Roswati Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP Negeri 2 Tanjung Pura-Langkat

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN 012 SIMANGAMBAT MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SHARING PADA MATERI IMAN PADA HARI AKHIR

PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SD NEGERI 007 KAMPUNG BARU KECAMATAN UKUI

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD INPRES 2 KAYUMALUE NGAPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

APPLICATION OF LEARNING INKUIRI LEARNING MODEL TO IMPROVE IPS LEARNING RESULT IN STUDENT CLASS IV SD NEGERI 15 PANGKALAN NYIRIH RUPAT

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No

Syafrida Ali Kepala Sekolah dan Guru IPS SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBUAT KERAJINAN MERONCE SISWA KELAS V SDN 114 PEKANBARU

p-issn : e-issn :

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

Roma Yunita 1), Sriwulandari 2), Suwondo 3) phone :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS V SD

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ELEKTRONIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

Machthumah et al., Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing...

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL INKUIRI DI SDN 04 KAMPUNG OLO PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN 1 PEJAGOAN TAHUN AJARAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKANALAT PERAGA PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SD NEGERI 67 PAGARALAM

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

Pendahuluan. Abstrak. Abstract. Azizah et al., Peningkatan Motivasi dan Hasil...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA MATA PELAJARAN FISIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 026 PADANG MUTUNG KEC. KAMPAR.

PENGGUNAAN STRATEGI INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII A DI SMPN I GENENG NGAWI TAHUN AJARAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Widhati 1), Chumdari 2), Siti Kamsiyati 3) PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ZAKAT FITRAH DAN MAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

Dina Safitri, Masjudin, Eliska Juliangkary Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA ARTIKEL. Oleh : NI NENGAH TIRTA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA


APPLICATION OF DIRECT LEARNING TO IMPROVE RESULTS OF IPS CLASS III SD TANJUNG BUNGO KECAMATAN KAMPAR TIMUR

APPLICATION INQUIRY LEARNING MODEL LEARNING TO IMPROVE RESULTS IPA CLASS IV SDN 016 SEKELADI KECAMATAN TANAH PUTIH

IMPLEMENTATION QUANTUM TEACHING MODEL TO IMPROVE RESULT OF IPS STUDIES STUDENT CLASS V SD NEGERI 031 TANJUNG SARI KECAMATAN PUJUD ROHIL

Kata Kunci: Hasil Belajar, Keterampilan Proses,, Media Lingkungan,, Metode Eksperimen, Pembelajaran IPA. Abstract

Wahid Gunarto 1), Nurul Hidayah 2) Guru SMPN 3 Belitang Madang Raya

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

PENINGKATAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE EKSPERIMEN IPA DI KELAS IV SDN 20 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN KEMAMPUAN KERJA ILMIAH DAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 TAPEN BONDOWOSO

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

Penerapan Asesmen Kinerja Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Sri Imawatin, Bambang Hari Purnomo Abstrak:

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII I SMP NEGERI 2 TANJUNG PURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Roswati Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP Negeri 2 Tanjung Pura-Langkat roswatispd@yahoo.com Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa khususnya pada materi tekanan dan membangkitkan minat dan keaktifan siswa dalam memecahkan masalah dalam materi ajar bersama teman kelompoknya, juga melatih siswa berpikir kritis, kreatif dan inovatif dengan penerapan model pembelajaran inkuiri. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tanjung Pura. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII I dengan jumlah 36 siswa. Hasil analisis data siklus awal, dapat dilihat dari 36 orang siswa kelas VIII I SMP Negeri 2 Tanjung Pura tahun pelajaran 2013/2014 terdapat 94,45% atau sekitar 21 siswa yang belum mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 70, dengan nilai rata-rata 54,41 yang artinya masih kurang untuk pencapaian nilai ketuntasan secara klasikal. Setelah diberikan tindakan pada siklus I tingkat kemampuan siswa melalui model pembelajaran inkuiri meningkat, terdapat 42,66% yang telah mencapai nilai KKM yang berarti 15 siswa telah dinyatakan tuntas dalam pembelajaran dengan rata-rata 65,41, setelah diberikan tindakan pada siklus II dengan metode yang sama ditambah beberapa tindakan hasilnya 25 siswa mencapai nilai KKM dengan rata-rata 72,5 yang berarti tingkat ketuntasan klasikalnya adalah 69,44%, setelah diberikan tindakan pada siklus III dengan metode yang sama ditambah beberapa tindakan dan media pembelajaran hasilnya 31 siswa mencapai nilai KKM dengan rata-rata 76,1 yang berarti tingkat ketuntasan klasikalnya adalah 86,11%. Berdasarkan temuan hasil penelitian dari siklus I, II, dan III terdapat peningkatan hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Kata kunci: hasil belajar, masalah fisika, model pembelajaran, inkuiri THE APPLICATION INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE PHYSICS STUDY RESULT VIII I GRADERS STUDENTS SMP NEGERI 2 TANJUNG PURA 2013/2014 Roswati The Teacher of Sciences SMP Negeri 2 Tanjung Pura-Langkat roswatispd@yahoo.com Abstract. The purpose of this research is to improve student learning outcomes, especially in the physics of matter and the pressure to generate interest and involvement of the student in solving problems in the teaching materials on business group, also train students to think critically, be creative and innovative with the application of inquiry learning model. This research 65

