Analisis Pembentukan Harga Pasar

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Pembentukan Harga Pasar

Materi 4 Ekonomi Mikro

Perusahaan, Produksi, dan Biaya

BAB I PENDAHULUAN. Teori Produksi dan Biaya Produksi 1

DEFINISI TEORI BIAYA PRODUKSI

Teori Produksi dan Biaya. Pertemuan 5

BAB 4 TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI

PELATIHAN OLIMPIADE EKONOMI PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS PROVINSI. HARI/TANGGAL : Kamis/ 24 MEI JUMLAH SOAL : 50 butir

TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Kuliah V-Analisis Perilaku Produsen: Biaya Produksi

Pertemuan Ke 5. Bentuk Pasar

Teori Biaya dan Estimasi Fungsi Biaya. Bahan Kuliah8:Ek_Manajerial

BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI

TEORI BIAYA PRODUKSI

Bab 10 Struktur Pasar: Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli & Monopolistik. Ekonomi Manajerial Manajemen

Teori Biaya Produksi. Pengantar Ilmu Ekonomi

SILABUS OLIMPIADE EKONOMI. : 120 menit tingkat kabupaten/kota dan provinsi. 150 menit tingkat nasional

BIAYA PRODUKSI. I. Pengertian Biaya produksi. Nama : Abdul Wahab NPM : Kelas : 1 ID 05

Proses dimana tingkat harga dan output ditentukan sangat dipengaruhi oleh struktur pasarnya Pasar: terdiri atas pembeli dan penjual aktual maupun

Pengantar Ekonomi Mikro

TEORI PRODUKSI DAN ESTIMASI

Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi sebab biaya produksi merupakan masukan atau input dikalikan dengan harganya.

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Kebutuhan manusia Pengertian kebutuhan Macam-macam kebutuhan

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen

Materi 8 Ekonomi Mikro

TOTAL PRODUKSI DAN PRODUKSI MARGINAL DENGAN SATU VARIABEL BEBAS : TANAH TENAGA KERJA TOTAL PRODUKSI

Modul 5. Teori Perilaku Produsen

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

MEKANISME PASAR A. Pengertian dan Bentuk Pasar PRODUKSI 1. Fungsi-fungsi Produksi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI

Add your company slogan. Biaya. Teori Produksi LOGO

Telkom University Alamanda

PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI MARJINAL DAN PRODUK RATA RATA Hints :

LOGO. Teori Biaya. Mata Kuliah: Pengantar Ekonomi (TKI 4206)

BAB 6 PERILAKU PRODUSEN

Pasar Persaingan Sempurna(Perfect Competition)

VI. BIAYA PRODUKSI DAN PENERIMAAN

Teori Biaya Produksi

Teknik Digital Dasar. Edisi 2. Pendekatan Praktis. Saludin Muis

Biaya produksi jangka pendek vs biaya produksi jangka panjang. Biaya produksi jangka pendek (satu input bersifat variabel)

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Gambar 1. Kurva Permintaan

MODUL PRAKTIKUM EKONOMI MIKRO

TEORI EKONOMI. Penulis : Dr. Nur Laily, M.Si. Drs. Ec. Budiyono Pristyadi, M.M. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013

PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT

c. Konflik Efisiensi- Keadilan

Ekonomi Mikro. Struktur Pasar

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Ir. Tito Adi Dewanto

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

Soal kasus 5.1 Jawaban soal kasus 5.1 Soal kasus 5.2 Jawaban soal kasus 5.2 Soal kasus 5.3 Jawaban soal kasus 5.3

BAB II LANDASAN TEORI

TEORI PASAR. Materi Presentasi. Pasar Persaingan Sempurna Pasar Monopoli Pasar Monopolistis Pasar Oligopoli. Sayifullah, SE., M.

ii Ekonomi Mikro: Teori dan Soal Latihan

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

V. TEORI PERILAKU PRODUSEN

TEORI BIAYA PRODUKSI

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma

PENGUKURAN INFLASI. Dalam menghitung Inflasi secara umum digunakan rumus: P P

TEORI EKONOMI MIKRO. Penulis: : Tati Suhartati Joesron M. Fathorrazi. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2012

BAB 7 TEORI PENAWARAN ISLAM

PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI

IDENTIFIKASI POLA SINYAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK NEURAL NETWORKS

BIAYA PRODUKSI. Tim Teaching: DR. Ir. HARSUKO RINIWATI, MP ZAINAL ABIDIN, S.Pi, MP, M.BA

STRUKTUR PASAR I. Beberapa asumsi yang diperlukan dalam menganalisa struktur pasar : PRICE MAKERS

PENGANTAR EKONOMI MIKRO DEWI TAURUSYANTI, MM.,SE. STRUKTUR PASAR -PASAR PERSAINGAN SEMPURNA-

III KERANGKA PEMIKIRAN

1. Jangka Pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya.

BIAYA PRODUKSI PENGERTIAN

Permintaan Agregat dalam Perekonomian Tertutup: Perilaku Pasar Barang dan Pasar Uang

PERILAKU PRODUSEN : TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 7FEB. Review Bab 1-6. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

Template Standar Powerpoint

Latihan Kuliah IV & Kuliah V-Analisis Fungsi Produksi dan Biaya Produksi

Bentuk-Bentuk Pasar. Categories : Bentuk-Bentuk Pasar. ekonomi.

Teori Ekonomi Mikro Biaya Produksi & Memaksimalkan Laba. Dosen: Irawan, S.I.A., M.A.

Biaya variabel dapat dihitung dari penurunan rumus menghitung biaya total, yaitu:

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi

PERHITUNGAN LABA/RUGI SUATU USAHA

Pengantar Ekonomi Mikro

TEORI PASAR. Pengantar Ilmu Ekonomi

Pengantar Ekonomi Mikro

STRUKTUR PASAR DAN STRATEGI PENETAPAN HARGA. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Suhardi, S.Pt.,MP

Biaya Produksi dalam jangka pendek


B A B VII. Jika TC = TC(Q), maka. Dan jika TR = TR(Q), maka

III KERANGKA PEMIKIRAN

Teori Ekonomi Mikro BIAYA PRODUKSI

Bab 8 Teori Biaya. Ekonomi Manajerial Manajerial

Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar

a b Penawaran : Jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu

Pengantar Ekonomi Mikro

MODUL ANALISIS BIAYA PRODUKSI ANALISIS BIAYA PRODUKSI. Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB

Bahan Kuliah7:Ek_Manajerial

Teori Produksi dan biaya produksi

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya

Perusahaan dan produksi

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)

Transkripsi:

Analisis Pembentukan Harga Pasar Oleh : Saludin Muis Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2008 Hak Cipta 2008 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. Candi Gebang Permai Blok R/6 Yogyakarta 55511 Telp. : 0274-4462135; 0274-882262 Fax. : 0274-4462136 E-mail : info@grahailmu.co.id Muis, Saludin Analisis Pembentukan Harga Pasar/Saludin Muis - Edisi Pertama Yogyakarta; Graha Ilmu, 2008 xii + 106 hlm, Jil. : 23 cm. ISBN : 978-979-756-422-3 1. Ekonomi I. Judul

KATA A PENGANTAR AR Buku ini menyajikan penjelasan pembentukan dan perubahan harga dari sudut pandang teori mikro dan makro ekonomi. Penjelasan bersifat ringkas dan hanya berisikan materimateri pokok. Aspek manajemen dan operasional yang lebih menekankan kepada SDM hanya ditampilkan sebagai salah satu variabel dalam analisis mikro ekonomi, agar penjelasan pokok tetap fokus pada pandangan teori mikro dan makro ekonomi. Penulis menyadari bahwa penjelasan yang bersifat garis besar yang disajikan dalam buku ini, tentu tidak terlepas dari kekurangan. Karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan. Dengan segala kerendahan hati, penulis sangat menghargai setiap saran atau kritik untuk perbaikan. Akhirnya tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada PT. Shirasuna Asia Permai Electronics (produser TV dan Monitor, Tangerang) yang banyak membantu dari segi fasilitas, dan Ibu Cicih (ko pengarang) dari Universitas Borobudur yang mengedit dan melakukan berbagai koreksi yang sangat berarti.

