Laporan Tugas Akhir BAB II TEORI DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB II LANDASAN TEORI. tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi/panas.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. (sumber: Bahan Ajar Sistem Tata Udara Andtiyanto Setiawan tahun 2010, POLBAN)

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

5/30/2014 PSIKROMETRI. Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB. Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab

Salah satu jenis pengering udara adalah regenerative desiccant air dryer. Gambar 2.2 merupakan salah satu contoh dari alat pengering udara jenis

JTM Vol. 04, No. 1, Februari

benar kering. Kandungan uap air dalam udara pada untuk suatu keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. Pada bagan psikometrik ada dua hal yang p

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

Campuran udara uap air

MODUL 8 PSIKROMETRIK CHART

1.4 Tujuan Masalah Tinjauan Umum Kelembaban Udara Temperatur Bola Kcring (t^) Temperatur Bola Basah (l,h) 7

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

A. Pengertian Psikometri Chart atau Humidty Chart a. Terminologi a) Humid heat ( Cs

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

AIR CONDITIONING SYSTEM. Oleh : Agus Maulana Praktisi Bidang Mesin Pendingin Pengajar Mesin Pendingin Bandung, 28 July 2009

HUMIDIFIKASI DEHUMIDIFIKASI

BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran. 60 DAFTAR PUSTAKA.. 61 LAMPIRAN. 62

PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP KINERJA SISTEM REFRIGERASI PADA TATA UDARA SENTRAL. M. Nuriyadi ABSTRACT

BAB V ANALISA PERHITUNGAN DARI BEBERAPA ALAT. V.1 Hasil perhitungan beban pendingin dengan memakai TRACE 700

BAB II LANDASAN TEORI

Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI COOLING PAD BERBAHAN SUMBU KOMPOR DENGAN PENAMBAHAN VARIASI DUCTING BERBENTUK SILINDER DAN BALOK ABSTRAK

[LAPORAN TUGAS AKHIR]

PENINGKATAN EFISIENSI AIR COOLER DENGAN SERABUT KELAPA

Menurut Brennan (1978), pengeringan atau dehidrasi didefinisikan sebagai pengurangan kandungan air oleh panas buatan dengan kondisi temperatur, RH, da

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI 2012

ANALISA KEBUTUHAN BEBAN PENDINGIN DAN DAYA ALAT PENDINGIN AC UNTUK AULA KAMPUS 2 UM METRO. Abstrak

SMK NEGERI I CIREBON 2011 Visit us on : ptu.smkn1-cirebon.sch.id

BAB III METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN EVAPORATIVE COOLING

BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II LANDASAN TEORI

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

BAB II STUDI PUSTAKA

PENGURANGAN KELEMBABAN UDARA MENGGUNAKAN LARUTAN CALSIUM CHLORIDE (CACL2) PADA WAKTU SIANG HARI DENGAN VARIASI SPRAYING NOZZLE

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

BAB IV ANALISA PEMBAHASAN

LAPORAN TUGAS AKHIR. Analisa Performance Menara Pendingin Tipe Induced Draft Counterflow Tower With Fill Sebagai Pendingin Pengecoran Baja

BAB III PERENCANAAN, PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN, DAN PEMILIHAN UNIT AC

OPTIMASI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA KERETA REL LISTRIK

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak

ANALISA PENGARUH ARUS ALIRAN UDARA MASUK EVAPORATOR TERHADAP COEFFICIENT OF PERFORMANCE

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

SANITASI DAN KEAMANAN

TUGAS AKHIR EFEKTIFITAS DESICCANT DALAM MENGONTROL RH DIBANDING HEATER DAN HEATING COIL

BAB IV PENGOLAHAN DATA

SISTEM TATA UDARA (AC) PADA BANGUNAN GEDUNG

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR EKSPERIMEN HEAT TRANSFER PADA DEHUMIDIFIER DENGAN AIR DAN COOLANT UNTUK MENURUNKAN KELEMBABAN UDARA PADA RUANG PENGHANGAT

