BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN TILONGKABILA

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS CABAI MERAH DI KABUPATEN POHUWATO JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

Oleh Ir. Hi. FENNY MONOARFA, MSi Kepala Dinas Pangan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

Tanaman pangan terutama padi/beras menjadi komoditas yang sangat strategis karena merupakan bahan makanan pokok bagi bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

pelaksanaan pencapaian ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional.

LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Renstra BKP5K Tahun

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

DAFTAR LAMPIRAN. No Lampiran Halaman

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI DESA KALIBENING KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

STRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN PASER BIDANG INDUSTRI TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

PENDAHULUAN. swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi penduduk, menempatkan daerah ini sebagai daerah suplai beras dan penyangga

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

FUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MTH Sri Budiastutik, Pengembangan Sistem Insentif Teknologi Industri Produksi Benih dan Bibit. JKB. Nomor 6 Th. IV Januari

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN TILONGKABILA 4.1. Kondisi Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Tilongkabila merupakan merupakan salah satu dari 17 kecamatan di Kabupaten Bone Bolango, kecamatan ini terletak pada 1,30 Lintang Utara, 1 Lintang Selatan, 121 Bujur Timur, 123 30 Bujur Barat dan terdiri 14 Desa setelah pemekaran. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Tilongkabila antara lain sebagai berikut : a. Sebelah Utara dengan Kecamatan Bulango Timur. b. Sebelah Timur dengan Kecamatan Suwawa. c. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Kabila. d. Sebelah Barat dengan Kota Gorontalo. Melihat dari kondisi georafis yang ada bahwa Kecamatan Tilongkabila merupakan salah satu kecamatan penghasil beras ke dua terbesar di Kabupaten Bone Bolango. Karena mempunyai potensi lahan padi sawah yang luas serta iklim mendukung untuk budidaya usahatani padi sawah.sehingga pemerintah Kabupaten Bone Bolango memberikan perhatian dan bantuan kepada petani padi sawah di Kecamatan Tilongkabila. Kecamatan Tilongkabila merupakan bagian Timur dari Kabupaten Bone Bolango 16,2 Km sebelah Barat Daya Kota Gorontalo. Secara geografis, luas Kecamatan Tilongkabila 79,74 Km² atau 4,02 % dari luas Kabupaten Bone Bolango.Desa terluas adalah Desa Motilango, Dilihat dari morfologi permukaan bumi, yang terluas adalah daerah pegunungan, dan dataran rendah.hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Luas Daerah dan Persentase Terhadap Kecamatan Diperinci Per Desa/Kelurahan Tahun 2010 Desa/Kelurahan Luas (Km²) Persentase (%) Toto Utara 0,6 0,76 Tamboo 1,08 1,35 Bongoime 8,3 10,41 Bongopini 6,56 8,23 Moutong 1,83 2,29 Tunggulo 4,28 5,37 Lonuo 10,05 12,60 Motilango 39,92 50,06 Iloheluma 2,62 3,29 Pertama 0,44 0,55 Butu 0,72 0,90 Tunggulo Selatan 1,82 2,28 Berlian 0,65 0,82 Bongohulawa 0,87 1,09 Jumlah 79,74 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Bone Bolango, 2010 Tabel 4. Terlihat bahwa Kecamtan Tilongkabila yang memiliki wilayah paling luas adalah Desa Motilango dengan luas 39,92km² (50,06%). Sedangkan Desa yang terkecil wilayahnya adalah Desa Toto Utara dengan luas hanya 0,6 km² (0,76%). 4.2. Topografi dan Jenis Tanah Topografi wilayah Kecamatan Tilongkabila dengan ketinggian dari permukaan laut antara 0-500 meter diantaranyaterdapat 3 sungai yakni Tilanta (Desa Moutong), Peyapata (Desa Tunggulo), Batuwapadu (Desa Butu) dan satu Gunung yakni Paaya di Desa Butu. Jenis tanah umumnya bervariasi antara lain, Aluvial, Grumusol, Andosol, Latosol, Podsolik dan Litosol. Berdasarkan sifat-sifatnya, tanah-tanah ini mempunyai kemampuan lahan yang bervariasi dari rendah sampai tinggi. Melihat kondisi tanah yang ada, maka kebanyakan tanah di Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango dapat dibudidayakan komoditi pertanian, kecuali yang diklasifikasikan sebagai Litosol, walaupun sebagaian diantaranya memerlukan

pemeliharaan yang efektif dengan adanya kendala-kendala yang dihadapi. Pembatas uatama bagi pengembangan usahatani padi sawah adalah faktor kondisi lereng (Bappeda Bone Bolango, 2012).Potensi lahan usahatani padi sawah di Kecamatan Tilongkabila dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5.Potensi Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Tilongkabila Tahun 2010 Desa/Keluharan Potensi Diolah (Ha) Luas Sawah Sawah Sawah (Ha) (PU) Non PU Jumlah Toto Utara 116,8 116,8-116,8 Tamboo 80,8 79,50 1,30 80,8 Bongoime 115,70 115,70-115,70 Bongopini 110,6 101,00 9,60 110,6 Moutong 16,10 16,10-16,10 Tunggulo 8,30-8,30 8,30 Lonuo 2,00-2,00 2,00 Motilango 34,40 34,40-34,40 Iloheluma 90,30 90,30-90,30 Pertama 100,10 100,10-100,10 Butu 3,30-3,30 3,30 Tunggulo - - - - Selatan Berlian * * * * Bongohulaawa * * * * Jumlah 678,40 653,90 24,50 678,40 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Bone Bolango, 2010 Ket * = Data masih gabung Desa Induk. Pada Tabel 5, terlihat bahwa Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango sangat strategis untuk usahatani padi sawah dengan melihat potensi lahan yang cukup besar dimana luas lahan terbesar 116,8 Ha di Desa Toto Utara, terkecil 3,30 Ha di Desa Butu dan hanya satu Desa yang tidak ada potensi lahan usahatani padi sawah di Desa Tunggulo Selatan. Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango secara rata-rata beriklim relatif kering.wilayah terkering (iklim E2 dengan rata-rata kurang dari 3 Bulan per Tahun bercuarah hujan lebih dari 200 mm) dan wilayah relatif basah (iklim C1 dan C2, dengan 5 sampai 6 Bulan basah per tahun). Curah hujan tercatat