Kepada Albert Ray J, Alexander Rex J, Ibu Rajani Tjandra dan Ibu Salmah yang mendorong terwujudnya penulis buku ini. Dan buku ini secara khusus dipersembahkan kepada Prof. Dr. H. Sudarsono, Msc yang telah meluangkan waktu dan tenaga membimbing penulis ketika mengikuti pendidikan tingkat doktoral pada Fakultas Ekonomi Pascasarjana Universitas Borobudur. Jakarta. Dr. Saludin, M.Kom. Jakarta, Jan 2008 vi ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

DAFT AFTAR AR ISI KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vii PENDAHULUAN 1 BAB 1 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) dari Sudut Pandang Mikro Ekonomi 3 1.1. Analisis Mikro Ekonomi 3 1.1.1. Pengantar 3 1.1.2. Analisis Permintaan dan Penawaran 4 1.1.3. Teori Produksi 18 1.1.4. Biaya Produksi 24 1.1.5. Bentuk Pasar 29 BAB 2 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2) Dari Sudut Pandang Makro Ekonomi 59 2.1. Analisis Makro Ekonomi 59 2.1.1. Pengantar 59 2.1.2. Analisis Model Perubahan Harga dan Suku Bunga 60 2.1.3. Permintaan Agregat (Kurva AD) 61 2.1.4. Penawaran Agregat (Kurva AS) 67 Daftar Isi vii

2.1.5. Keseimbangan Kurva AS ñ AD 70 2.1.6. Kurva Philips dan Penawaran Agregat 78 2.1.7. Kebijakan Moneter dan Fiskal 84 2.2. Pendekatan Inflasi 92 2.2.1. Sumber Inflasi dan Dampaknya 92 2.2.2. Solusi Inflasi 99 DAFTAR PUSTAKA 105 viii ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

DAFT AFTAR AR GAMBAR AR Gambar 1.1. Kurva Permintaan 6 Gambar 1.2. Perubahan Sepanjang Kurva Permintaan 7 Gambar 1.3. Pergeseran Kurva Permintaan 7 Gambar 1.4. Kurva Penawaran 8 Gambar 1.5. Perubahan Sepanjang Kurva Penawaran 9 Gambar 1.6. Pergeseran Kurva Penawaran 10 Gambar 1.7. Kurva Permintaan dan Penawaran 11 Gambar 1.8. Perubahan Titik Keseimbangan 11 Gambar 1.9a. Perubahan Keseimbangan. P Lebih Tinggi Q Lebih Rendah 12 Gambar 1.9b. Perubahan Keseimbangan. P Lebih Tinggi Q Lebih Rendah 12 Gambar 1.10a. Perubahan Keseimbangan. P dan Q Lebih Tinggi 13 Gambar 1.10b. Perubahan Keseimbangan. P dan Q Lebih Tinggi 13 Gambar 1.11a. Perubahan Keseimbangan. P dan Q Lebih Rendah 14 Gambar 1.11b. Perubahan Keseimbangan. P dan Q Lebih Rendah 14 Gambar 1.12a. Perubahan Keseimbangan. P Lebih Rendah dan Q Lebih Tinggi 15 Daftar Gambar ix

Gambar 1.12b. Perubahan Keseimbangan. P Lebih Rendah dan Q Lebih Rendah 15 Gambar 1.13. Surplus Konsumen dan Surplus Produsen 16 Gambar 1.14. Kebijakan Harga Terendah 17 Gambar 1.15. Kebijakan Harga Tertinggi 17 Gambar 1.16. Kurva Isoquant 19 Gambar 1.17. The Law of Diminishing Marginal Return 20 Gambar 1.18. Kurva Isocost 23 Gambar 1.19. Kurva Jalur Ekspansi 24 Gambar 1.20. Kurva Produksi dan Kurva Biaya 26 Gambar 1.21. Kurva Biaya Jangka Panjang 28 Gambar 1.22. LAC dan Skala Ekonomi 29 Gambar 1.23. Kurva Permintaan Pasar Persaingan Sempurna 31 Gambar 1.24. Kurva AR, MR, dan TR Untuk Pasar Persaingan Sempurna 32 Gambar 1.25. Pemaksilan Keuntungan Untuk Jangka Pendek 33 Gambar 1.26. Kurva MR, MC, ATC dan AVC 33 Gambar 1.27. Kurva Keuntungan Diatas Normal 34 Gambar 1.28. Kurva Keuntungan Normal 35 Gambar 1.29. Perusahan Rugi Dan Masih Bisa Tutup AVC 36 Gambar 1.30. Perusahan Rugi Dan Membubarkan Diri 36 Gambar 1.31. Kurva Keseimangan Perusahaan 37 Gambar 1.32a. Dampak Kenaikan Permintaan 38 Gambar 1.32b. Dampak Penurunan Permintaan 39 Gambar 1.33. Kurva AC Industri Dengan Biaya Tetap 40 Gambar 1.34. Kurva AC Industri Dengan Biaya Meningkat 40 Gambar 1.35. Pengaruh Beban Pajak Pada Titik Keseimbangan 42 x ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Gambar 1.36. Kurva Permintaan Perusahaan Monopolis 43 Gambar 1.37. Kurva Keuntungan Maksimum Monopolis 44 Gambar 1.38. Monopolis Dengan Keuntungan Diatas Normal 45 Gambar 1.39. Monopolis Mengalami Kerugian 46 Gambar 1.40. Monopolis Tidak Memperoleh Keuntungan Kerugian 46 Gambar 1.41. Kurva Penawaran Perusahaan Monopolis 47 Gambar 1.42. Efisiensi Perusahaan Monopolis 49 Gambar 1.43. Keseimbangan Perusahaan Monopolis Jangka Panjang 50 Gambar 1.44. Pengaruh Campur Tangan Pemerintah Terhadap Monopolis 52 Gambar 1.45. Pengaruh Pajak Lumpsum Terhadap Monopolis 54 Gambar 1.46. Pengaruh Pajak Khusus Terhadap Monpolis 55 Gambar 1.47. Keseimbangan Jangka Pendek Perusahaan Monopolistik 57 Gambar 1.48. Keseimbangan Jangka Panjang Perusahaan Monopolistik 48 Gambar 2.1. Keseimbangan Kurva IS-LM dan AD 62 Gambar 2.2. Pengaruh Kurva LM Terhadap Kemiringan Kurva AD 63 Gambar 2.3. Pengaruh Kurva IS Terhadap Kemiringan Kurva AD 65 Gambar 2.4. Perubahan Kurva AD Akibat Kenaikan Pembelanjaan Agregat, IS Berubah 66 Gambar 2.5. Perubahan Kurva AD Akibat Kenaikan Pembelanjaan Agregar, LM Berubah 67 Daftar Gambar xi

Gambar 2.6. Kurva Penawaran Agreget Versi Klasik 68 Gambar 2.7. Kurva Penawaran Agregat Versi Keynesian 68 Gambar 2.8. Kurva Penawaran Agregat Versi Keynesian Baru 69 Gambar 2.9. Kurva Penawaran Agregat Versi Klasik Baru 70 Gambar 2.10. Kurva AD Klasik 71 Gambar 2.11. Penentuan Kurva AS Klasik 72 Gambar 2.12. Keseimbangan Kurva AS-AD: Golongan Klasik 73 Gambar 2.13. Akibat Perubahan Kurva AD 76 Gambar 2.14. Akibat Perubahan Kurva AS 76 Gambar 2.15. Keseimbangan Kurva AS-AD: Keynes 77 Gambar 2.16. Kurva Philips 78 Gambar 2.17. Pembentukan Kurva AS Berdasarkan Kurva Philips 79 Gambar 2.18. Upah dan Permintaan Tenaga Kerja: Kaum Monetaris 80 Gambar 2.19. Kurva Penawaran Agregat: Kaum Ekspektasi Rasional 82 Gambar 2.20. Kurva Penawaran Agregat: Golongan Keynes Baru 84 Gambar 2.21. Kurva IS-LM: Pandangan Kerynesian dan Golongan Monetaris 85 Gambar 2.22. Pembentukan Kurva AD Akibat Penawaran Uang Riil 86 Gambar 2.23. Pembentukan Kurva AS Akibat Peningkatan Penawaran Uang 87 Gambar 2.24. Efektivitas Kebijakan Moneter 88 Gambar 2.25. Keseimbangan Jangka Pendek dan Panjang Untuk Kebijakan Moneter 89 Gambar 2.26. Efektivtas Kebijakan Fiskal 91 xii ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Gambar 2.27. Keseimbangan Umum Kurva AD-AS 93 Gambar 2.28. Cost Push Inflation 94 Gambar 2.29. Demand Pull Inflation 94 Gambar 2.30. Penawaran Uang Primer 100 Gambar 2.31. Jumlah Uang Beredar dan Inflasi 101 Gambar 2.32. Kebijakan Anggaran Defisit Dengan Jual Obligasi 102 Gambar 2.33. Kebijakan Anggaran Defisit Dengan Cetak Uang Baru 103 Daftar Gambar xiii

