BAB I PENDAHULUAN. bermuara pada struktur. Keduanya, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra pada hakikatnya merupakan suatu pengungkapan kehidupan melalui bentuk bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB II KAJIAN TEORI. Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. intrinsik merupakan unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsurunsur

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. salah satu wujud karya seni yang bermedium bahasa. Menurut Goldmann (1977:

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan

MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

menyampaikan pesan cerita kepada pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari sebuah proses penciptaan karya fiksi. Abrams dalam Nurgiyantoro (2010)

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. penjelas kalimat pada peristiwa itu terjadi. Tidak hanya keterangan waktu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra memilki dua aspek penting, yaitu isi dan bentuk. Isi berkaitan dengan apa yang disampaikan sastrawan, sedangkan bentuk berkaitan dengan cara/bagaimana menyampaikannya. Isi bermuara pada tema, sedangkan bentuk bermuara pada struktur. Keduanya, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri, sering dijadikan penentu atas bermutu/tidak bermutunya sebuah karya sastra. Di samping merupakan eksperimen moral yang dituangkan oleh pengarang (sastrawan) melalui bahasa, pada kenyataannya, karya sastra juga merupakan hasil pengaruh yang rumit dari faktor-faktor sosial dan kultural (Damono, 1979:3). Seperti halnya karya seni lainnya, karya sastra adalah abstraksi dari sebuah pengalaman, baik yang nyata maupun rekaan, yang dipenggal-penggal dan disatukan kembali dengan persepsi dan keahlian seniman (sastrawan) serta disajikan melalui sebuah media (dalam hal ini: bahasa). Membaca karya sastra, dengan demikian, sama halnya dengan berjumpa dan bergumul dengan berbagai persoalan dan pengamalan hidup manusia dalam segala visi dan dimensinya. Novel sebagai salah satu bentuk atau genre karya sastra, sering digunakan pengarang sebagai media penyampaian informasi berbagai persoalan dan pengamalan hidup manusia dalam segala visi dan dimensinya. Dalam novel, pengarang dapat mengemukakan berbagai persoalan dan pengamalan hidup manusia itu secara bebas, tetapi tetap harus komunikatif agar dapat dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan pembacanya. Oleh karena itu, pada umumnya novel 1

2 mempunyai kandungan amanat yang bersifat spiritual dan berbungkuskan estetika. Bersifat spiritual, karena orientasi karya sastra (novel) bukanlah kebendaan melainkan pengalaman batin. Pengalaman yang diperoleh dari pembacaan novel jelas tidak sama dengan pengalaman yang diperoleh dari kehidupan nyata. Kehidupan nyata hanya merupakan sumber pengambilan ilham bagi pengarang. Ia (pengarang) dengan segala daya dan akalnya berusaha memaparkan kehidupan yang bergejala, tidak saja yang diterima oleh panca indra, tetapi juga hal-hal yang hanya dapat dirasakan oleh mata batin dalam kesadarannya. Dengan demikian, dalam novel hubungan manusia dengan seluruh pengalaman manusiawinya dapat dileburkan. Akibat terjalinnya peleburan inilah yang menyebabkan seseorang (pada akhirnya) dapat membedakan mana yang batil dan mana yang khak. Penyampaian informasi dalam novel tidak secara lugas disampaikan oleh pengarang. Menurut Luxemburg (1984: 120), si pencerita atau tukang dongeng menyuruh orang lain, yaitu para juru bicara sekunder: para pelaku (tokoh), berbicara. Artinya, pengarang dapat memanfaatkan tokoh cerita dalam menyampaikan informasi kepada pembaca. Tokoh cerita, dengan demikian, menempati posisi strategis sebagai pembawa pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan pengarang. Selain dimanfaatkan pengarang sebagai media penyampaian informasi, tokoh juga menjadi salah satu unsur pembangun fiksi yang penting. Dalam kaitannya dengan elemen pembangun fiksi lainnya, tokoh sangat berpengaruh bagi jalinan cerita. Alur cerita (yang terjalin dari peristiwa ke peristiwa, dari waktu ke waktu, dan/atau dari tempat ke tempat) akan bergerak seiring dengan

