ANALISA PENGARUH EXCESS AIR TERHADAP FLUE GAS DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH EXCESS AIR TERHADAP FLUE GAS DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2

ANALISIS PENGARUH KANDUNGAN KARBON TETAP PADA BATUBARA TERHADAP EFISIENSI KETEL UAP PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2

PENGARUH UNJUK KERJA AIR HEATER TYPE LJUNGSTORM TERHADAP PERUBAHAN BEBAN DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT I BERDASARKAN PERHITUNGAN ASME PTC 4.

PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP SISTEM UAP EKSTRAKSI PADA DEAERATOR PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2

ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9)

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN EFESIENSI CFB BOILER TERHADAP KEHILANGAN PANAS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

ANALISA KINERJA PULVERIZED COAL BOILER DI PLTU KAPASITAS 3x315 MW

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA

Analisa Teknis Evaluasi Kinerja Boiler Type IHI FW SR Single Drum Akibat Kehilangan Panas di PLTU PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

BAB IV PERHITUNGAN DATA

PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER

ANALISIS PERUBAHAN EFISIENSI BOILER PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP TANJUNG JATI B UNIT 1 DAN 2, 2X660 MEGAWATT

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diperoleh dari proses ekstraksi minyak sawit pada mesin screw press seluruhnya

BAB II LANDASAN TEORI. Ketel uap pada dasarnya terdiri dari bumbung (drum) yang tertutup pada

OPTIMALISASI EFISIENSI TERMIS BOILER MENGGUNAKAN SERABUT DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR

Efisiensi PLTU batubara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan memakai bahan bakar antara lain bahan bakar padat dan bahan bakar cair,

PENGARUH PENURUNAN VACUUM PADA SAAT BACKWASH CONDENSER TERHADAP HEAT RATE TURBIN DI PLTU

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

ANALISIS VARIASI NILAI KALOR BATUBARA DI PLTU TANJUNG JATI B TERHADAP ENERGI INPUT SYSTEM

HEAT RATE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP PAITON BARU (UNIT 9) BERDASARKAN PERFORMANCE TEST TIAP BULAN DENGAN BEBAN 100%

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FOULING DAN PENGARUHNYA PADA FINAL SECONDARY SUPERHEATER PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2

BAB 1 PENDAHULUAN. generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

ANALISIS UNJUK KERJA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) PADA PLTGU MUARA TAWAR BLOK 5 ABSTRAK

Oleh: Aan Zainal M. Dosen Pembimbing: Ary Bachtiar K.P., ST.,MT.,PhD

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

ANALISA KEHILANGAN ENERGI PADA FIRE TUBE BOILER KAPASITAS 10 TON

LAPORAN TUGAS AKHIR PROTOTYPE POWER GENERATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga listrik adalah Boiler (Steam Generator) atau yang biasanya disebut ketel

Karakterisasi Gasifikasi Biomassa Sampah pada Reaktor Downdraft Sistem Batch dengan Variasi Air Fuel Ratio

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena serta hubungan-hubunganya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah

PRINSIP KONSERVASI PADA SISTEM TERMAL

OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE)

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetis,

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-615

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Pembahasan pada sisi gasifikasi (pada kompor) dan energi kalor input dari gasifikasi biomassa tersebut.

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

MENAIKKAN EFISIENSI BOILER DENGAN MEMANFAATKAN GAS BUANG UNTUK PEMANAS EKONOMISER

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB VI ANALISA PENGHEMATAN BIAYA BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN BAHAN BAKAR GAS

BAB III PROSES PEMBAKARAN

PERPINDAHAN PANASPADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGERDI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

PENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH

SKRIPSI MOTOR BAKAR. Disusun Oleh: HERMANTO J. SIANTURI NIM:

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

dan bertempat di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin Sibolga digunakan adalah laptop, kalkulator, buku panduan perhitungan NPHR dan

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Salah satu sumberdaya alam Indonesia dengan jumlah yang

Farel H. Napitupulu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin FT USU. m& = konsumsi bahan bakar (kg/s) LHV = low heating value (nilai kalor bawah) (kj/kg)

BAB II. Tinjauan Pustaka

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

Konservasi Energi di Kilang Gas Alam Cair/LNG Melalui Peningkatan Efisiensi Pembakaran pada Boiler

