CHARGER HANDPHONE MENGGUNAKAN TENAGA SURYA

dokumen-dokumen yang mirip
5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Penstabil Fluktuasi Tegangan Charger Emergency Lamp Hasil Sel Surya

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

BAB II SEL SURYA. Simulator algoritma..., Wibeng Diputra, FT UI., 2008.

ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK. Subandi 1, Slamet Hani 2

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar

Ribuan tahun yang silam radiasi surya dapat menghasilkan bahan bakar fosil yang dikenal dengan sekarang sebagai minyak bumi dan sangat bermanfaat bagi

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA

PENGUKURAN KARAKTERISTIK SEL SURYA

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

PEMAKSIMALAN DAYA KELUARAN SEL SURYA MENGGUNAKAN LENSA CEMBUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. HALAMAN MOTO...

Gambar Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan)

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI Defenisi Umum Solar Cell

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGISI BATERAI OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

MODUL I SENSOR SUHU. 3. Alat Alat Praktikum Alat praktikum meliputi : Sensor suhu Exacon D-OS3; Modul Pengolah Sinyal Multimeter Pemanas

STRUKTUR CRISTAL SILIKON

PENINGKATAN DAYA KELUARAN SEL SURYA DENGAN PENINGKATAN TEMPERATUR PERMUKAAN SEL SURYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Penelitian Terkait

Sistem Pembangkit Listrik Alternative Menggunakan Panel Surya Untuk Penyiraman Kebun Salak Di Musim Kemarau

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015

INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: X Yogyakarta, 15 November2014

PENGARUH PENAMBAHAN ALAT PENCARI ARAH SINAR MATAHARI DAN LENSA CEMBUNG TERHADAP DAYA OUTPUT SOLAR CELL

RANCANG BANGUN RANGKAIAN PEMBATAS ARUS UNTUK SISTEM SEL SURYA DENGAN OPSI DUAL OUTPUT VOLTAGE BATERAI

UNIVERSITAS INDONESIA RANCANG BANGUN SISTEM SUMBER DAYA TAG AKTIF RFID BERBASIS TENAGA SURYA DENGAN SUPERKAPASITOR SEBAGAI MEDIA PENYIMPAN ENERGI

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward

LAMPU TENAGA SINAR MATAHARI. Tugas Projek Fisika Lingkungan. Drs. Agus Danawan, M. Si. M. Gina Nugraha, M. Pd, M. Si

Physical Aspects of Solar Cell Efficiency Light With Too Little Or Too Much Energy

TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK PANEL SURYA BERDASARKAN MATERIAL PENYUSUN DAN INTENSITAS CAHAYA. Diajukan untuk memenuhi persyaratan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Efisiensi Sel Solar pada Mono- Crystalline Silikon Sel Solar. Abstract

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL)

1. PUTRI RAGIL N ( ) 2. ADITH PRIYO P ( ) 3. DISTYAN PUTRA A S ( )

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN SEL SURYA DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA AREA GEDUNG K.H. MAS MANSYUR SURAKARTA

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim

ENERGY SUPPLY SOLAR CELL PADA SISTEM PENGENDALI PORTAL PARKIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

ANALISIS LANJUTAN. Tingkat Energi & Orbit Elektron. Pita Energi Semikonduktor Intrinsik. Pita Energi Pada Semikonduktor Ter-Doping

Bagian 4 Karakteristik Junction Dioda

Karakterisasi XRD. Pengukuran

BAB II LANDASAN TEORI

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

Teori Semikonduktor. Elektronika (TKE 4012) Eka Maulana. maulana.lecture.ub.ac.id

PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP

Konduktor dan isolator

Karakteristik dan Rangkaian Dioda. Rudi Susanto

PENGUJIAN SUDUT KEMIRINGAN OPTIMAL PHOTOVOLTAIC DI WILAYAH PURWOKERTO HALAMAN JUDUL

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN MODUL SURYA 50 WP SEBAGAI ENERGI CADANGAN PADA RUMAH TINGGAL

PORTABLE SOLAR CHARGER HANDPHONE. Yuni Rahmawati

PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA)

4 FABRIKASI DAN KARAKTERISASI SEL SURYA HIBRID ZnO-KLOROFIL

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tujuan pengujian ini adalah untuk membuktikan apakah sistem yang

BABU TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam fisika dan optika, garis-garis Fraunhofer adalah sekumpulan

