PELAYANAN KESEHATAN DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan masyarakat sangat diperlukan. seorang bidan yang berkompeten untuk menangani masalah-masalah tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan

Oleh JUSTIN DARREN RAJ

Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga TA 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

BAB II. 2.1 MDG s Dan SDG s. A. MDG s

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN. dilaporkan sebesar 100% sehingga sudah mencapai target K1 100%.

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga mampu untuk menekan AKI dan AKB. Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi yang di kandung (Saifuddin, 2009:284). (Hani, 2011:12). Berdasarkan pengalaman praktek di polindes Kradenan

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

PENGAYAAN MATERI IMUNISASI DAN KIA PADA KURIKULUM PENDIDIKAN D-III KEBIDANAN. Jakarta, 3 Desember 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB I PENDAHULUAN. minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan dan

LAPORAN PROGRAM KIA DI PUSKESMAS PETANG II, BADUNG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH DINAS KESEHATAN Jalan Jend.Sudirman No.24 Telp SUNGAI PENUH Kode Pos : 37112

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

B. Status Obstetrikus (meliputi : paritas ibu dan jarak kelahiran) 1. Paritas Ibu

Kewenangan bidan dalam pemberian obat pada kehamilan dan proses kelahiran dan aspek hukumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

4. Terlaksananya tugas-tugas yang diberikan oleh atasan

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

BAB 1 PENDAHULUAN. proses fisiologis dan berksinambungan. Kehamilan dimulai dari konsepsi

keselamatan ibu dan bayi. Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) perlu didukung upaya untuk mencapai universal coverage pelayanan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014

B A B IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Batasan Masalah

PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT KESEHATAN IBU DAN ANAK (PWS-KIA) Tarwinah

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuknya serta memberikan kekuatan kepada kita semua dalam melaksanakan pembangunan kesehatan.

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

PERANAN DOKTER KELUARGA DALAM KESEHATAN MATERNAL

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

BAB I PENDAHULUAN. setiap perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan, persalinan dan nifas

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Monitoring. 29-Feb-12

Lampiran III Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal : 25 Juli 2002

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

TANTANGAN PROGRAM GIZI DI INDONESIA. Doddy Izwardy Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Pencapaian derajat kesehatan ditandai dengan menurunnya angka kematian

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2012

PELATIHAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM KIA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangbiakan manusia yang alamiah, namun tetap harus diwaspadai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan ingin menghadapi kelahiran dengan aman dan nyaman. Continuity

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan yaitu asuhan kehamilan, pesalinan, bayi baru lahir, nifas

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

Transkripsi:

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan yang telah dilakukan di Kabupaten Sambas. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Pelayanan Kesehatan Dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan dan jaringannya adalah sebagai berikut : 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Seorang ibu mempunyai peran besar dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi / anaknya. Pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi antara lain pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di sarana kesehatan mulai posyandu, poskesdes, puskesmas sampai ke rumah sakit. 1 / 14

a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil sesuai pedoman. Kegiatan pelayanan antenatal meliputi pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian tablet besi pada ibu hamil selama masa kehamilannya. Titik berat kegiatannya adalah promotif dan preventif dan hasilnya terlihat dari cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 untuk mengukur akses pelayanan ibu hamil, menggambarkan besaran ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ante natal. Indikator ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal dan kemampuan program dalam menggerakan masyarakat. Cakupan K1 tahun 2011 sebesar 92,7% Cakupan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar, minimal empat kali kunjungan selama masa kehamilannya (sekali di trimester pertama, sekali di trimester kedua dan dua kali di trimester ketiga). Indikator ini berfungsi untuk menggambarkan tingkat perlindungan dan kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Cakupan kunjungan ke 4 ibu hamil ( K4) pada tahun 2011 sebesar 83,8%, sedikit menurun dari tahun 2010 sebesar 86,23%. Cakupan tertinggi berada di wilayah Puskesmas Segarau yaitu sebesar 98,9%, sedangkan cakupan ibu hamil terendah berada di wilayah Puskesmas Paloh 2 / 14

yaitu sebesar 58,3%. Cakupan K4 masih belum memenuhi target standar pelayanan minimal sebesar 95%. Dengan demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan antenatal pada ibu hamil di Kabupaten Sambas. b. Pertolongan Persalinan Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa disekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan persalinan tidak dilakukan tenaga kesehatan yang punya kompetensi kebidanan. Cakupan Pertolongan Persalinan adalah cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (linakes).cakupan linakes Pada tahun 2011 sebesar 83,8%, sedikit meningkat dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 82,53%.akan tetapi pencapaian tersebut belum memenuhi target SPM sebesar 90%. 3 / 14

Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2011 tertinggi berada di wilayah Puskesmas yaitu sebesar 99,7%, sedangkan cakupan terendah berada di wilayah Puskesmas Pimpinan yaitu sebesar 64,1 %. Tebas cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Sambas cenderung meningkat. Kondisi tersebut dimungkinkantidak lepas dari keberhasilan pengembangan berbagai program kemitraan bidan dan dukun dalam perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K). c. Ibu Hamil Resiko Tinggi / Komplikasi yang Ditangani Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh bidan di desa dan Puskesmas, sekitar 20% diantara ibu hamil yang ditemui dan diperiksa tergolong dalam kasus resiko tinggi/komplikasi yang membutuhkan rujukan. Kasus resiko tinggi/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi meliputi Hb<8 g%, tekanan darah tinggi (sistole >140 mmhg, diastole >90 mmhg), oedema nyata, eklampsia, ketuban 4 / 14

pecah dini, perdarahan pervaginam, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat / sepsis dan persalinan prematur. Berdasarkan laporan Bidang Kesga dan Promkes, jumlah perkiraan ibu hamil resiko tinggi di Kabupaten Sambas tahun 2011 sebanyak 1.640 orang (20% dari sasaran ibu hamil) dan semua kasus telah memperoleh penanganan sesuai prosedur. d. Pelayanan Nifas Masa nifas adalah masa 6-8 minggu setelah persalinan dimana organ reproduksi mulai mengalami masa pemulihan untuk kembali normal, walau pada umumnya organ reproduksi akan kembali normal dalam waktu 3 bulan pasca persalinan. Dalam masa nifas, ibu seharusnya memperoleh pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan kondisi umum, payudara, dinding perut, perineum, kandung kemih dan organ kandungan. Karena dengan perawatan nifas yang tepat akan memperkecil resiko kelainan bahkan kematian ibu nifas. Pada tahun 2011 jumlah sasaran ibu bersalin di Kabupaten Sambas sebanyak 11.929 orang dan 10.525 orang (88,23%) diantaranya telah mendapat pelayanan nifas sesuai standar. Angka cakupan tersebut meningkat dari tahun 2009, yaitu 70,27%. Cakupan tersebut belum memenuhi target SPM sebesar 90%. Cakupan pelayanan ibu nifas tertinggi dicapai beberapa puskesmas dan cakupan terendah < 50% berada di Puskesmas Subah (42,9%). 5 / 14

e. Kunjungan Neonatus (KN2) Kunjungan neonatus adalah bayi usia 0-28 hari yang kontak dengan tenaga kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan minimal tiga kali yaitu dua kali pada umur 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-28 hari (KN2). Adapun pelayanan kesehatan yang diberikan adalah pelayanan kesehatan neonatal dasar yang meliputi tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi, pemberian vitamin K, manajemen terpadu balita muda (MTBM) dan konseling untuk ibunya tentang perawatan neonatus di rumah dengan menggunakan buku KIA. Cakupan kunjungan neonatus 1 ( KN -1) pada tahun 2011 sebesar 88,7%, sedikit meningkat dari tahun 2010 sebesar 87,49%. namun angka ini belum memenuhi target SPM sebesar 90%. Cakupan tertinggi dicapai beberapa puskesmas sedangkan terendah berada dipuskesmas Selakau Timur 56,2%. Cakupan kunjungan neonatus 3 kali ( KN lengkap) pada tahun 2011 sebesar 76,23%, mengalami penurunan dari tahun 2010 yaitu sebesar 83,14%. Angka cakupan ini belum mencapai target standar pelayanan minimal sebesar 85%.cakupan kunjungan neonatus 3 kali (KN lengkap) tahun 2011 tertinggi berada diwilayah puskesmas segarau yaitu sebesar 127,7 % sedangkan cakupan terendah berada di wilayah puskesmas sekura yaitu sebesar 52,3%. 6 / 14

cakupan KN2 selama 3 tahun terakhir mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini bermakna terjadi penurunan kualitas pelayanan pada bayi baru lahir melalui peran aktif tenaga kesehatan yang melakukan kunjungan neonatus ke rumah ibu nifas. f. Neonatal Resiko tinggi /komplikasi Pada saat memberi pelayanan kesehatan pada neonatus, sekitar 15% diantara neonatus yang diperiksa dan ditemui tergolong dalam kasus resiko tinggi yang butuh pelayanan rujukan. Neonatal risti/ komplikasi yaitu bayi usia 0-28 hari dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian seperti asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan kurang dari 2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan dan kelainan neonatal. Berdasarkan laporan yang ada jumlah perkiraan neonatal risti di Kabupaten Sambas sebanyak 1.731 orang. Cakupan neonatal risti yang ditangani tertinggi berada di beberapa wilayah Puskesmas sedangkan cakupan terendah di wilayah puskesmas Sentebang yaitu 37,3%.namun semua telah memperoleh penanganan sesuai prosedur. 7 / 14

2. Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Usia Sekolah Dan Remaja Pelayanan kesehatan pada kelompok anak balita (pra sekolah), usia sekolah dan remaja dilakukan melalui deteksi/pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan kesehatan anak pra sekolah serta pemeriksaan kesehatan anak sekolah dasar/ sederajat dan pelayanan kesehatan pada remaja (SMP dan SMU). Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita/pra sekolah adalah cakupan anak umur 0-5 tahun yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai standar oleh dokter, bidan dan perawat paling sedikit dua (2) kali per tahun baik didalam gedung maupun diluar gedung seperti posyandu, taman kanak-kanak, panti asuhan. Sementara untuk pelayanan kesehatan bagi siwa SD/MI dan siswa`smp/smu dan sederajat dilakukan melalui penjaringan kesehatan bagi murid kelas 1 (satu) SD/MI dan SMP/SMU. Cakupan deteksi tumbuh kembang anak balita pra sekolah, cakupan siswa SD/MI dan cakupan siswa SMP/SMU pada tahun 2011 tidak ada datanya. Untuk pelayanan kesehatan remaja dilakukan oleh puskesmas PKPR (pelayanan kesehatan peduli remaja) yang berjumlah 5 (lima) puskesmas yaitu Selakau, Pemangkat, Sungai Kelambu, Matang Suri dan Sambas. 8 / 14

Pada tahun 2011, hasil kegiatan pelayanan kesehatan remaja melalui jalur sekolah sebanyak 2.143 orang. Untuk pelayanan kesehatan anak balita, usia sekolah dan remaja masih jauh dari harapan sesuai target SPM yang harus dicapai.dengan demikian masih dibutuhkan upaya ekstra untuk melakukan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait guna meningkatkan cakupan. 3. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi, menurut hasil penelitian bahwa usia subur wanita antara usia 15-49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran, maka wanita/ pasangan usia subur (PUS) diprioritaskan untuk menggunakan alat kontrasepsi KB. Peserta KB dibagi menjadi KB baru dan KB aktif. Pada tahun 2011 cakupan peserta KB baru sebesar 11,98% dan KB aktif sebesar 75,60% dari jumlah PUS sebanyak 93.190 orang. Cakupan KB aktif tahun 2011 telah memenuhi target Indonesia Sehat sebesar 70%. 9 / 14

Berdasarkan jenis metode kontrasepsi yang digunakan, sebanyak 98,89% akseptor KB aktif memilih metode kontrasepsi jangka pendek (non MKJP) dengan pilihan terbanyak adalah metode suntik (63,49%). Sementara yang memilih metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD, MOW/MOP dan implant hanya 1,11%. Kecenderungan yang sama juga terjadi pada peserta KB baru. Peminat metode kontrasepsi jangka pendek sebesar 97,04% dengan pilihan terbanyak juga metode suntik (59,37%), sedangkan yang memilih metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) hanya 2,96%. Kondisi tersebut mungkin disebabkan karena faktor biaya yang lebih murah dan cara yang mudah. 4. Pelayanan Kesehatan Pra Usila (45-59 th) dan Usila (>60 th) Seiring bertambahnya Umur Harapan Hidup (UHH) maka keberadaan para lanjut usia tidak dapat begitu saja diabaikan, sehingga perlu diupayakan peningkatan kualitas hidup bagi kelompok umur lanjut usia. Pelayanan kesehatan pra usila dan usila adalah penduduk usia 45 tahun ke atas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar yang dilakukan oleh tenaga kesehatan baik di puskesmas, Posyandu Lansia maupun di kelompok usia lanjut. 10 / 14