was conducted at SMP Negeri 2 Tanjung Pura. Subjects were VIII I graders with 36 students. The results of the initial cycle of data analysis, it can be seen from 36 VIII I grade students of SMP Negeri 2 Tanjung Pura academic year 2013/2014 there were 94.45%, or about 21 students who have not reached the KKM (minimal completeness criteria) 70, with an average value 54.41 which means still less to achieve mastery in the classical value. After the first cycle of action given the ability level of students through inquiry learning model increases, there is a 42.66% who have reached the KKM which means 15 students have declared complete in learning with an average of 65.41, after the second cycle of action given by the method The same outcome measures plus some 25 students reached the KKM with an average of 72.5, which means the level of completeness klasikalnya is 69.44%, after the third cycle of action given by the same method plus some media learning outcome measures and 31 students achieving grades KKM with an average of 76.1, which means the level of completeness klasikalnya is 86.11%. Based on the research findings of the cycle I, II, and III there is an increase in student learning outcomes using the model of physics inquiry learning. Keyword: learning outcomes, physics problem, learning model, inquiry PENDAHULUAN Dewasa ini, dalam konteks sekolah pembelajaran bukan sekedar kegiatan menyampaikan sesuatu. Sesungguhnya pembelajaran adalah usaha membantu peserta didik untuk belajar. Pada saat guru memfasilitasi atau membimbing peserta didik untuk belajar, maka guru tentu saja terlibat dalam kegiatan menceritakan, menjelaskan, dan mendemonstrasikan keterampilan. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh (Jufri, 2013) yang menyatakan bahwa pembelajaran disekolah lebih dari sekedar proses membantu peserta didik untuk belajar. Dalam hal ini, guru harus yakin bahwa peserta didik benar-benar terbantu untuk mempelajari materi pelajaran dan keterampilan yang dituntut dalam kurikulum. Pembelajaran berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi antar guru dan siswa. Menurut Mulyasa (2009), pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Berdasarkan hal tersebut, upaya guru dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa sangatlah penting, sebab aktivitas belajar siswa yang baik dapat membantu siswa dalam meningkatkan keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah yang menuntut siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran adalah mata pelajaran fisika. Selama ini mata pelajaran fisika dianggap sulit, karena siswa cenderung bertumpu pada penggunaan rumus-rumus dalam menyelesaikan soal, siswa terbiasa mengalami ketergantungan terhadap guru. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru selama melakukan proses belajar mengajar di kelas VIII I SMP Negeri 2 Tanjung Pura menunjukkan bahwa siswa cenderung menunjukkan minat yang rendah selama proses belajar berlangsung. Salah satu penyebab rendahnya minat belajar siswa dikarenakan proses belajar mengajar yang monoton, siswa hanya berperan sebagai penerima ilmu dari guru, mereka tidak diberi keleluasaan untuk menemukan sendiri, sehingga yang terjadi adalah siswa menjadi pasif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Indikasi 66