xiv ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

PENDAHUL AHULUAN AN Buku ini menyajikan uraian singkat berupa pokok-pokok pembahasan yang berkaitan dengan pembentukan harga pasar untuk barang dan jasa. Tinjauan didasari pada pandangan umum teori ekonomi mikro dan makro. Baik teori ekonomi mikro maupun makro, titik pijaknya masih pada analisis kurva penawaran dan permintaan sebagai dasar pembentukan harga barang dan jasa. Sedangkan unsur lain yang bersifat aspek internal perusahaan maupun aspek kebijakan pemerintah ataupun kondisi pasar, dipandang sebagai kekuatan yang berpengaruh pada sisi penawaran dan permintaan. Pada bagian pertama dibahas analisis dari sudut pandang mikro ekonomi, yang menekankan peran kurva penawaran dan permintaan di mana titik keseimbangan menggambaran harga dan jumlah barang atau jasa yang diperjual-belikan antara konsumen dan produsen, kemudian aspek lain yang berpengaruh pada pergeseran kurva penawaran dan permintaan maupun titik keseimbangan, misalnya fungsi produksi dan aspek kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan harga dan perpajakan. Di samping bentuk bentuk pasar yang secara langsung berpengaruh besar pada penentuan harga. Pada bagian kedua dibahas analisis dari sudut pandang makro ekonomi, yang menekankan aspek peran pemerintah dalam mempengaruhi kurva penawaran dan permintaan melalui kebijakan makro ekonomi, yaitu kebijakan moneter dan fiskal Daftar Gambar xv

(pada dasarnya pemerintah juga dapat menggunakan instrumen perangkat peraturan untuk mempengaruhi kegiatan perekonomian). Dengan kebijakan tersebut pemerintah mampu mempengaruhi tingkat uang yang beredar, tingkat inflasi dan pengangguran, tingkat suku bunga, tingkat investasi, dan aspek makro ekonomi lainnya sehingga secara langsung akan mempengaruhi kurva penawaran agregat dan permintaan agregat, di mana titik keseimbangan kedua kurva tersebut mencerminkan tingkat harga secara agregat dan keseluruhan produk nasional atau pendapatan nasional. Secara garis besar, isi buku ini terdiri dari 2 bab utama, yaitu: ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) merupakan pembahasan dari sudut pandang mikro ekonomi, yang terdiri dari sub-bab: Analisis mikro ekonomi, Analisis permintaan dan penawaran, Teori produksi, Biaya produksi, Bentuk pasar; dan ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (2) merupakan pembahasan dari sudut pandang makro ekonomi, yang terdiri dari sub-bab: Analisis model perubahan harga dan suku bunga, Permintaan agregat (Kurva AD), Penawaran agregat (Kurva AS), Keseimbangan kurva AS ñ AD, Kurva Philips dan penawaran agregat, Kebijakan moneter dan fiskal, dan Pendekatan inflasi. xvi ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

1 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) I. Dari Sudut Pandang Mikro Ekonomi ---Semua masalah menjadi kecil bila terabaikan 1.1. Analisis Mikro Ekonomi 1.1.1. Pengantar Teori mikro ekonomi secara umum membahas masalah pokok aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan kelangkahan, yang timbul sebagai akibat dari ketidak-seimbangan antara kebutuhan dan faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat. Kebutuhan masyarakat secara kuantitas tidak terbatas jumlahnya, sebaliknya faktor-faktor produksi yang tersedia untuk dipergunakan memproduksi barang dan jasa terbatas baik secara jumlah maupun dari segi kualitas. Masalah pokok tersebut menyangkut:

1. Barang dan jasa apa yang akan diproduksi (berkaitan dengan keterbatasan faktor-faktor produksi) 2. Dengan cara apa barang dan jasa diproduksi (berkaitan dengan pelaku/produsen, faktor-faktor produksi dan teknologi) 3. Kepada siapa barang dan jasa (berkaitan dengan distribusi). Barang diartikan sebagai benda yang dapat dilihat dan diraba, dan sesuatu yang yang tidak dapat dilihat dan diraba, sedangkan jasa diartikan sebagai bentuk pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi pada dasarnya analisis ekonomi hendak menjawab permasalahan pokok ìbagaimana caranya menggunakan sumber daya agar dicapai kemakmuran dan kepuasan optimalî, dan ini berarti berkaitan pula dengan masalah harga barang atau jasa yang dihasilkan. Karena itu aktivitas ekonomi memerlukan unsur: 1. Kebutuhan manusia: secara umum kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan pokok dan kebutuhan tambahan, dengan ciri-ciri tidak terbatas dan beraneka ragam. 2. Sumber daya: yang dimaksud adalah sumber-sumber yang dapat menghasilkan barang dan jasa yang mampu untuk memenuhi kebutuhan. Sumber daya secara garis besar, antara lain: Tanah dan sumber alam, Tenaga kerja (tenaga kerja kasar, tenaga kerja trampil, tenaga kerja terdidik), Modal dan keahlian kewirausahaan. 3. Cara produksi: menyangkut kuantitas, cara-cara produksi dan biaya minimal. 1.1.2. Analisis Permintaan dan Penawaran Teori permintaan dan penawaran menyajikan konsep pembentukan harga dan kuantitas barang atau jasa yang berlaku di pasar sebagai akibat interaksi antara pembeli dan penjual yang menentukan harga keseimbangan atau disebut harga pasar dan kuantitas yang diperjual-belikan. Pada sisi analisis permintaan, menggunakan asumsi bahwa permintaan suatu komoditas 2 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

ditentukan oleh harga, sedangkan fakor lain dianggap tidak berubah atau ceteris paribus. Dengan asumsi tersebut, hipotesis yang diajukan adalah semakin rendah harga semakin banyak jumlah komoditas yang diminta, dan sebaliknya. Dengan demikian analisis permintaan dan penawaran merupakan alat untuk memahami: 1. Pengaruh variabel-variabel ekonomi terhadap harga dan kuantitas suatu komoditas. 2. Interaksi antara pembeli dan penjual dalam pembentukan harga dan kuantitas suatu komoditas di pasar. 3. Perilaku produsen dan konsumen dalam proses transaksi 4. Pengaruh intervensi pemerintah terhadap aktivitas pasar (misal: pajak dan kebijakan harga). Pasar yang dimaksud adalah pasar komoditas, yaitu interaksi antara pembeli dan penjual terhadap suatu komoditas baik dari segi harga maupun kuantitas yang akan diperjualbelikan. Faktor pasar diartikan sebagai interaksi antara pengusaha dengan pemilik faktor-faktor produksi dalam menentukan harga dan kuantitas faktor-faktor produksi yang akan diperjual-belikan. Luas pasar merupakan gambaran batas-batas geografis di mana suatu komoditas dapat dimasukkan ke dalamnya, sedangkan industri dalam hal ini diartikan terdiri dari perusahaan perusahaan yang menghasilkan komoditas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Konsumen dalam hal ini sebagai pelaku permintaan atas suatu komoditas sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: 1. Harga komoditas yang hendak dibeli dan komoditas lain yang terkait (P). 2. Pendapatan rata-rata rumah tangga yang dapat dibelanjakan (Y) 3. Keragaman distribusi pendapatan masyarakat. 4. Cita rasa dari masyarakat (T s ) 5. Jumlah penduduk 6. Persepsi terhadap keadaan mendatang. ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) 3