sekitar 11 mm- 266 mm. Secara umum, suhu udara di Kecamatan Tilongkabila rata-rata siang hari 32,1 C dan pada malam hari 23,5 C. Kelemababan udara relatif tinggi dengan rata-rata 79,9%. 4.3. Keadaan Penduduk Jumlah penduduk di Kecamatan Tilongkabila pada Tahun 2009 adalah 15.375 jiwa. Dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 2,4 persen. Sedangkan rata-rata tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan Tilongkabila adalah 193 per km².untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Tilongkabila No Desa/Kelurahan Jumlah penduduk Luas Km² Kepadatan Per Km² 1. Toto Utara 1855 0,6 3092 2. Tamboo 1561 1,08 1445 3. Bongoime 2237 8,3 270 4. Bongopini 2474 6,56 377 5. Moutong 147 1,83 80 6. Tunggulo 1242 4,28 290 7. Lonuo 744 10,05 74 8. Motilango 1276 39,92 32 9. Iloheluma 1301 2,62 497 10. Permata 1287 0,44 2925 11. Butu 657 0.72 913 12. Tunggulo Selatan 465 1,82 255 13. Berlian * 0,65 * 14. Bongohulawa * 0,87 * Total 16.569 79,74 208 Sumber :Dinas Pertanian Bone Bolango, 2010 Ket * = Data masih gabung Desa Induk Tabel 6, terlihat bahwa Desa Bongopini memiliki jumlah penduduk yang paling besar yaitu 2474 jiwa, sedangkan Desa Tunggulo Selatan memiliki jumlah yang paling sedikit yaitu 465 jiwa. Pada Tabel, juga terlihat bahwa Desa Toto Utara memiliki kapadatan penduduk yang paling besar yaitu 3092 jiwa/km².

Sedangkan Desa Motilango memiliki kepadatan penduduk terkecil yaitu 32 jiwa/km². Tenaga kerja di Kecamatan Tilongkabila Tahun 2010 sebanyak 6.326jiwa sedangkan yang tidak bekerja 621 jiwa.tenaga yang bekerja menurut lapangan usaha untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3. 606 Jumlah Tenaga Kerja 32 22 4 612 417 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan Listrik, dan Air Konstruksi Perdagangan Transportasi & Komunikasi Keuagan Gambar 3. Jumlah tenaga kerja menurut lapangan pekerjaan di Kecamatan Tilongkabila Gambar 3, terlihat bahwa penduduk Kecamatan Tilongkabila paling banyak pada sektor pertanian yaitu 3.171 atau 50,13%, sektor jasa 1.462 atau 23,11%, dan Kecamatan Tilongkabila paling sedikit bekerja di sektor listrik, dan air sebanyak 4 atau 0,06 4.4. Keadaan Ekonomi Pengukuran tingkat perekonomian daerah biasanya didasarkan pada angka Produk Demestik Regional Bruto (PDRB) baik berdasarkan atas harga konstan maupun atas dasar harga yang berlaku.keadaan PDRB berdasarkan harga yang berlaku di Kabupaten Bone Bolango pada tahun 2010 adalah Rp. 338.231.485.083. Data laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bone Bolango tahun 2010 adalah sebesar 6,66%, angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2009

sebelumnya yaitu 6,64%, dan pada tahun 2011-2012 diperkirakan 6,81%.Laju pertumbuhan ekonomi salah satu indikator yang dapat dijadikan untuk mengevaluasi pembangunan ekonomi suatu wilayah adalah pendapatan per kapita. Indikator ekonomi ini digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan penduduk suatu daerah. Pendapatan per kapita masyarakat Kabupaten Bone Bolango tahun 2010 Rp. 6,6 juta. Untuk menunjang keadaan perekonomian suatu daerah maka diperlukan infrastruktur pendukung ekonomi di Kecamatan Tilongkabila adalah fasilitas perdagangan pasar senin, kamis, sabtu1 buah, toko/kios143 buah, warung/rumah makan 103 bua, fasilitas Angkutan mobil dan bentor, fasilitas jalan lokal/lingkungan31,1 km. Selain itu, untuk menunjang usahatani padi sawah disuatu daerah maka diperlukan alat-alat pertanian khususnya untuk proses budidaya dan pengolahan hasil pertanian agar proses produksi berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Adapun alat-alat pertanian yang digunakan dalam pengolahan hasil pertanian di Kecamatan Tilongkabila pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Alat-alat Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Tilongkabila Tahun 2010 Desa/ Kelurahan Mesin Pengolah Tanah Traktor Roda Dua (unit) Traktor Roda Empat (unit) Mesin Pemberantas Jasad OPT Hand Sprayer Perontok Padi Pengolah Padi Pengering Padi Gilingan Padi Besar Pompa Air Toto Utara 5-25 12-1 2 Tamboo 3-20 8-2 2 Bongoime 4-31 10-2 3 Bongopini 5 1 27 10-1 3 Moutong 4-15 5-1 1 Tunggulo - - 2 - - - - Lonuo - - 2 - - - - Motilango 2-18 6 - - 1 Iloheluma 2-10 5 1-1 Permata 4-20 7-3 2 Butu - - 1 - - - - Tunggulo - 1 2 - - - - Selatan Berlian * * * * * * * Bongohula * * * * * * * wa Total 29 1 173 63 1 10 15 Sumber : BPS Kab. Bone Bolango Ket * = Data masih gabung Desa Induk. Tabel 8, terlihat bahwa alat usatani padi sawah yang paling banyak jumlahnya yaitu mesin pembrantas jasad organisme pengganggu tanaman yaitu 173 buah, sedangkan alat usahatani padi sawah yang jumlahnya sedikit adalah tempat pengeringan padi dan pengolahan tanah masing-masing satu (1) buah. 4.5. Visi dan Misi Kabupaten Bone Bolango Pembangunan dan kinerja penyelenggaraanpemerintahan mengharuskan dimulai dari semua lini dan jenjang organisasiuntuk memiliki kemampuan dan kemauan dalam hal membangun komitmen untuk melakukanperubahan terhadap kualitas dan tatanan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan

public. Arah kebijakan Pemerintahan Kabupaten Bone Bolango dengan visi: Terwujudnyapemerintahan yang amanah, demi terciptanya masyarakat madani Harus menjadi komitmen besar yang menyemangati penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Demikian pula Misi Pembangunan Kabupaten Bone Bolango 2010 2015, yakni Mewujudkan pemerintah yang bersih, taat hukum dan demokratis, serta menciptakan masyarakat yang sejahtera, mandiri dan berkeadilan harus menjadi kerangka dasar dalam implementasi kebijakan penyelenggaraan pemerintahan kedepan, melalui 4 (empat) strategi pembangunan daerah Tahun 2010-2015yang diharapkan mampu menjembatani upaya pencapaian visi, misi dan tujuan pembangunan,yaitu : 1. Mewujudkan perbaikan tata kelola pemerintahan 2. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat 3. Mewujudkan pengembangan potensi ekonomi lokal dan sumber daya alam, 4. Serta mewujudkan pembangunan sarana dan prasarana serta penataan ruang wilayah Demi mengantisipasi berbagai macam permasalahan dan tantangan tersebut, menuntutpemerintah daerah untuk membuat suatu rancangan strategis dan kebijakan yang tepat, terarahdan mudah dintegrasikan. Oleh karena itu strategi pembangunan ekonomi lokal adalah salah satu indikator terpenting untuk lima tahun kedepan, diarahkan untuk peningkatan produktivitas sektorpertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, perdagangan, industri kecil dan menengah,koperasi, ketenagakerjaan dan pariwisata. Pembangunan pertanian di Kabupaten Bone Bolango tetap dianggap sektor terpentingdari keseluruhan pembangunan ekonomi. Beberapa alasan mendasar pentingnyapembangunan pertanian adalah : 1. Potensi sumberdayanya yang besar dan beragam 2. Pangsa terhadap pendapatan daerah cukup besar 3. Besarnya penduduk yangmenggantungkan hidupnya pada sektor ini 4. Peranannya dalam penyediaan pangan masyarakat

