BAB I PENDAHULUAN. bernegara, agar tercipta kehidupan yang aman, tertib, dan adil.

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh:

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat diselesaikan secara musyawarah mufakat. Peradilan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, hal ini

BAB IV. A. Analisa terhadap Prosedur Mediasi di Pengadilan Agama Bangkalan. cepat dan murah dibandingkan dengan proses litigasi, bila didasarkan pada

SURAT KESEPAKATAN PERDAMAIAN TERINTEGRASI DALAM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup diatas tanah dan memperoleh bahan pangan dengan mendayagunakan. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

MEDIASI ATAU KONSILIASI DALAM REALITA DUNIA BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia sebagai makhluk sosial tidak

BAB I PENDAHULUAN. sengketa yang terjadi diantara para pihak yang terlibat pun tidak dapat dihindari.

Ditulis oleh Administrator Jumat, 05 Oktober :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 05 Oktober :47

BAB V PENUTUP. 1. Kebutuhan masyarakat akan kendaraan bermotor saat ini mudah diperoleh dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikodratkan oleh sang pencipta menjadi makhluk sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Bouman, mengungkapkan bahwa manusia baru menjadi manusia. adanya suatu kepentingan (Nurnaningsih Amriani, 2012: 11).

BAB I PENDAHULUAN. * Dosen Pembimbing I ** Dosen Pembimbing II *** Penulis. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berdirinya lembaga-lembaga perekonomian yang menerapkan

STIE DEWANTARA Sengketa Bisnis & Penyelesaiannya

Dalam melaksanakan tugasnya, Kelompok Kerja telah melakukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan proses penyusunan revisi PERMA tersebut.

A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi

BAB I PENDAHULUAN. serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Kegiatan usaha

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat adat yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. pertentangan tersebut menimbulkan perebutan hak, pembelaan atau perlawanan

BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

A. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan

BAB I PENDAHULUAN. saling membutuhkan satu sama lainnya. Dengan adanya suatu hubungan timbal

Alternative Dispute Resolution dalam Sengketa Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. sengketa dengan orang lain. Tetapi di dalam hubungan bisnis atau suatu perbuatan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB III TAHAPAN DAN PROSES MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN. hasil akhir putusan yang dijatuhkan. Tetapi harus dinilai sejak awal proses pemeriksaan

Alternative Dispute Resolution (Alternatif Penyelesaian Sengketa, APS)

BAB I PENDAHULUAN. keadaan yang menunjukan hal yang luar biasa. 1 Apabila sebagai contoh

BAB II PROSES MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA INDONESIA

TINJAUAN HUKUM PROSES PENYELESAIAN SENGKETA TANAH SECARA MEDIASI OLEH PENGADILAN NEGERI LIMBOTO

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG 6 M E D I A S I A.

BAB I PENDAHULUAN. yang berperan selama ini. Keberadaan lembaga peradilan sebagai pelaksana

Pengertian Mediasi. Latar Belakang Mediasi. Dasar hukum pelaksanaan Mediasi di Pengadilan adalah Peraturan Mahkamah Agung RI No.

BAB I PENDAHULUAN. atau di dengar dalam kehidupan sehari-hari. Konflik atau sengketa bisa

BAB I PENDAHULUAN. sehingga ke tahap yang lebih besar dan kompleks seiring dengan perkembangan

Mahkamah Agung yang berfungsi untuk melaksanakan kekuasaan. wewenang yang dimiliki Pengadilan Agama yaitu memeriksa, mengadili,

I. PENDAHULUAN. Sengketa tanah adalah sengketa yang timbul karena adanya konflik kepentingan atas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

BAB I PENDAHULUAN. namun demikian keberadaan badan peradilan dalam menyelesaikan. sengketa di masyarakat terkadang dirasakan belum mampu memberikan

I. PENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

BAB V PENUTUP. Dari uraian bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat memberikan. 1. Tata cara di Pengadilan Agama Purwodadi dalam melaksanakan mediasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini banyak terjadi sengketa baik dalam kegiatan di

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perbedaan-perbedaan yang dapat menimbulkan suatu. dirugikan haknya dapat mengajukan gugatan. Pihak ini disebut penggugat.

