BAB I PRASARANA TRANSPORTASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tentunya dengan perencanaan terpadu dengan peningkatan kegiatan manusia di

ANALISIS KELAYAKAN KONSTRUKSI BAGIAN ATAS JALAN REL DALAM KEGIATAN REVITALISASI JALUR KERETA API LUBUK ALUNG-KAYU TANAM (KM 39,699-KM 60,038)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara berkembang yang terdiri dari 34 Provinsi yang

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada skripsi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, yang. pembangunannya terus mengalami perkembangan yang diwujudkan dalam

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA

MODA/ANGKUTAN DI PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

PERENCANAAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI WILAYAH Oleh : Sakti Adji Adisasmita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINJAUAN TINGKAT KEHANDALAN LINTAS KERETA API MEDAN - RANTAU PARAPAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA BUSWAY Pite Deanda NRP :

BAB III STRUKTUR JALAN REL

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. keseharian sampai saat ini masih menjadi andalan, khususnya pemenuhan. dalam peningkatan pelayanan angkutan publik.

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

moda udara darat laut

KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pembeli untuk meminta barang yang tersedia di pasar. Dengan

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, perkembangan dan peranan sektor jasa makin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Armandha Redo Pratama, 2015

MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu, dimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Mobil Penumpang (emp) adalah faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

REKAYASA TRANSPORTASI

PELUANG INVESTASI PEMBANGUNAN LRT DAN BRT

BAB IV PEMBEBANAN PADA STRUKTUR JALAN REL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang terdiri dari segi keamanan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Inter and Intra City Aquatic Transport

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

Dr.Eng. MUHAMMAD ZUDHY IRAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan kereta api merupakan suatu organisasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukannya. Pergerakan dikatakan juga sebagai kebutuhan turunan, sebab

KINERJA OPERASI KERETA API BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup sebuah perusahaan sangat tergantung pada kepuasan para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari satu tempat ke tempat lain secara fisik dalam waktu yang tertentu

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN TRANSPORTASI PENERBANGAN KOMERSIAL

BAB I PENDAHULUAN. kereta api, angkutan air, dan angkutan udara (Warpani,1990). ke tahun 2014 yaitu hingga 10 juta unit dengan rata-rata rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. berjalan beriringan, terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arus perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Semakin banyak permintaan

BAB I PENDAHULUAN. sangat kompleks terhadap kehidupan masyarakat termasuk diantaranya

BAB III LANDASAN TEORI. Untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kinerja dari sistem operasi

MODA/ANGKUTAN DI PERKOTAAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang. dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

BAB III METODE PERANCANGAN

L E B A K B U L U S BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB 1 PENDAH ULU AN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hidup pada era modern seperti sekarang ini, mengharuskan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan

Kota Bandung telah menyiapkan beberapa fasilitas untuk menunjang

Transportasi Masa Depan Straddling Bus. Solusi untuk Mengatasi Kemacetan

Oleh : LANUGRANTO ADI NUGROHO C

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Angkutan Umum Masal Perkotaan. Jabodetabek. Jaringan. Rencana Umum.

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATARAN TRANSPORTASI WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

STUDI ANALISIS KETERLAMBATAN PERJALANAN KERETA API PARAHYANGAN BANDUNG JAKARTA. Petra Rayu Indrapratama NRP:

Pertemuan Kelima Prodi S1 TS DTSL FT UGM

Transkripsi:

BAB I PRASARANA TRANSPORTASI 1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mengenal gambaran umum mengenai bagian prasarana transportasi di dalam sistem transportasi. 2. Mengetahui secara umum pengertian prasarana transportasi dan membandingkan secara obyektif batasan operasional moda angkutan. 2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa mampu : 1. Menjelaskan dengan benar pengertian dan kepentingan prasarana transportasi di dalam sistem transportasi global. 2. Menjelaskan kriteria pemilihan moda angkutan oleh pengguna jasa dengan yang baik. 3. Membandingkan keunggulan dan kelemahan secara obyektif berbagai sarana dan prasarana moda angkutan untuk pelayanan jasa pergerakan. 4. Menjelaskan hubungan teknologi sarana dan prasarana transportasi terhadap aktivitas manusia. A. LATAR BELAKANG SISTEM TRANSPORTASI Transportasi menurut arti bahasa diartikan sebagai " a system or means of conveying people or goods from place to place by means of a vehicle, aircraft, or ship" (Kamus Bahasa Inggris Oxford versi CD LV.02). Pergerakan orang dan barang sendiri pada hakekatnya telah dikenal secara alamiah semenjak manusia ada di bumi. Meskipun pada awalnya konsep perpindahan/pergerakan manusia/barang masih dilakukan secara sederhana. Perpindahan itu sendiri dilandasi akibat proses interaksi manusia karena adanya hukum keterbatasan, yang mayoritas keterbatasan tersebut adalah keterbatasan produksi, ruang pekerjaan dan bahan baku yang tidak selalu tersedia secara merata di muka bumi. Selain itu, faktor geografis bumi yang membatasi potensi dan sumber daya alam juga merupakan salah satu aspek pertimbangan dalam hukum keterbatasan. Adanya alasan hukum keterbatasan tersebut, komunitas struktur manusia telah terbagi dalam 2 kelompok fungsi kerja, yaitu kelompok produsen dan kelompok konsumen. Interaksi yang akhirnya terjadi diantara kedua kelompok tersebut akan menimbulkan suatu perpindahan atau pergerakan. Transportasi memuat proses perpindahan dari suatu tempat asal (konsumen) kepada suatu tujuan (produsen).

Bab I Prasarana Transportasi Efek dari adanya kebutuhan perpindahan/pergerakan orang dan barang, akan menimbulkan suatu tuntutan untuk penyediaan prasarana dan sarana pergerakan supaya tercipta suatu pergerakan yang berlangsung dengan kondisi aman, nyaman dan lancar, serta ekonomis dari segi waktu dan biaya. Pada akhirnya, kebutuhan akan transportasi bukan hanya suatu kebutuhan yang bersifat alamiah saja, meliankan diperlukan adanya suatu sistem yang baik supaya tujuan pergerakan di atas dapat dicapai. Sistem transportasi yang berkembang saat ini telah mewujudkan suatu bentuk pelayanan melalui berbagai sarana pergerakan mekanistik yang hampir menjangkau ke semua jaringan wilayah di muka bumi ini. Dengan demikian, saat ini, melalui sistem transportasi moderen bukan hal yang sukar untuk menjangkau pusat aktivitas manusia dari berbagai sudut pergerakan. Perkembangan teknologi pergerakan pun telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam kurun satu abad ini. Berbagai jenis moda telah tersedia, dengan berbagai keunggulan dan kelengkapan sarana. Gambar 1.1 menunjukkan proses perpindahan menggunakan beberapa bentuk moda transportasi. Dari hal tersebut di atas terlihat bahwa kualitas dan perkembangan teknologi sarana dan prasarana transportasi sangat mempengaruhi kelancaran kebutuhan perpindahan. Oleh karena itu, terdapat suatu hubungan yang sangat kuat diantara aktivitas manusia dan transportasi. Dalam sistem transportasi moderen, transportasi merupakan bagian integral dari fungsi dan aktivitas masyarakat, dimana ada hubungan yang sangat erat dengan gaya hidup, jangkauan dan lokasi-lokasi kegiatan produksi dan pemeuhan barang-barang serta pelayanan yang tersedia untuk konsumsi. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, transportasi dalam kehidupan masyarakat moderen merupakan satu kesatuan rantai kehidupan yang berpengaruh dalam pembangunan baik segi ekonomi, sosial budaya maupun politik. Gambar 1.2 memperlihatkan, bagaimana hubungan antara aktivitas manusia dan kebutuhan transportasi. Seterusnya, fungsi sarana dan prasarana transportasi dalam menopang kebutuhan aktivitas manusia secara lebih terperinci dapat didefinisikan sebagai : 1. Mempercepat suatu pergerakan angkutan barang/orang sebagai salah satu tuntutan dari semakin majunya aktivitas manusia. 2. Mengurangi tahanan terhadap gerakan. 3. Mengurangi kemungkinan kerusakan barang/orang yang diangkut. Gambar 1.1 Proses perpindahan menggunakan beberapa alternative moda transportasi 2