5. Menjadi basis pertumbuhan di perdesaan. Fakta menunjukkan bahwa walaupun potensi pertanian di Kabupaten Bone Bolangosangat besar, namun sampai saat ini, sebagian besar pelaku ekonomi yang terlibat dalamsektor pertanian yakni petani, merupakan golongan masyarakat sangat miskin. Sebagian besar petani masih hidup dalam kondisi yang subsisten dengan posisi bargaining dan nilai tukar petaniyang sangat lemah. Berdasarkan permasalahan dan tantangan pembangunan sektor pertanian pada limatahun kedepan, maka sasaran pembangunan pertanian diarahkan untuk: 1. Penajamanpelaksanaan Panca Usaha Tani yang meliputi, pemakaian dan perbaikan irigasi, penggunaanbibit unggul, penggunaan pupuk, pemberantasan hama dan penyakit, serta perbaikan cara bercocok tanam dan teknologi. 2. Investasi proyek-proyek padat karya di pedesaan. 3. Mengembangkan ciri khas komoditi daerah dengan mengadopsi teknologi yang ramah lingkungan. 4. Peningkatan hak akses petani untuk memperoleh kredit pertanian. 5. Pembangunan sistem agribisnis dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan,berkelanjutan, dan desentralistik. 4.6. Gambaran Umum Instansi Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, dan Ketahanan Pangan, sesuai dengan Keputusan Bupati Bone Bolango, mempanyai tugas pokok merencanakan, merumuskan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang Pertanian dan Peternakan. Sementara fungsi dari Dinas Pertania, Perkebunan, Peternakan dan Ketahanan Pangan ini adalah sebagai berikut : 1. Menyusun rencana teknis operasional pembangunan pertanian 2. Melaksanakan kegiatan pengembangan pembangunan pertanian 3. Mengkaji dan menganalisa teknologi pertanian 4. Melaksanakan pelatihan, pengujian dan penerapan teknologi

5. Melaksanakan produksi dan pengembangan peternakan serta kesehatan hewan 6. Melakukan koordinasi untuk pemuliaan dan sertifikasi bibit 7. Melaksanakan tugas pengawasan operasional kesehatan ternak serta peredaran obat-obatan untuk hewan 8. Pengawasan pakan ternak dan hasil ikutannya 9. Monitor dan evaluasi peternak dan kelompok tani/ternak 10. Monitor dan evaluasi serta pelaporan Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, maka Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Ketahanan Pangan mengacu pada Visi Pemerintah Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan visi tersebut, maka Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Ketahanan Pangan menetapkan Visinya yaitu : Pertanian Maju dan Berkelanjutan. Selanjutnya untuk mewujudkan Visi tersebut dirumuskan Misi Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bone Bolango sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan aparatur pemerintah yang kreatif, produktif di bidang pertanian yang amanah dan profesional 2. Mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan yang efesien berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan sumber daya lokal, serta berwawasan lingkungan melalui pendekatan sistem agribisnis 3. Memfasilitasi petani, kelompok tani/gapoktan dan akses modal usahatani melalui perbankan/swasta 4. Meningkatkan produksi dan produkifitas pertanian dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan mengalakkan penganekaragaman komsumsi pangan 5. Memantapkan sistem kelestarian alam dan sumber daya air serta pemanfaatan lahan bagi sumber pakan ternak Dalam mencapai visi misi tersebut, maka perlu ditetapkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam jangka 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun yang mengacu pada Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Tahun 2011-2015.

a. Tujuan 1. Mengembangkan sistem dan Usaha Agribisnis dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani 2. Mengembangkan komoditi tanaman pangan, palawija, hortikultura dan peternakan melalui sentra-sentra produksi pertanian dan peternakan yang sudah ada, serta mendorong pengembangan sentra produksi baru 3. Mengembangkan komoditas unggulan spesifik lokasi sebagai komoditas andalan kabupaten 4. Meningkatkan penerapan ilmu dan teknologi pertanian dan peternakan untuk peningkatan produksi, serta mendorong pengembangan sistem dan usaha agribisnis yang efisien, modern dan global 5. Mengantisipasi pasar global dengan meningkatkan mutu dan daya saing produk pertanian dan peternakan 6. Memenuhi kebutuhan pangan di daerah dan mendukung diversifikasi pangan melalui pengembangan pangan lokal b. Sasaran 1. Meningkatnya pendapatan petani dan peternak lewat usahatani dan usaha peternakan 2. Meningkatnya produksi pertanian dan peternakan 3. Tersedianya Sumberdaya Manusia di bidang pertanian yang professional dan berwawasan global 4. Terciptanya lapangan kerja di sektor pertanian 5. Terciptanya sistem agribisnis yang utuh dan dinamis untuk mendorong iklim ekonomi daerah yang mantap 6. Peningkatan produksi dan taraf hidup masyarakat petani, untu mencapai 10 juta ton beras

Adapun program Dinas Pertanian Khususnya Bagian Ketahanan Pangan antara lain sebagai berikut : - Sekolah lapang pengendalian tanaman terpadu terpadu (SL-PTT) - Sekolah lapang pengendalian hama terpadu (SL-PHT) - Farmer Empowerment Trought Agricultural Technology and Informationatau Program pemberdayaan petani melalui teknologi dan Informasi Pertanian(FEATI) - Penerapan budidaya yang baik (Good Agriculture Practices/GAP) dan Prosedur Operasional Standar Budidaya (Standar Operasional Prosedur /SOP) - Evaluasi dan pelaporan kinerja penyuluh sebagai pelaksana teknis dilapangan Pengembangan usahatani padi sawah istansi terkait yaitu Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) Provinsi Gorontalo, Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Gorontalo, Badan Perencanaan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bone Bolango, Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Ketahanan Pangan, Kabupaten Bone Bolango, dan memiliki peran yang strategis dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah terutama dikaitkan dalam rangka pemenuhan pangan dan pemberdayaan petani yaitu Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kelautan (BP3K) Kecamatan Tilongkabila sebagai pelaksana teknis program Dinas pertanian. Kecamatan Tilongkabila mempunyai sumberdaya lahan yang cukup potensial untuk dimanfaatkan dan didayagunakan terutama untuk lahan pertanian dan komoditi pertananian di Kecamatan Tilongkabila jagung, kedelai, kecang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Berdasarkan data tahun 2007, potensi lahan yang digunakan untuk penanaman padi sawah adalah seluas 1.242 Ha dengan produksi sebesar 8.092 ton.data selengkapnya bisa dilhat pada Tabel 9.

