3,481,529 78,937 2,623,953 1,770, , ,861 1,833,705 62,337 1,436, , , ,120

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

BUPATI BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

Provinsi Kabupaten/kota Laki-laki Perempuan Total

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Robert Jan Van Zadelhoff *) - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

Waktu Check In Waktu Pembukaan PLPG Tahap Agustus 2015 LPMP Provinsi

PT Bank Rabobank International Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum

PENGURUS BANK PEMILIK BANK

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

1. Tinjauan Umum

NERACA KONSOLIDASI. Tanggal 30 September 2002 dan ( Dalam jutaan rupiah )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

Lampiran 1. Profil Risiko Bank Mutiara tahun Penilaian Profil Risiko Bank Mutiara tahun 2011 Peringkat Risiko Peringkat Kualitas Profil Risiko

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum.

Sejak tahun 2009, tingkat kemiskinan terus menurun namun pada tahun 2013 terjadi peningkatan.

Dapat undangan tetapi musyawarah dilakukan pada waktu yang salah. Dapat undangan terlambat N % N % N % N % N % N %

BAB I PENDAHULUAN. penunjang pembangunan ekonomi. Kepercayaan masyarakat terhadap bank

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Perkembangan penyaluran kredit UMKM BPD di Indonesia. mencapai 304,492 milyar rupiah atau meningkat sebesar 13,02 persen

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BUPATI RAJA AMPAT PROVINSI PAPUA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM. PT BANK BALI Tbk ( Induk Perusahaan ) Per 31 Maret 2002 dan 2001.

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah

Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU PADA PT BANK JABAR CABANG INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter Bank Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai

BAB III METODE PENULISAN

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

LAPORAN KEUANGAN BANK

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang

Teman Anda Dalam Usaha. P.T. BANK BUMI ARTA Tbk. PUBLIC EXPOSE. Jakarta, 11 Juni 2014 BANK BUMI ARTA

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Neraca STANDARD CHARTERED BANK WISMA STANDARD CHARTERED,.JL.SUDIRMAN KAV 33 A, Telp.

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

Laporan Manajemen. Ikhtisar Utama. Aktiva Kredit Bermasalah

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dimana kegiatannya hanya menghimpun dana atau kembali


BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kehidupan masyarakat pada masa sekarang ini, tidak pernah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

NERACA KONSOLIDASI Tanggal 30 Juni 2002 dan 2001 ( Dalam jutaan rupiah )

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/17/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya nilai tukar rupiah yang terus berubah-ubah menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang begitu pesat perkembangannya menyebabkan dampak terhadap muncul

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

meningkat % (yoy) Feb'15

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi keuangan. Menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal

No.12/ 32 /DPbS Jakarta, 18 November 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. NIM, BOPO, CAR, LDR, NPL, size, dan diversifikasi terhadap profitabilitas

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bank diharapkan menjadi salah satu sektor yang berperan aktif dalam

Transkripsi:

Data Utama 2002 2003 2004 2005 2006 (Jutaan/ ) DATA KEUANGAN VOLUME USAHA LABA SEBELUM PAJAK DANA PIHAK KETIGA Giro Tabungan Deposito PENGGUNAAN DANA Kredit Penempatan Pembelian Surat Berharga MODAL SENDIRI Modal Disetor Laba Ditahan RASIO - RASIO KEUANGAN 1,765,167 79,099 1,276,748 857,690 313,206 105,852 485,214 182,192 724,261 111,700 75,536 1,833,705 62,337 1,436,380 878,296 434,964 123,120 719,881 96,953 643,427 153,280 77,111 2,503,817 71,949 1,929,126 1,249,725 538,946 140,455 811,578 343,024 879,428 187,915 92,360 3,481,529 78,937 2,623,953 1,770,335 691,757 161,861 865,837 295,610 1,714,000 223,960 94,994 7,659,256 136,893 6,123,727 4,753,167 1,172,528 198,032 1,170,757 1,149,634 3,842,906 295,990 146,519 I. PERMODALAN 1. CAR 2. Aktiva Tetap Terhadap Modal II. AKTIVA PRODUKTIF 1. Aktiva Produktif Bermasalah 2. PPAP terhadap Aktiva Produktif 26.68 46.08 0.50 1.03 24.01 42.94 0.93 1.42 22.73 37.72 1.01 1.18 30.62 40.49 0.56 1.05 34.80 31.46 0.39 0.69 3. Pemenuhan PPA Produktif 101.78 100.00 100.00 119.70 100.17 4. NPL III. RENTABILITAS 1. Laba Terhadap Asset (ROA) 2. Laba Terhadap Modal (ROE) 3. Pendapatan Bunga Bersih terhadap Aktiva Produktif 4. B O P O 1.48 4.75 41.32 12.27 72.57 1.93 4.01 20.35 13.66 76.15 2.56 4.07 20.22 16.18 74.68 2.17 3.36 18.17 14.63 78.94 2.08 2.86 26.00 10.44 77.50 5. Biaya Dana IV. LIKUIDITAS 1. L D R V. KEPATUHAN 1. GWM Rupiah 17.19 38.29 10.89 16.42 51.53 6.33 15.15 42.90 9.52 13.87 33.31 11.26 10.91 19.13 14.08 JARINGAN KANTOR Kantor Pusat Kantor Cabang Kantor Cabang Pembantu Kantor Kas 1 10 8 48 1 10 10 47 1 11 13 44 1 12 13 41 1 12 16 40 ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) JUMLAH PEGAWAI 5 625 5 618 15 606 21 628 21 713 Laporan Tahunan- 2006 Bank Papua / 1

Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA Komisaris Utama / Pengantar Dewan Komisaris Salam Sejahtera, Puji Tuhan, karena Kasih dan KaruniaNya kita dapat melewati tahun 2006 dengan selamat ditengah berbagai gejolak kondisi perekonomian Indonesia. Mengawali triwulan I tahun 2006 kondisi makro ekonomi Indonesia mengalami perlambatan, hal ini ditunjukan dengan Laporan Kebijakan Moneter (LKM) triwulan I tahun 2006. Dimana penyebab utama masih dipengaruhi keadaan makro ekonomi yang masih dipicu oleh tingginya harga minyak dunia dimana hingga akhir Mei 2006 harga minyak ditutup dengan level USD 71,29 per barrel, sedikit lebih rendah dibanding posisi April 2006 sebesar USD 71,88 per barrel, walaupun sempat melonjak mencapai USD 74,6 per barrel di Akhir Triwulan I 2006. Untuk menstabilkan keadaan tersebut Pemerintah mengeluarkan kebijakan penyesuaian harga BBM dalam negeri, sehingga konsumsi BBM dapat turun hingga 2 / Laporan Tahunan- 2006 Bank Papua