Secara matematis fungsi permintaan ditulis sebagai: Q D = f (P,Y, T s, dan lain-lain) Kurva permintaan D menggambarkan hubungan antara kuantitas (Q D ) dan berbagai tingkat harga (P) tertentu dari komoditas yang bersedia dibayar oleh konsumen. Dalam hal ini kurva permintaan merupakan penjumlahan dari permintaan individu-individu terhadap komoditas tersebut untuk berbagai tingkat harga. P P 1 D P 2 Q 1 Q 2 Q Gambar 1.1. Kurva Permintaan Pada kurva permintaan dapat dianalisa berbagai kemungkinan perubahan yang menyebabnkan perubahan terhadap kuantitas permintaan maupun tingkat harga sebagai berikut: 1. Perubahan sepanjang kurva permintaan: Perubahan ini disebabkan oleh salah satu variabel, yaitu perubahan harga komoditas yang menyebakan pergeseran kuantitas yang diminta atau perubahan permintaan konsumen (kuantitas) yang menyebabkan pergeseran harga komoditas. Pada dasarnya pengaruh variabel harga lebih dominan dari pada perubahan kuantitas permintaan (sesuai asumsi di atas bahwa variabel lain dianggap ceteris paribus Q D = f (P). Mengikuti kurva permintaan yang memiliki kemiringan negatif maka hubungan antara tingkat harga dan kuantitas berlawanan. Dengan kata lain bila pembeli dapat memperoleh 4 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

komoditas dengan harga yang lebih rendah maka kecenderungan kuantitas permintaan pembeli akan meningkat dan sebaliknya. P P 1 D P 2 Q 1 Q 2 Q Gambar 1.2. Perubahan Sepanjang Kurva Permintaan 2. Pergeseran kurva permintaan: Perubahan ini disebabkan oleh pengaruh faktor faktor selain harga komoditas tersebut. Pergeseran kurva permintaan menyebabkan perubahan satu variabel tidak diikuti oleh variabel lain karena hubungan terjadi antar faktor. Misalnya, pergeseran kurva ke kanan akan menaikan kuantitas permintaan (Q î ) atas komoditas D tanpa harus diikuti penurunan tingkat harga, sebaliknya pergeseran kurva permintaan ke kiri akan menurunkan kuantitas permintaan (Q í ) atas komoditas tanpa harus D diikuti kenaikan tingkat harga. P P 1 D D D P 2 Q 1 Q 2 Q Gambar 1.3. Pergeseran Kurva Permintaan ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) 5

Kurva permintaan menggambarkan keinginan konsumen atas suatu komoditas pada berbagai tingkat harga. Transaksi jual beli terjadi bila produsen (penjual) memproduksi komoditas yang dimaksud. Sama halnya konsumen dengan kurva permintaan, produsen menawarkan komoditas juga berdasarkan kurva penawaran yang menggambarkan jumlah komoditas yang akan ditawarkan kepada pasar untuk berbagai tingkat harga. P P 2 S P 1 Q 1 Q 2 Q Gambar 1.4. Kurva Penawaran Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran komoditas pada berbagai tingkat harga, antara lain: 1. Harga komoditas (P) 2. Harga komoditas lain yang berkaitan. 3. Biaya-biaya produksi termasuk tingkat teknologi 4. Tujuan perusahaan 5. Musim 6. dan lain lain Secara matematis bila penawaran diasumsikan hanya tergantung kepada variabel harga, variabel lain dianggap ceteris paribus, maka: Q S = f (P) Kurva penawaran bertolak belakang dari kurva permintaan. Bila kurva permintaan memiliki kemiringan negatif maka kurva penawaran justru memiliki kemiringan positif, artinya semakin 6 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

tinggi harga komoditas yang dapat diperoleh, semakin banyak kuantitas yang hendak ditawarkan penjual. Sama halnya kurva permintaan, pada kurva penawaran juga dapat dianalisa berbagai kemungkinan perubahan yang menyebabkan perubahan terhadap kuantitas penawaran maupun tingkat harga sebagai berikut: 1. Perubahan sepanjang kurva penawaran: Perubahan ini disebabkan oleh salah satu variabel, yaitu perubahan harga komoditas di pasar yang menyebakan pergeseran kuantitas yang ditawarkan penjual (produsen). Walaupun fungsi penawaran diasumsikan hanya mengandung variabel harga dan variabel lain dianggap ceteris paribus (Q S = f (P). Namun kuantitas yang ditawarkan penjual dalam hal ini lebih fleksibel dibandingkan dengan kurva permintaan, karena dari segi penjual selama harga P masih memberikan keuntungan maka kuantitas yang ditawarkan akan cenderung meningkat Mengikuti kurva penawaran yang memiliki kemiringan positif maka hubungan antara tingkat harga dan kuantitas yang ditawarkan searah. Dengan kata lain bila pembeli bersedia menaikan harga komoditas maka kecenderungan penjual akan meningkat kuantitas penawaran. P P 2 S P 1 Q 1 Q 2 Q Gambar 1.5. Perubahan Sepanjang Kurva Penawaran ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) 7

2. Pergeseran kurva penawaran: Perubahan ini disebabkan oleh pengaruh faktor faktor selain harga komoditas tersebut. Pergeseran kurva penawaran menyebabkan perubahan satu variabel tidak diikuti oleh variabel lain karena hubungan terjadi antar faktor. Misalnya, pergeseran kurva ke kanan akan menaikan kuantitas penawaran (Q î ) atas komoditas S tanpa harus diikuti kenaikan tingkat harga yang diharapkan, sebaliknya pergeseran kurva penawaran ke kiri akan menurunkan kuantitas permintaan (Q í ) atas S komoditas tanpa harus diikuti penurunan tingkat harga. P P 2 S S S P 1 Q s Q s Q Gambar 1.6. Pergeseran Kurva Penawaran Pertemuan kurva permintaan yang mewakili keinginan membeli konsumen atas suatu komoditas dan kurva penawaran yang mewakili keinginan menjual produsen atas suatu komoditas akan menentukan harga pasar dan kuantitas komoditas terkaitan. Dengan kata lain harga pasar merupakan titik keseimbangan dimana penjual dan pembeli sepakat untuk melakukan transaksi atas komoditas tersebut pada kuantitas tertentu. Adapun asumsi yang dipergunakan adalah pasar berbentuk persaingan sempurna dan informasi bersifat simetris, yang ditandai sifat-sifat sebagai berikut: 1. Komoditas yang dimaksud haruslah homogen 2. Baik penjual dan pembeli, secara perorangan tidak dapat menentukan atau mempengaruhi harga 8 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

3. Tidak ada unsur luar yang dapat memaksa mekanisme pasar (komoditas, harga, penawaran dan permintaan). Dengan kata lain prinsip ekonomi diterapkan secara benar. P D S P 0 Q 0 Q Gambar 1.7. Kurva Permintaan dan Penawaran Berdasarkan pergeseran kurva permintaan gambar 1.2 dan 1.3, serta pergeseran kurva penawaran pada gambar 1.5 dan 1.6. Titik keseimbangan baru dapat menempati salah satu dari empat kemungkinan sebagai berikut: P D Kelebihan Penawaran S P 0 1 2 3 4 Kelebihan Permintaan Q 0 Q Gambar 1.8. Perubahan Titik Keseimbangan 1. Titik P baru lebih tinggi dan titik Q baru lebih rendah Bila penawaran turun dan permintaan naik, di mana penurunan penawaran lebih besar dari pada kenaikam permintaan. ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) 9

P E S P 2 S P 1 E D D Q 2 Q 1 Q Gambar 1.9.a. Perubahan Keseimbangan P Lebih Tinggi Q Lebih Rendah Bila penawaran dan permintaan turun, di mana penurunan penawaran lebih besar dari pada penurunan permintaan. P E S P 2 P 1 D E D S Q 2 Q 1 Q Gambar 1.9.b. Perubahan Keseimbangan P Lebih Tinggi Q Lebih Rendah 2. Titik P dan Q baru berada pada posisi lebih tinggi Bila penawaran turun dan permintaan naik, di mana penurunan penawaran lebih kecil dari kenaikan permintaan. 10 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

P P 2 D D E S S P 1 E Q 1 Q 2 Q Gambar 1.10.a. Perubahan Keseimbangan P dan Q Lebih Tinggi Bila penawaran dan permintaan naik, di mana kenaikan penawaan lebih kecil dari kenaikan permintaan. P P 2 P 1 D E D E S S Q 1 Q 2 Q Gambar 1.10.b. Perubahan Keseimbangan P dan Q Lebih Tinggi 3. Titik P dan Q baru berada pada posisi lebih rendah Bila penawaran naik dan permintaan turun, di mana kenaikan penawaran lebih kecil dari penurunan permintaan. ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) 11