dari rendahnya minat belajar siswa ini adalah rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa juga disebabkan oleh rendahnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan guru, dalam hal ini pada pelajaran fisika, siswa terlihat masih kurang memahami konsep dasar dari pelajaran yang diberikan guru, mereka cenderung berpusat pada teoriteori yang tidak mereka pahami. Salah satu penyebab rendahnya pemahaman siswa pada konsep fisika ini adalah model pembelajaran yang digunakan guru ketika proses belajar mengajar di kelas kurang tepat untuk menumbuhkan semangat siswa dalam memahami pelajaran fisika. Hal ini menyebabkan siswa kurang berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran karena siswa tidak mengerti dengan materi tersebut. Sejalan beberapa permasalahan yang dijelaskan diatas, peneliti melihat perlunya menerapkan pembelajaran yang bervariasi, selain sebagai salah satu cara menumbuhkan minat belajar siswa, sehingga hasil belajar mereka dapat meningkat. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan suatu model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran tersebut dapat menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri dan memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran pembelajaran yang mirip dengan model pembelajaran penemuan. Mengajar dengan model pembelajaran inkuiri dapat dilakukan melalui ekspositori, kelompok, dan secara sendiri-sendiri. Dalam model pembelajaran inkuiri, peserta didik juga berpartisipasi secara aktif di dalam kegiatan belajarnya. Menurut Straits dan Wike dalam Jufri (2013) pembelajaran berbasis inkuiri (PBI) merupakan salah satu model pembelajaran yang berperan penting dalam membangun paradigma pembelajaran kontruktivistik yang menekankan pada keaktifan belajar peserta didik. Kegiatan pembelajaran dalam PBI ditunjukkan untuk menumbuhkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan keterampilan proses dengan merumuskan pertanyaan yang mengarahkan kegiatan investigasi, merumuskan hipotesis, melaksanakan percobaan, mengumpulkan dan mengolah data, mengevaluasi dan mengkomunikasikan hasil temuannya dalam masyarakat belajar. Kunandar (2011) menyatakan bahwa keunggulan inkuiri adalah memacu keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga mereka menemukan jawaban dan siswa belajar memecahkan masalah secara mandiri dan memiliki keterampilan berpikir kritis karena mereka harus selalu menganalisis dan menangani informasi. Berdasarkan latar belakang masalah maka masalah yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini adalah (1) rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fisika, (2) kurangnya pemahaman siswa pada konsepkonsep fisika, (3) hasil belajar fisika siswa yang masih rendah, (4) model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada peningkatan hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri di kelas VIII I SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun Pelajaran 2013/2014? Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada ada peningkatan hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri di kelas VIII I SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun Sejak manusia lahir hingga hayatnya proses belajar akan berlangsung secara berkesinambungan. Melalui belajar manusia dapat mengembangkan potensi diri yang dimilikinya. Keunggulan seseorang terletak pada semangat, kemauan dan keuletannya dalam belajar. Syah (2010) mengatakan bahwa belajar ialah proses 67

memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling dunia. Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan intelektual yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya atau memberikan prestasi tertentu. Berkaitan dengan hasil belajar, maka hasil belajar fisika adalah gambaran dan tingkat kesanggupan kognitif dalm bentuk pengetahuan dan keterampilan. Hasil belajar fisika dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil suatu kegiatan pembelajaran fisika dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran dapat membantu guru menentukan apa yang harus dilakukan dalam proses belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan belajar mengajar. Soekamto, dkk (Trianto, 2011) menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Inkuiri dapat dimaknai sebagai penemuan. Metode inkuiri adalah metode pembelajaran penemuan. Inkuri juga diartikan sebagai investigasi tentang ide, pertanyaan atau permasalahan (Sani, 2013). Gulo dalam Trianto (2011) menyatakan bahwa inkuiri berati suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Dari penjabaran Gulo di atas, diperoleh bahwa metode inkuiri merupakan metode yang mengarahkan siswa untuk melakukan penyelidikan, penemuan, bhakan menganalisis dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini mengharuskan siswa aktif dalam proses belajar-mengajar, tidak hanya sebagai pendengar, pencatat penjelasan guru atau mengerjakan soal yang diberikan guru tetapi juga aktif melakukan penyelidikan dan penemuan. Menurut Lott yang dikutip oleh Sani (2013) kegiatan belajar secara inkuiri yang dilakukan secara eksperimen dapat dibedakan dalam empat kategori, yakni sebagai berikut: (1) Konfirmasi (confirmation Inquiry). (2) Inkuiri terstruktur (Structured Inquiry). (3) Inkuiri Terbimbing (Guided Inqury), dan (4) Inkuiri Terbuka (Open Inquiry). METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tanjung Pura pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014, penelitian dijadwalkan berlangsung bulan September sampai November 2013. Lokasi penelitian dipilih karena SMP Negeri 2 Tanjung Pura merupakan tempat tugas peneliti saat ini, sehingga akan mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII I SMP Negeri 2 Tanjung Pura yang berjumlah 36 orang siswa, 20 diantaranya adalah siswa perempuan dan 16 lainnya adalah siswa lakilaki. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, penelitian ini direncanakan berlangsung dalam tiga siklus, setiap siklusnya terdiri atas tahapan perencaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Tes Awal Berdasarkan hasil tes awal yang diberikan pada siswa kelas VIII I SMP Negeri 2 Tanjung Pura dalam materi tekanan diketahui bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran (nilai dibawah KKM yaitu 70), terdapat 34 orang siswa (94,45%) yang nilainya dibawah 70, yang artinya ketuntasan klasikal setelah diberikan tes awal adalah 5,55%. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 70 dan terendah adalah 40. Nilai rata-rata kelas setelah diberikan tes awal adalah 54,41, nilai rata-rata ini termasuk dalam kategori sangat rendah. Dari deskripsi tes awal diketahui bahwa hasil belajar fisika siswa 68

