Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

dokumen-dokumen yang mirip
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36766/PP/M.XII/99/2012

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG

Keputusan Dirjen Pajak KEP-537/PJ./2000 tgl 29 Desember 2000

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor KEP- 105/WPJ.07/2015 tanggal 12 Januari 2015;

, No.1645 sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya; c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 Undan

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

197/PMK.03/2015 PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK, SURAT KETETAPAN PAJAK P

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 3) Di.. 4)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91/PMK.03/2015 TENTANG

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG

2018, No Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan

Pasal 26 UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2009. Pasal 36 ayat (1) huruf a, UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2009.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

2017, No dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pe

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 27/PJ/2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.

RESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015;

PER - 48/PJ/2009 TATA CARA PEMBETULAN KESALAHAN TULIS, KESALAHAN HITUNG, DAN/ATAU KEKELIRUAN PENERAP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

SE - 11/PJ/2011 PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-1/PJ/2011 TENTANG TATA CARA

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

2017, No Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pa

Y. PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh WP ORANG PRIBADI FORMULIR TAHUN PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PMK.03/2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN

Putusan Pengadilan Pajak Nomor. : Put.47389/PP/M.X/99/2013. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

MANAJEMEN PERPAJAKAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.03/2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

BAB IV PEMBAHASAN. memiliki pengenaan pajak pada Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 yang penjelasaannya. telah diatur dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PMK.03/2013 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK

2 Penghapusan Sanksi Administrasi Bunga yang Terbit Berdasarkan Pasal 19 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Car

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 5/PJ/2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 198/PMK.03/2013 TENTANG

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ./2009 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

FORMAT SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat Tata Cara Penghitungan dan Pemberian Imbalan Bunga; : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 226/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Penghitungan dan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.03/2017 TENTANG

2011, No.35 2 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Nomor: S-8729/WPJ.07/KP.02/2013 tanggal 03 Oktober 2013;

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SOSIALISASI

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.28305/PP/M.XV/99/2011. Tahun Pajak : 2009

TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1)...

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2013 TENTANG

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah :

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PMK.03/2013 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBETULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

sengketa mengenai pengenaan Sanksi Administrasi berupa Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP sebesar 100% (Rp ,00);

bahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012

PER - 32/PJ/2010 PELAKSANAAN PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PEN

: bahwa Undang-undang PPN mengatur/memerintahkan Menteri Keuangan (bukan PP) untuk:

2015, No dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, perlu menetapkan P

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK...

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I KETENTUAN UMUM.

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 32/PJ/2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1)... TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.03/2015 TENTANG

Pengurus Kuasa dari Wajib Pajak : Nama :... 9) NPWP :... 10) Alamat :... 11)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013

Transkripsi:

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah gugatan terhadap Keputusan Tergugat Nomor KEP-2259/WPJ.07/2011 tanggal 13 September 2011 mengenai Pengurangan atau Pembatalan atas Surat Tagihan Pajak Pajak Penghasilan Masa Pajak Januari sampai dengan November 2010 Nomor 00010/106/10/058/11 tanggal 12 Januari 2011. Menurut Tergugat : bahwa STP tersebut diterbitkan berdasarkan Pasal 25 UU KUP. Besarnya angsuran adalah PPh terutang menurut SPT PPh Badan Tahun Pajak 2009 dikurangi PPh yang dipotong/dipungut oleh pihak lain, PPh yang dibayar/dipotong di luar negeri dan PPh ditanggung pemerintah, kemudian dibagi 12. bahwa Penggugat untuk Masa Pajak Januari dan Februari 2010 melaporkan PPh Pasal 25 Nihil, untuk Masa Pajak Maret-November 2010 Penggugat tidak melaporkan PPh Pasal 25. Penggugat harus menghitung PPh Pasal 25 yang besarnya sesuai SPT PPh Tahun Pajak 2008 untuk Masa Pajak Januari s.d. Februari 2010 dan untuk Masa Pajak Maret s.d. November 20010 angsurannya berdasarkan SPT PPh Tahun 2009. Menurut Penggugat : bahwa sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 pajak Penggugat sejak berdiri bersifat final karena jasa konstruksi, sehingga pada SPT PPh tidak terdapat pemisahan pajak final dan non final, dan sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153/PMK.03/2009 Penggugat tidak diwajibkan membayar PPh Pasal 25 karena penghasilan Penggugat bersifat final. Pendapat Majelis : bahwa Tergugat telah menerbitkan Surat Tagihan Pajak Nomor 00010/106/10/058/11, tanggal 12 Januari 2011 kepada Penggugat, karena Penggugat tidak menyetorkan PPh. Pasal 25 nya, dengan perhitungan yang di dasarkan pada SPT Penggugat, sebagai berikut: No. URAIAN Jumlah Rupiah Menurut Penggugat STP 1 Pajak yang harus dibayar 888.580.759 888.580.759 2 Telah dibayar 0 0 3 Kurang dibayar (1-2) 888.580.759 888.580.759 4 Sanksi Administrasi a. Denda Pasal 7 KUP 1.000.000 e. Bunga Pasal 14 (3) KUP 107.386.755 5 Jumlah yang masih harus dibayar 996.967.514 bahwa dasar hukum yang dipakai oleh Penggugat adalah Pasal 4 ayat (2) huruf d Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan diatur bahwa Penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat final penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi;... dst. bahwa Penjelasan umum Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi, diatur :... agar kondisi usaha Jasa Konstruksi dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ekonomi, perlu diberikan perlakukan tersendiri terhadap