P P 1 D D E S S P 2 E Q 2 Q 1 Q Gambar 1.11.a. Perubahan Keseimbangan P dan Q Lebih Rendah Bila penawaran dan permintaan turun, di mana penurunan penawaran lebih kecil dari penurunan permintaan. P P 1 P 2 D E D S S E Q 2 Q 1 Q Gambar 1.11.b. Perubahan Keseimbangan P dan Q Lebih Rendah 4. Titik P baru lebih rendah dan titik Q baru lebih tinggi Bila penawaran dan permintaan naik, di mana kenaikan penawaran lebih besar dari kenaikan permintaan 12 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

P P 1 D D E S E S P 2 Q 1 Q 2 Q Gambar 1.12.a. Perubahan Keseimbangan, P Lebih Rendah dan Q Lebih Tinggi Bila penawaran dan permintaan turun, di mana penurunan penawaran lebih besar dari penurunan permintaan. P D D E S P 1 S E P 2 Q 1 Q 2 Q Gambar 1.12.b. Perubahan Keseimbangan, P Lebih Rendah dan Q Lebih Tinggi Titik keseimbangan di mana antara produsen dan konsumen sepakat melakukan jual-beli sejumlah barang (jasa) pada berbagai tingkat harga. Namun terkadang harga yang berlaku lebih rendah atau lebih tinggi dari titik keseimbangan yang seharusnya sehingga terjadi apa yang disebut sebagai surplus konsumen dan surplus produsen. ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) 13

P D S Surplus Konsumen Surplus Produsen Q Gambar 1.13. Surplus Konsumen dan Surplus Produsen Yang dimaksud surplus konsumen adalah harga yang berlaku pada titik keseimbangan (harga pasar) justru lebih rendah dari harga yang bersedia dibayar konsumen. Sehingga surplus konsumen merupakan keuntungan bagi konsumen karena konsumen membeli komoditas dengan harga yang lebih rendah dari yang diharapkan. Sebaliknya surplus produsen adalah harga yang berlaku pada titik keseimbangan (harga pasar) justru lebih tinggi dari harga yang diharapkan. Sehingga surplus produsen merupakan keuntungan bagi produsen karena produsen menjual komoditas dengan harga yang lebih tinggi dari yang diharapkan. Keseimbangan antara kurva permintaan dan kurva penawaran yang menentukan harga pasar suatu komoditas, karena mekanisme pasar bekerja dengan baik dengan adanya mobilitas semua faktor ekonomi dan adanya informasi yang simetri, namun keseimbangan dapat terganggu oleh campur tangan pemerintah, misalnya dengan cara menetapkan harga (harga terendah atau harga tertinggi), pajak, dan subsidi. Kebijakan pemerintah menetapkan harga terendah (floor price) bertujuan menaikkan jumlah penawaran atau mengurangi permintaan dan untuk menciptakan surplus di pasar. Kebijakan harga terendah mirip dengan surplus produsen karena harga pasar lebih tinggi dari titik keseimbangan atau yang diharapan produsen, dengan demikian produsen akan menaikkan kuantitas penawaran untuk mengambil keuntungan lebih bila memungkin- 14 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

kan atau sebaliknya konsumen yang mengurangi permintaan karena harga terendah lebih tinggi dari seharusnya. Dengan demikian apapun langkahnya akan menciptakan surplus di pasar. P D Surplus S P 1 Harga Batas Bawah Q 1 Q 2 Q Gambar 1.14. Kebijakan Harga Terendah Kebalikannya adalah kebijakan pemerintah menetapkan harga tertinggi (ceiling price). Kebijakan ini mirip dengan surplus konsumen karena harga pasar lebih rendah dari titik keseimbangan atau yang seharusnya dibayar konsumen untuk membeli komoditas tersebut. Tujuan dari kebijakan ceiling price jelas untuk melindungi konsumen dan akibatnya adalah permintaan naik (karena harga lebih murah), penawaran turun (produsen dirugikan) dan terjadi kekurangan komoditas di pasar. P D S Surplus Shortage P 1 Harga Batas Atas Q 1 Q 2 Q Gambar 1.15. Kebijakan Harga Tertinggi ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) 15

Sedangkan kebijakan pajak dan subsidi memberikan dampak pada kenaikan harga jual dan penurunan harga jual, sehingga mempengaruhi kuantitas permintaan. Bila harga jual akibat beban pajak menjadi lebih tinggi maka konsumen akan mengurangi kuantitas permintaan (menggeser kurva permintaan ke kiri) sebaliknya bila pemerintah melakukan subsidi dimana harga juga akan lebih rendah, akan berpengaruh pada peningkatan permintaan komoditas oleh konsumen (menggeser kurva permintaan ke kanan). 1.1.3. Teori Produksi Masyarakat memerlukan komoditas tertentu, dan fungsi produksi dalam arti keseharian dimaksudkan sebagai proses perubahan faktor-faktor produksi (masukan) menjadi barang atau jasa (komoditas tertentu; keluaran, Q). Faktor faktor produksi antara lain berupa modal (K), tenaga kerja (L), tanah, sumber alam (X), teknologi dan kewirausahaan. Secara matematis dapat ditulis dalam bentuk fungsi sebagai berikut: Q = f (K, L, X,ÖÖÖ) Pada umumnya, untuk tujuan kesederhanaan analisis, fungsi produksi hanya menggunakan variabel modal (K) dan tenaga kerja (L) sebagai masukan. Q = f (K, L) Contoh fungsi produksi dengan menggunakan dua variabel masukan yang sangat dikenal dalam analisis adalah persamaan Cobb Douglas Q = ak â L á. Dalam analisis proses produksi, jangka waktu kegiatan produksi dibedakan: jangka pendek bila faktor faktor produksi jumlahnya bersifat tetap misalnya mesin-mesin dan bangunan (gedung); jangka panjang bila faktor faktor produksi (variabel masukan) dapat mengalami perubahan, dalam arti jumlah dapat 16 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

produsen akan menaikkan kuantitas penawaran untuk mengambil keuntungan lebih bila memungkinkan atau sebaliknya konsumen yang mengurangi permintaan karena harga terendah lebih tinggi dari seharusnya. Dengan demikian apapun langkahnya akan menciptakan surplus di pasar. P D Surplus S P 1 Harga Batas Bawah Q 1 Q 2 Q Gambar 1.14. Kebijakan Harga Terendah Kebalikannya adalah kebijakan pemerintah menetapkan harga tertinggi (ceiling price). Kebijakan ini mirip dengan surplus konsumen karena harga pasar lebih rendah dari titik keseimbangan atau yang seharusnya dibayar konsumen untuk membeli komoditas tersebut. Tujuan dari kebijakan ceiling price jelas untuk melindungi konsumen dan akibatnya adalah permintaan naik (karena harga lebih murah), penawaran turun (produsen dirugikan) dan terjadi kekurangan komoditas di pasar. P D S Surplus Shortage P 1 Harga Batas Atas Q 1 Q 2 Q Gambar 1.15. Kebijakan Harga Tertinggi ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) 17