29,4 juta barrel, dimana sebelumnya dalam 3 tahun terakhir rata-rata konsumsi per tahun 32,6 juta barrel. Sehingga pada triwulan IV pertumbuhan ekonomi menunjukan perbaikan kearah pertumbuhan dibanding tiga triwulan sebelumnya yaitu diperkirakan sebesar 6,5% (yoy). Sedangkan posisi Rupiah awal triwulan II 2006 terdepresiasi dari Rp.8.722/USD Rp.9.245/USD atau 5,9% disebabkan aliran modal keluar dalam jumlah cukup besar dari pihak asing di Indonesia, penempatan asset dalam bentuk Dollar AS, harga emas dunia, inflasi barang impor dan Namun selama triwulan IV-2006 akibat laju inflasi yang terus menurun mengakibatkan nilai tukar Rupiah cenderung menguat diiringi volatilitas yang lebih rendah serta kondisi likuiditas yang cukup untuk memenuhi aktivitas ekonomi. Sehingga secara keseluruhan, perkembangan nilai tukar Rupiah sepanjang tahun 2006 membaik dibanding tahun 2005 terhadap USD dan disertai dengan pergerakan yang lebih stabil. Pada tahun 2006, Rupiah secara menguat sebesar 8,4% dari Rp.9.831/USD pada akhir 2005 menjadi Rp.8.995 di akhir tahun 2006. Penguatan dan pergerakan Rupiah yang relatif stabil, hal ini ditunjukan secara rata-rata nilai tukar Rupiah dari Rp.9.713 pada tahun 2005 menjadi Rp.9.166/USD pada tahun 2006. Namun ditengah tekanan kesulitan perkembangan ekonomi internal dan global pada triwulan I III tahun 2006, kondisi perbankan tetap menunjukan kinerja yang relatif cukup baik. Hal ini tercermin dari stabilnya suku bunga kredit walau pada bulan Mei 2006 terjadi penurunan BI diikuti oleh penurunan suku bunga simpanan hingga kisaran 9,00% 12,5%, peningkatan LDR 52.7% dibanding dengan sebelumnya 52.3%, NPL dari 9,4% (gross) menjadi 9,2%. Kebijakan penurunan suku bunga sebagai langkah strategi kebijakan pemerintah untuk antisipasi faktor risiko yang dapat mengganggu kinerja ekonomi ke depan berakibat pada keseluruhan penurunan suku bunga instrumen moneter. Namun kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional terus meningkat. Hal ini ditunjukan dengan penghimpunan DPK akhir November 2006 tumbuh sebesar 14,7% (yoy). Dari sisi kredit, penurunan suku bunga diiringi penurunan sebesar 0,1-0,4% yaitu suku bunga Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi (KI) dan Kredit Konsumsi (KK) masing-masing menurun menjadi 15.4%, 15.4%, 17.8% dari level di triwulan III-2006 yang masing-masing tercatat sebesar 15.8%, 15.7%, 17.9%. Sejalan dengan kondisi perbankan nasional, PT. Bank Pembangunan Daerah Papua tetap mampu memperlihatkan prestasi yang baik sebagaimana terlihat dari Laporan Keuangan per 31 Desember 2006 sebagai berikut: 1. Volume usaha sebesar Rp.7.659 milyar atau meningkat sebesar 120%. 2. Laba usaha sebesar Rp.137 milyar atau meningkat sebesar 73,42%. Laporan Tahunan- 2006 Bank Papua / 3

3. Penghimpunan dana yang terdiri dari Giro, Tabungan, Simpanan Berjangka, Simpanan dari Bank Lain sebesar Rp.6.124 milyar atau meningkat sebesar 133.38%. 4. Penggunaan dana yang disalurkan melalui kredit, penempatan pada bank lain, SBI, FasBI, sebesar Rp.6.163 milyar atau meningkat sebesar 114,34% 5. Ekuitas (modal) yang terdiri dari modal disetor, cadangan umum dan tujuan serta laba bersih sebesar Rp.443 milyar atau meningkat sebesar 38,74% Perkembangan usaha yang telah ditunjukan tersebut tidak terlepas dari keseriusan Manajemen dalam mengimplementasikan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) ditunjukan dengan dikeluarkan surat keputusan nomor: 01/KOM-DIR/BPD/XII/2004 tanggal 20 Desember 2004 tentang pelaksanaan Kebijakan yang diharapkan akan berdampak positif sehingga pada akhirnya akan membawa perubahan dan penyesuaian terhadap tata kelola Bank Papua. Pada kesempatan ini seluruh Dewan Komisaris dan seluruh Direksi beserta karyawan Bank Papua menyampaikan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada Anthon H. Banggo, BA dan Theodorus Daat, BA yang telah berakhir masa jabatan sebagai Komisaris PT. Bank Pembangunan Daerah Papua per Agustus 2006. Pada akhirnya keberhasilan yang telah diraih oleh Bank Papua sampai saat ini sudah sepantasnya kita Syukuri, tetapi hal itu tidak membuat Dewan Komisaris dan Direksi cepat puas diri, karena masih banyak tantangan dan hambatan di masa yang akan datang. Keberhasilan ini tidak terlepas dari doa dan kerjasama semua pihak, khususnya segenap karyawan/karyawati Bank Papua. Untuk itu saya ucapkan terima kasih atas segala upaya yang dilakukan untuk membuat Bank Papua semakin maju, dan kepada segenap pemegang saham, relasi dan nasabah Bank Papua saya ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada kami, semoga kerja sama yang telah terjalin selama ini akan semakin baik lagi. Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati. PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH PAPUA Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA Komisaris Utama/ 4 / Laporan Tahunan- 2006 Bank Papua