PERANCANGAN DAN ANALISA ALAT PENGERING IKAN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI BRIKET BATUBARA

Hukum-hukumdalam Termokimia

ANALISA TEKNIS EVALUASI KINERJA BOILER TYPE IHI FW SR SINGLE DRUM AKIBAT KEHILANGAN PANAS DI PLTU PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK

DAMPAK PEMBAKARAN BATUBARA INDONESIA TERKAIT KANDUNGAN PRODUK GAS BUANG

PERANCANGAN KETEL UAP LANCASHIRE DENGAN KAPASITAS 10 TON PER JAM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 2 Mei 2015; 47-52

ANALISIS SIKLUS KOMBINASI TERHADAP PENINGKATAN EFFISIENSI PEMBANGKIT TENAGA

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir dan kriteria penelitiannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di era yang serba modern seperti saat ini, energi merupakan salah satu hal penting

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

Jurnal Sains & Teknologi MENGHITUNG EFISIENSI BOILER SEBAGAI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP. Sigit Panca Priyana

KARAKTERISTIK CAMPURAN CANGKANG DAN SERABUT BUAH KELAPA SAWIT TERHADAP NILAI KALOR DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

BAB V DATA DAN ANALISA PERHITUNGAN. Seperti dijelaskan pada subbab 4.2 diatas, pengambilan data dilakukan dengan

OLEH : NANDANA DWI PRABOWO ( ) DOSEN PEMBIMBING : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

ANALISA UNJUK KERJA BOILER TERHADAP PENURUNAN DAYA PADA PLTU PT. INDONESIA POWER UBP PERAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Nilai densitas pada briket arang Ampas Tebu. Nilai Densitas Pada Masing-masing Variasi Tekanan Pembriketan

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN MIX COAL TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT DAN BIAYA PRODUKSI LISTRIK (BPL) DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PLTG unit pembangkit PT. Dian Swastatika

Uji kesetimbangan kalor proses sterilisasi kumbung jamur merang kapasitas 1.2 ton media tanam menggunakan tungku gasifikasi

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

ANALISIS EFISIENSI TURBIN GAS TERHADAP BEBAN OPERASI PLTGU MUARA TAWAR BLOK 1

ANALISA EFISIENSI EXERGI PADA HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DI PLTGU

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

PROTOTYPE STEAM POWER PLANT (Efisiensi Fire Tube Boiler pada Steam Power Plant Ditinjau dari Perbandingan Udara dan Bahan Bakar)

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

UJI ULTIMAT DAN PROKSIMAT SAMPAH KOTA UNTUK SUMBER ENERGI ALTERNATIF PEMBANGKIT TENAGA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan efisiensi boiler. Rotary Air Preheater, lazim digunakan untuk

ANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT

Steam Power Plant. Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU

Transkripsi:

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2014; 84-89 ANALISA PENGARUH EXCESS AIR TERHADAP FLUE GAS DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2 Hidayah Cahyani Ghufron, Totok Prasetyo, Teguh Harijono Mulud Program Studi Teknik Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, S.H., Tembalang, Semarang, 50275, PO BOX 6199 / SMS Telp. (024) 7473417, 7499585, Faks. (024) 7472396 http://www.polines.ac.id, e-mail : secretariat@polines.ac.id Abstrak Proses pembakaran membutuhkan sejumlah udara berlebih (excess air).excess air digunakan untuk menjamin pembakaran berlangsung dengan baik.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh excess air terhadap kerugian flue gas dan pengaruhnya terhadap kuantitas produk flue gas berupa CO, CO 2, SOx dan NOx di unit 2 PLTU Tanjung jati B. Parameter yang digunakan untuk menghitung nilai excess air adalah O 2 content. Metode perhitungan yang digunakan adalah metode ASME PTC 4.1 dan ASME PTC19.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai excess air terendah 15,395 % memiliki nilai kerugian dry flue gas sebesar 4,492 % dan nilai efisiensi sebesar 89,824 %. Sementara itu, nilai excess air tertinggi 23,207 % memiliki nilai kerugian flue gas sebesar 5,573% dan efisiensi sebesar 88,076 %.Pengaruh yang ditimbulkan dari pasokan excess air terhadap kuantitas produk flue gas berupa CO dan CO 2,memiliki tren penurunan terhadap penambahan excess air, tetapi bernilai sebanding terhadap produk flue gas SOx dan NOx. Kata kunci :excess air,kerugian flue gas, kuantitas produk flue gas, efisiensi 1. PENDAHULUAN Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan energi kimia daribahan bakar untuk kemudian dikonversi menjadi energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan bertemperatur tinggi. Uap yang dihasilkan digunakan untuk memutar turbin sehingga dapat digunakan untuk membangkitkan energi listik melalui generator.uap yang dibangkitkan berasal dari perubahan fasa air yang berada pada boiler akibat mendapatkan energi panas dari hasil pembakaran bahan bakar.pada PLTU Tanjung Jati B,produksi listrik yang dihasilkan disalurkan melalui jaringan interkoneksi Jawa-Bali. Furnace merupakan komponen penting pada boiler,yang berfungsi sebagai penghasil kalor yang diperoleh melalui proses pembakaran.di dalam proses pembakaran,diperlukan sejumlah udara yang tepat.maka dari itu diperlukan perhitungan perbandingan udara dengan bahan bakar (udara teoritis). Namun untuk menjamin pembakaran berlangsung sempurna diperlukan sejumlah pasokan udara berlebih (excess air) selain udara teoritis.pasokanexcess air dimaksudkan agar unsur unsur kimia dalam batubara dapat bereaksi dengan sempurna.adapun parameter reaksi pembakaran dapat diamati dari sisa kandungan oksigen pada flue gas di PLTU Tanjung Jati B unit 2.Penggunaan excess air dalam proses pembakaran terdapat nilai batasan,karena jika pasokan excess air kelebihan atau kekurangan,maka akan berpengaruh pada kerugian dan kuantitas produk flue gas yang dihasilkan. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pasokan excess air terhadap kerugianflue gas dan pengaruh excess air terhadap kuantitas produk flue gas yang dihasilkan,produk flue gas diantaranya CO,CO 2,SOx dannox.untuk selanjutnya dapat diketahui pengaruh pasokan excess air terhadap nilai efisiensi boiler yang dihasilkan. 2. METODE PENELITIAN Dalam Penelitian ini, menggunakan variabel bebas excess air dan variabel terikat kerugian flue gas, efisiensi boiler, dan kuantitas produk flue gas yang dihasilkan. Data dalam penelitian ini merupakan data operasional unit 2 PLTU Tanjung Jati B, pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus, September dan Oktober 2013 84

Analisis pengaruh excess air terhadap flue gas di PLTU Tanjung Jati B (Hidayah C.G., Totok Prasetyo, Teguh H.M) dengan mengacu pada perbedaan O2 content pada flue gas. Pengambilan data dilakukan pada monitor TOP-i Solvo untuk data operasional boiler dan pengambilan data analisa batubara pada laboratorium batubara. Sementara itu, metode perhitungan yang digunakan adalah metode perhitungan ASME PTC 19.1 untuk perhitungan excess air dan ASME PTC 4.1 untuk perhitungan kerugiankerugian dan efisiensi boiler. Tabel 1 Data operasional boiler Tanggal dan Waktu Temperatur air Heater ( 0 C) Temperatur Flue Gas ( 0 C) O2 content CO (mg/nm 3 ) Nox (mg/nm 3 ) Sox (mg/nm 3 ) 21/10/2013 0:00 31,919 146,265 2,853 325,116 306,017 936,698 21/10/2013 11:00 35,914 159,64 2,862 87,653 369,472 1005,139 21/10/2013 13:00 36,865 160,351 2,97 65,884 373,168 1009,507 21/10/2013 22:00 31,245 153,76 2,993 78,989 373,599 1013,37 02/09/2013 0:00 31,995 150,344 3,265 46,589 377,98 1277,82 02/09/2013 5:00 30,459 150,189 2,989 62,371 377,944 1257,511 19/08/2013 1:00 30,39 152,189 4,019 13,937 466,142 1433,382 19/08/2013 5:00 27 148,532 3,668 41,13 384,132 1468,328 19/08/2013 6:00 27 147,197 3,942 39,265 386,583 1432,702 Tabel 2 Analisa Batubara Tanggal Moisture Ash HHV (kcal /kg) Carbon Hidrogen Nitrogen Sulfur Oksigen Bottom Ash Fly Ash 21/10/2013 15,8 5,9 5964 76,19 5,61 1,65 0,77 15,78 3,387 0,916 02/09/2013 19,1 5,4 5553 75,86 5,41 1,52 0,56 16,65 3,394 0,656 19/08/2013 18 3,6 5857 75,97 5,49 1,5 0,71 16,33 3,918 1,104 Gambar 1 Tampilan utama monitor TOP-i Solvo Gambar 2 Pengambilan parameter penelitian pada menu air and flue gas Dengan persamaan perhitungan sebagai berikut : 1. Perhitungan excess air ( ( )) ( )...(1) 2. Kerugian panas akibat karbon yang tidak terbakar [LUC]...(2) 3. Kerugian pada flue gas (LG )...(3) 4. Kerugian panas akibat kandungan air pada batubara (Lmf)...(4) 5. Kerugian panas akibat pembakaran hidrogen (LH)...(5) 6. Kerugian panas akibat kebasahan udara [LmA]...(6) 7. Kerugian akibat radiasi dan konveksi pada boiler [LB] 8. Kerugian Tak Terukur [Lun] 85

