BAB III METODE PENELITIAN. Mind map dalam penelitian ini merupakan teknik mencatat yang dikembangkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang mencerminkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional dibuat untuk menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mind Map dalam penelitian ini digunakan sebagai tugas yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Terdapat beberapa definisi operasional dalam Penelitian Tindakan Kelas. (PTK) ini. Berikut ini merupakan penjabarannya:

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Profil merupakan suatu gambaran secara umum atau secara terperinci tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Berpikir kreatif siswa adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan gagasan atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) dalam penelitian ini menggunakan. dipresentasikan kepada orang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini, maka diperlukan penjelaskan tentang istilah yang digunakan, yaitu:

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan terhadap variabel yang dipandang paling dominan (Sukmadinata,

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai (skor) tes kognitif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran beberapa istilah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu model

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang ditujukkan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena alamiah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Definisi Operasional Mind Map Mind map dalam penelitian ini merupakan teknik mencatat yang dikembangkan oleh Tony Buzan yang merupakan pendekatan keseluruhan otak yang mampu membuat catatan yang menyeluruh dalam satu halaman dengan menggunakan citra visual dan perangkat grafis lainnya. Tekniknya adalah mencatat dengan menggunakan garis, lambang, kata-kata, serta gambar berdasarkan seperangkat aturan yang sederhana, mendasar, alami, dan akrab bagi otak. Dalam penelitian ini siswa melakukan pembelajaran dengan mengembangkan pembuatan mind map yang kemudian dilihat bagaimana profil kemampuan berfikir kreatif serta penguasaan kosep siswa selama pembelajaran. Kemampuan Berpikir Kreatif Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang mencerminkan berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir asli (originality), dan berpikir merinci (elaboration). Kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini dijaring melalui pembuatan mind map oleh siswa kemudian dilakukan penilaian berdasarkan rubrik mind map yang mengandung indikator kemampuan berfikir kreatif. 1

Penguasaan Konsep Penguasaan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat kemampuan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran mengenai sistem endokrin. Gambaran penguasaan konsep siswa diukur dengan pemberian tes kognitif dengan jenjang soal C1-C4 berdsarkan taksonomi Bloom. Soal diberikan dalam bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk persentase dan dikategorikan ke dalam kategori kemampuan Arikunto (2008). Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMAN 14 Bandung yang beralamat di Jl. Yudhawastu Pramuka IV Bandung. Penelitian dilakukan pada tanggal 25 April - 3 Mei 2011. Peneliti memilih Sekolah ini karena telah cukup mengenal situasi sekolah dan kondisi siswa sebagai subjek penelitian serta antusias siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan teknik mencatat mind map. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian yaitu siswa kelas XI IPA 1 SMAN 14 Bandung semester genap tahun ajaran 2010/2011. Penentuan kelas dilakukan secara cluster random sampling, hal ini karena seluruh kelas yang ada memiliki kriteria kemampuan 2

yang sama. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh sejumlah data penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan rubrik penilaian mind map yang mengandung indikator berpikir kreatif untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa serta tes kognitif dalam bentuk soal pilihan ganda untuk memperoleh gambaran penguasaan konsep siswa. Mind Map Untuk menilai hasil kemampuan berpikir kreatif siswa digunakan rubrik penilaian mind map yang mengandung indikator berpikir kreatif yang meliputi kemampuan berfikir lancar (fluency), berfikir luwes (flexibility), berfikir asli (originality), dan berfikir merinci (elaboration). Penilaian indikator berfikir kreatif digolongkan ke dalam kriteria sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi (tabel 3.10). Selanjutnya tiap indikator kemampuan berpikir kreatif digolongkan menjadi kategori bagus, sedang, dan butuh pengembangan. Rubrik penilaian mind map yang mengandung indikator berpikir kreatif yang meliputi fluency, flexibility, originality, dan elaboration didasarkan pada acuan pengukuran kreativitas oleh Torrance (Munandar, 2009) mengenai tes kemampuan berpikir kreatif. Tes Torrance dimaksudkan untuk memicu ungkapan secara simultan dari beberapa operasi mental kreatif yang terutama mengukur kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan kerincian. Tes Penguasaan Konsep Tes untuk mengetahui penguasaan konsep siswa adalah tes tertulis dalam bentuk 3

soal pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan 5 pilihan jawaban. Tes diberikan kepada siswa setelah pembelajaran dilakukan. Hasil jawaban yang telah didapatkan kemudian diskor dan dikategorikan kedalam kriteria tinggi, sedang, dan rendah kemudian dilakukan penghitungan persentase penguasaan konsep siswa pada setiap jenjang kognitif. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Tes Penguasaan Konsep Siswa No. Jenjang Kognitif (dengan Nomor Soal) Jumlah Soal/ Indikator C1 C2 C3 C4 Indikator 1 Menjelaskan pengertian sistem endokrin - 1 - - 1 2 Menjelaskan prinsip kerja sistem endokrin - 2-3 2 3 Mengidentifikasi jenis dan fungsi kelenjar endokrin 4 Mengaitkan fungsi hormon dengan kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem endokrin 4,6,7,8,9,10 5,11,12, 13,14-16,17,1 9,20 - - 11 15,18-6 Langkah-Langkah Penelitian Tahap persiapan Tahap persiapan ini meliputi: Analisis materi, perumusan masalah, serta penentuan tujuan penelitian. Kajian studi kepustakaan. Menyusun proposal penelitian. Perbaikan atau revisi proposal penelitian dengan bimbingan dosen pembimbing. Melaksanakan seminar proposal penelitian. 4

