TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

dokumen-dokumen yang mirip
TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

Pembahasan Materi #11

03/01/1438 KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN BAJA KLASIFIKASI BAJA 1) BAJA PEGAS. Baja yang mempunyai kekerasan tinggi sebagai sifat utamanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. KEGIATAN BELAJAR 5 STANDARISASI BAHAN TEKNIK LOGAM. Standarisasi untuk bahan teknik dapat dijelaskan dengan benar

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Baja adalah sebuah paduan dari besi karbon dan unsur lainnya dimana kadar karbonnya jarang melebihi 2%(menurut euronom)

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

PERLAKUAN PANAS MATERIAL AISI 4340 UNTUK MENGHASILKAN DUAL PHASE STEEL FERRIT- BAINIT

PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kategori unsur paduan baja. Tabel periodik unsur PENGARUH UNSUR PADUAN PADA BAJA PADUAN DAN SUPER ALLOY

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

ANALISIS PENGARUH TEMPERING

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Pengaruh Perlakuan Panas Austempering pada Besi Tuang Nodular FCD 600 Non Standar

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

Ir. Hari Subiyanto, MSc

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

11. Logam-logam Ferous Diagram fasa besi dan carbon :

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Penelitian Sebelumnya

Kekuatan tarik komposisi paduan Fe-C eutectoid dapat bervariasi antara MPa tergantung pada proses perlakuan panas yang diterapkan.

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

BAB VIII LOGAM BESI METAL FABRI CATION TECHNIQUES CASTING SAND DIE

4. BAJA PERKAKAS. Baja perkakas (tool steel), yang dikenal juga sebagai baja premium, adalah

Proses perlakuan panas diklasifikasikan menjadi 3: 1. Thermal Yaitu proses perlakuan panas yang hanya memanfaatkan kombinasi panas dalam mencapai

PENGARUH PERBEDAAN KONDISI TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN DARI BAJA AISI 4140

Analisa Temperatur Nitridisasi Gas Setelah Perlakuan Annealing pada Baja Perkakas

PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN METODA QUENCHING DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MAKRO STRUKTUR

Pengaruh Heat Treatment Dengan Variasi Media Quenching Air Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC

BAJA PADUAN DAN SUPER ALLOY. Dr.-Ing. Bambang Suharno Dr. Ir. Sri Harjanto 1. ALASAN PENGGUNAAN 2. KLASIFIKASI 3. PENGGUNAAN

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

Masa berlaku: Alamat : Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Juli 2009 Telp. (022) ; Faks. (022) ,

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA KEKERASA DAN STRUKTUR MIKRO TERHADAP VARIASI TEMPERATUR TEMPERING PADA BAJA AISI 4140

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA BAJA TAHAN KARAT MARTENSITIK 13Cr3Mo3Ni

Sistem Besi-Karbon. Sistem Besi-Karbon 19/03/2015. Sistem Besi-Karbon. Nurun Nayiroh, M.Si. DIAGRAM FASA BESI BESI CARBIDA (Fe Fe 3 C)

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

PEMBUATAN MATERIAL DUAL PHASE DARI KOMPOSISI KIMIA HASIL PELEBURAN ANTARA SCALING BAJA DAN BESI LATERIT KADAR NI RENDAH YANG DIPADU DENGAN UNSUR SIC

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Fluida : Semi Lean Benfield Solution (K 2 CO 3 ) Masalah Pompa 107-J. Produksi Tinggi. Why??

EFFECT OF HEAT TREATMENT TEMPERATURE ON THE FORMATION OF DUAL PHASE STEEL AISI 1005 HARDNESS AND FLEXURE STRENGTH CHARACTERISTICS OF MATERIALS

METALURGI Available online at

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

ANALISIS KEKUATAN TARIK DAN KARAKTERISTIK XRD PADA MATERIAL STAINLESS STEEL DENGAN KADAR KARBON YANG BERBEDA

Stainless and Heat-Resisting Crude Steel Production (in 000 metric tons)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 191

PROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

BAB IV HASIL PENELITIAN

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

PENGARUH KEKUATAN PENGELASAN PADA BAJA KARBON AKIBAT QUENCHING

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Melalui sedikit kelebihan gas dalam api dapat dicegah terjadinya suatu penyerapan arang (jika memang dikehendaki) dicapai sedikit penambahan

STUDI KOMPARASI HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS MATERIAL RING PISTON BARU DAN BEKAS

PROSES THERMAL LOGAM

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING PADA PROSES QUENCHING TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 4140

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH VARIASI REDUKSI TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA LATERIT MELALUI PENGEROLAN PANAS