3 perjalanan tokoh dengan berbagai karakternya. Pendek kata, tokoh dalam karya fiksi tidak hanya berfungsi menjalin peristiwa, tetapi juga berfungsi membentuk alur cerita. Dengan demikian, memahami tokoh dalam karya fiksi, pada hakikatnya adalah memahami karya itu sendiri secara keseluruhan. Novel memiliki beberapa ragam tokoh fiksi. Berdasarkan dari keterlibatannya dalam keseluruhan cerita, Sayuti (2000: 74-76) membedakan tokoh menjadi tokoh utama dan tokoh bawahan. Berdasarkan watakannya, tokoh dalam cerita dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh sederhana dan tokoh komplek. Lebih lanjut Sayuti (2000: 68) mengatakan bahwa walaupun tokoh dalam novel merupakan hasil dari buatan pengarang, akan semakin menarik jika tokoh yang ditampilkan adalah tokoh yang hidup atau memiliki kadar lifelikeness. Tokoh yang bersifat lifelike berarti tokoh yang cenderung mirip dengan orangorang dalam kehidupan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, tokoh haruslah memiliki sifat tiga dimensi yakni dimensi fisiologis, sosiologis, dan psikologis. Sebuah cerita berjalan berdasarkan watak, tingkah laku, dan pengalaman tokoh cerita. Melalui tokoh, pembaca mengikuti jalannya seluruh cerita. Tokoh memiliki peran dan karakter masing-masing dalam sebuah cerita. Oleh karena itu, pembaca akan lebih jelas mengenai maksud cerita apabila juga mengenal watak tokoh. Salah satu cara untuk memahami tokoh cerita adalah melalui sebuah telaah atau penelitian karakterisasi tokoh. Karakterisasi tokoh, yang akan digunakan dalam penelitian ini, adalah teknik melukiskan watak para tokoh yang terdapat dalam suatu karya fiksi (Minderop, 2005: 2-3). Karakterisasi tokoh, lanjutnya, dapat ditelaah dengan

4 menggunakan lima metode yakni, metode langsung (telling), metode tidak langsung (showing), metode sudut pandang (point of view), metode telaah arus kesadaran (stream of consciousness), dan metode telaah gaya bahasa (figurative language). Lingkar Tanah Lingkar Air adalah sebuah novel karya Ahmad Tohari yang diterbitkan oleh Pustaka Sastra LKIS pada tahun 2003. Dalam konstelasi sastra di tanah air, Ahmad Tohari agaknya merupakan nama yang tidak asing lagi, dia termasuk satrawan yang cukup produktif. Ahmad Tohari yang dilahirkan di desa Tinggarjaya, kecamatan Jatilawang, Banyumas, pada tanggal 13 Juni 1948. Dalam karirnya sebagai pengarang, penulis yang berlatar kehidupan pesantren ini telah melahirkan sembilan novel, dua kumpulan cerita pendek dan tiga kumpulan berbagai artikel. Menerima hadiah Yayasan Buku Utama tahun 1981 dan 1987; South East Asia Writes Award, Bangkok, tahun 1995 ; dan penghargaan Bhakti Upapradana dari pemerintah propinsi untuk pengembangan Seni Budaya tahun 1995. Karya fiksinya berupa trilogi Ronggeng Dukuh Paruk telah terbit dalam edisi Jepang, Belanda, Jerman, Cina dan Inggris. Tahun 1990 pengarang yang punya hobi memancing ini mengikuti International Writing Programe di Amerika Serikat dan memperoleh Penghargaan The Fellow Writer of the University of Iowa. Dalam dunia jurnalistik, Ahmad Tohari pernah menjadi redaktur harian Merdeka (Jakarta, 1979-1981), redaktur majalah Keluarga (Jakarta, 1981-1986) dan redaktur majalah Amanah (Jakarta, 1986-1993). Sejak tahun 1993, ia kembali ke kampung halaman menjadi penulis lepas, anggota Poets Essaysts and Novelists

