakarta Yogyakarta, 29 Oktober 2011

DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN. i JUDUL... ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Pendekatan Sosiologis 3 BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Makna Sesungguhnya Di Balik Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.. 4 2.2 Uraian Singkat Ajaran Sila Pertama... 7 BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan dan Saran 10 3.2 Referensi. 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sila pertama dari Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, berbunyi:..... Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa,..... Tiga konsep dasar, yakni keyakinan, pengakuan, dan perwujudan (pengekspresian) dalam perbuatan, merupakan hal-hal pokok yang harus di perhatikan dalam ajaran ketuhanan. Karena jika keyakinan yang ada tanpa disertai pengakuan dan perbuatan-perbuatan disebut ingkar terhadap keyakinannya. Demikian sebalikya, jika hanya ada pengakuan saja tidak diikuti keyakinan dan perbuatan-perbuatan disebut munafik. Maka yang harus di perhatikan adalah keyakinan terhadap adanya Tuhan diikuti dengan pengakuan yang diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan, yang disebut dengan istilah iman. Dengan demikian secara singkat dapat dinyatakan, ketuhanan berarti iman terhadap Tuhan.

1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah adalah hal yang utama untuk dipecahkan dan dijabarkan dalam sebuah Tugas Akhir. Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan diatas maka akan dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Makna Sesungguhnya Di Balik Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Uraian Singkat Ajaran Sila pertama

1.3 Pendekatan Sosiologis Sosiologi: ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan.. Menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang mengitari kehidupannya Mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup dan kepercayaannya.(shadili, 1983: 1). Urgensi: Dengan ilmu ini, suatu fenomena sosial dapat dianalisis dengan faktorfaktor yang mendorong terjadinya hubungan, mobilitas sosial serta keyakinan-keyakinan yang mendasari terjadinya proses tersebut (how n why it happens) Banyak fenomena kehidupan beragama baru dapat dipahami secara proporsional dan tepat bila menggunakan jasa ilmu sosiologi. Karena banyak sekali ajaran agama yang berkaitan dengan masalahmasalah sosial (lihat pendapat Jalaludin Rahmat) Karena agama diturunkan untuk kepentingan sosial

BAB 2 PEMBAHASAN Makna Sesungguhnya Di Balik Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Sejarah mengatakan bahwa Pancasila dasar Negara Kesatuan Repubrik Indonesia (NKRI) lahir pada 1 Juni 1945. Pancasila lahir didasarkan pada pemikiran tokoh proklamator yang tidak lain adalah Bung Karno. Mungkin banyak di antara kita yang tidak mengetahui apa dasar pemikiran Bung Karno pada waktu mencetuskan ide dasar negara hingga tercetuslah ide Pancasila. Dasar pemikiran Bung Karno dalam mencetuskan istilah Pancasila sebagai Dasar Negara adalah mengadopsi istilah praktek-praktek moral orang Jawa kuno yang di dasarkan pada ajaran Buddhisme. Dalam ajaran Buddhisme terdapat praktek-praktek moral yang disebut dengan Panca Sila (bahasa Sanskerta / Pali) yang berarti lima (5) kemoralan yaitu : bertekad menghindari pembunuhan makhluk hidup, bertekad menghindari berkata dusta, bertekad menghindari perbuatan mencuri, bertekad menghindari perbuatan berzinah, dan bertekad untuk tidak minum minuman yang dapat menimbulkan ketagihan dan menghilangkan kesadaran. Sila pertama dari Pancasila Dasar Negara NKRI adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Kalimat pada sila pertama ini tidak lain menggunakan istilah dalam bahasa Sanskerta ataupun bahasa Pali. Banyak di antara kita yang salah paham mengartikan makna dari sila pertama ini. Baik dari sekolah dasar sampai sekolah menengah umum kita diajarkan bahwa arti dari Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Tuhan Yang Satu, atau Tuhan Yang jumlahnya satu. Jika kita membahasnya dalam sudut pandang bahasa Sanskerta ataupun Pali, Ketuhanan Yang Maha Esa bukanlah bermakna Tuhan Yang Satu. Lalu apa makna sebenarnya? Mari kita bahas satu persatu kata dari kalimat dari sila pertama ini. Ketuhanan berasal dari kata tuhan yang diberi imbuhan berupa awalan ke- dan