Tabel 9.Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Padi Sawah di Kecamatan Tilongkabila Tahun 2006-2011 Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011 Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) 1.150 1.356 1.389 1.749 1.342 1.242 1.343 1.160 1.308 1.996 8.092,5 6.132,5 7.888 6.801,6 6.585,4 Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan, Ketahanan Pangan dan Peternakan, 2011 Berdasarkan Tabel 9, terlihat bahwa pada tahun 2007 terjadi peningkatan produksi yang signifikan. Hal itu disebabkan oleh bertambahnya luas lahan yang ditanami padi sawah.di tahun-tahun berikutnya produksi padi sawah di Kecamatan Tilongkabila stabil, bahkan terjadi peningkatan lagi di tahun 2009.Tetapi melihat tahun 2011 menurun produksi hanya 6.585,4 ton. Maka dicanakan program SL-PTT yaitu Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) tahun 2012 menerapkan sistem 2 pola SL-PTT yaitu pola sistem spesifikasi lokasi dengan syarat kelompok mempunyai lahan 25 Ha dengan jumlah uang Rp. 3.700.000/kelompok tani dan pola sistem regular yaitu syarat luas lahan 25 Ha, hanya 1 Ha yang memperoleh sarana produksi lengkap dan 24 Ha hanya ditanggung benih unggul.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal digunakan untuk menilai faktor-faktor kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) yang dalam upaya pengembangan ushatani padi sawah di Kecamatan Tilongkabila sebagai salah satu komoditas unggulan daerah. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam melakukan analisis lingkungan internal akan diuraikan berikut ini. 5.1.1. Kekuatan a. Adanya dukungan Dinas Pertanian Kabupaten Bone Bolango Pemerintah Kabupaten Bone Bolango memprioritaskan peningkatkan produksi dan produkifitas pertanian dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan mengalakkan penganekaragaman komsumsi pangan, melaksanakan pelatihan dalam peningkatan Sumberdaya Manusia sebagai penguatan kelembagaan petani, melakukan koordinasi untuk pemuliaan dan sertifikasi bibit serta memfasilitasi benih unggul, sarana dan prasarana pertanian. Dalam mewujudkan keberhasilan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani pengembangan usahatani padi sawah di Kecamatan Tilongkabila, untuk mengoptimalkan potensi wilayah Kecamatan Tilongkabila sebagai kawasan pengembangan usahatani padi sawah, diperlukan penanganan secara terintegrasi dan terpadu oleh seluruh instasi terkait dengan jaringan usahanya mulai dari tahap budidaya hingga pemasarannya. Dinas Pertanian Kabupaten Bone Bolango dalam pengembangan program sub sektor tanaman pangan untuk pencapaian swasembada berkelanjutan ditempuh melalui :

1. Peningkatan produktivitas hasil dengan meningkatkan mutu intensifikasi, penerapan teknologi unggul tepat guna dan spesifik lokasi, pengunaan benih varietas unggul bermutu, penerapan pupuk berimbang dan organik 2. Perluasan areal tanam melalui upaya khusus dengan peningkatan cetak sawah baru, optimalisasi pemanfaatan Jaringan Irigasi Tingkat Usahatani (JITUT) dan Jaringan Irigasi Desa (JIDES) 3. Pengamanan produksi melalui : Pengendalian Organisme Penganggu Tanaman (OPT), Penanganan Penen dan Pasca Panen, serta pemanfaatan Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA). 4. Program peningkatan kesejahteraan petani melalui peningkatan kemampuan kelembagaan kelompok tani dan Gabungan Kelompok tani (Gapoktan), manajemen usahatani, kemampuan penangkar benih, penerapan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT), Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) dan Kewirausahaan. 5. Pengenalan teknologi baru yaitu penerapan pola tanam sistem jajar legowo 4 (empat) kali 1 (satu) dan legowo 2 (dua) kali 1 (satu) dan alat Bagan Warna Daun (BWD) untuk mengetahui pemakaian dosis pupuk yang digunakan, kekurangan atau berlebihan dalam pemakaian. b. Tersedianya Benih Unggul Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) Provinsi Gorontalo dukungannya dalam pembangunan pertanian Kabupaten Bone Bolango Khususnya di Kecamatan Tilongkabila yaitu : 1. Terwujudnya Good Governence di bidang pertanian 2. Beredarnya benih bersertifikat yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan petani 3. Terselenggaranya pengawasan perbenihan yang berkualitas dan professional

4. Terselenggaranya sarana dan prasarana pengawasan mutu dan sertifikasi tanaman Indikator pencapaian program ialah peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan di bidang perbenihan melalui program Sumberdaya Manusia Bidang Perbenihan, peningkatan pengembangan sistem perbenihan melalui kegiatan Permasyarakatan Penggunaan Benih Unggul dan Sosialisasi Peraturan Perbenihan dan peningkatan kelembagaan perbenihan melalui kegiatan Pembenihan Penangkar Benih. Benih bersertifikasi dan dibudidayakan di Kecamatan Tilogkabila yaitu Benih Cibogo, Ciherang, Impari 3 (tiga), 4 (empat), 10, 13, Cigenlis, Mekongga, Mira 1 (satu), Tukad Balian dan R64. c. Tingkat Kesuburan Tanah Tanaman padi dapat tumbuh subur di tempat yang cukup tinggi dan dataran rendah sesuai varietas padi seperti di daerah pegunungan dengan ketinggian sekitar 500 sampai 3000 meter dan di dataran rendah di atas permukaan laut (dpl). Namun tempat yang ideal berkisar antara 1000-1300 m diatas permukaan laut.tetapi tingkat kesuburan tanah untuk usahatani padi sawah dipengaruhi oleh unsur hara tanah, ketersediaan air untuk lahan basah, pemupukan berimbang, varietas benih.teknik budidaya yang baik dan benar. Hasil kerjasama instansi terkait sehingga vareitas sesuai spesifikasi tanah, uji kelayakan dan kesuburannya maka ditentukan varietas padi yang dapat dikembangkan dan dibudidayakan yaitu Cibogo, Ciherang, Impari3 (tiga), 4 (empat), 10, 13, Cigenlis, Mekongga, Mira 1 (satu), Tukad Balian dan R64. d. Waktu Tanam dan Panen Pola tanam yang dilakukan petani usahatani padi sawah di Kecamatan Tilongkabila adalah pola tanam Legowo sesuai instruksi penyuluh pertanian. Tetapi masih banyak juga yang mengunakan pola tanam Tabela karena menurutnya sistem tanam tersebut lebih menguntungkan.