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk

TUGAS PERPINDAHAN PANAS

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ke 6 (KELEMBABAN UDARA)

TUGAS AKHIR. Perancangan Dan Pembuatan Alat Peraga Praktikum AC (Air Conditioner) Mobil. Disusun Oleh : : Salim Agung Musofan NIM :

PEMBUATAN ALAT PENGERING SERBUK TEMBAGA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM REFRIGERASI KOMPRESI UAP

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

BAB II DASAR TEORI. Pengujian alat pendingin..., Khalif Imami, FT UI, 2008

Analisa performansi cooling pad dengan penambahan saluran berbentuk silinder dan balok

MAKALAH PRAKTIK PENSINGIN DAN TATAUDARA

Analisa performansi cooling pad tanpa saluran udara dan dengan saluran udara

KESETIMBANGAN ENERGI

BAB II LANDASAN TEORI

PENINGKATAN UNJUK KERJA PERALATAN AIR WASHER

Analisa Performansi Cooling Pad Tanpa Saluran Udara dan dengan Saluran Udara

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II TEORI DASAR 2.1 Sistem Tata Udara Secara umum pengkondisian udara adalah suatu proses untuk mengkondisikan udara pada suatu tempat sehingga tercapai kenyamanan bagi penghuninya. Tata udara meliputi aspek yang luas, sasaranya tidak hanya memberikan rasa sejuk belaka, tetapi kenyamanan, kebersihan udara serta kondisi tertentu untuk memperluas berbagai proses diantaranya industri dan transportasi. Ada enam aspek dalam pengkondisian udara yang perlu diperhatikan, yakni : 1. Temperatur udara 2. Kelembaban udara 3. Gerakan aliran udara 4. Debu dan bau di udara 5. Suara (noise criteria) 6. Kadar oksigen dan gas-gas beracun lain Temperatur udara yang diinginkan diatur dengan cara pendinginan atau pemanasan. Pendinginan dilakukan bila suhu udara berada diatas derajat yang diinginkan, sebaliknya harus dilakukan pemanasan bila temperatur udara terlalu dingin. Kelembaban udara di atur dengan menyerap atau menyemprotkan uap air ke udara tersebut. Peralatan yang menyerap uap air disebut dehumidifier sedangkan peralatan pelembab udara disebut humidifier. Gerakan udara diatur dengan memilih kapasitas kipas yang tepat atau dengan mengatur volume dan kecepatan udara suplai. Kadar oksigen, gas-gas beracun dan bau diatur dengan cara mangatur jumlah udara segar yang diambil dari luar, merencanakan sistem exhaust dan sebagainya. Debu atau kotoran yang berbentuk padat halus dilenyapkan dengan penyaringan, pencucian dan perencanaan sistem exhaust yang baik. Suara bising yang ditimbulkan oleh sistem tata udara dapat berasal Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 5

dari gerakan udara didalam kipas, gesekan udara didalam saluran dan getaran bantal (bearing) yang aus. Suara bising yang bukan disebabkan oleh sistem tata udara tidak termasuk dalam lingkup tanggung jawab ahli tata udara. 2.2 Sistem Udara Penuh (All Air System) Sistem tata udara yang menggunakan all air system ini mengalirkan udara secara langsung keruangan-ruangan yang dikondisikan. Sistem udara penuh membutuhkan alat untuk pengolahan udara. Alat pengolahan udara yang digunakan biasa dikenal dengan istilah Air Handling Unit (AHU). Dimana komponen utama dalam AHU adalah koil pendingin, filter dan kipas. Dalam proses pendistribusian udara dingin (udara suplai) dari AHU keruangan dibutuhkan saluran udara (ducting). Agar panas dari luar atau lingkungan tidak masuk dan mempengaruhi keadaan udara suplai, maka ducting yang digunakan haruslah di insulasi. Keuntungan sistem udara penuh adalah : 1. Sederhana, mudah perancangan, pemasangan, pemakaian dan perawatan. 2. Biaya awalnya relatif murah. Sedangkan kerugiannya adalah : 1. Kesulitan pengaturan temperatur dan kelembaban dari ruangan yang dikondisikan, karena beban kalor dari ruangan tersebut mungkin berbeda satu sama lain. 2. Saluran utama berukuran besar sehingga membutuhkan tempat yang luas. Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 6