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2014; 84-89 9. (9) Keterangan : HHV: Nilai Kalori Batubara (kkal/kg) : Kadar Hidrogen Hd p : Nilai Kalori Abu Wd p : Refuse Rate combustible in ash Ao : Kebutuhan Udara Teoritis Vdp: Volume Kering Produk Hasil Pembakaran (kg) O215 : Kandungan Di Sisi Keluar Air heater Ax15 : Kelebihan Udara Di Sisi Keluar Air heater WG15 : Berat Gas Buang Kering CpG : Kapasitas Panas Spesifik Gas Buang ( ) Hfg :Entaphi Uap Jenuh Berdasarkan Temp Gas Buang (kj/kg) Ha :Entalphi Cair Jenuh Pada Temp Udara Sekitar (kj/kg) WA15 : Berat Dari Udara Kering hrw: Entalphi Uap Saturasi Temp. Udara masuk air heater (kj/kg) Efisiensi Boiler Dari perhitungan, maka didapatkan data penelitian sebagai berikut: Tabel 3 Data perhitungan Udara Udara teoritis Aktual Tanggal dan (kg/kg Excess (kg/kg Waktu fuel) Air fuel) Losses Flue Gas Efisiensi CO 2 21/10/2013 0:00 10,035 15,395 11,58 4,492 89,824 16,076 21/10/2013 11:00 10,035 15,447 11,585 4,979 89,341 16,073 21/10/2013 13:00 10,035 16,128 11,653 5,003 89,325 15,98 21/10/2013 22:00 10,035 16,273 11,668 4,953 89,324 15,954 02/09/2013 0:00 9,884 18,058 11,669 5,196 88,237 15,881 02/09/2013 5:00 9,884 16,279 11,493 5,117 88,238 16,142 19/08/2013 1:00 9,945 23,207 12,253 5,573 88,076 15,155 19/08/2013 5:00 9,945 20,748 12,008 5,415 88,208 15,464 19/08/2013 6:00 9,945 22,661 12,199 5,44 88,186 15,225 Tabel 4 Data kerugian-kerugian dan efisiensi boiler No Tanggal dan Waktu LUC LG LMF LH LMA LB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. DIAGRAM SANKEY Berikut merupakan diagram sankey yang diambil dari data sampel 21 Oktober 2013 pukul 00:00. Gambar 3 Diagram sankey LUN EFISIENSI 1 21/10/2013 00:00 0,114 4,492 1,153 3,966 0,143 0,158 0,150 89,824 2 21/10/2013 11:00 0,114 4,979 1,152 3,964 0,143 0,158 0,150 89,341 3 21/10/2013 13:00 0,114 5,003 1,150 3,958 0,143 0,158 0,150 89,325 4 21/10/2013 22:00 0,114 4,953 1,160 3,989 0,152 0,158 0,150 89,324 5 02/09/2013 00:00 0,096 5,196 1,650 4,356 0,159 0,158 0,150 88,237 6 02/09/2013 05:00 0,096 5,177 1,655 4,369 0,159 0,158 0,150 88,238 7 19/08/2013 01:00 0,087 5,573 1,495 4,293 0,168 0,158 0,150 88,076 8 19/08/2013 05:00 0,087 5,415 1,503 4,313 0,166 0,158 0,150 88,208 9 19/08/2013 06:00 0,087 5,440 1,501 4,310 0,168 0,158 0,150 88,186 Pada diagram sankey, dapat diketahui bahwa kerugian pada flue gasmemiliki nilai terbesar dari kerugiankerugian lainnya. Faktor yang sangat mempengaruhi adalah jumlah excess air yang digunakan.kerugian flue gasdapat dihitung dari seberapa banyak excess air yang digunakan yang diindikasi oleh persentase O 2 content. Tentunya, hal ini sangat berpengaruh pada efisiensi boiler. Kemudian kerugian pada moisture in fuel ini dikarenakan besarnya nilai moisture yang terkandung pada bahan bakar karena moisture ini mempengaruhi proses reaksi oksidasi, untuk kerugian perpindahan panas atau heat loss due surface radiation and convection ini dipengaruhi oleh nyala api dan pipa-pipa boiler. Dan untuk kerugian moisture in air ini disebabkan karena cuaca lingkungan 86