Pertanaman usahatani padi sawah biasanya dilakukan pada bulan Januari, Juli dan Oktober sebagai waktu pertanaman yang utama sesuai kesepakatan musyawarah yang dihadiri petani, pemerintah dalam penentuan bulan tanam serentak. Namun demikian berdasarkan pengamatan dilapangan, pertanaman usahatani padi sawah yang sama. Sehingga ini menunjukkan bahwa ada kesamaan waktu dalam melakukan pertanaman sehingga masa panen pun dapat terjadi secara bersamaan pada bulan Desember (panen raya). e. Kondisi Agroklimat yang Mendukung Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango secara rata-rata beriklim relatif basah.wilayah terkering (iklim E2 dengan rata-rata kurang dari 3 Bulan per Tahun bercuarah hujan lebih dari 200 mm) dan wilayah relatif basah (iklim C1 dan C2, dengan 5 sampai 6 Bulan basah per tahun). Curah hujan tercatat sekitar 11 mm- 266 mm. Secara umum, suhu udara di Kecamatan Tilongkabila rata-rata siang hari 32,1 C dan pada malam hari 23,5 C. Kelemababan udara relatif tinggi dengan rata-rata 79,9%.Maka berdasarkan dari suhu iklim dan curah hujan ini usahatani padi sawah bisa dikembangkan di Kecamatan Tilongkabila. f. Kualitas Sumber Daya Manusia Penyuluh Pertanian Kecamatan Tilongkabila Sumberdaya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam memajukan aspek agribisnis.rendahnya kualitas sumberdaya manusia dapat menurunkan kualitas agribisnis, demikian pula sebaliknya.oleh karena itu, kualitas sumber daya manusia harus diperhatikan atau ditingkatkan dalam hal pendidikan, penguasaan teknologi, keterampilan dan pengalaman. Sumberdaya Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kelautan Kecamatan Tilongkabila dinilai cukup baik hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan para pegawai yang ada. Sampai tahun 2012 jumlah pegawai dengan tingkat pendidikan strata 1 (satu) berjumlah 2 (dua) orang, diploma berjumlah 2 (dua) orang dan tamatan SMA berjumlah 8 orang. 12 orang penyuluh terbagi di

14 Desa yang ada di Kecamatan Tilongkabila. Tapi disamping itu untuk meningkatkan kualitas Sumberdaya manusia Balai Peyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kelautan (BP3K) Kecamatan Tilongkabila yang merupakan kepanjangan tangan dari Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bone Boalango diberikan kesempatan bagi para pegawai untuk melanjutkan pendidikan kejenjang lebih tinggi melalui beasiswa daerah. 5.1.2. Kelemahan a. Mutu Beras Rendah Kandungan kadar air gabah dalam seluruh tingkatan mutu tidak boleh melebihi 14%. Penetepan BULOG dalam pembelian beras dalam negeri maupun impor atas tingkat kadar air lebih merupakan pertimbangan untuk penyimpanan daripada gambaran mengenai pilihan konsumen. Beras yang ada di Kecamatan Tiongkabila masih berkadar air 14% melalui pengeringan tetapi kualiitas atau mutu berasnya masih dibawah. Hal ini lihat dari segi fisiknya putih, kecil, tidak panjang, kurus dan biasanya ada yang hitam berasnya. b. Kurannya Kesadaran Petani dalam Aspek Budidaya Sebagian besar petani di Kecamatan Tilongkabila masih belum mengenal pedoman budidaya yang baik dan benar (GoodAgriculturepreactices) yang diterapkan oleh pemerintah. Kesadaran petani tentang budidaya yang baik dan benar belum diterapkan walaupun didampingi oleh penyuluh. Sehingga ini merupakan suatu kelemahan dalam pengembangan usahatani padi sawah. Tetapi juga ada sebagian petani yang sudah melakukan budidaya yang baik dan benar seperti petunjuk penyuluh pertanian. Teknik budidaya yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah sehingga yang diharapkan oleh penyuluh kesadaran dalam budidaya yang meliputi penggunaan bibit berkualitas baik, varietas berproduksi tinggi, pengendalian hama dan penyakit yangoptimal, penggunaan sarana produksi yang tepat, serta

pengelolaan tanah dan air dan pemupukan yang berimbang. Karena satu kesatuan ini merupakan subtansi yang perlu diperhatikan dalam usahatani padi sawah. c. Penyaluran Modal yang tidak Obyektif Modal menjadi faktor kelemahan karena petani padi sawah di Kecamatan Tilongkabila hanya memiliki modal yang kecil dalam pengembangan usahanya. Demikian juga dengan kelembagaan petani seperti kelompok tani kurang berjalan dengan baik karena petani terbiasa mengharapkan bantuan dari pemerintah khususnya Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bone Bolango dalam melakukan kegiatan kelompok usahatani. Kemudian juga dalam penyaluran bantuan pemerintah lambat sehingga petani sudah lebih dulu mengutang penampung beras. Modal yang disalurkan tidak obyektif biasanya bantuan masuk hanya orang-orang berpengaruh dalam sebuah kelompok tani dan biasanya bantuan sistem sentris atau keluarga. d. Penanganan Panen dan Pasca Panen Petani di Kecamatan Tilongkabila cara penangan panen masih memakai sabit, dan prontok. Setelah penen dilakukan pengeringan di tempat pengeringan di Desa Permata salah satu penampung beras sampai mencapai kadar air 14% kemudian digiling, diparut, pemutih beras kemudian setelah itu dipasarkan ke penampung beras. a. Sulitnya Akses terhadap Perbankan Usaha agribisnis padi sawah di Kecamatan Tilongkabila mendapat dukungan dari lembaga keuangan berupa perbankan seperti Bank Rakyat Indonesia, Bank Sulut, BNI dan Bank Danamon.Lembaga keuangan tersebut umumnya telah terdapat di Kecamatan dan dapat diakses oleh petani dan pelaku usaha. Tetapi pada kenyataannya petani susah untuk meminjam kredit dari Bank karena syarat-syarat yang memberatkan posisi petani sulit karena terlalu banyak

administrasi yang diurus dan biasanya harus ada jaminan atau angunan dalam proses peminjaman. e. Upah Tenaga Kerja Tinggi Upah tenaga kerja adalah salah satu komponen penting dalam usahatani padi sawah. Upah tenaga kerja dari yang semakin tinggi mulai dari proses pengolahan tanah trektor Rp.200.000, penanaman Rp.200.000, pemeliharaan Rp.650.000 Hal ini menjadi salah satu kelemahan dalam pengembangan usahatani padi sawah karena akan meningkatnya upah tenaga kerja sehingga keuntungan yang diperoleh petani sedikit dan biasa juga tidak mendapatkan keuntungan. Tabel 10. Indentifikasi Faktor-Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) Kekuatan 1. Adanya dukungan Dinas Pertanian Kabupaten Bone Bolango 2. Tersedianya benih unggul 3. Tingkat keseburan lahan 4. Waktu tanam dan panen 5. Kondisi Agroklimat yang mendukung 6. Kualiatas SDM penyuluh lapangan Kelemahan 1. Mutu beras rendah 2. Tingkat kesadaran dalam aspek budidaya 3. Panyaluran modal yang tidak obyektif 4. Perbaikan irigasi yang berkepanjangn 5. Sulitnya akses terhadap perbankan 6. Upah tenaga kerja tinggi Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012. Berdasarkan Tabel 10. Maka untuk pengembangan usahatani padi sawah ada 6 kekuatan dan 6s kelemahan yang perlu ditingkatkan untuk mendukung pengembangan usatani padi sawah di Kecamatan Tilongkabila.