Sedangkan kebijakan pajak dan subsidi memberikan dampak pada kenaikan harga jual dan penurunan harga jual, sehingga mempengaruhi kuantitas permintaan. Bila harga jual akibat beban pajak menjadi lebih tinggi maka konsumen akan mengurangi kuantitas permintaan (menggeser kurva permintaan ke kiri) sebaliknya bila pemerintah melakukan subsidi dimana harga juga akan lebih rendah, akan berpengaruh pada peningkatan permintaan komoditas oleh konsumen (menggeser kurva permintaan ke kanan). 1.1.3. Teori Produksi Masyarakat memerlukan komoditas tertentu, dan fungsi produksi dalam arti keseharian dimaksudkan sebagai proses perubahan faktorfaktor produksi (masukan) menjadi barang atau jasa (komoditas tertentu; keluaran, Q). Faktor faktor produksi antara lain berupa modal (K), tenaga kerja (L), tanah, sumber alam (X), teknologi dan kewirausahaan. Secara matematis dapat ditulis dalam bentuk fungsi sebagai berikut: Q = f (K, L, X,ÖÖÖ) Pada umumnya, untuk tujuan kesederhanaan analisis, fungsi produksi hanya menggunakan variabel modal (K) dan tenaga kerja (L) sebagai masukan. Q = f (K, L) Contoh fungsi produksi dengan menggunakan dua variabel masukan yang sangat dikenal dalam analisis adalah persamaan Cobb Douglas Q = ak â L á. Dalam analisis proses produksi, jangka waktu kegiatan produksi dibedakan: jangka pendek bila faktor faktor produksi jumlahnya bersifat tetap misalnya mesin-mesin dan bangunan (gedung); jangka panjang bila faktor faktor produksi (variabel masukan) dapat mengalami perubahan, dalam arti jumlah dapat dikurangi maupun ditambahkan sesuai tujuan perubahan, misalnya kapasitas produksi dapat 18 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

ditingkatkan dengan menambah jumlah mesin atau merombak, dan menambah keragaman komoditas produksi. Kombinasi berbagai variabel masukan dengan hasil keluaran yang sama disebut isoquant. K A K 1 K 2 Isoquant B L 1 L 2 L Gambar 1.16. Kurva Isoquant Kemiringan kurva isoquant menunjukkan berapa variabel K dan variabel L dapat diubah-ubah bersamaan untuk menghasilkan tingkat keluaran (output) yang sama, atau dikenal sebagai marginal rate of technical substitution (MRTS) yang didefinisikan sebagai: Dengan K 1 > K 2 > K 3 maka MRTS mengecil dari A ke B. MP (marginal product) menunjukkan perubahan kuantitas produksi akibat perubahan penggunaan satu satuan variabel faktor produksi. MP K (marginal product of capital) menunjukkan perubahan Q terhadap setiap perubahan modal K yang dipergunakan untuk menghasilkan Q. MP L (marginal product of labor) menunjukkan perubahan Q terhadap setiap perubahan tenaga kerja L yang dipergunakan untuk menghasilkan Q, ini berbeda dengan AP L (average product of labor = Q/L) yang menunjukkan rata-rata produk yang dihasilkan tenaga kerja L. Berkaitan dengan AP L perlu dipahami hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang (the law of dimisnishing marginal return) yang diartikan bila ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) 19

variabel fakor produksi L terus menerus ditambah, tidak selalu diikuti pertambahan produksi total, karena pada tingkat tertentu pertambahan produksi akan menurun dan pada akhirnya mencapai nilai negatif. Q Q 3 Q 2 T P Q 1 0 I II III L L 1 AP L 0 L 2 L 3 MP L Gambar 1.17. The Law of Diminishing Marginal Return Secara matematis, kondisi ini dapat dijelaskan sebagai berikut : suatu fungsi y = f(x) akan mencapai titik maksimum bila turunan pertama sama dengan nol atau yí = 0, sehingga Q, AP L, MP L mencapai nilai maksimum bila Qí = 0, AP L í= 0, AP L í= 0. Pada gambar di atas tampak bahwa MP L memotong AP L pada saat AP L maksimum karena berlaku hukum diminishing, dimana MP L naik AP L juga naik dan selama MP L > AP L maka ketika MP L turun AP L masih naik, sebaliknya bila MP L < AP L maka MP L turun akan diikuti AP L. AP mencapai nilai maksimum dikatakan produksi mencapai efisiensi teknis karena pemakaian faktor produksi pada kondisi tersebut memberikan hasil paling tinggi. Pemahaman ini berbeda dengan konsep efisiensi ekonomis yang menekankan keuntungan maksimum. Secara umum perusahaan yang beroperasi pada efisiensi teknis akan lebih mungkin mencapai efisiensi ekonomi walaupun tidak selalu demikian karena ada kaitan 20 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

dengan ragam produk dan pola distribusi maupun persaingan di pasar disamping biaya internal. Konsep efisiensi teknis perlu dikaitan dengan konsep elastisitas produksi, yang mendefinisikan perbandingan perubahan relatif keluaran Q terhadap perubahan relatif fakor produksi masukan yang dipergunakan misalnya L. Dari rumus dan gambar terakhir dapat dirangkum sebagai berikut: Berkaitan dengan efisiensi teknis, perlu dipahami pula konsep skala pengembalian yang menunjukkan keterkaitan antara perubahan faktor produksi masukan secara bersama-sama terhadap perubahan keluaran Q. Konsep ini berbeda dengan economic of scale yang menekankan skala produksi besar untuk mencapai hasil ekonomis, namun bila kapasitas produksi optimal sudah dilampaui maka penambahan produksi justru akan meningkatkan biaya produksi yang memberikan hasil tidak optial. Misalnya persaman fungsi produksi Cobb Douglas yang ditulis: Penjumlahan pangkat yaitu skala pengembalian, bila: menunjukkan signifikansi ekonomi 1. > 1 berarti skala pengembalian membesar, kenaikan x% faktor produksi masukan akan diikuti kenaikan keluaran Q lebih dari x%. ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) 21

2. = 1 berarti skala pengembalian konstan, kenaikan x% faktor produksi masukan akan diikuti kenaikan keluaran Q secara proposional. 3. < 1 berarti skala pengembalian mengecil, kenaikan x% faktor produksi masukan akan diikuti penurunan keluaran Q lebih dari x%. Economic of scale yang berhubungan dengan kapasitas produksi optimal secara langsung berkaitan dengan biaya produksi yang tidak lain menunjukkan penggunaan dana minimal untuk mencapai hasil keluaran Q tertentu. Dalam hal ini perusahaan dapat memilih kombinasi faktor faktor produksi masukan agar tercapai kemiringan kurva isoquant sama dengan kemiringan kurva isocost. Konsep isocost menggambarkan penggunaan sejumlah dana (C) yang tersedia oleh sebuah perusahaan untuk membelanjakan berbagai faktor produksi masukan Misalnya K dan L. Dengan kata lain pengadaan faktor faktor produksi berhubungan dengan kendala biaya yang ada. C = w.l +r.k w dan r adalah gaji persatuan tenaga kerja dan biaya sewa persatuan unit mesin. L dan K adalah jumlah tenaga kerja dan jumlah capital atau modal. Persamaan C dapat dibawa kepada fungsi L sebagai variabel dinamis yang mudah diubah-ubah untuk substitusi variabel K sebagai berikut: K = C/r (w/r).l Kemiringan kurva isocost adalah: 22 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

K Isocost c /r K= c - w r r L c /w L Gambar 1.18. Kurva Isocost Dengan demikian persamaan di mana keadaan kapasitas produksi optimal tercapai adalah: dan ; MRTS= K/ L =( Q/ L)/( Q/ K) = MP L / MP K sehingga: Kemiringan kurva Isoquant = Kemiringan kurva Isocost MRTS =äk/ äl MP L / MP K = w / r MP L / w = MP K /r Hasil terakhir ini dikenal sebagai golden rule of cost minimization. Manfaat dan penafsiran pemakaian persamaan diatas adalah perusahaan dapat menghemat biaya produksi bila: 1. MP L / w > MP K / r L diperbanyak atau K dikurangi ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) 23