PENELITIAN TENTANG PENINGKATAN KEKERASAN PADA PERMUKAAN BUSHING DENGAN HEAT TREATMENT METODE KONVENSIONAL

MENINGKATKAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS Q&T STEEL LOKAL DENGAN MGMAW TANPA PENERAPAN PH DAN PWHT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

PENGARUH VISKOSITAS OLI SEBAGAI CAIRAN PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIS PADA PROSES QUENCHING BAJA ST 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow

HEAT TREATMENT. Pembentukan struktur martensit terjadi melalui proses pendinginan cepat (quench) dari fasa austenit (struktur FCC Face Centered Cubic)

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

Materi #7 TIN107 Material Teknik 2013 FASA TRANSFORMASI

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

BAB VIII LOGAM BESI METAL FABRI CATION TECHNIQUES SAND DIE

Transkripsi:

1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik Definisi 2 Metal Alloys (logam paduan) adalah bahan campuran yang mempunyai sifat-sifat logam, terdiri dari dua atau lebih unsur-unsur, dan sebagai unsur utama campuran adalah logam. Merupakan pencampuran dari dua jenis logam atau lebih, untuk mendapatkan sifat fisik, mekanik, listrik dan visual yang lebih baik. 1

Klasifikasi 3 Logam Paduan (Metal Alloys) Mengandung Besi (Ferrous) Tidak Mengandung Besi (Non-Ferrous) Lembaga Standarisasi Material 4 AISI SAE ASTM UNS American Iron and Steel Institute Soiety of Automotive Engineers American Society for Testing and Materials Uniform Numbering System 2

Ferrous Alloys 5 Paduan Mengandung Besi (Ferrous Alloys) Baja (Steels) Besi Cor (Cast Iron) Kadar karbon (C) < 1.4% Kadar karbon (C) 3 4.5% Steels 6 Plain Carbon Steels (Baja Karbon Biasa) Stainless Steels (Baja Tahan Karat) Baja (Steels) Alloy Steels (Baja Paduan) 3

Plain Carbon Steels 7 Plain Carbon Steels (Baja Karbon Biasa) Paduan Rendah (Low Alloy) Kadar karbon (C) < 1.4% Paduan Tinggi (High Alloy) Kadar karbon (C) 3 4.5% Karbon Rendah (Low Carbon) Kadar karbon (C) < 0.25% Karbon Menengah (Medium Carbon) Kadar karbon (C) 0.25 0.6% Karbon Tinggi (High Carbon) Kadar karbon (C) 0.6 1.4% 8 Tabel Sistem dan Komposisi Baja Karbon Biasa dan Baja Paduan 4

Low Carbon Steels 9 Baja Karbon Rendah Biasa (Plain Low Carbon Steels) Baja Karbon Rendah (Low Carbon Steels) High Strenght Low Alloy/HSLA Sangat tidak responsif terhadap perlakuan panas. Lunak, lemah, tangguh dan ulet Mampu diproses permesinan, mampu las, tidak mahal. Yield Strength ~275MPa, Tensile Strenght ~415 550MPa, Elongation 25% el. Mengandung unsur paduan seperti Cu, V, Ni, Mo dengan kadar >10% wt. Lebih kuat dari baja karbon rendah biasa. Ulet, mampu dibentuk dan mampu diproses permesian. 10 Tabel Sistem, Sifat Mekanis, & Aplikasi Baja Karbon Rendah 5

Medium Carbon Steels 11 Atau Baja Karbon Menengah. Dapat diperlakukan panas, tetapi hanya pada bagian yang tipis. Lebih kuat dari baja karbon rendah, tetapi kurang ulet, dan kurang tangguh. Memiliki ketahanan aus yang baik. Banyak diaplikasikan untuk Roda dan rel kereta api, roda gigi, dll. High Carbon Steels 12 Atau Baja Karbon Tinggi. Lebih keras, lebih kuat, paling ulet dari semua baja. Hampir selalu digunakan dalam kondisi tempering. Memiliki ketahanan aus yang baik. Karbida sulit dibentuk dan tahan aus terhadap unsur paduan. Banyak digunakan untuk perkaksa potong, cetakan, pisau, pisau cukur, pegas, kawat kekuatan tinggi. 6

13 Tabel Sistem, Sifat Mekanis, & Aplikasi Baja Karbon Menengah & Tinggi Sifat Karbon Plain Carbon Steels 14 Karbon Rendah Memiliki sifat mampu bentuk dan mampu las yang baik. Penguatan oleh pengerjaan dingin (coldwork). Struktur biasanya pearlite dan ferrite. Karbon Menengah Dapat di quenching untuk membentuk martensite atau bainite. Mengurangi struktur antara daktilitas dan kekuatan. Karbon Tinggi Memiliki ketangguhan dan sifat mampu bentuk yang rendah. Memiliki kekerasan dan ketahanan aus yang baik. Dapat membentuk martensite melalui quenching, tetapi resiko keretakan. 7