5 (PEN), sering menulis kolom diharian Suara Merdeka Semarang dan aktif mengisi berbagai seminar. Novel Lingkar Tanah Lingkar Air masih sama dengan karya-karya Ahmad Tohari lainnya, yakni membicarakan masalah sosial, kehidupan masyarakat khususnya di Indonesia. Pada novel Lingkar Tanah Lingkar Air alur cerita yang dipaparkan berjalan seiring konflik yang dialami oleh tokoh Amid. Peristiwaperistiwa yang terjadi dalam novel dengan konflik yang dialami tokoh tentunya menjadi hal yang relevan karena selain dimanfaatkan pengarang sebagai media penyampaian informasi, tokoh juga menjadi salah satu unsur pembangun fiksi yang penting. Dalam kaitannya dengan elemen pembangun fiksi lainnya, tokoh sangat berpengaruh bagi jalinan cerita. Alur cerita (yang terjalin dari peristiwa ke peristiwa, dari waktu ke waktu, dan dari tempat ke tempat) akan bergerak seiring dengan perjalanan tokoh dengan berbagai karakter, tingkah laku, serta konflik yang dialaminya. Novel Lingkar Tanah Lingkar Air mengungkap sisi lain dari gerakan yang dalam referensi lain digambarkan brutal dan tidak berperikemanusiaan. Bukan sisi Darul Islam sebagai sebuah gerakan yang diangkat, melainkan pendalaman jiwa tokoh yang ada di dalamnya. Walaupun sebuah karya sastra tetaplah karya fiksi yang bukan berupa kenyataan, tetapi melalui isinya dapat ditemukan hal-hal yang menjadi potret kenyataan yang ada atau yang pernah ada. Karya sastra yang merupakan hasil olah imajinasi dan kreativitas memungkinkannya menampilkan peristiwa di balik peristiwa. Suatu hal yang bukan peristiwa inti bisa diungkap sedemikian rupa sehingga dapat membantu penyelesaian permasalahan yang lebih

6 besar. Sebagaimana dalam konteks novel Lingkar Tanah Lingkar Air, sangat mungkin dilakukan penyelaman terhadap penggambaran karakter para anggota Darul Islam yang bisa digunakan untuk menganalisis apa sebetulnya yang mereka inginkan dan memperlihatkan celah yang bisa digunakan untuk melakukan perdamaian. Novel Lingkar Tanah Lingkar Air tidak bercerita tentang Darul Islam sebagai ideologi atau gerakan politik. Novel ini mengungkapkan konflik internal dunia batin para tokoh yang bisa dijadikan bahan renungan pembaca. Masalah yang tidak pernah diungkapkan dalam buku pelajaran sejarah atau bukubuku politik. Novel ini adalah sebuah novel yang sangat penuh dengan ketegangan, para pelaku utamanya yang selalu terseret pada permasalahan yang tak pernah diinginkan. Ketika terpaksa jadi pemberontak pun tak ada celah untuk menyerah. Jangankan mendapatkan ampunan, untuk sekedar menyerahkan diri hidup-hidup saja tidak ada jaminan. Novel ini bukan novel yang penuh romantika keindahan. Jadi bagi yang ingin menikmati keindahan kehidupan manusia tidak akan mendaptkan apa-apa. Bagi mereka yang ingin membaca keindahan bahasa tentang bagaimana suasana pedesaan novel ini cukup menjanjikan. Disisi lain tak kan ditemukan bahwa para pelakunya sepenuhnya happy ending, bahkan terkesan dari awal hingga akhir para tokohnya permasalahan yang tak jelas ujung pangkalnya, dan diakhiri dengan ucapan innalillahi.