2. MP L / w < MP K / r K diperbanyak atau L dikurangi Persamaan dapat diperluas untuk faktor produksi lebih dari dua dengan menyamakan perbandingan dari semua marginal produk terhadap harga masing masing. MP 1 /P 1 = MP 2 /P 2 = ÖÖÖÖÖÖ.= MP n /P n Sedangkan jalur ekspansi adalah garis yang menghubungkan titik-titik kombinasi faktor faktor produksi yang memberikan hasil keluaran optimal. K TC3/r TC2/r Jalur Ekspansi TC1/r K1 IQ 3 IQ 1 IQ 2 L1 TC1/w TC2/w TC3/w L Gambar 1.19. Kurva Jalur Ekspansi. 1.1.4. Biaya Produksi Dalam analisis ekonomi, biaya produksi dipahami sebagai biaya perolehan untuk menghasilkan sejumlah hasil keluaran (output) yang berasal dari sejumlah faktor produksi masukan (biaya input). Biaya ini disebut biaya korbanan (opportunity cost) yang terdiri dari biaya eksplisit yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar faktor-faktor produksi yang tercatat secara akuntansi dan biaya implisit yang diartikan bahwa input tersebut dapat dipakai untuk memproduksi output lain atau dipakai 24 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

di tempat lain. Biaya produksi dibedakan biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang. Biaya jangka pendek meliputi input tetap (faktorfaktor produksi tetap) yang dicirikan adanya biaya tetap. Yang termasuk biaya pendek adalah: 1. Biaya tetap total ( TFC = total fixed cost) : biaya ini bersifat tetap tidak terpengaruh pada jumlah output (hasil keluaran). 2. Biaya variabel total (TVC = total variabel cost) : biaya ini berkaitan dengan penggunaan faktor masukan (input) dan perubahan jumlah hasil keluaran (output). 3. Biaya total (TC = total cost): merupakan jumlah TFC dan TVC 4. Biaya marjinal (MC = marginal cost). Didefinisikan sebagai perubahan biaya total akibat perubahan jumlah output sebanyak satu satuan. MC = TC / Q 5. Biaya tetap rata-rata (AFC = average fixed cost): Biaya rata-rata tetap yang dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan output. AFC = TFC / Q 6. Biaya variabel rata-rata (AVC = average variabel cost): Biaya rata-rata variabel yang dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan output. AVC = TVC / Q 7. Biaya total rata-rata (AC =average cost): Biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan output. A V = TC / Q = (TFC + TVC ) / Q = AFC + AV C ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) 25

Untuk analisis biaya jangka pendek. Fungsi produksi hanya menghubungkan keluaran Q dengan sejumlah faktor produksi masukan yang bersifat variabel karena biaya tetap tidak berubah. Misalnya faktor produksi masukan hanya terdiri dari dua variabel saja yaitu K (dianggap sebagai biaya tetap) dan L (sebagai variabel). Biaya total: Q = f (K, L) TC = K. r + L. w = TFC+TVC Input (Q) TV C Q 2 T p Q 1 Biaya (VC) VC 2 VC 1 VI 1 VI 2 Input (VI) Gambar 1.20. Kurva Produksi vs Kurva Biaya Dari persamaan biaya total, suku TVC = L. w, bila dibagi Q dan menggantikan L/Q dengan 1/AP L, maka diperoleh: TVC = L. w TVC/Q = w. L/Q AV C = w / AP L 26 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Mengikuti hukum diminishing maka pada daerah dimana AP L menurun, kurva AVC naik karena w dibagi faktor AP L yang semakin mengecil. Sebaliknya pada daerah di mana AP L naik, AVC menurun. Dengan demikian AP L maksimum pada titik AVC minimum. Jadi kurva AVC berbentuk U (kurva AC dan MC juga berbentuk U sesuai hukum diminishing). Walaupun kurva AC juga berbentuk U, namun titik minimumnya lebih tinggi dari AVC, karena komponen AC terdiri dari komponen AVC dan AFC, dimana pada saat AVC berada pada titik minimum, komponen AFC masih turun. AC naik setelah tercapai kenaikan AVC lebih besar dari penurunan AFC. Kurva MC (juga kurva MP) berbentuk U karena pada saat tingkat output masih rendah, penambahan faktor produksi masukan atau input akan menambah kenaikan keluaran atau output yang besar ( MP naik), akan tetapi penambahan input lebih lanjut akan menyebabkan kenaikan output semakin menurun. Dengan kata lain biaya tambahan yang diperlukan untuk menghasilkan tambahan satu satu output masih kecil bila tingkat output rendah, namun semakin tinggi tingkat output, biaya tambahan untuk menghasilkan satu satuan tambahan output akan semakin besar. Ini sesuai hukum diminishing. Keterkaitannya dapat diringkas sebagai berikut: 1. Bila marginal product naik, marginal cost turun 2. Bila marginal product maksimum, marginal cost minimum 3. Bila marginal product turun, marginal cost naik. Karena TFC konstan maka MC dapat didefinisikan sebagai perubahan biaya variabel terhadap perubahan satu satuan pada output. MC = TVC / Q Sesuai contoh di atas bahwa biaya variabel muncul dari pemakaian tenaga kerja L, sehingga TVC = w. L, sedangkan MP L = Q/ L sehingga persamaan MC dapat ditulis sebagai: ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) 27

MC = w. L/ Q = w/( Q/ L) = w / MP L Untuk biaya jangka panjang, semua variabel faktor produksi masukan atau input bersifat variabel sehingga hanya ada satu kurva biaya total yang disebut biaya total jangka panjang (LTC= long run total cost). Dalam analisis jangka pendek, kurva AC berbentuk U karena hukum diminishing sedangkan untuk jangka panjang LAC berbentuk U karena efek return of scale, yaitu perubahan keluaran yang disebabkan oleh perubahan semua faktor produksi masukan pada proporsi yang sama. Return of scale meningkat untuk tingkat produk rendah atau pada awalnya, yang berarti biaya rata-rata menurun, sedangkan return of scale menurun untuk tingkat produksi tinggi atau setelahnya, yang berarti biaya rata-rata naik. Daerah dimana biaya rata-rata LAC turun dan keluaran Q meningkat disebut skala ekonomis (economics of scale) sedangkan daerah dimana biaya rata-rata LAC naik dan keluaran Q menurun disebut skala tidak ekonomis (dis-economics of scale). TC LT c MC AC Output Q LMC L Output Q Gambar 1.21. Kurva Biaya Jangka Panjang 28 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Biaya LAC Skala Ekonomis Skala Tidak Ekonomis Gambar 1.22. LAC dan Skala Ekonomi Output Q Baik jangka pendek maupun jangka panjang, laba operasional perusahaan ditentukan oleh dua item, yaitu penerimaan (TR= total revenue) dan biaya (TC = total cost), dimana selisihnya dikatakan sebagai laba bagi perusahaan. Jadi berdasarkan pemikiran ini laba maksimum perusahaan ditentukan oleh perubahan penerimaan dan perubahan biaya dengan syarat perubahan laba sama dengan nol atau turun pertama dari persamaan laba sama dengan nol. 1.1.5. Bentuk Pasar / Y = TR/ Y TC/ Y = 0 MR = TR/ Y MC = TC/ Y 0 = MR - MC M R = MC 1.1.5.1. Bentuk Pasar Persaingan Sempurna. Untuk memahami perusahaan yang beroperasi pada pasar persaingan sempurna, secara umum dapat melihat sifat-sifat bentuk pasar dengan persaingan sempurna sebagai berikut: ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) 29

1. Ada kesamaan komoditas yang diperdagangkan atau bersifat homogen sehingga tidak tergantung siapa yang menjual melainkan sepenuhnya tergantung pada harga. 2. Pelaku baik penjual maupun pembeli sedemikian banyak sehingga tidak ada pelaku perorangan yang bisa mempengaruhi harga secara sendiri. 3. Perusahaan bertindak sebagai price taker yaitu menerima harga pasar yang ada. 4. Tidak ada paksaan dari pihak luar dalam bentuk apapun. 5. Ada informasi tentang harga yang simetris. 6. Mobilitas semua faktor ekonomi berjalan sesuai dengan prinsipprinsip ekonomi. 7. Tidak terdapat kendala bagi perusahan untuk masuk dan keluar dari industri terkait. Pada kenyataan, tidak ada pasar bentuk persaingan sempurna, namun model persaingan sempurna menjadi bahan analisis penting karena secara struktur merupakan bentuk yang paling ideal dengan efisiensi yang tinggi. Kurva permintaan untuk pasar persaingan sempurna berupa garis elastis sempurna, yaitu garis horizontal pada titik harga tertentu beapapun kuantitas yang diminta (bersifat price taker), karena begitu produsen menaikkan harga, pembeli akan membeli dari produsen lain karena produk yang ditawarkan bersifat homogen dan terdapat banyak pelaku di pasar sehingga memungkinkan pembeli membeli dari produsen lain. 30 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

TC LT c MC AC Output Q LMC L Gambar 1.23. Kurva Permintaan Pasar Persaingan Sempurna Output Q Akibat dari kurva permintaan yang berupa garis elastis sempurna untuk pasar persaingan sempurna karena bersifat price taker, maka berlaku kondisi D=AR=MR=P. Garis TR yang berasal dari perkalian P.Q akan berupa garus lurus bermula dari titik nol, MR yang merupakan tambahan hasil penjualan yang didapat perusahaan bila menjual satu unit tambahan komoditas. Karena garis permintaan berupa garis elastic maka berapa kuantitas yang dijual, tambahan yang diperoleh akan sebanding dengan harga P: MR = TR / Q = (P.Q)/ Q = P( Q)/ Q = P Demikian pula AR yang berupa rata-rata pendapatan dari hasil penjualan akan sebesar P karena total penjualan adalah P.Q, sedangkan rata-rata penjualan didapat dar hasil bagi P.Q dengan Q sehingga diperoleh P. ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) 31

