ANALISIS PEMASARAN DAN DISTRIBUSI IKAN NILA SEGAR (Oreochromis niloticus) DI PASAR BAUNTUNG BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province)

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN IKAN PATIN (Pangasius Sp) DI CINDAI ALUS KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ABSTRACT

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

Agriekonomika, ISSN ANALISIS INTEGRASI PASAR BAWANG MERAH DI KABUPATEN PAMEKASAN

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

III. METODE PENELITIAN

28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN SALAK PONDOH (Studi Kasus di Desa Sigaluh Kecamatan Sigaluh Banjarnegara) ABSTRAK

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

Struktur, Perilaku dan Penampilan Pasar Usaha Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) Dalam Karamba di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

IV. METODE PENELITIAN

DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOMODITAS PANDANWANGI DI DESA BUNIKASIH KECAMATAN WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR

212 ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KOPRA (Kasus: Desa Silo baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan)

Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN

EFISIENSI PEMASARAN EMPING MELINJO DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

ANALISIS PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI BAHAN OLAHAN KARET (BOKAR) DI DESA SEI TONANG KECAMATAN KAMPAR UTARA KABUPATEN KAMPAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN

ARTIKEL MEIFY SUMAMPOW / JURUSAN SOSIAL EKONOMI, FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

DAMPAK KENAIKAN HARGA DAGING SAPI TERHADAP KONSUMSI DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang terletak di Jalan Taman Cut Mutiah nomor 11, Menteng, Jakarta Pusat

IV. METODE PENELITIAN

J. Sains & Teknologi, Agustus 2015, Vol.15 No.2 : ISSN LEMBAGA PEMASARAN KOMODITI PALA DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DURIAN DI DESA WONOAGUNG, KECAMATAN KASEMBON, KABUPATEN MALANG

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI JALAR DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. (Analysis of the Marketing Efficiency of Sweet Potato In Central Lampung Regency)

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

ANALISIS RANTAI NILAI PEMASARAN IKAN AIR TAWAR DI KABUPATEN LOMBOK BARAT ABSTRAK

ANALISIS PEMASARAN KOPI DI KECAMATAN BERMANI ULU RAYA KABUPATEN REJANG LEBONG

ELASTISITAS TRANSMISI HARGA BERAS CIHERANG DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung khususnya di PTPN VII UU

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

FAKTOR YANG MENENTUKAN HARGA REFERENSI DAERAH (HRD) JAGUNG DI SUMATERA UTARA

Yoyo Sunaryo Nitiwidjaja Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon. Kata Kunci : Faktor Internal dan Eksternal, Kelompok Tani, dan Produksi Bawang merah

ANALISIS PEMASARAN TERNAK SAPI POTONG DI KABUPATEN KUPANG DENGAN PENDEKATAN STRUKTUR, PERILAKU DAN TAMPILAN PASAR

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI KABUPATEN KLATEN

Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman

ANALISIS HARGA DAN ELASTISITAS PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KABUPATEN LANGKAT

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

BAB III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang

PEMASARAN IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) SEGAR DI PASAR BINAYA KOTA MASOHI

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

KARAKTERISTIK PEMASARAN AYAM BROILER PADA BEBERAPA SKALA PEMELIHARAAN DI KOTA KUPANG

Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BAWANG MERAH DI KECAMATAN GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT

Maqfirah Van Tawarniate 1, Elly susanti 1, Sofyan 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA

ANALISIS TREND DAN ESTIMASI HARGA BAWANG MERAH DI KABUPATEN BANYUMAS PERIODE JANUARI 2008 DESEMBER 2017

STEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013

USAHA PENGOLAHAN IKAN TAWES PRESTO DI PESISIR WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS PENDAPATAN DAN TATANIAGA BERAS VARIETAS PANDAN WANGI DAN VARIETAS UNGGUL BARU

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

Transkripsi:

EnviroScienteae Vol. 12 No. 2, Agustus 2016 Halaman 137143 pissn 19788096 eissn 23023708 ANALISIS PEMASARAN DAN DISTRIBUSI IKAN NILA SEGAR (Oreochromis niloticus) DI PASAR BAUNTUNG BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Marketing Analysis And Fresh Tilapia Distribution (Oreochromis niloticus) In Bauntung Market Banjarbaru South Kalimantan Province Yuliyarabihati 1), Emmy Sri Mahreda 2), Irma Febrianty 2) 1) Program Studi Magister Ilmu Perikanan Program Passcasarjana Universitas Lambung Mangkurat email : yuliyarabihati01@yahoo.com 2) Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat Abstract The purpose of this study was to find out differences in marketing margin of tilapia and the factors that influence it, to know the structure, behavior and appearance of tilapia fish market, to know the benefits received by tilapia traders in Banjarbaru, and analyze the strategies and policies of the local government towards the system that has been running. The research was started from October 2014 until December 2014. The research location was determined intentionally (purposive), i.e. Bauntung Market Banjarbaru, South Kalimantan. It was intended to know prices and marketing costs at the retailer level. The results showed that the analysis of marketing margins of the value of marketing margin was relatively constant/was not much different. Based on F test of all the factors that influenced the marketing margin, they were free variable volume of marketing (X1), transportation costs (X4), cost of sales (X5) and profit of traders (X6), with confidence level, it was found that there was no real effect on the marketing margin of tilapia. While the selling price (X2), the purchasing price (X3) at confidence level really influenced the marketing margin of tilapia in Banjarbaru. The analysis of market integration indicated that I ( ) = 0867, which means that market integration was not perfectly integrated yet. This means that the marketing of tilapia in Bauntung Market Banjarbaru was in imperfect competitive market structure. The value of relationship of price changes amounted to 0.87 (r 1). This means that the relationship of price changes in traders level and the price change in retailers level were not strong (not perfect). The elasticity value of price transmission (ET) was low. The transmission elasticity was <1, the value was 0.763. This means that the price elasticity inelastic or in other words the market is not efficient. The benefits gained by retailers was in average Rp. 2.213,88/kg. Keywords: Analysis marketing and distribution, fresh tilapia ( oreochromis niloticus), bauntung market Banjarbaru PENDAHULUAN Ikan nila merupakan salah satu komoditas budidaya yang mempunyai prospek pasar yang lebih besar. Sampai saat ini permintaan pasar dalam dan luar negeri untuk ikan nila belum tergarap dengan maksimal. Produksi ikan nila dalam lima tahun terakhir menunjukan kenaikan 19,91% per tahun. Dari 46,627 ton (2000) menjadi 97,116 ton (2004). Target produksi ikan nila tahun 2009 adalah 195,000 ton dengan pendistribusian produk pasar lokal sebanyak 70% atau 135,000 ton 137

EnviroScienteae Vol. 12 No. 2, Agustus 2016 : 137143 dan ekspor 30% atau 60,000 ton, dengan sentra pengembangan nila di wilayah Indonesia, difokuskan di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Utara. Permasalahan yang sering dihadapkan pada tingkat pemasaran hasilhasil produksi ikan nila antara lain, penjualan ke pasarpasar, share turun pada musim ikan laut, akibatnya harga jual relatif kecil sehingga menyebabkan banyak keluhan produsen ikan nila tentang hasil keuntungan yang diperoleh setiap siklus produksi yang terus menurun, bahkan mendekati balik modal (impas). Hal ini diantaranya mungkin dikarenakan susahnya penjualan produksi ikan dengan skala massal pembudidaya saat panen, kelebihan produksi, permainan harga antara pengumpul/pengecer ikan nila yang sangat fluktuatif, berapa jumlah orang pembudidaya/pedagang, serta kurang terjaganya kualitas daging ikan nila sampai ke tangan konsumen akhir. Soekartawi (1995) berpendapat bahwa kelemahan sistem pertanian di negara berkembang adalah kurangnya perhatian dalam bidang pemasaran, seperti penguasaan informasi pasar yang masih lemah sehingga kesempatan ekonomi sulit dicapai. Tidak terkecuali dengan pemasaran produk perikanan, terlebih sifatnya yang mudah mengalami kerusakan jika sudah mati. Hal ini tentunya memerlukan sistem pemasaran yang lebih efektif dan efisien untuk kelancaran mekanisme pasar dan cepatnya informasi harga yang dapat diperoleh. Tujuan penelitian ini adalah untuk (I) menganalisis perbedaan margin pemasaran ikan nila di Banjarbaru dan faktorfaktor yang mempengaruhinya, (II) m engetahui struktur, perilaku dan penampilan pasar ikan nila di Banjarbaru, (III) m engetahui keuntungan yang diterima pedagang ikan nila di Banjarbaru, (IV) m enganalisis strategi dan kebijakan pemerintah terhadap sistem yang sudah berjalan. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja ( purposive), yakni di Pasar Bauntung Banjarbaru, Kalimantan Selatan, untuk mengetahui hargaharga dan biaya pemasaran di pengecer. Sedangkan data harga dan biaya di produsen didapatkan langsung dari pembudidaya ikan nila melalui penelusuran ( trace) informasi dari pedagang. Dipilihnya pasar ini karena Pasar Bauntung Banjarbaru merupakan salah satu sentra pemasaran ikan nila yang melibatkan satu sistem pemasaran, yang tercakup didalamnya pembudidaya, pedagang dan konsumen ikan nila. Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Oktober 2014 hingga bulan Desember 2014. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data Primer diperoleh dengan cara mewawancarai pembudidaya, pengumpul, pengecer dan konsumen ikan nila yang dijadikan responden, berkenaan dengan jumlah ratarata produksi ikan nila, volume pembelian dan biaya pemasaran pedagang pengumpul/ pengecer dan jumlah konsumsi ikan nila oleh konsumen. Data sekunder berupa data harga dan produksi, keadaan umum daerah dan potensi perikanannya secara time series, yang diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalimantan Selatan dan intansi yang terkait lainnya. Metode Pengambilan Sampel Sampling dilakukan terhadap pembudiyakan ikan nila (p rodusen) yang memasok ikan nila di Pasar Bauntung Banjarbaru. Penentuan jumlah sampel berdasarkan jumlah pedagang pengecer yang ada di pasar tersebut, yang dipilih secara acak dari total produsen yang ada di 138