7 Berdasarkan uraian di atas, pemilihan novel Lingkar Tanah Lingkar Air karya Ahmad Tohari ini dilatarbelakangi oleh suatu keinginan untuk memahami tokoh-tokoh yang ada dalam novel dan metode penggambaran tokoh. Di samping itu, novel ini dianggap mampu menggambarkan pergolakan konflik batin dan keterbelahan jiwanya. Tinjauan dari sudut tersebut akan membantu dalam upaya memahami diri sendiri dan memahami kehidupan. Memahami sastra melalui kacamata psikologi pada prinsipnya juga membantu dalam upaya memahami segisegi kejiwaan manusia B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sehubungan dengan kajian karakterisasi tokoh dalam novel Lingkar Tanah Lingkar Air. Masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut. 1. Bagaimana struktur novel Lingkar Tanah Lingkar Air? 2. Bagaimana karakterisasi yang digunakan pengarang dalam novel Lingkar Tanah Lingkar Air? 3. Siapa saja tokoh yang terdapat dalam novel Lingkar Tanah Lingkar Air? 4. Bagaimana perwatakan tokoh dalam novel Lingkar Tanah Lingkar Air? 5. Faktor faktor apa yang mempengaruhi kepribadian tokoh novel Lingkar Tanah Lingkar Air? 6. Metode apa saja yang dipakai untuk menggambarkan tokoh dalam novel Lingkar Tanah Lingkar Air?

8 7. Bagaimanakah metode penggambaran tokoh dalam novel Lingkar Tanah Lingkar Air? C. Batasan Masalah Untuk mencapai kajian yang fokus dan ada sangkut pautnya dengan pokok persoalan, tidak semua masalah yang diidentifikasi di atas akan dikaji. Kajian karakterisasi tokoh dalam tulisan ini hanya mencakup dua hal: (1) Siapa saja tokoh dalam novel Lingkar Tanah Lingkar Air, (2) Bagaimanakah metode penggambaran tokoh dalam novel Lingkar Tanah Lingkar Air. D. Rumusan Masalah Agar arah kajian ini terfokus, masalah yang akan dijawab dalam tulisan ini adalah sebagai berikut. 1. Siapa saja tokoh dalam novel Lingkar Tanah Lingkar Air? 2. Bagaimanakah metode penggambaran tokoh dalam novel Lingkar Tanah Lingkar Air? E. Tujuan Penelitian Dengan fokus masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan memahami. 1. Siapa saja tokoh dalam novel Lingkar Tanah Lingkar Air. 2. Metode penggambaran tokoh dalam novel Lingkar Tanah Lingkar Air.

9 F. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, baik secara teoritis maupun praktik. Agar lebih jelas, kedua manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikiut. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu sastra, khususnya novel. Selain itu, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui karakterisasi tokoh yang terdapat dalam novel sebagai salah satu kajian yang relevan dalam kritik sastra. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat untuk membantu pembaca dalam mengapresiasi novel Lingkar Tanah Lingkar Air karya Ahmad Tohari khususnya bagaimana memandang karakterisasi tokoh dalam karya sastra. Selain itu, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang makna karya sastra. G. Penjelasan Istilah 1. Novel Cerita rekaan atau novel adalah salah satu genre sastra yang dibangun oleh beberapa unsur. Sesuai dengan pendapat Waluyo (2002: 136) yang menyatakan bahwa cerita rekaan (dalam hal ini novel) adalah wacana yang dibangun oleh beberapa unsur. Unsur-unsur itu membangun suatu kesatuan, kebulatan, dan regulasi diri atau membangun sebuah struktur.

10 2. Tokoh Sudjiman (1984: 16) menyatakan bahwa tokoh adalah individu rekaan yang mengalami berbagai peristiwa cerita dan berfungsi sebagai penggerak cerita. Sumardjo dan Saini (2001: 144) menjelaskan tokoh adalah orang yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa, sebagaimana peristiwa yang digambarkan dalam sebuah alur. 3. Metode Penggambaran tokoh Karakterisasi, atau dalam bahasa Inggris characterization, berarti pemeranan, pelukisan watak. Minderop (2005:2) berpendapat bahwa karakterisasi adalah metode melukiskan watak para tokoh yang terdapat dalam suatu karya fiksi. Dengan kata lain, penokohan, perwatakan ataupun karakterisasi menyaran pada hal yang sama, cara melukiskan watak tokoh