Gambar 2.1 All Air System (secara direct expansion) 2.3 Diagram Psikrometrik Dalam perancangan sistem tata udara, psikrometrik digunakan untuk menentukan kondisi dan debit udara suplai, kondisi udara keluar koil pendingin, kondisi udara masuk koil pendingin, bypass factor, temperatur titik embun alat (apparatus dew point), dan beban total yang harus di tanggung oleh koil pendingin. Hasil perhitungan debit udara suplai, dikombinasikan dengan hasil perhitungan beban tiap ruangan dapat dimanfaatkan untuk Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 7

Gambar 2.2 Psychrometric Chart dari Carrier menentukan rancangan saluran udara dan memilih kipas udara yang sesuai dengan kebutuhan. Kondisi udara suplai, kondisi udara keluar koil pendingin, kondisi udara masuk koil pendingin, bypass factor dan temperatur titik embun alat dapat dimanfaatkan untuk menentukan kondisi kerja mesin pendingin. Gambar diatas merupakan contoh dari psychrometric chart dari Carrier Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 8

Gambar 2.3 Diagram psikrometrik sederhana Tabel 2.1 Keterangan simbol pada diagram psikrometrik Parameter Simbol Satuan Temperatur tabung kering Tdb Temperatur tabung basah Twb Entalpi H kj/kg atau Btu/lb Rasio kelembaban W kg uap/kg udara atau lb uap/lb udara Volume spesifik V atau lb Kelembaban relative RH % 2.4 Proses-proses Psikrometrik Proses yang dialami oleh udara secara umum ada 8 macam. Proses-proses tersebut biasa tergambarkan dalam diagram psikrometrik. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.3. Kedelapan proses tersebut adalah 1. Proses 0-1 merupakan proses pemanasan sensibel dimana pemanasan tanpa penambahan atau pengurangan uap air. Hal tersebut terjadi pada udara yang melewati koil pemanas. Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 9

2. Proses 0-2 merupakan proses pemanasan dan humidifikasi dimana udara yang mengalami pemanasan dengan penambahan uap air. Hal tersebut terjadi pada udara yang mendapat semprotan air dengan temperatur lebih tinggi disbanding temperatur tabung kering udara. 3. Proses 0-3 merupakan humidifikasi dimana udara yang tidak mengalami pemanasan ataupun pendinginan tetapi terjdai penambahan uap air. Hal tersebut terjadi pada udara yang mendapat semprotan air dengan temperatur sama dengan temperatur tabung kering udara. Gambar 2.4 Proses-proses udara 4. Proses 0-4 merupakan pendinginan dan humidifikasi dimana udara mengalami pendinginan dan penambahan uap air. Proses ini terjadi pada udara yang mendapat semprotan air alami. 5. Proses 0-5 merupakan pendinginan sensibel dimana udara mengalami pendinginan tanpa penambahan atau pengurangan uap air. Proses ini terjadi pada udara yang didinginkan oleh koil yang temperaturnya lebih rendah dibandingkan temperatur tabung keringnya tetapi sama atau lebih tinggi daripada temperatur titik embunnya. Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 10