Pada tahun 2011 jumlah lansia yang memperoleh pelayanan kesehatan Prausila dan usila sebanyak 16.843 orang. Hal ini merupakan hasil yang cukup mengembirakan mengingat target nasional pelayanan kesehatan usila sebesar 90%. Cakupan pelayanan kesehatan bagi warga usila masih perlu ditingkatkan, dengan lebih meningkatkan peran aktif posyandu lansia secara optimal. Selain itu perlu adanya penambahan posyandu lansia, mengingat belum semua desa mempunyai posyandu lansia. Padahal dengan adanya posyandu lansia maka pelayanan kesehatan akan lebih mudah dijangkau oleh para lansia. Dibutuhkan koordinasi dan peran serta masyarakat serta lintas sektor terkait dalam upaya meningkatkan cakupan pelayanan terhadap para lansia. 5. Perbaikan gizi masyarakat Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan melalui distribusi tablet besi (Fe) pada ibu hamil, distribusi Vitamin A pada balita dan pemberian kapsul yodium pada WUS. a. Pemberian Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil 11 / 14

Pada saat periksa kehamilan di sarana kesehatan, ibu hamil akan mendapatkan tablet Fe yang bertujuan untuk mengatasi dan mencegah terjadinya kasus anemia serta meminimalkan dampak buruk akibat kekurangan Fe, karena kekurangan Fe pada ibu hamil dapat mengakibatkan terjadinya abortus, kecacatan bayi atau bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR). Cakupan ibu hamil yang mendapatkan Fe-1 (30 tablet) tahun 2011 sebesar 92,67% dan cakupan Fe-3 sebesar 83,84%. Cakupan kedua indikator tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010 dan telah memenuhi target Indonesia sehat 2010 sebesar 80%. Cakupan Fe-3 tertinggi dicapai Puskesmas Segarau (98,88%) dan terendah di Puskesmas Paloh (58,24%). Dengan demikian, target SPM telah tercapai. tetap diperlukan kerja keras Petugas kesehatan untuk selalu melakukan motivasi ibu hamil agar meminum tablet besi tersebut guna mencegah terjadinya anemia ibu hamil. b. Pemberian Kapsul Vitamin A pada Balita Vitamin A adalah salah satu zat gizi yang diperlukan tubuh dan berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan mata. Bila seorang anak yang menderita kekurangan vitamin A terserang campak, diare atau penyakit infeksi lainnya maka penyakit tersebut akan bertambah parah dan dapat mengakibatkan kematian, karena infeksi tersebut menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis simpanan vitamin A dalam tubuh. Selain itu kekurangan vitamin A dalam waktu lama dapat mengakibatkan gangguan pada mata bahkan dapat mengakibatkan kebutaan. 12 / 14

Sasaran pemberian kapsul Vitamin A adalah bayi usia 6-11 bulan dan balita (1-4 tahun) sebanyak 2 kali dalam setahun (Februari dan Agustus) serta ibu nifas satu kali. Cakupan bayi yang memperoleh vitamin A tahun 2011 sebesar 73,8%. Untuk anak balita yang mendapat vitamin A pada tahun 2011 sebesar 78,5%. Sedangkan cakupan ibu nifas yang menperolah vitamin A sebesar 84,52%. c. Ibu Hamil dengan Kapsul Yodium Pemberian kapsul yodium kepada ibu hamil dan ibu nifas terutama di daerah endemik gondok sedang dan berat merupakan upaya pencegahan dan penanggulangan GAKY (gangguan akibat kekurangan yodium) yang diberikan setahun sekali dengan maksud mencegah lahirnya bayi kerdil/kretin. Selain itu upaya pencegahan juga dilakukan melalui pemakaian garam beryodium pada masyarakat. GAKY adalah sekumpulan gejala yang diakibatkan kurangnya unsur yodium dalam tubuh 13 / 14

manusia, ditandai adanya pembesaran kelenjar thyroid yang biasa dikenal masyarakat sebagai penyakit gondok. Penyakit ini dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik antara lain bisu, tuli, kerdil dan mata juling serta keterbelakangan mental. Kualitas garam yang baik yaitu kualitas garam beryodium yang beredar di masyarakat memenuhi syarat 30-80 ppm. Indikator yang digunakan untuk menentukan suatu desa/kelurahan dengan garam beryodium baik adalah desa/kelurahan dengan 21 sampel garam konsumsi yang diperiksa hanya ditemukan minimal satu sampel garam konsumsi dengan kandungan yodium < 30 ppm. Cakupan desa/kelurahan dengan kualitas garam baik tahun 2011 sebesar 92,0% dan sudah dapat memenuhi target 90% untuk mewujudkan USI (Universal Salt Iodization). Untuk selanjutnya mempertahankanusi, dengan selalu melakukan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor untuk memasyarakatkan penggunaan garam beryodium yang memenuhi standar dalam kehidupan sehari-hari. To be continued... 14 / 14