Menyusun instrumen penelitian. Konsultasi instrumen penelitian kepada pembimbing. Revisi instrumen penelitian. Permohonan izin penelitian. Uji coba instrumen. Analisis instrumen hasil uji coba untuk memperoleh data validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, serta kualitas pengecoh. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan meliputi : Menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian. Melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan skenario pembelajaran yang ada. Memberikan tes penguasaan konsep. Tahap Akhir Mengolah data dengan teknik persentase. Melakukan interpretasi hasil pengolahan data. Menganalisis dan membahas data yang telah diperoleh. Menarik kesimpulan. Analisis Uji Coba Soal Soal yang akan digunakan untuk instrumen tes objektif kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, serta reliabilitas. Hal 5

ini dilakukan sebagai pertimbangan untuk menyeleksi butir soal yang akan digunakan dalam penelitian. Sebelumnya soal tersebut telah diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa kelas XI sebanyak 18 orang siswa. Analisis butir soal dilakukan melalui penghitungan secara manual serta dengan bantuan software ANATES ver 4.9.0. Validitas Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Validitas butir soal didapatkan dengan cara mengkorelasikan setiap butir pertanyaan dengan skor total, sehingga dapat dikatakan sebuah soal memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total (Arikunto, 2008). Untuk menghitung validitas instrumen yaitu dengan cara menghitung koefisien validitas, menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut: Keterangan: r XY X Y N : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y : Skor item yang dicari validitasnya : Skor yang diperoleh siswa : Jumlah siswa (Arikunto, 2008) Kriteria acuan untuk untuk validitas adalah sebagai berikut: 6

Tabel 3.2. Kriteria Validitas Instumen Soal Indeks Validitas Interpretasi 0,80 1.00 Sangat tinggi 0,60 0,79 Tinggi 0,40 0,59 Cukup 0,20 0,39 Rendah 0,00 0,19 Sangat rendah berikut: Adapun hasil penghitungan terhadap validitas tiap butir soal adalah sebagai Tabel 3.3. Hasil Validitas Butir Soal Klasifikasi Jumlah Soal Persentase Sangat tinggi 2 10 % Tinggi 3 15 % Cukup 3 15 % Rendah 1 5 % Sangat rendah 2 10 % Tidak terdefinisikan 9 45 % Reliabilias Tes reliabilitas digunakan untuk mengetahui sampai dimana taraf suatu tes mampu menunjukan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil (Arikunto, 2008). berikut: Untuk pengujian reliabilitas soal pilihan ganda digunakan rumus sebagai 7

Keterangan: r11 : Reliabilitas yang dicari Σ pq2 : Jumlah perkalian antara p dan q p q n S : Prorporsi subjek yang menjawab benar : Proporsi subjek yang menjawab salah : Jumlah butir soal : Standar deviasi Arikunto (2008) Kriteria acuan untuk reliabilitas adalah sebagai berikut: Tabel 3.4. Kriteria Reliabilitas Instrumen Soal Rentang Interpretasi 0,81 < r 1,00 Sangat tinggi 0,61 < r 0,80 Tinggi 0,41 < r 0,60 Cukup 0,21 < r 0,40 Rendah 0,00 < r 0,20 Sangat rendah Berdasarkan hasil penghitungan reliabilitas instrumen pilihan ganda yang diuji cobakan diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,71, hal ini menunjukan bahwa instrumen tersebut reliabel dan termasuk pada kategori tinggi. Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan rendah (Arikunto, 2008). Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Keterangan : D = Indeks diskriminasi (daya pembeda) 8

J A = Banyaknya peserta kelompok atas J B = Banyaknya peserta kelompok bawah B A = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar P A = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P A = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (Arikunto, 2008) Kriteria indeks daya pembeda adalah sebagai berikut: Tabel 3.5. Kriteria Indeks Daya Pembeda Daya Pembeda Kategori Soal 0,70 1,00 Sangat baik 0,40 0,69 Baik 0,20 0,39 Cukup 0,00 0,19 Jelek Berdasarkan analisis daya pembeda pada butir soal, didapat hasil sebagai berikut : Tabel 3.6. Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Kategori Daya Pembeda Jumlah Soal Persentase Sangat baik 4 20 % Baik 1 5 % Cukup 4 20 % Jelek 11 55 % Tingkat Kesukaran Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan 9

menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi (Arikunto, 2008). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan: P B JS : Indeks kesukaran : Banyaknya siswa yang menjawab dengan betul : Jumlah seluruh siswa peserta tes (Arikunto, 2008) Adapun kriteria acuan tingkat kesukaran yang digunakan adalah: Tabel 3.7. Kriteria Tingkat Kesukaran Rentang Interpretasi 0,70 1,00 Mudah 0,30 0,69 Sedang 0,00 0,29 Sukar berikut : Berdasarkan analisis tingkat kesukaran pada butir soal, didapat hasil sebagai Tabel 3.8. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Jumlah Soal Persentase Mudah 16 80 % Sedang 3 15 % Sukar 1 5 % Berdasarkan hasil analisis butir soal penguasaan konsep siswa secara keseluruhan diperoleh data sebagai berikut: Tabel 3.9. Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Penguasaan Konsep Siswa 10

No Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Keterangan Soal r xy Keterangan DP(%) Keterangan P (%) Keterangan 1 0,637 Tinggi 100 Sangat Baik 50 Sedang Dipakai 2 0,706 Tinggi 80 Sangat Baik 55 Sedang Dipakai 3 0,192 Sangat 0 Jelek 94 Mudah Direvisi Rendah 4 0,253 Rendah 20 Cukup 5 Sukar Direvisi 5 - - 0 Jelek 100 Mudah Direvisi 6 0,627 Tinggi 60 Baik 83 Mudah Dipakai 7 0,911 Sangat 100 Sangat Baik 55 Sedang Dipakai Tinggi 8 - - 0 Jelek 100 Mudah Direvisi 9 0,054 Sangat 0 Jelek 77 Mudah Dipakai Rendah 10 0,441 Cukup 20 Cukup 88 Mudah Direvisi 11 - - 0 Jelek 100 Mudah Direvisi 12 - - 0 Jelek 100 Mudah Direvisi 13 0,414 Cukup 20 Cukup 94 Mudah Direvisi 14 0,414 Cukup 20 Cukup 94 Mudah Direvisi 15 - - 0 Jelek 100 Mudah Direvisi 16 - - 0 Jelek 100 Mudah Direvisi 17 0,831 Sangat 100 Sangat Baik 72 Mudah Dipakai Tinggi 18 - - 0 Jelek 100 Mudah Direvisi 19 - - 0 Jelek 100 Mudah Direvisi 20 - - 0 Jelek 100 Mudah Direvisi Teknik Pengolahan Data Kemampuan Berpikir kreatif Hasil mind map yang dibuat oleh siswa kemudian dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian mind map yang mengandung indikator kemampuan berpikir kretaif. Dari data yang diperoleh kemudian diolah untuk mengetahui persentase jumlah yang memunculkan indikator kemampuan berpikir kreatif dengan rumus: Keterangan: NP = Nilai persen kemampuan berpikir kreatif yang dicari 11

Data NP yang telah diperoleh tersebut dikelompokan ke dalam kategori kemampuan berfikir kreatif untuk masing-masing indikator. Tabel 3.10. Persentase Kemampuan Berfikir Kreatif Persentase Kategori 81 % - 100 % Sangat tinggi 61 % - 80 % Tinggi 41 % - 60 % Sedang 21 % - 40 % Rendah 0 % - 20 % Sangat rendah Selanjutnya masing-masing indikator kemampuan berpikir kreatif digolongkan juga ke dalam kategori bagus, sedang, dan butuh pengembangan. Penggolongan tersebut diperoleh dengan menilai hasil mind map yang mengacu pada rubrik penilaian mind map yaitu poin 3 untuk kategori bagus, poin 2 untuk kategori sedang, dan poin 1 untuk kategori butuh pengembangan. Penguasaan Konsep Data jawaban siswa terhadap soal penguasaan konsep yang telah diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan langkah sebagai berikut: Menghitung skor perolehan siswa pada tes penguasaan konsep Mengkonversikan skor siswa ke dalam bentuk nilai dengan skala 1-100 Mengelompokan nilai siswa ke dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan ketentuan dari Arikunto (2008) Tabel 3.11 Kategori Pengelompokan Penguasaan Konsep Siswa No Interval Kategori 1 X + SD Tinggi 2 - SD X < + SD Sedang 12

3 X < - SD Rendah Menghitung persentase penguasaan konsep siswa pada setiap jenjang kognitif dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut: Melakukan interpretasi berdasarkan hasil penguasaan konsep tersebut dengan cara mengkategorikan persentase skor rata-rata siswa pada setiap jenjang kognitif pada kategori berdasarkan Koentjaraningrat (1990 Suhartini dalam Salimah, 2010) sebagai berikut: Tabel 3.12. Aturan Pengelompokan Koentjaraningrat Persentase Kategori 0 % Tidak ada 1-25 % Sebagian kecil 26-49 % Hampir separuhnya 50 % Separuhnya 51-75 % Sebagian besar 76-99 % Hampir seluruhnya 100 % seluruhnya 13