Onesias Fairyo,SE Direktur Utama / Pengantar Direktur Utama Salam Sejahtera, Puji Tuhan, karena Kasih dan KaruniaNya perkembangan kondisi perekonomian bangsa Indonesia secara makro ekonomi menguat optimisme kearah perbaikan. Hal tersebut dapat dilihat pada triwulan I dan II tahun 2006 walau menunjukan perlambatan yang dipicu oleh tingginya harga minyak dunia yang mengakibatkan Rupiah terdepresiasi dari Rp.8.722/USD Rp.9.245/USD atau 5,9%. Namun memasuki semester II 2006 indikator makro ekonomi semakin mengkonfirmasi arah perbaikan. Hal ini terindikasi dari lebih tingginya angka pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2006 tercermin pada membaiknya daya beli masyarakat. Sementara kestabilan makro ekonomi masih tetap terjaga tercermin dari nilai tukar rupiah yang stabil dan cenderung menguat. 6 / Laporan Tahunan- 2006 Bank Papua

Serta inflasi yang terjaga, selama tahun 2006 rata-rata nilai tukar rupiah mencapai Rp.9.183 atau terapresiasi 5.46% diban-ding tahun sebelumnya. Nilai tukar Rupiah cenderung menguat terhadap USD didorong oleh membaiknya imbal hasil investasi rupiah yang masih menarik, serta berkurangnya tekanan kenaikan suku bunga di AS. Kestabilan makro ekonomi Indonesia mendorong pemerintah mengambil keputusan penurunan suku bunga pada bulan Agustus 2006 dari 12,25% menjadi 11.75% dalam upaya pencapaian target inflasi yaitu 8%±1% untuk tahun 2006 dan 6%±1% untuk tahun 2007. Hal tersebut memacu peningkatan penyaluran kredit sementara jumlah Dana Pihak Ketiga menurun. Hal ini menunjukan bahwa perbankan semakin menjalankan fungsi intermediasinya untuk mendukung kegiatan perekonomian. triwulan III-2006 Bank Papua terhadap perbankan regional untuk Dana Pihak Ketiga masih didominasi oleh Giro yaitu sebesar 64,17%, sedangkan Tabungan 17,15% dan Deposito 6,38%. Untuk penyaluran dana dalam bentuk Kredit, Bank Papua terhadap perbankan regional sebesar 34,88%. Sejalan dengan kondisi perbankan nasional, PT. Bank Pembangunan Daerah Papua tetap mampu memperlihatkan prestasi yang baik sebagaimana terlihat dari Laporan Keuangan per 31 Desember 2006 sebagai berikut: 1. Volume usaha meningkat sebesar Rp.4.178 milyar atau 120% dari Rp.3.482 milyar pada 31 Desember 2005 menjadi Rp.7.659 milyar pada 31 Desember 2006. 2. Laba usaha meningkat sebesar Rp.58 milyar atau 73.42% dari Rp.79 milyar pada 31 Desember 2005 menjadi Rp.137 milyar pada 31 Desember 2006. 3. Penghimpunan dana yang terdiri dari Giro, Tabungan, Simpanan Berjangka, Simpanan dari Bank Lain meningkat sebesar Rp.3.500 milyar atau 133,38% dari Rp.2.624 milyar pada 31 Desember 2005 menjadi Rp.6.124 milyar pada 31 Desember 2006. 4. Penggunaan dana yang disalurkan melalui kredit, penempatan pada bank lain, SBI, FasBI, meningkat sebesar Rp.3.288 milyar atau 114,34% dari Rp.2.875 milyar pada 31 Desember 2005 menjadi Rp.6.163 milyar pada 31 Desember 2006. 5. Ekuitas (modal) yang terdiri dari modal disetor, cadangan umum dan tujuan serta laba bersih meningkat sebesar Rp.124 milyar atau 38,74% dari Rp.319 milyar pada 31 Desember 2005 menjadi Rp.443 milyar pada 31 Desember 2006. Laporan Tahunan- 2006 Bank Papua / 7