5.2. Analisis Lingkungan Eksternal 5.2.1. Peluang a. Adanya Potensi Pemasaran Beras Usahatani padi sawah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal yang ada di Kecamatan Tilongkabila untuk menjadi pemasok di 103 rumah makan yang ada di Kecamatan Tilongkabila,dan satu pasar tradisional di Kecamatan yakni di Desa Bongoime yaitu Pasar Jaya.Tetapi penyalur beras terbesar yang ada di Kecamatan Tilongkabila yang distribusikan ke pedang pengecer yaitu Pak Samsudin.Pernah memasukkan beras ke Departemen Store Karsa Utama dengan kemasan 5kg. Tetapi kebutuhan akan beras di Kecamatan Tilongkabila lebih tinggi. Sehingga Pak Samsudin memutuskan mitra dengan Karsa Utama. b. Pasar Keluar Daerah Ada 3 (tiga) penampung beras di Kecamatan Tilongkabila, Pak Samsudin sebagai pemasar di tingkat Desa, Kecamatan dan Kabupaten. Sedangkan Ibu Yusri dan Pak Daud sebagai penyalur beras keluar daerah guna memenuhi permintaan beras per musim tanam khususnya ke Manado, Bitung, Amurang, dan Tomohon sebesar 32 ton terbagi ke 4 (empat) tempat tersebut. Beras yang dibeli akan dijual kembali ke pasar tradisional dan rumah makan. c. Perkembangan Teknologi dan Informasi yang Cepat Perkembangan teknologi dan informasi yang makin cepat saat ini bisa membantu petani untuk mendapatkan informasi yang tepat dan akurat yang berhubungan produksi, pengolahan dan pemasaran beras. Demikian juga bagi Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bone Bolango akan semakin mudah mengakses berbagai informasi terkait dengan pengembangan usahatani padi sawah. Langkah pengenalan teknologi terus di

informasikan kepada petani melalui pelatihan, sosialisasi dan pengujian langsung dilapangan. d. Pertambahan Penduduk Semakin Meningkat Pertambahan penduduk merupakan suatu potensi besar dalam permintaan suatu barang. Karena pada hakekatnya manusia atau masyarakat membutuhkan sebuah kebutuhan pangan untuk mempertahankan hidupnya. Kemudian beras menjadi bahan pokok yang dikomsumsi oleh masyarakat. Baik dari kalangan bawah, menengah dan kalangan atas. Untuk itu pertambahan penduduk mendorong agar ketersediaan bahan pangan seperti beras tetap harus di jaga dan dibudidayakan dalam menekan impor luar negeri. e. Kawasan Toluk Tomini Kawasan toluk tomini merupakan salah satu potensi kawasan pemasaran untuk ekspor beras keluar daerah. Karena ini merupakan infrastruktur mendukung dan kiranya ini menjadi salah satu yang bisa dimanfaatkan agar beras pemasaran bukan saja melalui darat, tapi juga melalui laut. Potensi dan infrastruktur yang ada ini agar kiranya menjadi motivasi besar buat petani usahatani padi sawah di Kecamatan Tilongkabila. Lebih progres dalam meraih pasar. f. Bertambahnya Dominasi Rumah Makan di Provinsi Gorontalo Bertambahnya dominasi rumah makan di Provinsi Gorontalo merupakan peluang yang sangat besar dalam mendistribusikan atau bermintra dengan pihak rumah makan menjadi pemasok. Sehingga yang menjadi catatan untuk petani yaitu agar memperbaiki kualitas dan mutu beras melalui budidaya yang baik dan benar.

5.2.2. Ancaman a. Fluktuasi Harga Beras Naik turunnya harga komoditas pertanian yang termasuk di dalamnya harga beras menjadi salah satu kendala dalam pengembangan usahatani padi sawah di Kecamatan Tilongkabila. Ketidakpastian dan permainan harga ditingkat saluran pemasaran membuat kerugian dikalangan petani dalam usahatani padi sawah.harga beras Manado Rp.8.000/kg, harga penampung, Rp.7.500/kg, harga tangkulak Rp. 7.000/kg sampai Rp. 6.500/kg. b. Serangan Organisme Pengganggu Tanaman Di Kecamatan Tilongkabila Serangan Organisme Pengganggu Tanaman sangat meresahkan di antara petani. Karena disaat mengalami serangan OPT ini petani bisa mengalami penurunan produksi beras bahkan sampai menyebabkan gagal panen. Beberapa organisme penggaggu tanaman atau hama yang menyerang tanaman padi sawah di Kecamatan Tilongkabila ialah lalat bibit, keong, ulat grayak, walang sangit, pengerek batang, ulat, kupu-kupu putih palsu, wereng coklat, dan kepiting tanah. Tetapi sebaliknya penyakit yang menyerang tanaman padi di Kecamatan Tilongkabila antara lain : Hawar daun, cendawan dan blas daun. c. Beras Impor dengan Kualitas dan Harga Bersaing Beras hasil gilingan di Kecamatan Tilongkabila masih dibawah kualitasnya hal ini dinilai dari fisiknya dimana beras impor lebih putih dari beras lokal. Tetapi dari segi rasa beras lokal lebih enak dari pada beras impor, sehingga banyak konsumen dan produsen melakukan pencampuran ke 2 (dua) beras tersebut. Kemudian juga dari segi harga beras impor lebih murah dibandingkan beras lokal.contohnya ketika harga beras lokal Rp. 8.000/kg, maka harga beras impor turun dengan harga Rp. 7.000/kg.