Analisis Pemasaran Dan Distribusi Ikan Nila Segar (Yuliyarabihati, et al) lokasi budidaya yang diinformasikan oleh pedagang pengecer. Dalam hal ini, responden pedagang pengecer adalah seluruh pedagang yang menjual ikan nila di Pasar Bauntung Banjarbaru, karena populasinya memungkinkan untuk dilakukan cara ini, yakni sebanyak 25 orang. Menurut Sudjana (1992), pengumpulan data yang bersumber dari seluruh obyek penelitian disebut dengan sensus. Dengan demikian, sampel responden produsen dapat ditentukan sebanyak 25 orang. Analisis Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan adalah margin pemasaran, analisis struktur perilaku dan penampilan pasar, analisis integrasi pasar, analisis elastisitas transmisi harga, dan analisis keuntungan. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Marjin Marjin pemasaran merupakan selisih harga di tingkat konsumen dengan harga di tingkat produsen yang terjadi di Pasar Bauntung Banjarbaru, yang dihitung dari ratarata harga pada 25 orang pedagang pengecer dan ratarata harga pada 25 orang produsen yang memasok ikan nila ke pasar tersebut besarnya margin pemasaran ikan nila (Oreochromis niloticus) di pasar Bauntung Banjarbaru rataratanya adalah sebesar Rp.3.100,/kg. Hal ini berarti margin pemasarannya yang terendah sebesar Rp.3.000,/kg dan margin pemasaran tertinggi, sebesar Rp.4.000,/kg, Sedangkan harga ratarata di produsen sebesar Rp.22.540/kg, dan harga ratarata di konsumen/pengecer sebesar Rp.25.640/kg. Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Margin Pemasaran Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Pasar Bauntung Banjarbaru Analisis faktorfaktor yang mempengaruhi margin pemasaran ikan nila segar (Oreochromis Niloticus) di pasar Bauntung Banjarbaru dilakukan dengan analisis modal OLS ( Ordinary Least Square) dengan program SPPS21 for Windows. Tabel 1. Hasil analisis regresi faktorfaktor yang mempengaruhi margin pemasaran ikan nila di Pasar Bauntung Banjarbaru Koefisien Sign Nama Variabel Ujit Intersep Volume pemasaran (X 1) Harga jual (X 2) Harga beli (X 3) Biaya angkut (X 4) Biaya penjualan (X 5) Keuntungan pedagang (X 6) Regresi 1119,981 0,842 0,593 5,525 3,349 3,527 0,062 0,506 0,465 4,182 3,531 0,027 1,459 0,670 Level R 2 0,776 F hit 4,528 Sumber : data diolah Berdasarkan Tabel 1, hasil pengolahan data diperoleh koefisien determinasi (Adjusted R 2 ) adalah 0.776, dapat diartikan bahwa koefisien determinan (R 2 ) dipergunakan sebagai kriteria untuk mengukur tepat tidaknya suatu garis regresi dalam meramalkan variabel terikat. Pengaruh variabel bebas volume pemasaran (X1), harga jual (X2), harga beli (X3), biaya angkut (X 4), biaya penjualan (X 5) dan keuntungan pedagang (X 6) mampu menjelaskan variabel terikat (margin pemasaran) sebesar 77,6%, sedangkan sisanya sebesar 22,4 % (100% 77,6%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Pengujian koefisien regresi secara keseluruhan menggunakan Ftest. Hasil 139