pengenaan pajak atas penghasilan dari usaha Jasa Konstruksi yaitu dengan dikenakan pajak yang bersifat final... dst. bahwa kemudian dalam bagian batang tubuh Peraturan Pemerintah tersebut di atas diatur: Pasal 2 atas penghasilan dari usaha Jasa Konstruksi dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final. bahwa menurut Penggugat, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi untuk tahun pajak 2009, merupakan masa transisi dimana atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi dapat dikenakan PPh Pasal 23 atau PPh Final tergantung dari tanggal ditandatanganinya berita acara serah terima penyelesaian pekerjaan, sedangkan untuk tahun pajak 2010, atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi dikenakan PPh yang bersifat final berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008. bahwa berdasarkan Pasal 8C Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153/PMK.03/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187/PMK.03/2008 tentang Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, Pelaporan, dan Penatausahaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi, diatur bahwa Bagi Wajib Pajak yang hanya memperoleh penghasilan dari usaha jasa konstruksi, sejak Tahun Pajak 2009 tidak diwajibkan melakukan pembayaran angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 sesuai Peraturan perundang-undangan di bidang Pajak Penghasilan. bahwa menurut Penggugat, ketentuan Pasal 25 UU PPh, yang terkait dengan Pasal 17 UU PPh, merupakan ketentuan umum bagi seluruh Wajib Pajak (lex generalis) kecuali bagi Wajib Pajak yang memperoleh penghasilan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (2) UU PPh sebagaimana tersebut di atas. bahwa menurut Penggugat, sengketa ini terjadi karena kekeliruan Tergugat memberikan KLU kepada Penggugat, yaitu KLU telekomunikasi, padahal sejak awal berdiri Penggugat bergerak pada jasa konstruksi pembangunan BTS, bukan penyedia jasa telekomunikasi. bahwa pada akhir Tahun 2009 Penggugat telah mengajukan perubahan KLU yang disetujui oleh Tergugat pada tahun 2010 tetapi karena pada tahun 2009 masih menggunakan KLU lama maka pada tahun 2010 masih terdapat angsuran PPh Pasal 25 sampai kemudian diubah menjadi Konstruksi Sentral Komunikasi (45235). bahwa Penggugat sudah mengajukan permohonan perubahan KLU pada bulan Desember 2009. bahwa tindak lanjut KPP PMA Lima atas permohonan Penggugat tersebut hanya penerbitan SKT yang diterbitkan pada bulan Januari 2010 (Penggugat tidak mempunyai arsip), namun SKT tersebut hilang dan Penggugat mengajukan permohonan pencetakan ulang SKT kepada KPP PMA Lima dan SKT tersebut dicetak ulang pada tanggal 25 oktober 2010 (ada filenya) dan menurut pihak KPP PMA Lima KLU berlaku diawal tahun mulai. bahwa berdasarkan keterangan KPP PMA Lima, SKT tersebut berlaku mulai awal tahun 2010. bahwa pada periode pemecahan KPP tidak ada tindak lanjut dari KPP PMA Lima untuk memindahkan Penggugat ke KPP PMA Enam.