d. Pasar Bebas (Neoliberalisme) Dengan adanya pasar bebas e. Permainan Harga dalam Saluran Pemasaran Beras Berdasarkan hasil dilapangan bahwa ternyata ada permainan dalam saluran pemasaran beras. Dimana di Kecamatan Tilongkabila tangkulak-penampung beras-pengecer, saluran sering mempermainkan harga. Misalnya harga beras Rp. 8.000/kg, diambil tangkulak 6.500/kg, penampung Rp. 7.000/kg. Namun di Kecamatan Tilongkabila penampung memberikan modal dalam proses produksi atau budidaya dengan catatan berasnya dipasarkan ke penampung, tapi dengan lebih rendah yang sementara berjalan. f. Konversi Adapun peluang dan ancaman yang dihadapi usahatani padi sawah dalam pengembangannya dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Indentifikasi Faktor-Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) Peluang 1. Poteni pemasaran beras 2. Pasar keluar daerah 3. Pasar keluar Daerah 4. Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat 5. Pertambanhan penduduk semakin meningkat 6. Bertambahnya dominasi rumah makan di Prov. Gorontalo Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012. Ancaman 1. Fluktuasi harga beras 2. Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) 3. Beras impor dengan kualitas dan harga bersaing 4. Pasar Bebas (Neoliberalisme) 5. Permainan harga dalam saluran pemasaran 6. Konversi produksi padi sawah ke komoditi kedelai Pada Tabel 11. Terlihat bahwa pengembangan usahatani padi sawah terdapat 6 peluang yang dapat dimanfaatkan dengan mengunakan kekuatankekuatan yang dimiliki dan 6 ancaman yang sewaktu-waktu dapat menyebabkan kegagalan atau kerugian sehingga diperlukan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

Selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor yang paling mendukung pengembangan usahatani padi sawah di Kecamatan Tilongkabila dilakukan sesuai analisis sebagai berikut : pemberian bobot pada setiap faktor yang nilai kumulatifnya dimulai dari 1,00 (paling penting) hingga 0,00 (tidak penting). Bobot tersebut maksimal sampai nilai skor 1,00. Kemudian faktor-faktor tersebut diberi nilai rating dan pemberian nilai kelemahan sebaliknya, jika kelemahan terbesar diberi nilai 1, tetapi apabila kelemahannya kecil diberi nilai 4 dan peluang paling kecil diberi nilai 1. Kemudian sebaliknya pada ancaman yang paling kecil diberi nilai 4 dan yang paling besar diberi nilai (Hunger dan Wheleen, 2003).Nilai rating untuk faktor internal dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Nilai Rating Internal (Kekuatan dan Kelemahan) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Faktor Internal Bobot Rating B x R Ket a. Kekuatan (strength) Adanya dukungan Dinas Pertanian Kabupaten Bone Bolango Tersedianya benih unggul Tingkat keseburan lahan Kualitas SDM penyuluh lapangan Kondisi agroklimat yang mendukung Waktu tanam dan panen 0,09 0,13 0,07 0,13 0,04 0,04 3 4 1 4 3 2 0,27 0,52 0,07 0,52 0,12 0,08 Kekuatan utama : 1. Kualiatas SDM penyuluh lapangan 2. Ketersediaan benih unggul Nilai Total =1,58 1. 2. 3. 4. 5. b. Kelemahan(weakness) Mutu beras rendah Kurangnya kesadaran petani dalam aspek budidaya Perbaikan irigasi yang berkepanjangan Penyaluran modal tidak obyektif Sulitnya akses terhadap perbankan Upah tenaga kerja tinggi 0,13 0,09 0,07 0,13 0,04 1 2 2 1 3 0,13 0,18 0,14 0,13 0,12 6. 0,04 4 0,16 Total 1,00 2,44 Sumber : Data setelah diolah, 2012. Kelemahan utama : 1. Mutu beras rendah 2. Penyaluran modalyang tidak obyektif Nilai Total =0,86

Tabel 12, terlihat bahwa nilai total faktor kekuatan adalah 1,58sedangkan nilai total faktor kelemahan hanya 0,86keadaan ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan untuk pengembangan usahatani padi sawah lebih besar dari faktor kelemahan sebagai penghambat perkembangan usahatani. Kekutan utama yang harus didayagunakan kualitas sumberdaya manusia penyuluh lapangan dan ketersediaan benih unggul sedangkan kelemahan utama yang harus diatasi adalah standar mutu dan kualitas beras dan peyaluran modal yang tidak obyektif.sedangkan nilai rating untuk faktor eksternal dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Nilai Rating Eksternal (Peluang dan Ancaman) No. Faktor Eksternal Bobot Rating B x R Ket 1. 2. 3. 4. 5. 6. a. Peluang(opportunities) Potensi pemasaran beras Pasar keluar daerah Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat Pertambahan penduduk semakin meningkat Kawasan teluk tomini Bertambahnya dominasi rumah makan di Prov. Gorontalo 0,13 0,13 0,07 0,09 0,04 0,04 4 4 3 3 2 1 0,52 0,52 0,21 0,27 0,08 0,04 Peluang utama : 1. Adanya potensi pemasaran beras 2. Pasar ke luar Daerah Nilai Total =1,64 1. 2. 3. 4. 5. 6. b. Ancaman(threats) Fluktuasi harga beras Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Beras impor dengan kalialitas dan harga bersaing Pasar bebas (neoliberalisme) Permainan harga dalam saluran pemasaran Konversi produksi padi sawah ke kedelai 0,09 0,07 0,13 0,04 0,13 0,04 2 2 1 3 1 4 0,18 0,14 0,13 0,12 0,13 0,16 Total 1,00 2,50 Sumber : Data setelah diolah, 2012. Ancaman utama : 1. Permainan harga dalam saluran pemasaran 2. Masuknya beras impor dengan kualitas yang harga bersaing Nilai Total =0,86 Berdasarkan Tabel 13, terlihat bahwa nilai total faktor peluang 1,64lebih besar dari pada nilai total ancaman 0,86. Hal ini menunjukkan bahwa peluang

pengembangan usahatani padi sawah lebih besar dibanding dengan ancaman yang akan dihadapi dalam pengembangan usahatani padi sawah. Peluang utama yang sangat menjanjikan adalah adanya potensi pemasaran beras di Kecamatan Tilongkabila dan pemasaran ke luar daerah untuk meraih peluang tersebut tentunya mendayagunakan kekuatan yang dimiliki.sedangkan ancaman utama yang dihadapi sulitnya akses untuk perbankan dan masuknya beras dengan kualitas dan harga yang bersaing. Untuk mengetahui strategi pengembangan usahatani padi sawah di Kecamatan Tilongkabila dengan mengunakan diagram Analisis SWOT dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Diagram Analisis SWOT usahatani padi sawah di Kecamatan Tilongkabila