TR A R = P.Q = TR/Q = P.Q/Q = P P TR AR=MR Gambar 1.24. Kurva AR,MR dan TR Untuk Pasar Persaingan Sempurna Q Untuk perusahaan pada pasar persaingan sempurna dimana perusahaan bisa masuk dan keluar tanpa kendala, maka bila terdapat keuntungan diatas normal akan mengundang perusahaan lain masuk, sebaliknya bila harga penjualan komoditas menunjukkan kerugian akan menyebabkan perusahaan tertentu meninggalkan lapangan persaingan. Analisis pemaksimalan keuntungan untuk jangka pendek adalah : laba perusahaan ditentukan oleh selisih dua item, yaitu penerimaan (TR= total revenue) dan biaya (TC = total cost), ila selisihnya positif dikatakan perusahaan memperoleh laba. Jadi berdasarkan pemikiran ini laba maksimum perusahaan ditentukan oleh perubahan penerimaan dan perubahan biaya dengan syarat perubahan laba sama dengan nol atau turun pertama dari persamaan laba sama dengan nol. = TR TC / Y = TR/ Y TC/ Y = 0 MR = TR/ Y MC = TC/ Y 0 = MR - MC M R = MC 32 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

Satuan Uang TC TR TFC I MR=A Q 1 Q 2 Q 3 Output Q -TFC T 1 Gambar 1.25. Pemaksimalan Keuntungan Untuk Jangka Pendek Satuan Uang C A B P=MR=AR MC AC AVC Q 1 Q 2 Q 3 Q (Output) Gambar 1.26. Kurva MR,MC,ATC dan AVC Bila MC < MR menunjukkan keuntungan bagi perusahaan belum maksimum sehingga perusahaan akan menaikkan produksi untuk meningkatkan keuntungan. Sebalilknya bila MC > MR perusahaan berada pada kondisi mengalami kerugian atau keuntungan berkurang sehingga perusahaan akan mengurangi produksi. Dari dua kondisi di atas jelas bahwa perusahaan akan memperoleh keuntungan maksimum bila MC=MR sebagaimana penjabaran di atas. ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) 33

Pada jangka pendek terdapat tiga kemungkinan operasional perusahaan pada pasar persaingan sempurna sebagai berikut : 1. TC < TR : Perusahaan mengalami keuntungan 2. TC = TR : Perusahaan berada pada kondisi kembali modal atau break Even Point 3. TC > TR : Perusahaan mengalami kerugian Untuk kasus TC > TR, dapat terjadi keuntungan perusahaan bersifat normal atau diatas normal. Secara jangka pendek keuntungan diatas normal dapat terjadi namun secara jangka panjang hal ini tidak mungkin terjadi karena pada pasar persaingan sempurna, perusahaan dapat keluar masuk secara bebas. Ketika harga pasar (permintaan) memungkinkan perusahaan mengambil keuntungan, akan mengundang perusahaan diluar masuk menambah penawaran yang pada akhirnya menyebabkan harga turun sampai pada tingkat tertentu dimana akan mengurangi keuntungan perusahaan sampai tercapai kondisi TC=TR. P 0 P, C D=MR=AR E MC AC AVC B A Q 0 Q (Komoditas) Gambar 1.27. Kurva Keuntungan Diatas Normal Pada kasus perusahaan mendapat keuntungan diatas normal, dalam arti keuntungan maksimum, maka MC=MR. pada gambar diatas tampak jelas perpotongan terjadi pada titik E. pada titik E harga pasar untuk komoditas tersebut adalah P 0 dan kuantitas yang diperlukan untuk mencapai keuntungan maksimm adalah Q 0. TR dari penjualan adalah Q 0.P 0. pada titik keseimbangan tersebut (titik E) tarik garis vertical ke 34 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

bawah memotong kurva AC pada titik A. Kemudian dari titik A tarik garis horizontal memotong sumbu harga pada titik B. Titik B merupakan biaya rata-rata untuk memproduksi komoditas tersebut sehingga TC = Q 0.B. Selisih antara TR ñ TC adalah keuntungan diatas normal bagi perusahaan karena berada di atas kurva AC. P, C E P 1 1 MC AC AVC D=MR=AR Q 1 Q (Komoditas) Gambar 1.28. Kurva Keuntungan Normal Sebagaimana disinggung di atas bahwa secara jangka panjang, masuknya perusahaan akan menambah penawaran dan menurunkan harga komoditas sampai tercapai kondisi TC=TR atau keuntungan normal. Keuntungan normal terjadi bila perpotongan kurva harga komoditas (sama kurva MR) dengan kurva MR terletak pada titik minimum kurva AC. Pada titik keseimbangan E 1 (P 1, Q 1 ), terjadi TC = TR dan keuntungan bagi perusahaan berupa biaya tersembuyi (implicit cost). Pada kasus terakhir adalah perusahaan mengalami kerugian atau TC > TR. Dalam hal ini ada dua kemungkinan yaitu merugi tetapi masih mampu menutup biaya variabel dan perusahaan membubarkan diri. ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) 35

P, C P 2 B MC E E 2 AC AVC D=MR=AR Q 2 Q (Komoditas) Gambar 1.29. Perusahaan Rugi Dan Masih BisaTutup AVC P, C MC AC AVC E 3 D=MR=AR P 3 Q 3 Q (Komoditas) Gambar 1.30. Perusahaan Rugi Dan Membubarkan Diri Bila TC > TR tetapi perpotongan kurva P (MR) dan MC masih terletak diatas kurva AVC, misalnya pada titik keseimbangan E 2 (P 2, Q 2 ). TR = P 2. Q 2 dan TC = B, Q 2 akibatnya perusahaan mengalami kerugian sebesar (B-P 2 ).Q 2. Walaupun terjadi kerugian tetapi TR masih bisa menutup biaya variabel sehingga perusahaan masih bisa beroperasi. Sebaliknya bila harga P terus menurun, misalnya titik perpotongan kurva P (MC) dan MR terletak dibawah kurva AVR. Misalnya pada titik keseimbangan E 3 (P 3, Q 3 ). Pada titik E 3 harga permintaan komoditas P 2 36 ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA PASAR

berada di bawah biaya produksi sehingga bila perusahaan bersikeras bertahan akan terus mengalami kerugi sebesar P 3.Q 3 ñ TC. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan kurva permintaan yang menempatkan kurva P elastis sempurna pada berbagai tingkat harga P x dan kuantitas Q x akan memberikan berbagai kemungkinan keuntungan sebagai berikut: P, C MC AC P 4 P 3 P 2 E 1 E 2 E 3 E 4 AVC D = MR = AR 4 4 4 D = MR = AR 3 3 3 D = MR = AR 2 2 2 P 1 D = MR = AR 1 1 1 Q 1 Q 2 Q 3 Q 4 Q (Komoditas) Gambar 1.31. Kurva Keseimbangan Perusahaan 1. P 4 > AC akan memberikan keuntungan diatas normal 2. P 3 = AC akan memberikan keuntungan normal 3. AVC P 2 < AC akan mengalami kerugian tetapi masih dapat beroperasi 4. P < AVC akan menyebabkan perusahaan membubarkan diri. Pada pasar persaingan sempurna, bila terjadi perubahan permintaan, misalnya kurva permintaan bergeser ke kanan dari D ke Dí. walaupun kurva harga bersifat elastis sempurna, namun pada jangka pendek. Titik keseimbangan semula terletak pada perpotongan antara kurva permintaan D dan S pada titik E(P,Q ). Pada sisi lain, setelah 1 1 pergeseran D ke Dí, harga yang terbentuk P 2 berpotongan dengan kurva MC pada titik E 2 (P 2,Q 2 ) yang terletak di atas kurva AC. Dengan kata lain memberikan keuntungan kepada perusahaan di atas normal, hal ANALISIS PEMBENTUKAN HARGA (1) 37