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK

PENINGKATAN DAYA KELUARAN SEL SURYA DENGAN PENAMBAHAN INTENSITAS BERKAS CAHAYA MATAHARI

DAYA KELUARAN PANEL SURYA SILIKON POLI KRISTALIN PADA CUACA NORMAL DAN CUACA BERASAP DENGAN SUSUNAN ARRAY PARALEL

STUDI KARAKTERISTIK PENCATUAN SOLAR CELL TERHADAP KAPASITAS SISTEM PENYIMPANAN ENERGI BATERAI SKRIPSI

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

PENGARUH PENAMBAHAN REFLEKTOR (CERMIN DATAR) TERHADAP KELUARAN DAYA POLYCRYSTALLINE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI PERTANIAN PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS DC PADA SOLAR CELL

PENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WP DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 ALAT PRAKTIKUM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

OPTIMALISASI TEGANGAN KELUARAN DARI SOLAR CELL MENGGUNAKAN LENSA PEMFOKUS CAHAYA MATAHARI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Program Studi Teknik Mesin S1

PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM PENJEJAK MATAHARI UNTUK MENGOPTIMALKAN PENYERAPAN ENERGI SURYA PADA SOLAR CELL

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN UMUM

Analisis Sudut Deviasi Arah Datang Sinar Matahari Terhadap Tingkat Efektifitas Arus Keluaran Pada Sel Surya

Transkripsi:

CHARGER HANDPHONE MENGGUNAKAN TENAGA SURYA Oleh : MALIK SAHRONI Alumni Teknik Elektro Universitas Suryadarma ABSTRAK Penelitian ini merupakan bentuk energi alternatif yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi peralatan komunikasi yaitu handphone.permasalahan yang muncul adalah bagaimanakah merancang penstabilan tegangan output dan membuat charger handphone tenaga surya. adalah perencanaan charger dengan menggunakan modul sel surya. Sel surya ini yang berfungsi untuk membangkitkan tenaga listrik dari sinar matahari. Tegangan keluaran dari sel surya ini belum stabil sehingga digunakan regulator untuk menstabilkan tegangan IC LM 317T digunakan sebagai regulator dengan penambahan resistor untuk pembagian tegangan. Pengisian baterai handphone dapat dilakukan dari pukul 10.00 sampai dengan pukul 15.30 dengan keadaan cuaca cerah. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diperoleh penstabilan tegangan rata-rata 5 volt dan prosentase penurunan tegangannya sebesar 74,1%. Tegangan keluaran penstabilan yang sebesar 4,93 volt sesuai tegangan yang diharapkan untuk melakukan pengisian handphone yaitu sebesar 5 volt. Kata kunci : Charger Handphone, Tenaga Surya, Sinar Matahari,Sel Surya I. PENDAHULUAN Penstabil tegangan output charger handphone menggunakan tenaga surya adalah suatu alat pengisi daya baterai handphone dengan menggunakan energi surya yang dilengkapi komponen penstabil tegangan. Komponen utama charger handphone dengan tenaga surya adalah solar cell yang berguna untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik arus searah (direct current) secara langsung. Material yang sering digunakan untuk membuat solar cell adalah silikon kristal dimurnikan hingga satu tingkat sangat tinggi. Dalam keadaan murni (intrinsik) setiap atomnya adalah silikon atau germanium saja, untuk dapat dimanfaatkan dalam piranti elektronika maka daya hantar listriknya dinaikkan dengan menambahkan ketidakmurnian (dopping). Semikonduktor yang sudah diberi ketidakmurnian disebut ekstrinsik. 54 1.1. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang telah diuraikan di atas dapat ditarik permasalahan yaitu bagaimana membuat suatu alat penstabil tegangan output charger handphone menggunakan tenaga surya. 1.2. Batasan Masalah Batasan masalah mengenai komponen penstabil tegangan dari rangkaian charger handphone menggunakan tenaga surya peralatan yang digunakan meliputi : 1. Solar cell dan karakteristiknya digunakan untuk pembangkit tegangan dengan pemasangan statis pada ketingian 1,5 meter, sudut kemiringan 15 derajat. 2. Penstabil tegangan IC LM 317T. 3. Penguat arus searah transistor C 1061. 4. Resistor digunakan untuk pembagi tegangan variabel 5 K 5. Handphone yang digunakan sebagai beban bertegangan 3,7 volt dan dibawah 950 ma