6. Rasio-rasio keuangan yang berhasil dicapai per 31 Desember 2006 sebagai berikut: (CAR) mencapai sebesar 34,80%, meningkat sebesar 4,18% dibandingkan dengan tahun lalu. ( NPL ) gross mencapai sebesar 2,08%, turun sebesar 0,09% dibandingkan dengan tahun lalu (ROA) mencapai sebesar 2,86%, turun sebesar 0,50% dibanding dengan tahun lalu. (ROE) mencapai sebesar 26,00%, meningkat sebesar 7,83% dibanding dengan tahun lalu. (NIM) mencapai sebesar 10,44%, mengalami penurunan sebesar 4,19% dibanding dengan tahun lalu. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) mencapai sebesar 77,50% mengalami penurunan sebesar 1,44% dibanding dengan tahun lalu. (LDR) mencapai sebesar 19,13%, mengalami penurunan sebesar 14,18% dibanding dengan tahun lalu. Keberhasilan Bank Papua ini merupakan hasil kerja keras jajaran manajemen dan seluruh pegawai. Namun perjalanan masih panjang dan kita harus terus berusaha secara bersama-sama dan terus menjalin suasana kerja yang kondusif, maka karena Kasih karunianya Bank Papua dapat menjadi bank yang lebih baik dan dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat pada umumnya dan para pemegang saham pada khususnya. Akhir kata atas nama Direksi kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerja keras karyawan/karyawati dan kepercayaan serta dukungan nasabah, mitra bisnis, maupun kepercayaan dan arahan para pemegang saham baik Pemerintah Provinsi Papua, Pemerintah Provinsi Irian Jaya Barat, Pemerintah Kota/Kabupaten se-papua. Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati. PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH PAPUA Onesias Fairyo, SE Direktur Utama/ 8 / Laporan Tahunan- 2006 Bank Papua

Kepemilikan Modal Kepemilikan modal PT. Bank Papua hingga akhir tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar Rp.72.030 juta atau 32,16% dari tahun 2005 yaitu dari jumlah sebesar Rp.223.960 juta di tahun 2005 menjadi sebesar Rp.295.990 juta di tahun 2006. Peningkatan tersebut disebabkan bertambahnya kepercayaan para pemegang saham dari Pemerintah Provinsi dan kabupaten se Papua dan IRJABAR. Tabel : Struktur Modal PT.Bank Pembangunan Daerah Papua jumlah saham harga saham kepemilikan No. PEMEGANG SAHAM (lembar/ (Rp.000.000) (%) 1 Provinsi Papua 18,721 93,605 31.62 2 Kabupaten Jayapura 2,603 13,015 4.40 3 Kabupaten Manokwari 4,478 22,390 7.56 4 Kabupaten Sorong 1,755 8,775 2.96 5 Kabupaten Jayawijaya 2,002 10,010 3.38 6 Kabupaten Merauke 3,677 18,385 6.21 7 Kabupaten Biak Numfor 1,393 6,965 2.35 8 Kabupaten Yapen 793 3,965 1.34 9 Kabupaten Fak-Fak 3,285 16,425 5.55 10 Kabupaten Nabire 1,356 6,780 2.29 11 Kabupaten Puncak Jaya 1,750 8,750 2.96 12 Kabupaten Mimika 1,440 7,200 2.43 13 Kabupaten Paniai 1,900 9,500 3.21 14 Kabupaten Sarmi 400 2,000 0.68 15 Kabupaten Teluk Bintuni 1,000 5,000 1.69 16 Kabupaten Tolikara 300 1,500 0.51 17 Kabupaten Waropen 500 2,500 0.84 18 Kabupaten Yahukimo 1,000 5,000 1.69 19 Kabupaten Sorong Selatan 900 4,500 1.52 20 Kabupaten Asmat 600 3,000 1.01 21 Kabupaten Kaimana 800 4,000 1.35 22 Kabupaten Raja Ampat 400 2,000 0.68 23 Kabupaten Teluk Wondama 700 3,500 1.18 24 Kabupaten Keerom 300 1,500 0.51 25 Kabupaten Peg.Bintang 600 3,000 1.01 26 Kabupaten Supiori 500 2,500 0.84 27 Kabupaten Boven Digul 200 1,000 0.34 28 Kabupaten Mappi 400 2,000 0.68 29 Kota Jayapura 1,122 5,610 1.90 30 Kota Sorong 1,400 7,000 2.36 31 Pegawai PT. Bank Papua 2,923 14,615 4.94 Jumlah 59,198 295,990 100.00 Laporan Tahunan- 2006 Bank Papua / 9

dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT). Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diselenggarakan tanggal 17 Juni 2001 disetujui perubahan modal dasar menjadi Rp.150 Milyar. Perubahan menjadi Perseroan Terbatas (PT) ini selanjutnya dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2002 tanggal 21 Mei 2002 tentang Bank Pembangunan Daerah Papua dan telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Provinsi Nomor 23 tahun 2002, Akta Pendirian Perseroan Terbatas dihadapan Notaris Maryatie Simanjuntak, SH Nomor 2 tanggal 3 September 2003 dan telah disahkan Menteri Kehakiman dan HAM Republik Indonesia Nomor: C-13031 HT.01.01.TH.2002 tanggal 16 Juli 2002 dan Berita Negara RI Nomor 61 tanggal 30 Juli 2002. Dan telah mendapat persetujuan Deputi Gubernur Bank Indonesia No.4/147/ KEP.Dp.6/2002 tanggal 11 September 2002. Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 17 Juni 2003 diputuskan modal dasar PT.Bank Pembangunan Daerah Papua meningkat menjadi Rp.500 milyar hingga saat ini. Laporan Tahunan- 2006 Bank Papua / 11

Structure Organizational of Head Office Struktur Organisasi Kantor Pusat 12 / Laporan Tahunan- 2006 Bank Papua

Makna Logo Filosofi Logo 1. Grafis merupakan bentuk dari SAYAP dan BULU BURUNG CENDERA- WASIH, membentuk huruf/tulisan BPD yang memberikan kesan melesat ke atas melambangkan visi dan misi perusahaan dengan bisnis jasa keuangan yang kuat, terpercaya dan berkinerja tinggi. Burung Cenderawasih merupakan khas burung dan kebanggaan Papua sehingga bila menyebut Cenderawasih akan teringat atau identik dengan Papua. 2. Grafis terdiri dari 3 bagian yaitu 2 bulu dan sayap. Tiga bagian ini mencerminkan tiga pilar yaitu : a. 3 tungku pembangunan Papua yaitu Agama, Pemerintah dan adat. b. 3 Pemegang saham yaitu Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota, Karyawan/Masyarakat/Pihak ketiga. c. Budaya kerja BPD Papua, yaitu : Berpikir, Bertindak secara Bisnis 3. Sayap membentuk huruf B melambangkan fleksibilitas, dinamis dalam mengikuti perkembangan dan kondisi lingkungan usaha perbankan yang semakin mengglobal. Warna biru melambangkan ketenangan, konsentrasi, kerjasama dan bersatu. 4. Warna emas (gold) pada bulu membentuk huruf P menggambarkan tanah Papua yang kaya sumber daya alam (hasil bumi) dan juga mencerminkan Bank Pembangunan Daerah pada usaha ritel yang sangat menjanjikan. 5. Bulu membentuk huruf D merupakan cermin sebagai bank yang memiliki kepedulian sebagai pendorong untuk memajukan pertumbuhan ekonomi nasional dan regional khususnya pembangunan di Daerah Provinsi Papua. 6. Grafis membentuk gambaran yang kompak dan harmonis mencerminkan sikap profesional dan menjunjung tinggi nilai etika dan hubungan harmonis antara pemilik dan pengurus bank serta nasabah. Laporan Tahunan- 2006 Bank Papua / 13