akhiran an. Penggunaan awalan ke- dan akhiran an pada suatu kata dapat merubah makna dari kata itu dan membentuk makna baru. Penambahan awalan kedan akhiran -an dapat memberi perubahan makna menjadi antara lain : mengalami hal., sifat-sifat. Contoh kalimat : ia sedang kepanasan. Kata panas diberi imbuhan ke- dan an maka menjadi kata kepanasan yang bermakna mengalami hal yang panas. Begitu juga dengan kata ketuhanan yang berasal dari kata tuhan yang diberi imbuhan ke- dan an yang bermakna sifat-sifat tuhan. Dengan kata lain Ketuhanan berarti sifat-sifat tuhan atau sifat-sifat yang berhubungan dengan tuhan. Kata maha berasal dari bahasa Sanskerta / Pali yang bisa berarti mulia atau besar (bukan dalam pengertian bentuk). Kata maha bukan berarti sangat. Jadi adalah salah jika penggunaan kata maha dipersandingkan dengan kata seperti besar menjadi maha besar yang berarti sangat besar. Kata esa juga berasal dari bahasa Sanskerta / Pali. Kata esa bukan berarti satu atau tunggal dalam jumlah. Kata esa berasal dari kata etad yang lebih mengacu pada pengertian keberadaan yang mutlak atau mengacu pada kata ini (this Inggris). Sedangkan kata satu dalam pengertian jumlah dalam bahasa Sanksertamaupun bahasa Pali adalah kata eka. Jika yang dimaksud dalam sila pertama adalah jumlah Tuhan yang satu, maka kata yang seharusnya digunakan adalah eka, bukan kata esa. Dari penjelasan yang telah disampaikan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa arti dari Ketuhanan Yang Maha Esa bukanlah berarti Tuhan Yang Hanya Satu, bukan mengacu pada suatu individual yang kita sebut Tuhan yang jumlahnya satu. Tetapi sesungguhnya, Ketuhanan Yang Maha Esa berarti Sifat-sifat Luhur / Mulia Tuhan yang mutlak harus ada. Jadi yang ditekankan pada sila pertama dari Pancasila ini adalah sifat-sifat luhur / mulia, bukan Tuhannya. Dan apakah sifat-sifat luhur / mulia (sifat-sifat Tuhan) itu? Sifat-sifat luhur / mulia itu antara lain : cinta kasih, kasih sayang, jujur, rela berkorban, rendah hati, memaafkan, dan sebagainya.

Setelah kita mengetahui hal ini kita dapat melihat bahwa sila pertama dari Pancasila NKRI ternyata begitu dalam dan bermakna luas, tidak membahas apakah Tuhan itu satu atau banyak seperti anggapan kita selama ini, tetapi sesungguhnya sila pertama ini membahas sifat-sifat luhur / mulia yang harus dimiliki oleh segenap bangsa Indonesia. Sila pertama dari Pancasila NKRI ini tidak bersifat arogan dan penuh paksaan bahwa rakyat Indonesia harus beragama yang percaya pada satu Tuhan saja, tetapi membuka diri bagi agama yang juga percaya pada banyak Tuhan, karena yang ditekankan dalam sila pertama Pancasila NKRI ini adalah sifat-sifat luhur / mulia. Dan diharapkan Negara di masa yang akan datang dapat membuka diri bagi keberadaan agama yang juga mengajarkan nilai-nilai luhur dan mulia meskipun tidak mempercayai adanya satu Tuhan. Catatan : Bahasa Sanskerta adalah bahasa India kuno yang biasa digunakan oleh kaum terpelajar. Sedangkan bahasa Pali adalah bahasa India kuno yang biasa digunakan oleh orang kebanyakan.

Uraian Singkat Ajaran Sila pertama Sila pertama dari Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, berbunyi:..... Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa,...... a. Ketuhanan Istilah ketuhanan berasal dari pokok kata Tuhan, yaitu suatu Dzat Yang Maha Kuasa, pencipta segala yang ada di alam semesta ini, yang biasa disebut Penyebab Pertama atau Kausa Prima. Sedang istilah Ketuhanan berarti keyakinan dan pengakuan yang diekspresikan dalam bentuk perbuatan terhadap Dzat Yang Maha Kuasa sebagai Pencipta. Tiga konsep dasar, yakni keyakinan, pengakuan, dan perwujudan (pengekspresian) dalam perbuatan, merupakan hal-hal pokok yang harus diperhatikan dalam ajaran ketuhanan. Karena jika keyakinan yang ada tanpa disertai pengakuan dan perbuatan-perbuatan disebut ingkar terhadap keyakinannya. Demikian sebaliknya, jika hanya ada pengakuan saja tidak diikuti keyakinan dan perbuatan-perbuatan disebut munafik. Maka yang harus diperhatikan adalah keyakinan terhadap adanya Tuhan diikuti dengan pengakuan yang diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan, yang disebut dengan istilah iman. Dengan demikian secara singkat dapat dinyatakan, ketuhanan berarti iman terhadap Tuhan. b. Pemikiran Tentang adanya Tuhan Di alam semesta ini, dapat dilihat adanya himpunan-himpunan bendabenda alami. Himpunan-himpunan itu berada dalam satu himpunan yang paling luas dan mencakup segala himpunan yang ada, yaitu himpunan sebabakibat, karena segala sesuatu yang berada dalam alam semesta ini tidak lepas dari rentetan sebab-akibat, baik secara sederhana maupun serba komplek yang tidak dapat diketahui secara langsung, tetapi dapat di pikirkan. Dasar pemikiran dalam hal ini, digunakan prinsip tidak adanya kemungkinan ketiga sebagai jalan tengah (principium exclusi tertii), yaitu