EnviroScienteae Vol. 12 No. 2, Agustus 2016 : 137143 analisis diuji secara bersamasama untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel dengan cara membandingkan Fhitung dan Ftabel. Hasil menunjukkan bahwa Fhitung signifikan sebesar 4.528 (). Fhitung = 4.528 dan nilai Ftabel = 3.94 dengan 0,01. F hitung > F tabel yang berarti semua variabel bebas volume pemasaran (X 1), harga jual (X2), harga beli (X 3), biaya angkut (X 4), biaya penjualan (X 5) dan keuntungan pedagang (X 6) secara bersamasama mempunyai pengaruh yang nyata terhadap margin pemasaran ikan nila (Oreochromis niloticus) di Banjarbaru pada tingkat kepercayaan. Hasil pengujian menunjukan bahwa t hitung dengan tingkat signifikansi dari enam variabel bebas yang menjadi model regresi dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh sangat nyata terhadap margin pemasaran ikan nila (Oreochromis niloticus) di Banjarbaru adalah harga jual. Nilai intercept = 1119,981 berati dengan nilai sebesar 1119.981 tanpa menggunakan variabelvariabel bebas akan berkurang margin pemasaran sebesar 1119.981. Koefisien regresi volume pemasaran (X1) mempunyai nilai sebesar 0.465 bertanda positif tidak berpengaruh nyata. Hasil pengujian terhadap variabel (X2) yaitu harga jual, menunjukkan t hitung signifikan/berpengaruh sangat nyata terhadap margin pemasaran ikan. Koefisien regresi sebesar 4.182 (bertanda positif), artinya antara harga jual dengan margin pemasaran mempunyai hubungan positif, yaitu jika faktor lain dianggap konstan, maka setiap kenaikan harga jual 1% maka margin pemasaran bertambah 4.182 %. Hasil pengujian terhadap variabel (X 3) yaitu harga beli ikan nila menunjukkan koefisien regresi bertanda negatif sebesar ( 3.531) tidak berpengaruh nyata. Hasil pengujian terhadap variabel (X4) koefisien regresi bertanda negatif (0.027) tidak berpengaruh nyata, variabel (X5) biaya koefisien regresi bertanda positif sebesar 1.459 tidak berpengaruh nyata. Hasil pengujian terhadap variabel X6 (keuntungan pedagang) menunjukkan koofisien regresi bertanda positif 0.670 tidak berpengaruh nyata. Analisis Struktur, Perilaku dan Penampilan Pasar Analisis struktur pasar ikan nila dilihat dari tingkat harga di produsen (pembudidaya) sampai ke tingkat harga di konsumen akhir (pedagang pengecer). Analisis Kuantitatif 1. Analisis Integrasi Pasar Berdasarkan analisis regresi harga ikan di tingkat produsen dengan harga ikan di tingkat pedagang pengecer diperoleh nilai koefisien regresi ( ) = 0.867, artinya bahwa pasar belum terintegrasi sempurna yang berarti bahwa pemasaran ikan nila di Pasar Bauntung Banjarbaru adalah struktur pasar persaingan tidak sempurna. Model persamaan analisis regresi antara harga produsen dengan harga eceran menggunakan persamaan (4), dengan hasil seperti pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Hasil analisis regresi harga di produsen (Pf) dengan harga di konsumen (Pr) Jenis Ikan R 2 R Nila 5576,923 0,867 *** 0,87 0,75 Sumber : Data Primer diolah Keterangan: *** = signifikan pada tingkat kesalahan 1% ** = signifikan pada tingkat kesalahan 5% * = signifikan pada tingkat kesalahan 10% R 2 = koefisien determinasi r = Koefisien korelasi = Koefisien regresi = Intersep/titik potong Nilai (r) = koefisien regres i didapat dari 2 r R karena hanya ada 2 variabel. Berdasarkan nilai = 0,867 dengan kriteria hubungan korelasi kuat artinya bahwa pasar belum terintegrasi 140