JURNAL. Peran BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) dalam Menyelesaikan Sengketa Konsumen Melalui Proses Mediasi di Yogyakarta

KODE ETIK MEDIATOR Drs. H. HAMDAN, SH., MH. Pendahuluan. Terwujudnya keadilan yang cepat, sedarhana dan biaya ringan merupakan dambaan dari setiap

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG 14 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL A.

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIIK INDONESIA,

BAB III UPAYA HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK SEBELUM MASA KONTRAK BERAKHIR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. lain sebagainya. Dari pengertian diatas jika kita melihat di lapangan maka

CARA MENYELESAIKAN SENGKETA DALAM EKONOMI MAKALAH. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum dalam Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan musyawarah dengan para shahabatnya. pikiran, gagasan ataupun ide, termasuk saran-saran yang diajukan dalam

Lex Administratum, Vol. III/No.3/Mei/2015

FUNGSI MEDIASI DALAM PERKARA PERCERAIAN

BAB I PENDAHULUAN. paling baik untuk memperjuangkan kepentingan para pihak. Pengadilan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PPHI H. Perburuhan by DR. Agusmidah, SH, M.Hum

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : 02 Tahun 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III KEKUATAN PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN DALAM PRAKTEK

BEBERAPA CARA PENYELESAIAN SENGKETA PERBURUHAN DI DALAM DAN DI LUAR PENGADILAN

ARBITRASE SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA Firda Zulfa Fahriani

file://\\ \web\prokum\uu\2004\uu htm

PANDUAN WAWANCARA. proses mediasi terhadap perkara perceraian? b. Apa ada kesulitan dalam menerapkan model-model pendekatan agama?

PRESPEKTIF SMALL CLAIM COURT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS DI INDONESIA

PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Oleh : Abu Sopian, S.H., M.M.

Beberapa Cara Penyelesaian Sengketa Perburuhan Di dalam Dan Di Luar Pengadilan

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya :

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Implementasi PERMA No.1 tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi

Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Organisasi Dan Tata Laksana. Berdasarkan Pasal 185 Surat Keputusan Direksi PT. Kereta Api (Persero)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENEGAKAN HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KETENAGAKERJAAN MELALUI PERADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL. Yati Nurhayati ABSTRAK

PENERAPAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG MEDIASI DALAM PERSIDANGAN DI PENGADILAN AGAMA Oleh : H. Sarwohadi, SH, MH (Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

BAB II PENGATURAN PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN SYARIAH

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

1. Contoh Akta Perdamaian/Putusan Perdamaian :

BAB IV PEMBAHASAN. A. Tinjauan Hukum Islam terhadap Cerai Gugat Suami Masuk Penjara

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan kerjasama, tolong menolong, bantu-membantu untuk

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PUSAT MEDIASI NASIONAL

PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL. OLEH : Prof. Dr. H. Gunarto,SH,SE,Akt,M.Hum

BAB I PENDAHULUAN. Sengketa merupakan suatu hal yang sangat wajar terjadi dalam kehidupan ini.

BAB II KONSEP MEDIASI DAN MEDIATOR SERTA PENJELASAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG RI NOMOR 1 TAHUN 2008 DAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri tidak hanya berdampak pada peningkatan kondisi perekonomian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mediasi dalam berbagai literatur ilmiah melalui riset dan studi akademik.