hanya dibedakan adanya sebab akibat atau tidak adanya sebab akibat, jadi tidak ada hal ketiga antara kedua hal itu. Apabila unsur yang menjadi anggota dalam himpunan sebab-akibat itu dilukiskan dengan bentuk titik-titik, maka hal lain yang berada di luar himpunan itu tidak adanya titik. Oleh karena itu, hal yang tidak terbatas tidak dapat dilukiskan dalam bentuk apapun, dan sejauh mana hal tidak terbatas itu, tidak dapat diketahui. Untuk lebih jelasnya dapat di gambarkan dalam bentuk diagram himpunan sebab-akibat (lihat diagram no. 6) Diagram 6 : Tidak terbatas Tidak Terbatas Sebab akibat Tidak Terbatas Tidak terbatas c. Yang Maha Esa Yang Maha Esa berarti yang Maha Tunggal, tiada tersusun, tiada duanya, tunggal dalam Dzat-Nya, tunggal dalam sifat-nya dan tunggal dalam perbuatan-nya. Tunggal dalam Dzat-Nya: ialah Dzat Tuhan tidak terdiri atas beberapa hal menjadi satu atau tidak terdiri atas beberapa unsur menjadi satu kesatuan. Tunggal dalam sifat-nya: ialah sifat Tuhan Maha Sempurna tidak ada yang menyamai-nya, meliputi segala sifat yang baik menjadi satu kesatuan yang serba Maha, dan kesatuan sifat itu tidak dapat terbagi. Tunggal dalam perbuatan-nya: ialah perbuatan Tuhan tidak ada dorongan dari yang lain, perbuatan Tuhan yang dapat campur tangan didalam mengadakan segala sesuatu yang mungkin ada. d. Hukum Bukti Ke-Esaan Tuhan Pemikiran tentang pembuktian ke-esa-an Tuhan maupun pembuktian tentang adanya Tuhan sebagaimana yang diuraikan dengan istilah

menggunakan dalil akli atau hubungan akal, yaitu dalil-dalil atau hukumhukum berdasarkan pertimbangan akal. e. Ajaran Tentang Ke-Esa-an Tuhan Selain dari hasil pemikiran manusia dalam mencari ke-esa-an Tuhan dengan menggunakan dalil akli atau hukum akal, banyak terdapat juga dalam berbagai kitabkitab suci dari ajaran beberapa agama. Ajaran tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa ini, dikutibkan dari ajaran Hindu-Dharma, ajaran Kristiani, maupun ajaran Islam. Ajaran ke-esa-an Tuhan dalam kitab-kitab suci ini hanya beberapa diantaranya saja yang dikemukakan. 1. Dalam ajaran Hindu-Dharma, antara lain : Dalam kitab suci Chandogya Upanisad, disebutkan: Om Tat Sat Ekam Eva Advityam Brahman, artinya: Tuhan adalah Tunggal dan Tiada dua-nya. 2. Dalam Bible kitab suci Kristiani, antara lain : Kitab Ulangan 4:35 : Bahwa Allah itu, ialah Tuhan, tiada yang lain melainkan Ia saja. Injil Markus 12:29 :..... adapun Allah Tuhan kita, Ialah Tuhan Yang Esa. 3. Dalam Al-Qur an kitab suci Islam, antara lain : Surat Al-Ikhlas, ayat 1 : Katakanlah Dialah Allah Yang Maha Esa. Surat Al-Baqarah, ayat 163 : Dan Tuhan kamu ialah Tuhan Yang Maha Esa, tiada Tuhan yang wajib disembah melainkan Dia, Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Di dalam pembahasan mencari ke-esa-an Tuhan ini, baik berdasarkan akal pikiran yang telah menempuh dengan jalannya sendiri, yakni pembuktian melalui dalil akli maupun berdasarkan penelaahan dalam kitab-kitab suci dengan cara-cara tersendiri pula, yang biasa disebut dengan dalil nakli, keduanya bertemu dengan penegasan yang sama, yaitu hanya ada satu Tuhan. Dan dari kitab suci Bible maupun Al-Qur an itulah didapatkan bahwa nama Tuhan Yang Maha Esa itu adalah Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Jadi jelaslah nama Allah sebagai sebutan Tuhan Allah yang menentukan berdasarkan wahyu-nya.

BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan dan Saran Agama merupakan dasar pemikiran seseorang, jadi setiap orang pasti berpendirian pada keyakinan atau agama apa yang akan mereka anut. Jadi pada dasarnya Ketuhanan Yang Maha Esa ini, ialah sikap hidup, pandangan hidup taat dan taklim kepada Tuhan dengan dibimbing oleh ajaran-ajaran-nya.

3.1 Referensi http://www.google.com http://forumm.wgaul.com/archive/index.php/t-22759.html Buku edisi revisi ORIENTASI FILSAFAT PANCASILA, Penyusun: Noor Ms Bakry