KECENDERUNGAN PASAR JOHAR SEBAGAI OBYEK WISATA BELANJA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

REDESAIN PASAR INDUK KABUPATEN WONOSOBO

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

KAJIAN KECENDERUNGAN RUANG PUBLIK SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG BERKEMBANG SEBAGAI KAWASAN REKREASI BELANJA TUGAS AKHIR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

PUSAT PERBELANJAAN DENGAN KONSEP MAL DI KOTA KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. pesat karena kota saat ini, dipandang lebih menjanjikan bagi masyarakat desa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

PASAR BESAR KOTA MAGELANG Dengan penekanan desain arsitektur Neo Vernakular

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR

PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI CINDERAMATA DAN MAKANAN OLEH-OLEH DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR TKP Oleh: RINAWATI NUZULA L2D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan yang terjadi di berbagai bidang baik di bidang industri, jasa

STUDI KELAYAKAN API ABADI MRAPEN SEBAGAI OBYEK WISATA DI KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR

PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT YANG BERAKTIVITAS DI KOTA LAMA SEMARANG DAN SEKITARNYA TERHADAP CITY WALK DI JALAN MERAK SEMARANG TUGAS AKHIR

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

FENOMENA PASAR KREMPYENG MALAM HARI PETERONGAN KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR TKP 481. Oleh: VERA P.D. BARINGBING L2D

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

POLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244

PENGARUH AKTIVITAS BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR TERHADAP PERKEMBANGAN DESA JIMBARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya

HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERMUKIMAN MENJADI KOMERSIAL DI KAWASAL KEMANG JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG

PENENTUAN PRIORITAS PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PASAR BATIK SETONO SEBAGAI OBJEK WISATA BELANJA DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS PENGGUNAAN LAHAN PESISIR SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ARI KRISTIANTI L2D

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wilayah-wilayah yang mempunyai potensi objek wisata (Aripin, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

STUDI MANAJEMEN ESTAT PADA KAWASAN SUPERBLOK MEGA KUNINGAN, JAKARTA (Studi Kasus: Menara Anugrah dan Bellagio Residences) TUGAS AKHIR

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Masih banyak warga negara Indonesia yang bermata

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pariwisata merupakan tempat yang sangat baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

I. PENDAHULUAN. berlalunya kerusuhan yang pernah terjadi pada sekitar tahun merupakan fenomena tersendiri. Pusat perbelanjaan yang dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas penyatuan minat dari negara anggota ASEAN untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI PASIR KENCANA DI PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR REGIONALISM BERTEMA EKOTURISME

PENGARUH PERSEBARAN LOKASI UMKM BERBASIS RUMAH (HOME BASED ENTERPRISES) TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KEL. BUGANGAN DAN JL.

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada di Yogyakarta, baik secara fisik maupun secara psikis 1.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya

CITY HOTEL BINTANG TIGA DI KUDUS Dengan penekanan Desain Arsitektur Post Modern Neo-Vernacular

KAJIAN KARAKTERISTIK BERLOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB

minimal 1 (satu) kali, sedangkan pada tahun 2013 tidak dilaksanakan pameran/ekspo.

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

KAJIAN POLA PERGERAKAN DAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN WISATA CANDI BOROBUDUR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan obyek wisata air bojongsari dengan penekanan filosofi air sebagai sarana mengembangkan kreativitas anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

PENGEMBANGAN TAMAN JURUG SEBAGAI KAWASAN WISATA DI SURAKARTA

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

Bab I Pendahuluan I - 1

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yang akan dilakukan, rumusan masalah yang menjadi topik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

IDENTIFIKASI AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI TAMAN SERIBU LAMPU KOTA CEPU TUGAS AKHIR. Oleh: IKA PRASETYANINGRUM L2D

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

2015 PENGARUH STORE ATTRIBUTE TERHADAP LOYALITAS WISATAWAN DIKONTROL OLEH MOTIVASI BERBELANJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Kawasan strategis wilayah kabupaten ditetapkan berdasarkan: 1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; 2. Nilai strategis dari aspek-

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEMANFAATAN KAWASAN UMBUL TLATAR KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI BERDASARKAN PENDAPAT MASYARAKAT TUGAS AKHIR

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

Transkripsi:

KECENDERUNGAN PASAR JOHAR SEBAGAI OBYEK WISATA BELANJA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: MARTINA PUNGKASARI L2D 304 157 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007