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menyebutkan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum (Pasal 1 ayat (3). Ketentuan tersebut merupakan landasan konstitusional bahwa Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum. Hukum diletakkan sebagai supremasi kekuasaan tertinggi yang mencerminkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, agar tercipta kehidupan yang aman, tertib, dan adil. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ada kalanya terjadi perselisihan atau persengketaan antar warga negara. Adapun penyebab terjadinya perselisihan atau persengketaan adalah akibat seseorang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang kompleks dan adanya perbedaan pandangan dan kebiasaan-kebiasaan pada lingkungan. Bervariasinya perselisihan atau persengketaan yang terjadi tidak selalu dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat, dengan hasil pemecahan masalah yang dapat diterima bagi para pihak yang berselisih bahkan tidak jarang berujung pada munculnya sengketa. Ada berbagai macam sengketa yang sering terjadi dan sudah pernah ditangani di Pengadilan Negeri Medan, seperti perceraian, wanprestasi, pembagian harta, sengketa tanah, perjanjian, waris, dan perbuatan melawan hukum. Salah satu sengketa yang sering terjadi di Medan Provinsi Sumatera Utara adalah sengketa tanah. Sengketa tanah ini meliputi antara lain, mengenai masalah 1

2 status tanah, masalah kepemilikan, masalah bukti-bukti perolehan yang menjadi dasar pemberian hak dan sebagainya. Perselisihan atau persengketaan tersebut dapat diselesaikan melalui pengadilan dan di luar pengadilan. Proses penyelesaian sengketa melalui pengadilan menghasilkan suatu keputusan yang bersifat umum, yang belum mampu merangkul kepentingan bersama, karena menghasilkan suatu putusan win-lose solution (strategi menang kalah). Dengan adanya pihak yang menang dan kalah tersebut, di satu pihak akan merasa puas tetapi di pihak lain merasa tidak puas, sehingga dapat menimbulkan suatu persoalan baru di antara para pihak yang bersengketa. Proses penyelesaian sengketa melalui pengadilan sangat lambat, membutuhkan waktu yang lama, dan biaya yang relatif lebih mahal. Selain proses penyelesaian sengketa melalui pengadilan, ada juga proses penyelesaian sengketa di luar pengadilan, menghasilkan kesepakatan yang winwin solution, karena penyelesaian sengketa di luar pengadilan melalui kesepakatan dan musyawarah diantara para pihak sehingga dapat menghasilkan suatu keputusan bersama yang dapat diterima baik oleh kedua belah pihak. Keputusan yang dihasilkan melalui penyelesaian sengketa di luar pengadilan dapat dijamin kerahasiaannya oleh para pihak karena tidak ada kewajiban untuk proses persidangan yang terbuka untuk umum dan dipublikasikan. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan pada umumnya dinamakan dengan Alternative Dispute Resolution (ADR). Penyelesaian sengketa di luar pengadilan dapat ditempuh melalui negoisasi, mediasi, konsiliasi, dan arbitrase.

3 Salah satu penyelesaian sengketa yang sering dilakukan melalui ADR adalah mediasi. Mediasi merupakan salah satu alternatif dalam meyelesaikan sengketa. Menurut Fuady (2000:47), Mediasi adalah suatu proses negosiasi untuk memecahkan masalah melalui pihak luar yang tidak memihak dan netral yang akan bekerja dengan dengan pihak yang bersengketa untuk membantu menemukan solusi dalam menyelesaikan sengketa tersebut secara memuaskan bagi kedua belah pihak. Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan, mediasi wajib dilakukan oleh para pihak yang berperkara secara perdata di pengadilan yang dilakukan pada hari sidang pertama. Sedangkan menurut Sugeng (2012:26), Mediasi dilakukan agar para pihak dapat menyelesaikan sengketanya dengan perdamaian. Menurut Asikin (2015:182), Upaya perdamaian yang dilakukan di luar pengadilan dapat dilakukan dengan membuat perjanjian perdamaian di bawah tangan atau membuat akta perdamaian melalui notaris untuk memperoleh kekuatan pembuktian yang sempurna. Akta perdamaian melalui notaris (akta autentik) sengaja dibuat sebagai alat bukti atas persetujuan pihak yang berwenang serta ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, sehingga dapat dikatakan sempurna dan bersifat mengikat. Lebih lanjut Asikin (2015:74) menyatakan bahwa, perjanjian perdamaian antara kedua belah pihak yang dilakukan melalui mediasi di pengadilan, maka hakim menjatuhkan putusannya (acte van vergelijk) yang isinya menghukum kedua belah pihak mematuhi isi perdamaian yang telah dibuat.