Berdasarkan Gambar 4, diketahui bahwa kekuatan yang dimiliki lebih besar dari pada kelemahannya, menghasilkan sumbu X dalam diagram SWOT. Demikian juga peluang yang dihadapi lebih besar dari pada ancaman sehingga menghasilkan sumbu Y dalam diagram SWOT dengan nilai menunjukkan bahwa selesih antara peluang dan ancaman menunjukkan angka 0,78 sedangkan selisih antara kekuatan dan kelemahan 0.72. Strategi pengembangan usahatani padi sawah di Kecamatan Tilongkabila berada pada kuadran 1 dimana mendukung startegi yang agresif atau strategi SO (Strenght Opportunities), pengambil keputusan menggabungkan dua situasi dimana memiliki posisi yang kuat, yang ditunjukkan oleh kekuatan dan peluang yang dimiliki (Pearce dan Robinson, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa posisi pengembangan usahatani padi sawah di Kecamatan Tilongkabila berada pada situasi yang sangat menguntungkan karena memiliki kekuatan dan peluang yang dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.dengan demikian, strategi sebaiknya yang dijalankan pada kondisi demikian ini adalah strategi kebijakan mendukung pertumbuhan agresif (Growth Oriented Strategy) yaitu mengunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (Hunger dan Wheleen, 2003). Untuk mengetahui lebih lanjut strategi pengembangan usahatani padi sawah di Kecamatan Tilongkabila adalah mengidentifikasi cara-cara alternatif sehingga organisasi dapat mengunakan kekuatan khususnya untuk mengunakan kesempatan peluang atau untuk menghindari ancaman, dan mengantasi kelemahan.matriks SWOT mengambarkan bagaimana manajemen dapat mencocokkan peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi suatu perusahaan tertentu dengan kekuatan dan kelemahan internalnya.metode ini mengarah pada brainstorming untuk menciptakan strategi-strategi alternatif yang mungkin tidak terpikirkan oleh manajemen (Hunger dan wheleen, 2003).Hal ini dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Analisis Strategi Interaksi Faktor Internal dan Eksternal Peluang (opportunities) 1. Solidaritas kelompok tani 2. Adanya potensi pemasaran beras di Kecamatan Tilongkabila 3. Pasar keluar Daerah 4. Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat 5. Kondisi agroklimat yang mendukung 6. Potensi wilayah yang dikembangkan luas Faktor-Faktor Eksternal Ancaman (threats) 1. Fluktuasi harga beras 2. Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) 3. Sulitnya akses untuk perbankan 4. Petani menunggak pengembalian pinjaman 5. Masuknya beras impor dengan kualitas dan harga yang bersaing 6. Perbaikan irigasi lomaya yang berkepanjangan Faktor-Faktor Internal Kekuatan (strength) 1. Adanya dukungan Dinas Pertanian Kabupaten Bone Bolango 2. Tersedianya benih unggul 3. Tingkat keseburan lahan 4. Kualiatas SDM penyuluh lapangan 5. Adanya dukungan perusahaan pestisida 6. Waktu tanam dan panen Kelemahan (weakness) 1. Standard mutu dan kualias 2. Teknik budidaya 3. Pengunaan pestisida yang tidak tepat sasaran 4. Penyaluran modal yang tidak obyektif 5. Penanganan panen dan pascapanen 6. Upah tenaga kerja tinggi Strategi : SO 1. Memanfaatkan ketersediaan benih unggul untuk meningkatkan produksi beras yang diterima oleh pangsa pasar 2. Memanfaatkan potensi wilayah yang luas untuk mendayagunakan kualitas SDM penyuluh lapangan dalam pendampingan budidaya Strategi : WO 1. Penyaluran modal yang tidak obyektif diatasi dengan solidaritas kelompok tani yang kuat 2. Memperbaiki standar mutu dan kualitas beras dengan memanfaatkan kondisi agroklimat dan kesuburan tanah yang medukung Strategi : ST 1. Memanfaatkan dukungan Dinas Pertanian membuka akses ke perbankan dan mempercepat rehabilitas irigasi Lomaya 2. Memanfaatkan dukungan perusahaan pestisida untuk mengatasi serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) Strategi : WT 1. Memperbaiki budidaya yang kurang benar untuk mengatasi dominasi beras impor dengan kualitas dan harga bersaing 2. Tingkatan mutu dan kualitas untuk mengatasi fluktuasi harga yang sangat besar Sumber : Data primer setelah diolah, 2012.

Berdasarkan Tabel 14, matriks strategis interaksi antara faktor internal dan faktor eksternal dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Strategi SO Memanfaatkan ketersediaan benih unggul untuk meningkatkan produksi beras yang diterima oleh pangsa pasar dan memanfaatkan potensi wilayah yang luas untuk mendayagunakan kualitas sumberdaya manusia penyuluh lapangan dalam pendampingan budidaya. 2. Strategi ST Memanfaatkan dukungan Dinas Pertanian Kabupaten Bone Bolango membuka akses untuk perbankan dan mempercepat rehabilitas irigasi lomaya danmemanfaatkan dukungan perusahaan pestisida untuk mengatasi serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). 3. Strategi WO Penyaluran modal yang tidak obyektif diatasi dengan solidaritas kelompok tani yang kuat dan memperbaiki standar mutu dan kualitas beras dengan memanfaatkan kondisi agroklimat dan kesuburan tanah yang medukung. 4. Strategi WT Memperbaiki budidaya yang kurang benar untuk mengatasi dominasi beras impor dengan kualitas dan harga bersaing dan tingkatan mutu dan kualitas untuk mengatasi fluktuasi harga yang sangat besar. Dari uraian SWOT diatas dalam kaitannya dengan strategi pengembangan usahatani padi sawah di Kecamatan Tilongkabila perlu mempertimbangkan strategi sebagai berikut : 1. Strategi keberlanjutan : Memperbanyak penangkarbenih unggul baik diusahakan oleh instansi terkait dalam hal ini Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Gorontalo, Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bone Bolango dan Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kelautan Kecamatan Tilongkabila dimana yang fasilitator penangkar, kemudian diperlukan kembali pemetaan wilayah jadwal tanam dengan

memperhatikan faktor iklim, kesuburan tanah, pengunaan sarana produksi sehingga produsi beras yang kualitas gabah dengan kadar air 12-14% melalui penanganan budidaya dan pasca panen yang baik. 2. Strategi penetapan : alternatif yang memungkinkan Kecamatan Tilongkabila menjadi supplier bagi industri-industri rumah makan, Depertement store di wilayah Provinsi Gorontalo kemudian diintegrasikan dengan dukungan pemerintah melalui bantuan permodalan, penguatan kelembagaan, sarana dan prasarana terutama menambah mesin pengolah gabah. 3. Strategi Pemasaran : Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango ini memerlukan pusat informasi pasar baik yang bersifat elektronik maupun yang berbentuk institusi perkantoran agar menjadi salah satu pintu informasi untuk melayani stakeholder eksternal maupun internal terkait dengan padi beras dan pemerintah memaksimalkan pelaksanaan pendampingan SL-PTT dan SL-PHTditingkatan Desa dengan mendayagunakan kualitas penyuluh yang tersebar di 14 Desa di Kecamatan Tilongkabila agar produksi beras bertambah sehingga permintaan akan beras semakin meningkat dan kesejahteraan petani tercapai.