II. LANDASAN TEORI 2.1. Sel Surya Sel surya merupakan perangkat berbasis semikonduktor yang mampu mengubah cahaya matahari langsung menjadi energi listrik. Proses pengonversian cahaya matahari langsung menjadi energi listrik dikenal juga dengan proses photovoltaic. Energi foton dari cahaya matahari yang jatuh pada permukaan semikonduktor sel surya akan membuat elektron terlepas dari ikatan valensinya di bahan semikonduktor jika besar energi foton lebih besar daripada nilai lebar band gap bahan semikonduktor sel surya. Dengan memanfaatkan prinsip P-N Junction, elektron-elektron tersebut akan dikumpulkan dan menghasilkan arus listrik dan dengan adanya photovolatic effect akan menimbulkan beda potensial di sel surya. Pada PN-Junction terdapat medan listrik yang akan menarik elektron dan hole dan mencegah terjadinya rekombinasi, sehingga elektron dan hole tersebut dapat bergerak ke luar sistem sel surya dan membentuk arus listrik Jadi proses terbentuknya photocurrent dapat kita bagi menjadi dua langkah, yang pertama, yaitu kejadian saat foton menabrak material dan menghasilkan pasangan elektron-hole dan yang kedua, yaitu saat elektron dan hole terpisah oleh medan yang dihasilkan oleh PN-Junction dan mengalir keluar membentuk arus listrik, proses tersebut dapat pada Gambar 1 2.1.1. PRINSIP KERJA SEL SURYA Proses terbentuknya arus akibat adanya cahaya atau biasa disebut dengan photocurrent dimulai dengan masuknya foton kedalam struktur semikonduktor, foton ini kemudian akan menyebabkan munculnya pasangan elektron dan hole, pasangan elektron dan hole inilah yang akan menjadi arus listrik. Namun, elektron dan hole ini hanya akan muncul dalam waktu yang relatif singkat sebelum terjadi rekombinasi, yaitu bersatunya kembali pasangan elektron dan hole, jika terjadi rekombinasi, maka elektron dan hole akan hilang sebelum sempat bergerak menjadi arus listrik, maka pada sel surya terdapat PN- Junction untuk mencegah terjadinya rekombinasi elektron-hole. Gambar 1. Proses Pada Panel Surya 2.1.2. PARAMETER SEL SURYA A. Kurva Karakteristik I-V Sel Surya Kurva karakteristik I-V (Gambar 2.2) pada dasarnya merupakan kurva karakteristik arus-tegangan yang menggambarkan unjuk kerja suatu divais sel surya.. 55

Grafik kurva karakteristik pada surya sel Gambar 3. Kurva I-V menunjukkan arus short-circuit Gambar 2. Kurva karakteristik I-V pada sel surya Kurva I-V sel surya merupakan superposisi kurva I-V dioda dari sel surya pada keadaan gelap dengan arus yang dibangkitkan oleh cahaya (light generated current). Kurva karakteristik sel surya bisa didapatkan dengan Persamaan 2.8. dimana I L merupakan light-generated current, Io merupakan dark current. B. Short-Circuit Current (I sc ) Short-circuit current atau arus hubung singkat merupakan arus yang muncul pada saat sel surya berada dalam keadaan short circuit atau saat tidak ada tegangan yang melalui sel surya. Arus short-circuit disebabkan oleh proses maka pengumpulan V oc adalah, elektron yang dihasilkan oleh cahaya matahari. Kurva I- V yang menunjukkan arus short-circuit ditunjukkan pada gambar 2.3. Besarnya arus short-circuit berbanding lurus dengan intensitas cahaya matahari yang menyinari permukaan sel surya dan sangat dipengaruhi oleh jumlah foton yang yang datang, luas permukaan sel surya yang terkena cahaya, spektrum gelombang cahaya yang diterima, karakteristik optik bahan semikonduktor dan besarnya probabilita pengumpulan elektron dari bahan semikonduktor yang digunakan. 2.1.2. Open-Circuit Voltage (V oc ) Open-circuit voltage atau tegangan hubung buka merupakan tegangan yang terdapat pada sel surya saat open-circuit atau saat tidak ada arus yang mengalir pada sel surya. Nilai V oc dapat dicari dengan memasukkan nilai 0 untuk parameter I pada persamaan arus sel surya, seperti pada Persamaan 2.9, sehingga maka V oc adalah Kurva I-V yang menunjukkan besarnya tegangan opencircuit ditunjukkan Gambar 2.4. 56