bahwa menjawab pertanyaan Majelis dimana Penggugat mengetahui kalau SKT tersebut merupakan jawaban surat Penggugat tentang perubahan KLU, Penggugat yakin SKT yang hilang merupakan tindak lanjut dari permohonan Penggugat. bahwa mulai bulan Januari 2010 Penggugat tidak lagi membayar angsuran PPh Pasal 25 karena terdapat perubahan KLU berdasarkan SKT yang hilang tersebut. bahwa sampai dengan bulan Desember 2009 Penggugat masih membayar angsuran PPh Pasal 25. bahwa sesuai Pasal 14 ayat (1) UU : "Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak apabila: Dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung;... dst. bahwa selanjutnya sesuai Pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 189/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Tagihan Pajak, diatur bahwa "Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 diterbitkan setelah dilakukan penelitian administrasi perpajakan atau berdasarkan hasil pemeriksaan pajak". bahwa berdasarkan ketentuan tersebut Penggugat belum pernah melihat atau mengetahui apakah Tergugat benar-benar melakukan penelitian sebelum menerbitkan STP. bahwa menurut Majelis adanya Surat nomor S-613/WPJ.07/KP.0607/2010 tanggal 13 Oktober 2010 dari Tergugat c.q. KPP PMA Lima yang telah melakukan himbauan untuk menyetorkan PPh Pasal 25, mulai masa April 2009 s.d. Maret 2010 sebesar Rp 83.074.221,00 per bulan dan mulai masa April 2010 s.d Maret 2011 sebesar Rp 79.919.762,00 per bulan kepada Penggugat, dapat dimaknai bahwa Tergugat telah melakukan penelitian sebelum diterbitkannya STP. bahwa menurut Pasal 2 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 189/PMK.03/2007 : Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a diterbitkan setelah lewat 1 (satu) bulan sejak Masa Pajak yang bersangkutan bahwa menurut Penggugat berdasarkan ketentuan tersebut, seharusnya Tergugat menerbitkan STP untuk suatu Masa Pajak dan bukan beberapa Masa Pajak, sehingga ketentuan Pasal 2 ayat (2) tersebut terpenuhi. bahwa menurut Majelis ketentuan dalam Pasal 2 ayat (2) PMK tersebut hanya mengatur saat penerbitan STP, bukan mengatur mengenai jumlah masa pajaknya. bahwa dengan demikian menurut Majelis prosedur penerbitan STP oleh Tergugat telah sesuai dengan ketentuan yang ada. bahwa menurut Majelis, berdasarkan Pasal 3 ayat (1) UU KUP disebutkan bahwa Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas. Dst. bahwa Pasal 12 ayat (2) KUP dinyatakan bahwa Jumlah Pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan yang disampaikan oleh Wajib Pajak adalah jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan.