Laporan Tugas Akhir 6. Proses 0-6 merupakan pendinginan dan dehumidifikasi dimana udara mengalami pendinginan dan pengurangan uap air. Proses ini terjadi pada udara yang didinginkan oleh koil yang temperaturnya lebih rendah dibandingkan temperatur titik embunnya. 7. Proses 0-7 merupakan dehumidifikasi dimana udara mengalami pengurangan uap air tampa pemanasan atau pendinginan. Proses ini terjadi pada udara yang melewati dehumidifier seperti silica gel. 8. Proses 0-8 merupakan pemanasan dan dehumidifikasi dimana udara mengalami pemanasan dan pengurangan uap air. Proses ini terjadi pada udara yang melewati koil pemanas dan dehumidifier. 2.5 Perhitungan Psikrometrik Dengan memanfaatkan diagram psikrometrik, maka perhitungan-perhitungan psikrometrik pada berbagai proses yang terjadi di udara dapat dilakukan. 2.5.1 Pendinginan dan pemanasan udara Pada proses pendinginan, udara akan mengalami penurunan temperatur tabung kering. Sedangkan pada proses pemanasan, udara akan mengalami peningkatan temperatur tabung kering dimana q = daya yang dibutuhkan untuk pemanasan atau pendinginan (kw) = laju aliran masa udara (kg/s) = selisih entalpi udara kondisi 1 dan 2 (kj/kg) = entalpi udara pada kondisi 1 (kj/kg) = entalpi udara pada kondisi 2 (kj/kg) 2.5.2 Proses sensibel dan laten Daya/kalor pada proses sensibel sebanding dengan perubahan temperatur udara. Kalor sensibel dapat dihitung dengan : dimana Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 11

= kalor sensibel (W) Q =debit udara (LPS ) = temperatur udara awal ( ) = temperatur udara akhir ( ) Sementara pada daya/kalor pada proses laten sebanding dengan perubahan rasio kelembaban udara. Kalor laten dapat dihitung dengan : dimana kalor laten (kw) = rasio kelembaban udara awal (kg uap air/kg udara kering) = rasio kelembaban udara akhir (kg uap air/kg udara kering) Dengan rumus untuk mencari debit adalah Q = debit, [m 3 /s]. V = kecepatan aliran udara, [m/s] A = luas permukaan, [m 2 ] 2.5.3 Pencampuran udara Proses pencampuran udara merupakan proses dimana dua arus udara dicampurkan dan membentuk arus ketiga. Proses ini banyak dijumpai pada sistem pengkondisi udara, dimana pencampuran udara luar (outside air) dengan udara balik (return air). Hasil pencampuran tersebut di sebut dengan mixed air atau entering air (EA). Udara hasil pencampuran tersebut akan masuk ke koil pendingin. Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 12

Gambar 2.5 Skema proses pencampuran udara Gambar 2.6 Proses pencampuran udara pada all air system Untuk menentukan hasil pencampuran udara dengan perhitungan psikrometrik, dapat dinyatakan dengan persamaan berikut : dimana temperatur tabung kering udara hasil pencampuran ( ) = debit outside air (l/s) debit return air (l/s) temperatur tabung kering outside air ( ) temperatur tabung kering return air ( ) Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 13

Untuk mencari temperatur tabung basah, rasio kelembaban dan entalpi udara hasil pencampuran maka digunakan persamaan dengan bentuk yang hampir sama dengan persamaan diatas. dimana temperatur tabung basah udara hasil pencampuran ( ) = rasio kelembaban udara hasil pencampuran (kg uap air/kg udara kering) entalpi udara hasil pencampuran ( ) = debit outside air (l/s) debit return air (l/s) temperatur tabung basah outside air ( ) temperatur tabung basah return air ( ) = rasio kelembaban outside air (kg uap air/kg udara kering) = rasio kelembaban return air (kg uap air/kg udara kering) entalpi outside air ( ) entalpi return air ( ) 2.5.4 Faktor Kontak dan Bypass Udara yang akan melewati koil pendingin tidak seluruhnya bersentuhan dengan koil pendingin dan mengalami pendinginan dan dehumidifikasi. Bagian dari udara yang bersentuhan dengan koil pendingin dinyatakan dengan faktor kontak (contact factor) sementara bagian udara yang tidak bersentuhan dengan koil dinyatakan dengan faktor bypass (bypass factor). Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 14

Kedua persamaan tersebut dinyatakan dengan : CF + BF = 1 dimana, CF = Contact Factor BF = Bypass Factor Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 15