Analisis pengaruh excess air terhadap flue gas di PLTU Tanjung Jati B (Hidayah C.G., Totok Prasetyo, Teguh H.M) sehingga mempengaruhi udara yang di supply dalam proses pembakaran. Untuk kerugian tak terukur(unmeasured losses) adalah kerugian didalam boiler yang tidak bisa terhitung secara keseluruhan, dan untuk kerugianunburned carbon merupakan kerugian karbon yang tidak terbakar. 3.2. GRAFIK EXCESS AIR TERHADAP PARAMETER PENELITIAN Gambar 5. Pengaruh Excess Air terhadap Efisiensi Sementara itu,pengaruh excess air terhadap kuantitas produk flue gasyang berupa CO,CO 2, SOx dan NOx disajikan dalam grafik berikut. Gambar 4Grafik Pengaruh Excess Air terhadap Kerugian Flue Gas Berdasarkan grafik pengaruhexcess airterhadap kerugian flue gas, dapat diketahui bahwa semakin banyak pasokan excess air dalam pembakaran,maka kerugian yang dihasilkan semakin besar. Kerugian flue gas merupakan kerugian yang memiliki nilai terbesar daripada kerugian-kerugian lainnya. Berdasarkan persamaan grafik dihasilkan y = 0,077x + 3,7499, konstanta x positif hal ini berarti tren yang dihasilkan linier positif, dan nilai dari Excess Air dan kerugian Flue gas bernilai sebanding. Semakin banyak pasokan excess air ternyata berdampak pada penurunan efisiensi boiler. Berdasarkan gambar 5, grafik pengaruh excess air terhadap efisiensi, persamaan yang dihasilkan adalahy = - 0,196x + 92,54, karena konstanta x bernilai negatif, maka pengaruh yang ditimbulkan berbanding terbalik. Jika pasokan excess air semakin besar, maka nilai efisiensi yang dihasilkan semakin menurun. Gambar 6. Grafik Pengaruh Excess Air terhadap ProdukFlue Gas (NOx) Gambar 7. Grafik Pengaruh Excess Air terhadap ProdukFlue Gas(CO) 87