Prasarana Transportasi Jalan Rel Jurusan Teknik Sipil UMY Sistem transportasi yang berkembang di Indonesia hingga saat ini telah memberikan pelayanan berbagai macam pergerakan mekanis yang bertumpu kepada pemerataan hasil-hasil pembangunan di seluruh wilayah dan pusat kegiatan masyarakat. Saat ini, terdapat beberapa alternatif moda angkutan (alat angkut) yang telah dapat digunakan di Indonesia, antara lain : moda udara, moda laut dan moda darat. Perkembangan ketiga moda angkutan tersebut, dapat digunakan masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan pergerakannya. Namun perlu mengadakan pemilihan jenis prasarana yang mampu melayani kegiatan manusia secara aman, nyaman dan ekonomis. SUMBER DAYA Angkutan LOKASI PRODUKSI Angkutan PASAR Angkutan KONSUMEN Angkutan Gambar 1.2 Hubungan diantara transportasi dan aktivitas manusia B. PEMILIHAN MODA DALAM SISTEM TRANSPORTASI Dalam penyediaan suatu fasilitas transportasi perlu dipertimbangkan permintaan mengenai jasa transportasi tersebut. Adanya persaingan yang bebas antar jenis jasa angkutan, maka dalam perancangannya perlu mempertimbangkan permintaan pasar secara cermat. Masyarakat akan memberikan parameter pertimbangan dalam pemilihan moda angkutannya. Beberapa pertimbangan tersebut didasarkan mutu pelayanan jasa angkutan, antara lain : 1. Kecepatan, merupakan faktor yang banyak dituntut oleh masyarakat terutama pada komunitas bermobilitas tinggi ( masyarakat ibu kota, sentral bisnis, dll.). Dalam hal ini daftar berikut memberikan penempatan beberapa moda angkutan menurut kemampuan kecepatan tempuhnya : Tabel 1.1 Urutan moda angkutan menurut tingkat kecepatan jelajah Kecepatan Kereta Api Jalan Raya Air Pipa Udara 3 2 5 4 1 2. Ketepatan waktu, Ketepatan waktu disini merupakan indikator ketepatan keberangkatan maupun saat kedatangan. Berikut ini penempatan operasional beberapa moda menurut dependability of operations (menunjukkan perbedaan antara kenyataan dan jadwal yang ditetapkan) : 3

Bab I Prasarana Transportasi Tabel 1.2 Ketepatan pergerakan beberapa moda Ketepatan dalam operasi Kereta Api Jalan Raya Air Pipa Udara 3 2 4 1 5 3. Kemudahan pelayanan, Kemudahan lebih difokuskan pada kepastian pengguna jasa transportasi untuk mendapatkan pelayanan yang baik, seperti tiket, fasilitas komunikasi, fasilitas tempat tunggu, fasilitas jadwal perjalanan, ketersediaan hotel, dll. Gambar di bawah menunjukkan beberapa fasilitas yang harus disediakan di stasiun kereta api. Gambar 1.3 Beberapa fasilitas yang harus disediakan di kereta api 4. Kenyamanan selama perjalanan, Kenyaman perjalanan dapat diukur dari dimulai saat menunggu moda sampai ke tempat tujuan. Gambar 1.4 menunjukkan suasana kabin komuter KTM. Gambar 1.4 Suasana kabin kereta api komuter KTM Malaysia 4