Analisis Pemasaran Dan Distribusi Ikan Nila Segar (Yuliyarabihati, et al) sempurna yang artinya pemasaran ikan nila di Pasar Bauntung Banjarbaru adalah struktur pasar monopsomi atau oligopsomi. 2. Analisis Korelasi Harga Keeratan hubungan perubahan hanya di tingkat pengecer terhadap perubahan harga di produsen atau keterkaitan pasar dapat dilihat pada pada Tabel 8. Nilai keeratan hubungan antara perubahan harga tersebut adalah sebesar 0,87 (r 1). Hal ini berarti hubungan perubahan harga ditingkat pedagang pengecer dengan harga ditingkat produsen tidak kuat (tidak sempurna). 3. Analisis Elasitisitas Transmisi Harga (ET) Tabel 9. Rasio harga di produsen dan pedagang pengecer dan elastisitas transmisi harga ET = Jenis Ikan Pf/Pr (Rp.) Nila (Oreochromis niloticus) 25640/22540 = 1.137 Sumber : Data Primer diolah.pf/pr 0.867 0.763 Analisis elastisitas transmisi harga dilakukan untuk melihat kepekaan perubahan hanya di tingkat produsen akibat perubahan harga di tingkat konsumen. Berdasarkan Tabel 9 disimpulkan bahwa jenis ikan nila mempunyai elastisitas transmisi harga (ET) yang rendah, hal ini disebabkan karena ikan nila (Oreochromis niloticus) termasuk jenis ikan yang saat ini lagi trend disukai masyarakat di Banjarbaru (Kalimantan Selatan). Meskipun Elastisitas transmisi masih < 1, namun nilainya 0,763. yang berarti pasar tidak efisien. Analisis Kualitatif 1. Jumlah penjual dan pembeli yang ada di Pasar Bauntung Banjarbaru banyak, yaitu penjual 25 orang sedangkan konsumennya mencapai lebih dari 100 orang per hari, sehingga pasarnya mengarah kepada persaingan sempurna. 2. Sifat hasil produk ikan nila di Pasar Bauntung Banjarbaru kualitasnya relatif berbeda, perbedaan utamanya adalah tempat membudidayakan ikan nila itu sendiri. Harga di Keramba Jaring Apung (KJA) akan sedikit lebih mahal jika dibandingkan dengan ikan nila hasil budidaya di kolam. Para konsumen lebih menyukai ikan hasil di Keramba Jaring Apung (KJA) karena dari segi rasa lebih enak. 3. Hambatan keluar masuk pasar (entry and exit) penjualan ikan nila di Pasar Bauntung Banjarbaru tidak ada peraturan yang resmi yang membatasi penjual atau pembeli untuk ikut terlibat dalam jual beli ikan, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada suatu kekuatan yang menguasai pasar dan harga ikan. 4. Status pengetahuan tentang biaya, harga dan kondisi pasar diantara pelaku pasar. Dalam pemasaran ikan nila di pasar Bauntung Banjarbaru informasi harga ikan sangat baik dan mudah dimonitor perkembangan harganya, dan bersifat kontinyu. Dalam penentuan harga ikan juga tidak ada yang merasa saling menekan sehingga masih dianggap cukup menguntungkan. Analisis Keuntungan Pedagang Pengecer Ikan Nila Biaya pemasaran sebesar Rp.74.000/kg, dengan ratarata harga di eceran dan produsen sebesar Rp.25.640. dan Rp.22.540. Rasio antara TC dengan volume penjualan pedagang pengecer yang tertinggi adalah sebesar Rp.2.500/kg dengan volume Penjualan sebesar 50 kg, sedangkan rasio antara TC dengan volume penjualan pedagang pengecer terendah adalah sebesar Rp.200/kg dengan volume penjualan sebesar 150 kg. Maka didapat hasil keuntungan ratarata untuk pedagang pengecer ikan nila di pasar Bauntung Banjarbaru dengan perhitungan sebagai 141