Gambar 4. Kurva I-V menunjukkan dan tegangan open-circuit Gambar 5. Skema prinsip kerja sebuah regulator linear Nilai V oc ini bergantung pada nilai arus saturasi yang dihasilkan sel surya (I o ). Nilai V oc ini juga dapat dianggap sebagai seberapa besar jumlah rekombinasi electron-hole yang terjadi pada sel surya. Selain arus saturasi, nilai Voc juga bergantung pada temperatur atau suhu sel surya. 2.2. VOLTAGE REGULATOR Setiap rangkaian elektronik umumnya didisain untuk bekerja dengan suatu sumber tegangan yang biasanya diasumsikan mempunyai nilai konstan. Untuk itu, diperlukan sebuah voltage regulator untuk menjaga besar tegangan tetap konstan secara terus menerus walaupun terjadi perubahan nilai pada arus beban ataupun pada besar tegangan input. 2.2.1. LINEAR VOLTAGE REGULATOR Sebuah regulator linear pada prinsipnya bekerja berdasarkan pada sebuah sumber arus yang dikontrol tegangan (voltage-controlled current source) yang menghasilkan besar tegangan yang konstan di terminal output regulator. Skema prinsip kerja sebuah regulator linear ditunjukkan oleh Gambar 3. Rangkaian kontrol harus memonitor tegangan output dan menyesuaikan nilai sumber arus sesuai dengan yang dibutuhkan beban untuk menjaga besar tegangan output pada nilai yang diinginkan. Current source didisain supaya regulator bisa menyuplai arus beban maksimum sambil tetap bisa menjaga kekonstanan nilai tegangan. Tegangan output dikontrol menggunakan feedback loop yang membutuhkan semacam kompensasi untuk menjaga kestabilan loop. Kebanyakan regulator linear mempunyai kompensasi tertentu dan bisa tetap menjaga kestabilan walaupun tanpa tambahan komponen eksternal. Meskipun demikian, beberapa jenis regulator seperti Low-Dropout regulator tetap membutuhkan tambahan kapasitansi eksternal yang terhubung dari terminal output dan ground untuk menjaga kestabilannya. Karakteristik lainnya dari sebuah regulator linear, yaitu memerlukan sejumlah waktu untuk menyesuaikan besar tegangan ke nilai yang diinginkan, jika terjadi perubahan nilai arus beban. Waktu yang dibutuhkan ini didefinisikan sebagai transient response, dimana parameter ini mengukur seberapa cepat regulator bisa mencapai kondisi steadystate, jika terjadi perubahan beban. 57

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Diagram Alir Rangkaian B. Solar cell Modul panel surya / solar panel (solar cell) 10 WP ini mampu menghasilkan tenaga listrik output lebih tinggi karena menggunakan teknologi single-crystalline silicon, yang menawarkan efisiensi yang lebih baik daripada multi-crystalline atau amorphous silicon dan dengan teknologi lapisan film tipis, lebih disukai. Sel silikon dirangkai dalam dua batang kawat dan masing-masing dilindungi dengan sebuah by pass diode untuk meminimalkan energi yang hilang karena bayangan. Modul melindungi solar-cell dari kelembaban, memberikan stabilitas sinar ultra violet dan perluasan panas. Tutup depan dibuat dari tempered solar glazing berkualitas tinggi. Solar panel diproduksi di Cina yang secara ketat mematuhi standard kualitas. Masing-masing unit solar-cell diuji secara tersendiri untuk menjaga kualitas sesuai standard sertifikasi internasional ISO 9001 dan sertifikat B2TE - BPPT. Gambar 6. Solar Diagram alir C. Regulator Tegangan DC Regulator tegangan dalam perangkat dan rangkaian elektronika sangatlah penting, karena hal ini sangat mempengaruhi kinerja dan stabilitas dari suatu perangkat yang ada. 58