Sifat Plain Carbon Steels 15 Kekuatan dan kekakuan yang tinggi Ketangguhan yang wajar Biaya yang rendah Mudah untuk di daur ulang Mudah karat, sehingga memerlukan perlindungan permukaan Pengaruh Unsur Paduan (1) 16 Bi & Pb meningkatkan mampu diproses permesinan B (0.001 0.003%) - ampuh untuk meningkatkan kekerasan bahan. Cr (0.5 2%) - meningkatkan kekerasan (4 18%) - menigkatkan ketahanan korosi Cu (0.1 0.4%) - meningkatkan ketahanan korosi 8

Pengaruh Unsur Paduan (2) 17 Mn (0.25 0.4%) - dikombinasi dengan S untuk mencegah kerapuhan Ni Mo (2 5%) - meningkatkan ketangguhan (12 20%) - meningkatkan ketahanan korosi (0.2 5%) - menstabilkan karbida Si (0.2 0.7%) - meningkatkan kekuatan (2%) - meningkatkan kelenturan (% yang lebih besar) - sifat kemagnetan Pengaruh Unsur Paduan (3) 18 S (0.08 0.15%) - bebas permesinan Ti W V memberbaiki C dalam partikel diam, mengurangi kekerasan martensite dalam baja Cr meningkatkan kekerasan pada temperatur tinggi menstabilkan karbida, termasuk kekuatan dengan daktilitas tetap, memperhalus butir 9

Alloy Steels 19 Baja Paduan (Alloy Steels) High Strenght Low Alloy/HSLA Baja Dua Fasa (Two-Phase Steel) Baja Bebas Permesinan (Free Machining Steels) Baja Lembaran Pengerasan Pembakaran (Bake Hardenable Steel Sheet) Maraging Steels Baja Temperatur Tinggi (Steel High Temperature) High Strenght Low Alloy/HSLA 20 Penggunaannya luas. Memiliki yield tinggi (hampir dua kali dari baja karbon biasa). Mampu las dan ketahanan korosi yang baik. Daktilitas dan kemampuan pengerasan terbatas. Tahan untuk membentuk martensite di area las. 10

Two-Phase Steel 21 Quenching dari temperatur di atas A1 tetapi di bawah A3 untuk membentuk struktur dari ferrite dan martensite. Kekuatannya sebanding dengan HSLA sementara sifat mampu bentuk labih tinggi, tanpa kehilangan mampu las. Banyak di aplikasikan pada struktur dan body otomotif. Free Machining Steels 22 Paduan S, Pb, Bi, Se, Te, atau P. Membuat keping yang melanggar diskontinuitas dalam struktur dan menjadi pelumasan. Biaya yang lebih tinggi dapat digantikan dengan kecepatan yang lebih tinggi dan memakai alat pemotong lebih rendah. Aditif mengurangi sifat seperti kekuatan, daktilitas, pengerjaan dingin, juga meningkatkan kemampuan permesinan. 11

Bake Hardenable Steel Sheet 23 Penting untuk lembaran baja dalam otomotif. Baja rendah karbon. Sifat mampu bentuk yang baik dan kekuatan meningkat setelah membentuk dengan pemanasan pada proses pembakaran (paint-baking process). Mampu las yang baik, energi tabrakan, biaya rendah mudah recycle. Maraging Steels 24 Paduan dengan kekuatan super tinggi. Mampu pengerjaan dingin dan proses aging dengan hasil 1725 Mpa dan %EL 11%. Mampu las. Komposisi khas adalah 0.03%C, 8.5%Ni, 7.5%Co, 0.1%Al, 0.003%B, 0.1%Si, 4.8%Mo, 0.4%Ti, 0.01%Zr, 0.1%Mn, 0.01%S, dan 0.01%P. Mampu pengerjaan panas untuk mendapatkan lembut, tangguh, martensite rendah dan mudah untuk permesinan. 12

Steel High Temperature 25 Memiliki kekuatan, ketahanan korosi, dan ketahanan mulur yang baik. Baja karbon biasa 250 C. Paduan konvensional 350 C. Cenderung memiliki karbon rendah (kurang dari 0.1%). Dapat digunakan pada temperatur lebih tinggi dari 550 C. Penggunaan Baja Dalam Otomotif 26 13

Bake Hardenable Steel 27 Dual Phase Steel 28 14

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 Daftar Referensi 29 www.me.uprm.edu http://eng.sut.ac.th 15