ABSTRAK Provinsi Jawa Tengah diakui memiliki berbagai potensi wisata, mulai wisata alam, budaya, sejarah, ziarah, hingga wisata belanja. Namun, potensi itu belum sepenuhnya dikelola optimal. Sebagai ibu kota provinsi, Kota Semarang memiliki potensi pariwisata yang besar untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata sekaligus tempat persinggahan wisatawan. Saat ini Kota Semarang lebih dikenal sebagai center business city (pusat perdagangan) daripada kota wisata (Suara Merdeka, 26 April 2005). Terdapatnya pasar merupakan suatu potensi untuk pengembangan sebagai kekuatan ekonomi dalam mempercepat pertumbuhan kota terutama Kota Semarang. Pasar Johar merupakan salah satu pasar yang dimiliki Kota Semarang, yang juga merupakan salah satu aset objek wisata kota (Wijayanti, 2005 dalam Eksistensi Pasar Johar). Letaknya strategis dan berada di wilayah pusat Kota Semarang. Dengan potensinya sebagai pasar tradisional terbesar yang berada di tengahtengah kota, Pasar Johar merupakan pasar yang memiliki jangkauan pelayanan ekonomi lokal hingga regional. Pasar ini selain menjual berbagai macam kebutuhan pokok, didalamnya juga menawarkan berbagai komoditas menarik lainnya. Meskipun, jika dicermati kondisi fisik Pasar Johar yang belum memenuhi sebagai objek wisata belanja, karena masih banyaknya permasalahan fisik seperti bangunan Pasar Johar yang tua dan tidak terawat, masih banyaknya pedagang yang belum tertampung di Pasar Johar, banyaknya PKL disekitar Pasar Johar yang penataanya tidak teratur, dan lain-lain Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kecenderungan Pasar Johar sebagai objek wisata belanja di Kota Semarang. Adapun sasaran dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi Pasar Johar sebagai objek wisata belanja, mengidentifikasi karakteristik Pasar Johar, menganalisis karakteristik dan motivasi pengunjung, menganalisis keberadaan Pasar Johar di Kota Semarang dan kecenderungan wisata belanja di Pasar Johar Semarang. Potensi sebagai objek wisata belanja berdasarkan dari segi pariwisata dengan menggunakan variabel produk dan pasar wisata. Metode penelitian dilakukan dengan cara pengamatan langsung/observasi langsung di lapangan yang berfungsi untuk mengidentifikasi potensi, mengidentifiaksi karakteristik Pasar Johar. Sedangkan kuesioner digunakan untuk menganalisis karakteristik, motivasi dan keberadaan Pasar Johar sebagai objek wisata belanja di Kota Semarang dan kecenderungan wisata belanja di Pasar Johar Semarang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara survey primer (wawancara, kuesioner dan observasi). Dan teknik analisis yang diguanakan meliputi analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Dari hasil analisis karakteristik pengunjung, diketahui bahwa Pasar Johar tidak hanya dikunjungi masyarakat Kota Semarang saja tapi luar kota semarang yang berasal dari berbagai daerah (78,95%) dan tetapi lebih didominasi oleh pengunjung wanita sebanyak (81%) dengan usia produktif 30-39 (28,07%). Sedangkan motivasi pengunjung Pasar Johar berkunjung yaitu untuk jalan-jalan (36,3%) serta memilih kunjungan disetiap akhir pekan (56,1%). Dari hasil analisis keberadaan Pasar Johar sebagai objek wisata belanja, Pasar Johar memiliki daya tarik yang potensial untuk dikembangkan sebagai objek wisata belanja namun tidak diikuti dengan ketersediaan fasilitas pendukung dan faktor kenyamanan yang memadai. Sehingga menunjukkan jika keberadaan Pasar Johar sebagai objek wisata belanja di Kota Semarang masih dalam skala atau nilai kecil. Hal ini dimanifestasikan dengan hasil kuesioner pengunjung yang menilai jika Pasar Johar masih identik dengan tempat berbelanja dalam pola tradisional sebesar (50,1%). Kecenderungan skala kecil tersebut dikarenakan kondisi kawasan yang tidak mendukung sebagai objek wisata belanj juga dipengaruhi oleh karakteristik pasar itu sendiri. Pengunjung yang melakukan kegiatan rekreatif wisata belanja di Pasar Johar memiliki pola pergerakan dari satu tempat produk ke produk yang lain dengan tidak langsung membeli produk yang ditawarkan. Selain itu, produk-produk yang menarik minat pengunjung adalah konveksi, produksi konsumsi, makanan khas Semarang, souvenir, buku, barang antik dan buah-buahan. Dengan adanya fenomena tersebut, maka perlu adanya penataan kawasan untuk mengembangkan Pasar Johar sebagai objek wisata belanja di Kota Semarang dengan cara penataan kembali barang dagangan, membuka jalur sirkulas ipengunjung, penataan pembagian zona barang dagangan, mempertahankan bangunan kuno dengan melakukan demolisi terhadap bangunan-bangunan yang menempel, perbaikan dan peningkatan kualitas sarana penunjang, pengoptimalan manajemen pelayanan sarana dan prasarana. sehingga diharapkan mampu menarik pengunjung untuk datang ke Pasar Johar Keyword : Kecenderungan, wisata belanja, Pasar Johar. i