EnviroScienteae Vol. 12 No. 2, Agustus 2016 : 137143 berikut: i = Pr Pf TC = 25.640 22.540 886,12 = Rp.2.213,88/kg Analisis Strategi dan Kebijakan Pemerintah Berdasarkan hasilhasil analisis diatas, struktur pasar ikan nila di Banjarbaru terindikasi mengarah pada pasar persaingan sempurna, dimana harga di tingkat produsen terintegrasi/berhubungan/dapat ditransmisikan dengan harga di tingkat konsumen secara sempurna, sehingga pasar dapat dikatakan efisien. Secara kualitatif terlihat banyaknya pedagang pengecer ikan nila di Pasar Bauntung Banjarbaru juga diikuti dengan banyaknya pembeli (konsumen), sementara sifat produk hanya dibedakan berdasarkan sortasi ikan, yakni antara ikan berukuran besar dan kecil. Akses keluar masuk pasar mudah tanpa ada peraturan resmi yang membatasinya jumlah penjual dan pembeli. Akan tetapi, sangat disayangkan mekanisme pasar yang begitu efisien ini ternyata belum didukung dengan kebijakan pemerintah yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pedagang dan konsumen. Kenyamanan dan keamanan dimaksud terkait dengan pengawasan mutu produk dan higienisasi pasar. Sifat produk perikanan yang rentan dengan kontaminasi bakteri atau pathogen lainnya, meskipun dalam keadaan hidup (terlebih jika mati), semestinya harus mendapatkan pengawasan sebelum didistribusikan hingga ke konsumen agar dapat memberikan perlindungan bagi konsumen. Selain itu, kondisi pasar yang didukung dengan sanitasi yang baik tentunya akan memberikan kenyamanan, tidak hanya bagi pedagang namun juga bagi konsumen. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kesimpulan 1. Marjin pemasaran ikan nilai di Banjarbaru relatif konstan, yakni berkisar antara Rp.3.000/kg sampai dengan Rp.4.000/kg, dengan ratarata Rp.3.100/kg. Marjin pemasaran ini dipengaruhi nyata oleh volume pemasaran, harga jual, harga beli, biaya angkut, biaya penjualan dan keuntungan pedagang. 2. Struktur pasar ikan nila di Banjarbaru cenderung mengarah pada pasar persaingan tidak sempurna, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. 3. Keuntungan yang diperoleh pedagang pengecer ratarata sebesar Rp. 3.100, /kg, yang jika dibandingkan dengan harga ikan hanya mencapai ± 10%, sehingga keuntungan pedagang termasuk wajar (tidak tinggi). 4. Belum ada kebijakan resmi yang dapat memberikan jaminan kenyamanan dan keamanan bagi pedagang maupun konsumen ikan nila di Banjarbaru. Implikasi Kebijakan 1. Perlu adanya peraturan untuk penataan lokasi pasar ikan yang ada di pasar subuh maupun di pasar yang berada di bagian belakang pasar Banjarbaru, terutama untuk pembenahan pasar tersebut dan drainase, serta bakbak penampungan. 2. Perlu adanya pengawasan terhadap mutu ikan nila dan secara reguler dan berkesinambungan agar dapat memberikan perlindungan bagi konsumen. 3. Diperlukan suatu kelompok usaha khusus para pedagang ikan sebagai wadah organisasi keanggotaannya. 4. Diperlukan tatanan dan aturan dalam hal tataniaga usaha perikanan yang ada di Banjarbaru. 142

Analisis Pemasaran Dan Distribusi Ikan Nila Segar (Yuliyarabihati, et al) DAFTAR PUSTAKA Asmawi. (1986). Deskripsi Dan Klasifikasi Ikan. Diambil dari http://enmygolan.blogspot.com. [ 11 september 2015]. Azzaino, Z. (1983). Pengantar Tataniaga Pertanian. Departemen IlmuIlmu Sosial Pertanian Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Djarijah. (1995). Deskripsi Dan Klasifikasi Ikan. Diambil dari http://enmygolan.blogspot.com. [ 11 september 2015]. Mahreda, E. S. (2008). Efisiensi Pemasaran Ikan Laut Segar di Kalimantan Selatan. [Disertasi]. S3 Program Doktor Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Hanafiah, A. M., dan Saefuddin, A. M. (1983). Tataniaga Hasil Perikanan. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Soekartawi. (1983). Ilmu Usaha Tani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Indonesia. Jakarta: Penerbit Rajawali Press. Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito. 143