Apabila suatu perangkat tidak dilengkapi suatu komponen yang mendukung untuk regulasi catu daya maka tidak heran apabila suatu perangkat tersebut tidak akan bertahan lama, meskipun pada saat awal pembuatan perangkat tersebut terlihat normal. Regulator selain bertugas untuk mengatur tegangan memiliki fungsi khas yaitu untuk menjaga kestabilan level tegangan dari suatu catu daya yang digunakan, sehingga dengan suatu pembebanan tertentu maka hasil keluaran dari suatu regulator tegangan akan lebih stabil dan mempertahankan level tegangan tersebut sesuai dengan batasan level tegangan pada tiap regulator sampai batas maksimum arus yang mampu diberikan oleh keluaran dari suatu regulator tegangan tersebut. Sehingga tidak heran apabila suatu perangkat yang telah dilengkapi regulator tegangan, keluaran masih tetap turun dibawah batas level tegangan tersebut karena telah melampaui batasan arus listrik yang mampu diberikan oleh suatu regulator tegangan akibatnya pada komponen regulator tegangan terjadi panas yang berlebihan (overheat) yang berakibat merusak regulator tegangan itu sendiri. Apabila digunakan dalam waktu yang lama. Biasanya untuk mengantisipasi penurunan tegangan akibat arus listrik yang dibebankan melebihi dari batasan kemampuan regulator dapat ditambahkan suatu transistor sebagai penguat arus dengan catatan bahwa arus dari sumber yang masuk ke regulator harus lebih besar dari batasan arus maksimum regulator tegangan itu sendiri. Pada regulator tegangan biasanya dibedakan menjadi 2, yaitu regulator tetap dan regulator yang dapat diubah-ubah. Regulator tegangan tetap biasanya nilai level tegangan yang diregulasikan sudah tertera sesuai kode komponen tersebut misal 78xx dimana 'xx' tersebut merupakan kode tegangan yang mampu diregulasikan normal, bila menginginkan 5 volt maka kode 'xx' tersebut adalah 05 sehingga kode tersebut adalah 7805. Untuk regulator yang dapat diubah-ubah nilai level tegangan yang akan diregulasikan dapat diatur melalui mengatur nilai tahanan yang terpasang pada komponen regulator tersebut dan biasanya digunakan potensiometer untuk mengaturnya. IV. PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. PENGUJIAN SISTEM PENSTABIL TEGANGAN OUTPUT CHARGER HANDPHONE MENGGUNAKAN TENAGA SURYA Perancangan prototipe sistem charger handphone berbasis panel surya direalisasikan dalam PCB (Printed Circuit Board) untuk kemudian diujikan disambungkan langsung dengan handphone uji. Dalam pengujian rancangan, digunakan beberapa alat sebagai berikut: 1. Satu buah modul sel surya STP0105S-12/Db dari SWISSCO SOLAR. 2. Tiga buah alat ukur (a.multimeter digital SMC87,b.Volt meter Heles CR 45 range 30 V,c. Ampere meter CR 45 range 300 ma) untuk mengukur tegangan dan arus pada sistem charger. 3. Rangkaian voltage regulator. 59

4. Kabel penghubung secukupnya. 5. Handhone cross cb83t sebagai beban uji. 6. Satu buah luxmeter untuk mengukur intensitas cahaya matahari. Uji coba dilakukan di Halaman depan rumah Kp. Jati rt 02/07 Desa Jati mulya. Uji coba sistem charger dilakukan dengan langsung menyambungkan rangkaian ke handphone uji dan karena sistem akan men-charger baterai yang sudah terpasang pada handphone maka untuk mengetahui apakah baterai sudah penuh atau belum dimanfaatkan indikator baterai yang bisa dilihat di layar baterai. Rangkaian disusun seperti ditunjukkan Gambar 4.9, kemudian setiap 15 menit selama 300 menit dilakukan pengukuran intensitas cahaya matahari, arus dan tegangan serta pengecekan kondisi muatan baterai melalui indikator baterai di handphone. 4.4.2.1.Analisis Karakteristik Sel Surya Panel surya yang digunakan adalah STP0105S 12/Db dari SWISSCO SOLAR, dan karakteristiknya telah diberikan di Tabel 4.1. Namun, karakteristik tersebut didapatkan melalui pengujian pada kondisi Standard Test Condition (STC) dimana level irradiansi 1000 W/m2, spektrum AM 1,5 dan temperatur 25 o C. Kondisi pengujian tersebut akan berbeda dengan kondisi uji coba sistem menggunak an sel surya, karena itu perlu dilakukan lagi uji coba karakteristik sel surya untuk memperkirakan unjuk kerja parameter panel surya saat digunakan. Dari Tabel 4.1 diketahui bahwa nilai V oc panel surya pada kondisi STC adalah sebesar 21,1 V. Namun, dari hasil uji coba yang ditampilkan pada Tabel 1 dan 2 Lampiran 1, Gambar 7. Susunan pengujian 4.4.2. Analisis Hasil Uji Coba Uji coba yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sistem charger yang didisain telah mampu memberikan hasil yang diinginkan, yaitu mampu mencharging baterai handphone hingga didapat nilai V oc rata-rata panel surya sebesar 18,69 V dengan intensitas cahaya matahari selama satu jam sebesar 35.390 Lux dan nilai V oc rata-rata sebesar 19,36 V didapatkan pada intensitas cahaya matahari rata-rata selama satu jam sebesar 61.910 Lux. Hasil pengukuran selengkapnya dari Tabel 1 ditampilkan dalam grafik hubungan V oc terhadap waktu pada Gambar 4.10. penuh. Adapun pengaruh variasi Gambar parameter-parameter 4.11 Grafik hubungan uji I sc coba terhadap dan waktu dari uji coba 2 pengukuran akan dijelaskan di bagian-bagian berikut. 60