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota yang dinamis membawa berbagai macam dampak bagi pola kehidupan masyarakat kota itu sendiri. Kota yang berkembang membawa pengaruh terhadap berbagai aktivitas yang ada di dalam kota itu sendiri maupun dari luar wilayah. Kota jika dilihat secara kepentingan ekonomi adalah kehidupan yang nonagraris, memiliki fungsi khas yang kultural, industri dan perdagangan. Dari itu semua yang nyatanya menonjol adalah ekonomi perniagaan. Adanya pasar dengan keramaian perniagaan mencirikan suatu kota (Hoekveld dalam Daldjoeni,1987:32). Karakteristik kota terbentuk dari karakteristik aktivitas penduduk yang ada didalamnya. Keberadaan Kota Semarang sebagai salah satu kota besar di Indonesia, telah banyak dikenal bukan hanya oleh masyarakat Kota Semarang sendiri, namun juga oleh masyarakat di luar wilayah Kota Semarang. Kota Semarang dianggap memiliki banyak daya tarik bagi para pengunjungnya, terutama aktivitas perdagangan dan jasa komersial yang terbentuk didalamnya. Salah satu wadah aktivitas perdagangan dan jasa komersial adalah pasar, baik itu pasar modern maupun pasar tradisional yang ada di Kota Semarang. Pasar Johar merupakan pasar tradisional terbesar yang dimiliki Kota Semarang. Pasar yang merupakan warisan budaya peninggalan Belanda ini terletak di kawasan perdagangan di pusat Kota Semarang, tepatnya di kawasan alun-alun lama Kota Semarang. Selain berdekatan dengan pusat Kota Semarang, pasar ini juga berdekatan dengan kawasan kota lama (old city) yang berkembang menjadi wisata sejarah di Kota semarang. Pasar Johar yang mencapai puncak kejayaan pada 1970-an itu ternyata tumbuh dari pasar krempyeng di sisi timur alun-alun. Ketika Stads Gemeente van Semarang (Pemerintah Kotapraja di bawah pemerintahan kolonial Belanda) menugasi Ir Thomas Karsten membangun pasar permanen pada 1937-1939, di sana sudah ada potensi perpasaran dengan puluhan pedagang. Pedagang muncul karena setiap pagi hingga siang hari banyak orang berkerumun. Mereka adalah warga kota yang akan membesuk anggota keluarga yang ditahan di sebuah penjara di kawasan tersebut, apalagi alun-alun dan Pekojan saat itu merupakan kawasan paling ramai. Selanjutnya Thomas Karsten membangun tempat permanen yang dapat mewadahi kegiatan perpasaran yang melibatkan ratusan pedagang. Pasar itu diberi nama Pasar Central karena disiapkan sebagai pasar utama bagi Kota Semarang. Rencana 1