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2014; 84-89 yang besar,maka jumlah karbondioksida dapat diminimalisir dan presentasi jumlahnya mengecil.gas karbondioksida yang terbentuk mengindikasikan bahwa unsur kimia karbon pada batubara dapat teroksidasi dengan baik. 4. KESIMPULAN Gambar 8. Grafik Pengaruh Excess Air terhadap ProdukFlue Gas(SOx) Berdasarkan grafik pengaruh excess air terhadap produk flue gas CO, menunjukkan bahwa pengaruh yang ditimbulkan dari penambahan excess air adalah semakin menurunnya CO.Pada hasil flue gas CO yang menurun,ini mengindikasikan bahwa reaksi unsur karbon (C) yang terjadi dalam pembakaran berlangsung dengan baik, sehingga potensi kerugian karbon yang tidak dapat terbakar dapat diminimalisir, akibat dari penambahan sejumlah nilai excess air.namun,produk flue gas berupa SOx dan NOx terhadap penambahan pasokan excess air memiliki persamaan positif.hal ini berarti semakin banyak pasokan excessair,maka produkflue gas SOx dan NOx yang dihasilkan semakin tinggi. Gambar 9 Pengaruh Excess Air terhadap O2 dan CO2 Berdasarkan grafik pengaruh excess air terhadap O 2 dan CO 2, kuantitas produk flue gaskarbondioksida yang terbentuk bergantung pada reaksi oksidasi yang terjadi.ketika digunakan pasokan O 2 content 1. Pada proses pembakaran diperlukan excess air agar unsur unsur kimia pada bahan bakar batubara dapat bereaksi dengan baik dan sekaligus dapat meminimalisir terbentuknya unburned carbon (karbon yang tidak terbakar). 2. Nilai excess air sebanding dengan kerugian flue gas, jika nilai excess air tinggi, maka akan menimbulkan kerugian pada flue gas yang tinggi pula, Berikut nilai yang didapat, ketika nilai excess air tertinggi 23,207% maka kerugian flue gas yang dihasilkan sebesar 5,573%, dan ketika nilai excess air terendah 15,395% diperoleh kerugian flue gas sebesar 4,492%. 3. Nilai excess air berbanding terbalik dengan nilai efisiensi boiler yang dihasilkan. Berikut nilai yang didapat, ketika Nilai excess air tertinggi 23,207% maka nilai efisiensi boiler yang dihasilkan sebesar 88,076%, dan ketika nilai excess air terendah 15,395% diperoleh nilai efisiensi sebesar 89,824%. 4. Produk flue gas yang dihasilkan berupa CO (karbon monoksida) yang memiliki tren penurunan (negatif), mengindikasikan bahwa kerugian unburned carbon dapat diminimalisir. Pada nilai excess air tertinggi 23,207%, didapatkan nilai CO sebesar 13,937 mg/nm 3 dan ketika nilai excess air terendah 15,395% diperoleh nilai CO sebesar 325,116 mg/nm 3. 5. Kuantitas produk flue gas karbondioksida yang dihasilkan, berbanding terbalik dengan penambahan O 2 content. Ketika nilai O 2 content tertinggi 4,019%, menghasilkan produk flue gas karbondioksida sebesar 15,155%. Dan ketika nilai O 2 content terendah 2,853%, menghasilkan produk flue gas karbondioksida sebesar 16,076%. 88

Analisis pengaruh excess air terhadap flue gas di PLTU Tanjung Jati B (Hidayah C.G., Totok Prasetyo, Teguh H.M) 6. Dampak yang ditimbulkan akibat penambahan pasokan excess air terhadap kuantitas produk flue gas berupa SOx dan NOx yang dihasilkan adalah semakin besarnya kuantitas produk flue gassox dan NOx. Pada nilai excess air tertinggi, produk flue gas NOx dan SOx mencapai 466,142 mg/nm 3 dan 1433mg/Nm 3 pada nilai excess air terendah,produk flue gasnox dan SOx mencapai 306,017mg/Nm 3 dan 936mg/Nm 3. Namun, produk flue gas yang keluar boiler akan ditreatment dalam FGD (Flue Gas Desulphurization), dengan tujuan untuk meminimalisir produk flue gas berupa sulfur, sehingga produk flue gas keluar cerobong aman bagi lingkungan. DAFTAR PUSTAKA AB Gill, 1984. Power Plant Performance. Butterworths : London Abdulkadir,A.2011.Teknologi Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan.Bandung:Penerbit ITB Elonka,Stephen Michael.1973.Standard Boiler Operators Question and Answer.Bombay,New Delhi:TATA Mc.Graw Hill Onny Apriyahanda. Pengertian Excess Air.http://artikel-teknologi.com/sistemkontrol-pembakaran-batubara-padaboiler/.Diakses pada tanggal :22 Mei 2014 The Beabcock & Wilcox Company.2004.Tanjung Jati B Training Boiler Overview Woodruff, Everett B.,et al.2012. Steam Plant Operation.United States of America : McGraw-Hill 89