Prasarana Transportasi Jalan Rel Jurusan Teknik Sipil UMY 5. Keselamatan, Keselamatan perjalanan dari awal sampai ke tujuan dan tingkat kehandalannya yang mencakup keselamatan dalam berlalu lintas dan terhadap tindak kejahatan. Tabel 1.3 menunjukkan data tingkat kematian per 100 juta penumpang-mil untuk transportasi di Amerika Serikat yang terjadi pada beberapa jenis alat pengangkutan, hal ini menunjukkan pelayanan keselamatan dalam jasa angkutan akan memberikan pertimbangan kepada penggunanya kemudian. Tabel 1.3 Perbandingan keselamatan perjalanan dari beberapa jenis moda angkutan di Amerika pada tahun 1947 dan 1972 Mobil dan taksi Sepeda Motor Transit Lokal Bus Kereta Api Ang.Udara Domestik Ang.Udara Tambahan Penerbangan Umum Transpor Air Catatan : ta : tidak tersedia data, Sumber : Transportasi Association of America (Morlok, 1995) 1947 1972 Jumlah Tingkat Jumlah Tingkat 15300 2.6 35200 1.90 ta ta 2700 17.00 ta ta ta 0.16 140 0.21 130 0.19 75 0.16 48 0.531 199 3.15 160 0.13 ta ta 0 0.00 1352 90.00 1322 42.06 1244 ta ta ta 6. Keterpaduan antar moda sejenis dengan moda lainnya, Keterpaduan ini berkaitan dengan kemudahan bagi pengguna jasa angkut. Kecenderungan perilaku masyarakat adalah keinginan adanya kemudahan dalam pelayanan angkutan, sehingga keterkaitan antar moda dalam jasa pelayanan transportasi menjadi salah satu pertimbangan penting. Seseorang tidak akan menggunakan suatu moda tertentu apabila kemungkinan aksebilitasnya ke tempat tujuan terhambat disebabkan oleh ketidaktersediaan moda angkutan lanjutan. Gambar di bawah menjelaskan secara global skematik sistem keterpaduan moda. Tujuan Moda A Asal Moda B Moda A : moda utama transportasi dari tempat asal Moda B : moda lanjutan dari moda A hingga ke tujuan Gambar 1.5 Keterpaduan antar moda 5

Bab I Prasarana Transportasi C. PERANAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI Perkembangan teknologi transportasi di masa yang akan datang diarahkan kepada kemampuan mengatasi tuntutan keterbatasan kapasitas angkut, jarak tempuh, kecepatan pergerakan, kenyamanan, keselamatan dan keringanan biaya. Selain pemenuhan keterbatasan transportasi di atas, dimensi sistem teknologi transportasi juga akan tertumpu pada perbaikan kualitas kehidupan manusia (terutama mereduksi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas transportasi), dan sasaran pemenuhan kebutuhan globalisasi (kebutuhan pergerakan yang cepat dan terpadu). Salah satu contoh keberhasilan teknologi tranportasi yang menopang sistem transportasi yang lebih berkualitas adalah peningkatan kecepatan kereta api hingga kepada lebih dari 800 km/jam di Perancis dan ditemukannya teknologi kendaraan masal yang cepat-ringan (mass rapid transit, MRT) dan prasarana monorail untuk mengurangi tingkat kemacetan akibat peningkatan kendaraan pribadi. Keberhasilan sistem dan teknologi pergerakan moda angkutan perlu didukung sepenuhnya oleh adanya prasarana transportasi yang baik. Penyediaan prasarana transportasi berupa sistem infrastruktur dan komponen-komponen yang diperlukan disesuaikan dengan jenis sarana atau alat angkut (moda) yang digunakan dan kemampuan suatu wilayah untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang ditimbulkan akibat tuntutan kelengkapan sarana tersebut. Dengan demikian, peningkatan dan perkembangan teknologi moda transportasi perlu didukung dengan peningkatan teknologi prasarananya secara bersamaan. Kajian dan penelitian perlu dilakukan secara berkesinambungan diantara keduanya dengan tujuan dapat memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan berbagai permasalahan pergerakan masyarakat yang kian kompleks dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Gambar 1.6 di bawah memberikan contoh keterkaitan antara perkembangan teknologi moda transportasi dan teknologi prasarananya. Gambar 1.6 menjelaskan perlunya penyediaan infrastruktur jalan rel yang baik dengan dilengkapi penambat pandrol elastik ganda (Gambar 1.6a) untuk melayani pergerakan kereta api komuter berkecepatan tinggi dengan teknologi elektrifikasi. (a) (b) Gambar 1.6 Perkembangan teknologi perkeretaapian 6