masih rendah, hal ini dikarenakan rendahnya pemahaman yang dimiliki siswa, siswa terpaku pada contoh yang diberikan guru, sehingga ketika soal yang diberikan berbeda, siswa mengalami kesulitan. Data Siklus Pertama Setelah diberikan tes hasil belajar I berupa uraian tertulis dan praktik, hasil tes menunjukkan terdapat 3 orang siswa yang nilainya berada diantara 80-89 (tinggi), terdapat 12 orang siswa yang nilainya berada diantara 70-79 (sedang), terdapat 17 orang siswa yang nilainya berada diantara 60-69 (rendah), dan terdapat 4 orang siswa yang nilainya < 60 (sangat rendah). Ratarata nilai pada siklus pertama adalah 65,41, jika dibandingkan dengan tes awal yang rata-ratanya 54,41 menunjukkan ada peningkatan hasil belajar siswa. Ketuntasan klasikal pada siklus pertama adalah 41,66% yang berarti ada 15 orang siswa yang nilainya 70, dan ada 21 orang siswa (58,34%) yang nilainya <70 yang berarti belum tuntas dalam memepelajari materi ini. Syarat sebuah pembelajaran dikatakan berhasil adalah ketika ketuntasan klasikalnya 85%, atau terdapat lebih dari 85% siswa yang nilainya 70, dalam hal ini kelas dikatakan tuntas dalam mempelajari tekanan jiak setidaknya 31 orang siswa yang nilainya telah mencapai KKM. Karena ketuntasan klasikal belum terpenuhi maka diadakan siklus kedua dengan menambah beberapa aspek yang dapat menunjang pembelajaran dan tetap mempertahankan kebaikan pada siklus pertama. Data Siklus Kedua Ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus pertama adalah 41,66%, ini menunjukkan pembelajaran belum tuntas secara klasikal, sehingga perlu diadakan siklus kedua. Hasil tes menunjukkan terdapat 2 orang siswa yang nilainya berada diantara 90-100 (sangat tinggi), terdapat 11 orang siswa yang nilainya berada diantara 80-89 (tinggi), terdapat 12 orang siswa yang nilainya berada diantara 70-79 (sedang) dan terdapat 11 orang siswa yang nilainya berada diantara 60-69 (rendah). Dari deskripsi awal terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa, jika pada siklus pertama ada 4 orang siswa yang nilainya < 60, maka pada siklus kedua hal itu tidak terjadi lagi, nilai siswa mengalami peningkatan. Selanjutnya terlihat bahwa terdapat 25 orang siswa yang nilainya 70, yang berarti terdapat 11 orang siswa yang nilainya < 70. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus kedua ini adalah 72,5, ratarata ini termasuk dalam kategori sedang. Dari 36 orang siswa, 25 diantaranya dinyatakan tuntas dalam pembelajaran, hal ini dikarenakan nilainya 70, sedangkan 11 orang lainnya belum tuntas, oleh sebab itu ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah 69,44%, Syarat sebuah pembelajaran dikatakan berhasil adalah ketika ketuntasan klasikalnya 85%, atau terdapat lebih dari 85% siswa yang nilainya 70. Dalam siklus kedua ini ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah 69,44% hal ini berarti kelas belum tuntas dalam pembelajaran, sehingga perlu diadakan kembali pembelajaran dalam siklus ketiga. Data Siklus Ketiga Ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus kedua adalah 69,44%, ini menunjukkan pembelajaran belum tuntas secara klasikal, sehingga perlu diadakan siklus ketiga untuk meningkatkan jumlah siswa yang tuntas. Setelah pembelajaran diberikan, diakhir siklus ketiga peneliti kembali melakukan tes. Hasil tes selanjutnya dideskripsikan hasilnya sebagai berikut, hasil tes menunjukkan terdapat 4 orang siswa yang nilainya berada diantara 90-100 (sangat tinggi), terdapat 9 orang siswa yang nilainya berada diantara 80-89 (tinggi), terdapat 18 orang siswa yang nilainya berada diantara 70-79 (sedang) dan terdapat 5 orang siswa yang nilainya berada diantara 60-69 (rendah). Selanjutnya terlihat bahwa terdapat 31 orang siswa yang nilainya 70, yang berarti terdapat 5 orang siswa yang nilainya < 70. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus ketiga ini adalah 76,1, rata-rata ini termasuk dalam kategori sedang nilai tertinggi yang diperoleh adalah 93, sedangkan nilai terendah adalah 60. Dari 36 orang siswa, 31 diantaranya dinyatakan tuntas dalam pembelajaran, hal ini dikarenakan nilainya 70, sedangkan 5 orang lainnya belum 69