4 Setiap pengadilan mewajibkan mediasi bagi para pihak yang bersengketa, namun, tidak semua pihak yang bersengketa bersedia untuk melakukan mediasi, begitu juga dengan pihak yang bersengketa di Pengadilan Negeri Medan merupakan salah satu wadah yang melaksanakan proses mediasi sebelum melangkah ke tahap sidang, yang berlaku untuk semua kasus perdata, termasuk di dalamnya sengketa tanah. Masyarakat Medan dan sekitarnya yang pernah mengalami sengketa dan ditangani di Pengadilan Negeri Medan kurang mengetahui fungsi keberadaan PERMA No. 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi, sehingga tidak bersedia melakukan mediasi. Dan beranggapan bahwa penyelesaian sengketa melalui mediasi membutuhkan waktu dan biaya yang cukup mahal. Hal ini disebabkan karena kurang bersosialisasinya masyarakat dengan Pengadilan Negeri Medan, dan bahkan sebagian masyarakat tidak mau tahu tentang keberadaan PERMA No. 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi. Pengadilan Negeri Medan telah menangani kasus sengketa tanah sebanyak 68 kasus dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Pada awalnya kasus tersebut ditangani melalui proses mediasi. Namun, proses mediasi dalam penyelesaian sengketa tanah ini belum pernah berhasil dilakukan di Pengadilan Negeri Medan. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu diadakan penelitian dengan judul Peran Mediator Dalam Proses Penyelesaian Sengketa Tanah Melalui Mediasi (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Medan).

5 B. Identifikasi Masalah Dalam setiap penelitian, penentuan permasalahan merupakan hal yang paling utama dan diiringi dengan cara bagaimana pemecahannya. Sebelum hal ini dilakukan, maka identifikasi masalah perlu dilaksanakan. Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Peran mediator dalam proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di 2. Kurangnya perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi. 3. Belum tercapainya pelaksanaan PERMA N0. 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan. 4. Hambatan-hambatan dalam penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di 5. Kurang maksimalnya kinerja Pengadilan Negeri terhadap penyelesaian sengketa melalui mediasi. C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, pembatasan masalah sangat diperlukan untuk memberikan arah pada pembahasan penelitian dan menghindari ruang lingkup permasalahan yang terlalu luas. Dengan demikian penelitian ini dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut:

6 1. Peran mediator dalam proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di 2. Hambatan-hambatan dalam penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana peran mediator dalam proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan? b. Bagaimana hambatan-hambatan dalam penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan? A. Tujuan Penelitian Dalam suatu penelitian harus mempunyai tujuan, yang tidak terlepas dari pokok permasalahan yang dibahas. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peran mediator dalam proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam penyelesaian segketa tanah melalui mediasi di F. Manfaat Penelitian Pada hakekatnya penelitian pasti memiliki manfaat yang baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mengembangkan ilmu pengetauan.

7 Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah 1. Bagi penulis, sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi diri penulis khususnya pengetahuan dibidang peran mediator dalam proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di pengadilan negeri. 2. Bagi masyarakat, dengan mengetahui dan berlakunya PERMA No. 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang penyelesaian sengketa melalui mediasi sehingga masyarakat tidak lagi merasa dibingungkan dalam menyelesaikan sengketa tanah yang dihadapi. 3. Bagi mediator, dengan ditetapkannya PERMA No. 1 Tahun 2016, diharapkan dapat lebih memahami dan melaksanakan tugasnya dan perannya dengan baik. 4. Bagi Jurusan/Fakultas, Untuk dijadikan bahan bacaan dan menambah literatur di Jurusan PPKn perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan perpustakaan UNIMED.