bahwa menurut Pasal 12 ayat (3) Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti jumlah pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak benar, Direktur Jenderal Pajak menetapkan jumlah pajak yang terutang. bahwa di dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan s.t.d.d. Nomor 36 tahun 2008 Pasal 25 ayat (1) mengatur bahwa Besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan adalah sebesar Pajak Penghasilan yang terutang menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu dikurangi dengan:... dst. bahwa Pasal 25 ayat (2) mengatur Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk bulan-bulan sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan... dst. bahwa Pasal 7 ayat (1) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP- 537/PJ./2000 tanggal 29 Desember 2000, menyatakan bahwa Apabila sesudah 3 (tiga) bulan atau lebih berjalannya suatu tahun pajak, Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa Pajak Penghasilan yang akan terutang untuk tahun pajak tersebut kurang dari 75% (tujuh puluh lima persen) dari Pajak Penghasilan yang terutang yang menjadi dasar penghitungan besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25,... dst. bahwa menurut Majelis, berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa apa yang disampaikan dalam SPT seharusnya merupakan data yang benar, karena merupakan pernyataan yang langsung dari Penggugat (Wajib Pajak), dan jumlah pajak yang terutang yang disampaikan oleh Wajib Pajak adalah jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. bahwa untuk meyakinkan Tergugat bahwa yang disampaikan Penggugat di dalam SPT itu benar, maka di dalam SPT juga dicantumkan pernyataan Wajib Pajak yang menyatakan : Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa yang telah beritahukan diatas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas. yang kemudian Penggugat juga membubuhkan tandatangannya. bahwa berdasarkan dokumen yang diberikan oleh Penggugat dan Tergugat, diketahui bahwa sesuai SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2008/2009 yang disampaikan Penggugat ke Tergugat, penghasilan Penggugat yang dikenakan PPh Final adalah Nihil dan Penggugat melaporkan Kredit Pajak PPh Pasal 23 yang dipotong pihak lain. bahwa SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2009 Penggugat yang telah disampaikan ke Tergugat pada tanggal 28 April 2010 dengan nomor LPAD : S-00001919/PPWBIDR/WPJ.07/KP.0603/2010, dengan perincian sebagai berikut: Penghasilan Neto Fiskal Rp 4.936.935.213,00 Kompensasi Kerugian Fiskal Rp - Penghasilan Kena Pajak Rp 4.936.935.213,00 PPh Terutang Rp 1.382.341.800,00 Kredit pajak dalam negeri Rp 423.304.659,00 PPh yang harus dibayar sendiri Rp 959.037.141,00 bahwa menurut Tergugat, penghitungan angsuran PPh Pasal 25 mulai Masa Pajak April 2010 sampai dengan November 2010 sesuai dengan SPT tersebut menjadi sebagai berikut :

a. PPh yang harus dibayar sendiri Rp 959.037.141,00 b. Angsuran PPh Pasal 25 Masa Pajak April 2010 s.d. November 2010 (1/12 x a) Rp 79.919.762,00 bahwa sesuai dengan data dalam SIDJP dan informasi Penggugat melalui surat Nomor 367/qdc/VII/11 tanggal 28 Juli 2011, Penggugat tidak melakukan pembetulan SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2009. bahwa menurut Tergugat SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2008 Penggugat telah disampaikan kepada Tergugat pada tanggal 30 Juni 2009 dengan rincian sebagai berikut: Penghasilan Neto Fiskal Rp 11.176.418.241,00 Kompensasi Kerugian Fiskal Rp - Penghasilan Kena Pajak Rp 11.176.418.241,00 PPh Terutang Rp 3.335.425.400,00 Kredit pajak dalam negeri Rp 2.338.534.747,00 PPh yang harus dibayar sendiri Rp 996.890.653,00 bahwa berdasarkan SPT tersebut, penghitungan angsuran PPh Pasal 25 mulai Masa Pajak Januari 2010 sampai dengan Maret 2010 menurut Tergugat menjadi sebagai berikut : a. PPh yang harus dibayar sendiri Rp 996.890.653,00 b. Angsuran PPh Pasal 25 Masa Pajak Januari 2010 s.d. Maret 2010 (1/12 x a) Rp 83.074.221,00 bahwa menurut Tergugat, sesuai dengan data dalam SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2008 dan 2009, Penggugat tidak melaporkan Penghasilan yang dikenakan Final; bahwa menurut Majelis apabila memang Penggugat mempunyai penghasilan yang semata-mata diperoleh dari Jasa konstruksi, maka seharusnya Penggugat melaporkan dalam SPT nya jumlah penghasilan yang dikenakan Final, dan apabila Penggugat mengetahui bahwa pengisian SPT tersebut tidak benar, maka Penggugat harus membetulkannya; bahwa penghitungan STP oleh Tergugat di dasarkan pada angka yang tertera pada ke-2 SPT tersebut di atas, dengan demikian menurut Majelis penerbitan STP tersebut sudah benar karena sudah berdasarkan ketentuan yang berlaku. Memperhatikan Mengingat : Surat Gugatan, Surat Tanggapan Tergugat, hasil pemeriksaan dan pembuktian dalam persidangan serta kesimpulan Majelis tersebut di atas. : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak. 2. Ketentuan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan ini. Memutuskan : Menyatakan menolak permohonan gugatan Penggugat terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-2259/WPJ.07/2011 tanggal 13 September 2011, tentang Pengurangan atau Pembatalan atas Surat Tagihan Pajak Pajak Penghasilan Masa Pajak Januari sampai dengan November 2010 Nomor : 00010/106/10/058/11 tanggal 12 Januari 2011.