Gambar 9. Grafik hubungan I sc terhadap waktu dari uji coba 2 Gambar 8. Grafik hubungan V oc terhadap waktu dari uji coba 1 Dari Tabel 1 pada Lampiran 1 dan Gambar 4.10 diketahui bahwa walaupun nilai V oc berubah-ubah tergantung intensitas cahaya, namun nilainya tetap cukup besar untuk digunakan langsung pada sistem charger. Nilai V oc dari panel surya perlu diregulasi agar lebih sesuai dengan masukan yang diperlukan sistem charger. Untuk nilai I sc dari Tabel 4.1 diketahui sebesar 330 ma pada kondisi STC. Namun, dari hasil pengujian yang ditampilkan pada Tabel 1 dan 2 di Lampiran 1, didapat nilai I sc rata-rata panel surya sebesar 125,56mA dengan intensitas cahaya matahari rata-rata selama satu jam sebesar 35.390 Lux dan nilai I sc rata-rata sebesar 177,93 ma didapatkan pada intensitas cahaya matahari rata-rata selama satu jam sebesar 61.910 Lux. Gambar 10. Grafik unjuk kerja voltage regulator terhadap waktu dari uji coba 3 Gambar 11. Grafik unjuk kerja voltage regulator terhadap waktu dari uji coba 4 Gambar 12. Grafik unjuk kerja voltage regulator terhadap waktu dari uji coba 5 61

V. KESIMPULAN 1. Sistem daya telepon selular berbasis sel surya yang dirancang mampu digunakan untuk men-charging baterai handphone hingga 80 %. 2. Sistem charger baterai handphone berbasis sel surya dengan menggunakan IC regulator LM 317 T mampu menghasilkan tegangan stabil dengan tegangan rata-rata 4,93 V saat intensitas cahaya matahari rata-rata sebesar 52.355 Lux dan stabil di nilai rata-rata 4,64 V saat intensitas cahaya matahari rata-rata sebesar 41.810 Lux. 3. Sistem charger berbasis sel surya membutuhkan waktu total selama 255 menit untuk men-charger baterai dari kondisi 20 % hingga penuh 100% saat intensitas cahaya matahari rata-rata sebesar 52.355 Lux dan arus rata-rata yang masuk ke baterai sebesar 165,23 ma; dan membutuhkan waktu 75 menit saat intensitas cahaya matahari rata-rata sebesar 75.505 Lux dan arus rata-rata sebesar 225,02 ma. Untuk mengisi baterai handphone dari kondisi 40 % hingga penuh, sistem charger membutuhkan waktu 150 menit saat intensitas cahaya matahari rata-rata sebesar 41.810 Lux dan arus rata-rata yang masuk ke baterai sebesar 163,61 ma dan membutuhkan waktu 90 menit saat intensitas cahaya matahari rata-rata sebesar 62.200 Lux dan arus rata-rata sebesar 206,36 ma. IV. DAFTAR PUSTAKA [1] Arismunandar,Prof. Wiranto. 1995 Teknologi Rekayasa Surya.Jakarta : PT. Pradnya Paramita [2] Artono Koestoer, Raldi. 2002 Perpindahan kalor.jakarta : Salemba Teknik [3] IIDA, Masamori. 1982 Fisika dan Teknologi Semikonduktor.Jakarta : PT. Pradnya Paramita [4] Karman. 1983 Electronika Semikonduktor.Bandung : IKIP Bandung [5] Malvino. 1995 Electronic principiles.glancoe : MC Draw Hill [6] Singalingging, Karmon 1995 Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Bandung : Tarsito [7] Timoteus. Chris 1986 Sistem Telekomunikasi I.Jakarta : Penerbit Erlangga [8] Walpole. Ronald E. 1997 Pengantar Statistika.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama [9] Wasito S. 1995 Vedemekum Electronika.Jakarta : PT. Gramedia [10] Wiliam DC. 1999 Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran II.Jakarta : Penerbit Erlangga 62