2 pembangunan pasar gede tersebut dipublikasikan lewat harian de Javasche Courant dan Locale Technick sejak 1933. Karena itu, pasar yang semula tumbuh secara alami tersebut berhasil disinkronkan dengan rencana tata ruang kota sekaligus menyerap aspirasi yang berkembang di masyarakat. Seiring berkembangnya waktu, Pasar Johar yang mulanya merupakan pasar sebagai fasilitas pendukung perkotaan pada umumnya dan pusat perdagangan pada khususnya, menjadi salah satu aset wisata Kota Semarang. Hal ini tidak berlebihan bila dikaitkan, bahwa Pasar Johar merupakan icon Kota Semarang, termasuk sebagai aset budaya yang dapat dikembangkan sebagai aset pariwisata (Wijayanti, 2005 dalam Eksistensi Pasar Johar). Fenomena yang telah terlihat saat ini, bahwa Pasar Johar menjadi salah satu tujuan wisata domestik maupun regional (Suara Merdeka 8 Juni 2002). Pasar yang memiliki luas lahan ±33.213,25 m 2 dengan luas tempat dasaran produktif dasaran ±27.467,03 m 2 dapat menampung hingga kurang lebih hampir 15.000 pengunjung (asumsi penyusun). Bahkan dari tahun ke tahun jumlah pedagang semakin meningkat, dari ± 5225 pedagang pada tahun 2004 menjadi ±5243 pada tahun 2005. Hal ini mengindikasikan bahwa Pasar Johar semakin berkembang dari tahun ke tahun karena adanya permintaan pasar. Bahkan ada anggapan bahwa belum ke semarang jika tidak ke Johar (Dinas Pengelola Pasar Johar, 2006) menjadi suatu daya tarik untuk berkunjung ke Pasar Johar. Pasar Johar merupakan pasar tradisional yang potensial sebagai salah satu objek wisata belanja yang dapat bersaing dengan objek-objek wisata lain di Kota Semarang (Suaramerdeka, 31 oktober 2005). Pasar Johar menawarkan berbagai macam produk yang potensial yang harganya relatif bersaing dengan pasar modern maupun ritel-ritel yang ada di Kota Semarang. Hal ini juga yang menyebabkan munculnya kecenderungan Pasar Johar menjadi aktivitas wisata belanja. Keadaan ini terlihat pada makin seringnya para pengunjung yang berdatangan yang memiliki motivasi tidak hanya untuk berbelanja saja, akan tetapi juga menghabiskan waktu untuk berekreasi memilih-milih produk yang ditawarkan untuk kesenangan mereka. Potensi pemasaran Pasar Johar mencakup hingga luar wilayah Kota Semarang, karena pasar ini memiliki skala pelayanan hingga tingkat regional Jawa tengah, bahkan menjadi trade mark Kota Semarang. Pasar ini melayani hampir pada semua wilayah yang berdekatan dengan Kota Semarang seperti Kendal, Kudus, Demak, Pati, Purwodadi, dan daerah lainnya. Dengan kontribusinya sebagai pasar regional yang tidak hanya melayani Kota Semarang, pendapatan pasar yang diperoleh cukup besar dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya. Akan tetapi, pada tahun 2005 pendapatan Pasar Johar hanya mengalami peningkatan sebesar 0,01% dari 11,5% pada tahun 2004, hal ini dapat dilihat pada tabel I.1. Dengan adanya peningkatan

3 pendapatan Pasar Johar selama 3 tahun ini, mengindikasikan bahwa keberadaan Pasar Johar di Kota Semarang semakin berkembang, beragamnya komoditas yang ditawarkan merupakan suatu pusat aktivitas ekonomi yang menarik untuk dikunjungi. TABEL I.1 REALISASI PENDAPATAN PASAR JOHAR TAHUN 2003-2005 Tahun PENDAPATAN % 2005 2.246.633.001,00 0,01 2004 2.246.336.647,00 11,5 2003 1.987.233.103,00 - Sumber : Dinas Pasar, 2005 Pasar yang dikelola resmi oleh Pemerintah Kota Semarang ini memiliki visi kedepannya yaitu keterwujudan Pasar Johar sebagai kawasan wisata belanja yang dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan sektor perekonomian rakyat dan seni budaya (Eddy Harijanto,SH.MM dalam Suara Merdeka 13 Mei 2004). Dengan visi tersebut memperkuat kedudukan Pasar Johar sebagai salah satu aset wisata di Kota Semarang khususnya objek wisata belanja. Perkembangan Pasar Johar menjadi daya tarik wisata merupakan tantangan bagi Pemerintah Kota Semarang untuk lebih mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Pasar Johar sudah menjadi ruang publik untuk mendapatkan rezeki bagi masyarakat umum, sehingga diharapkan Kota Semarang menjadi daerah tujuan wisata dengan daya tarik yang beragam khususnya Pasar Johar sebagai pasar tradisional yang memiliki nilai sebagai obyek wisata belanja. Oleh karena itu, perlu dikaji mengenai kecenderungan Pasar Johar sebagai salah satu objek wisata di Kota Semarang yang dilihat dari minat pengunjung serta potensi pengembangan Pasar Johar sebagai obyek wisata belanja. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan diatas, maka dilakukan studi untuk mengetahui sejauhmana Pasar Johar sebagai sentra perdagangan di Kota Semarang telah berubah menjadi salah satu objek wisata belanja yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam strategi pengembangan Pasar Johar di kota semarang selanjutnya. 1.2 Rumusan Permasalahan Wisata belanja merupakan bentuk diversifikasi produk pariwisata kota yang ditawarkan dan hampir diminati masyarakat konsumtif. Salah satu obyek wisata belanja yang berbentuk pasar tradisional yang menawarkan berbagai macam produk potensial mulai dari sandang (konveksi), elektronik, hingga kebutuhan rumah tangga adalah Pasar Johar. Dalam perkembangannya, Pasar Johar tumbuh menjadi salah satu sentra perdagangan terbesar di Kota Semarang, hal ini dikarenakan Kota