Prasarana Transportasi Jalan Rel Jurusan Teknik Sipil UMY Gambar 1.7 juga memberikan satu contoh keperluan prasarana jalan rel layang, untuk penyediaan sistem transportasi masal ringan cepat (LRT) yang menembus daerah perkotaan di Kuala Lumpur. Teknologi prasarana jalan layang yang disediakan memerlukan pengetahuan perencanaan yang baik dan teknologi konstruksi yang lebih maju. Pada prasarana darat lainnya, teknologi perkerasan jalan dituntut selalu berkembang dilakukan sejalan dengan peningkatan valome lalu lintas. Kebutuhan akan sistem transportasi jalan yang baik memerlukan kesediaan infrastruktur jaringan jalan yang baik pula. Penyediaan infrastruktur yang baik membutuhkan teknologi pelaksanaan konstruksi jalan mampu memberikan jaminan kualitas jalan yang baik. Gambar 1.8 di bawah ini menunjukkan kesesuaian di antara kebutuhan kelancaran sistem pergerakan dan peningkatan teknologi perkerasan jalan. Gambar 1.7 Sistem LRT untuk mengurangi kemacetan di Kuala Lumpur Gambar 1.8 Kesesuaian kebutuhan sistem transportasi dan peningkatan teknologi perkerasan jalan 7

Bab I Prasarana Transportasi D. LATIHAN SOAL 1) Jelaskan definisi dan keterkaitan diantara hukum keterbatasan manusia terhadap kebutuhan pergerakan! 2) Menurut pendapat Saudara, bagaimanakah peranan saranadan prasarana transportasi terhadap aktivitas manusia! 3) Jelaskan peranan prasarana transportasi terhadap sistem transportasi global dalam kaitannya dengan peranan sosial, ekonomi dan hankam. 4) Bagaimanakah menilai suatu moda transportasi layak untuk dipilih dan digunakan sebagai sarana pergerakan untuk menghubungkan suatu daerah dengan wilayah lain! 5) Berikan pendapat Saudara bahwa faktor kenyamanan merupakan salah satu pertimbangan di dalam pemilihan angkutan umum. Berikan perbandingan terhadap kondisi nyata angkutan umum di Indonesia. 6) Bagaimanakah keterkaitan diantara perkembangan teknologi prasarana transportasi dengan penyediaan sistem transportasi yang baik. Jelaskan dengan contoh kasus! 7) Buatlah satu essay mengenai salah satu perkembangan teknologi prasarana transportasi! E. DAFTAR PUSTAKA 1. Banks, J.H. 2002. Introduction to Transportation Engineering. MacGraw Hill. 2 nd Edition. Boston. 502 p. 2. Bowersox, D., Calabro, P.T & Wagenheim, G.D. 1981. Introduction to Transportation. Macmillan Publishing Co., Inc. New York. 400 p. 3. Kamus Bahasa Inggris Oxford versi CD LV.02 4. Morlok, E.K. 1988. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. (alih bahasa : Ir. John Kelana Putra Hainim). Erlangga. Jakarta 8