tuntas, oleh sebab itu ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah 86,11%, Syarat sebuah pembelajaran dikatakan berhasil adalah ketika ketuntasan klasikalnya 85%, atau terdapat lebih dari 85% siswa yang nilainya 70. Deskripsi Hasil Penelitian Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa pada siklus pertama tingkat ketuntasan klasikal adalah 42,66% dengan rata-rata 65,41. Terdapat 15 orang siswa yang nilainya 75 yang berarti telah tuntas dalam pembelajaran, sedangkan 21 lainnya mendapat nilai <75 yang artinya belum tuntas dalam pembelajaran. Nilai tertinggi pada siklus pertama adalah 80, sedangkan nilai terendah adalah 53. Setelah diadakan refleksi dan diberikan perlakuan tambahan pada siklus kedua dengan tetap mempertahankan kebaikan yang didapat pada pembelajaran siklus pertama, pada siklus kedua nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 72,5 dengan tingkat ketuntasan klasikal sebesar 69,44%, jumlah siswa yang nilainya 75 adalah 25 orang siswa, sedangkan jumlah siswa yang nilainya <70 adalah 11 orang siswa. Nilai tertinggi pada siklus kedua adalah 90 dan nilai terendah adalah 60. Karena tingkat ketuntasan klasikal pada siklus kedua <85%, maka pembelajaran dilanjutkan kembali di siklus ketiga. Setelah diadakan refleksi dan diberikan perlakuan tambahan pada siklus ketiga diperoleh nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 76,1 dengan tingkat ketuntasan klasikal sebesar 86,11%, jumlah siswa yang nilainya 75 adalah 31 orang siswa, sedangkan jumlah siswa yang nilainya <70 adalah 5 orang siswa. Nilai tertinggi pada siklus ketiga adalah 93 dan nilai terendah adalah 60. Karena ketuntasan klasikal pada siklus ketiga ini 85%, maka kelas dinyatakan telah tuntas dalam pembelajaran fisika. SIMPULAN Model pembelajaran inkuri dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa, khususnya pada materi tekanan, hal ini hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar yang meningkat, dari tes awal rata-rata siswa adalah 54,41 sedangkan pada tes hasil belajar I rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 65,41, namun pada siklus ini ketuntasan klasikal masih belum mencukupi yaitu 42,66% pada siklus kedua nilai tes hasil belajar II naik kembali menjadi rata-rata 72,5, tetapi ketuntasan klasikal belum mencukupi yaitu 69,44%, pada siklus ketiga nilai rata-rata meningkat menjadi 76,1 dengan tingkat ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah 86,11% yang berarti terdapat 31 orang siswa yang telah tuntas dalam pembelajaran. Karena ketuntasan klasikal yang diperoleh 85% maka pembelajaran dikatakan telah tuntas, sehingga disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri di kelas VIII I SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun PENGHARGAAN Diberitahukan bahwa artikel ini terbentuk atas bantuan dana dari DIKTI dalam program Hibah Iptek bagi masyarakat (IbM) tahun 2014 yang diketuai oleh Dr. Yulita Molliq Rangkuti, M.Sc. DAFTAR PUSTAKA Jufri, W. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta. Kunandar. 2011. Guru Profesional: Impelementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Mulyasa, E. 2009. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sani, R.A. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Syah, M. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. 70