BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN DAERAH KERJA ALAT UKUR MEDAN MAGNET MELALUI SMART CALIBRATION BERBASIS INTERPOLASI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang

KARAKTERISASI SENSOR HALL EFFECT SEBAGAI SENSOR MAGNETIK PADA PROTOTIPE PENJELAJAH PENGUKUR MEDAN MAGNET DENGAN SISTEM KENDALI ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari lingkungan atau benda diluar sistem sensor. Input rangsangan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki kemampuan berpikir yang terus berkembang. Seiring

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK

PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT. Dwi Riyadi M

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL

PEMBUATAN ALAT UKUR MEDAN MAGNET PADA KUMPARAN BERARUS MENGGUNAKAN SENSOR MAGNETIK UGN 3503 BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

BAB 4 ANALISIS DAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Berbagai bencana alam telah terjadi hampir diseluruh dunia bahkan, di Indonesia

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Karakterisasi Sensor Magnetik Efek Hall UGN3503 Terhadap Sumber Magnet dan Implementasinya pada Pengukuran Massa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan

Ardaneswari D.P.C., STP, MP.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumentasi Pada Miniatur Rumah Kaca Berbasis Mikrokontroler

Pengembangan Sistem Mekatronika Pemindah dan Penyusun Barang tanpa Sensor Berbasis Mikrokontroller AT89S51

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBUATAN ALAT UKUR KETEBALAN BAHAN SISTEM TAK SENTUH BERBASIS PERSONAL COMPUTER MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12-IR

BAB I PENDAHULUAN. Air Minum (PDAM). Air sangat berguna dalam kehidupan sehari hari bagi

BAB I PENDAHULUAN PERANCANGAN DAN REALISASI SENSOR TABRAKAN ELEKTRONIK PADA SISTEM KANTUNG UDARA MOBIL BERBASIS PIEZOELEKTRIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengendalian persediaan barang merupakan hal yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sistem kendali yang efektif, efisien dan tepat. Sesuai dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB I PENDAHULUAN. manusia, berbagai aktivitas dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya. Seiring dengan perkembangan jaman, manusia mulai berpikir untuk

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

KARAKTERISASI SENSOR STRAIN GAUGE. Kurriawan Budi Pranata, Wignyo Winarko Universitas Kanjuruhan Malang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Sistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii

BAB I PENDAHULUAN. semakin canggih. Dalam setiap peralatan elektronika pastinya terdapat Printed

RANCANG BANGUN AMMETER DC TIPE NON-DESTRUCTIVE BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR EFEK HALL ACS712

BAB 3 PERANCANGAN. Skema sistem lup tertutup dari alat yang dirancang digambarkan pada Gambar 3.1.

III KERANGKA PEMIKIRAN

APLIKASI SENSOR UGN3505 SEBAGAI PENDETEKSI MEDAN MAGNET

2015 RANCANG BANGUN SUMBER MEDAN MAGNET DINAMIK UNTUK IDENTIFIKASI ANOMALI MAGNETIK LAPISAN TANAH

PERANCANGAN BRUSHLESS DC MOTOR 3 FASA SEDERHANADENGAN 4 KUTUB ROTOR

BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN

BAB III. METODE SIMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berbentuk pasti memiliki ukuran, baik itu panjang, tinggi, berat, volume,

Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Petunjuk Penggunaan SENSOR ARUS LISTRIK ± 3A (GSC )

MODEL LOGISTIK PENGARUH POHON TERHADAP POPULASI BURUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data telah menjadi layanan utama pada sistem telekomunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. contohnya adalah sliding card, di mana sistem pengaman ini harus menggesekkan

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

Perancangan Alat Ukur Daya Listrik Lampu Pijar Menggunakan ADC TLV2543 Dengan Tampilan Komputer

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan modernisasi peralatan elektronik dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DESAIN PEMBUATAN DAN UJI COBA KUMPARAN HELMHOLTZ BERBENTUK LINGKARAN. Ginisa Ardiyani *, Erwin, Salomo

SISTEM PERANCANGAN TIMBANGAN BUAH DIGITAL DENGAN KELUARAN HARGA DAN MASSA BERBASIS ATMEGA 32 TUGAS AKHIR ANNA MARIA NAIBAHO

Bab 1 PENDAHULUAN. Secara umum persamaan regresi linier dengan k variabel bebas dinyatakan dengan :

BAB IV. HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

Gambar 2.20 Rangkaian antarmuka Hall-Effect

BAB I PENDAHULUAN. Melalui eksperimen mahasiswa dapat mengamati sifat fisis yang terjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Inj

Pendahuluan. Angka penting dan Pengolahan data

Sistem Irigasi Sederhana Menggunakan Sensor Kelembaban untuk Otomatisasi dan Optimalisasi Pengairan Lahan

Rancang-Bangun Miniatur Crane 1-Lengan pada Aplikasi Kapal Bongkar-Muat Barang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh Marojahan Tampubolon,ST STMIK Potensi Utama

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB V DISTRIBUSI NORMAL. Deskripsi: Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep distribusi normal dalam pengukuran.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari

3 SENSOR SUHU BERBASIS BAHAN FERROELEKTRIK FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) BERBANTUKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2010 BIDANG ILMU FISIKA

PETUNJUK AKTIVITAS SMART LAB

III. BAHAN DAN METODE

RANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TINGGI DENGAN TERMOKOPEL

BAB 4 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN. 3.2 Peralatan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. Banyak sekali petani Indonesia yang membudidayakan berbagai jenis tanaman

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengukuran dibutuhkan instrument sebagai suatu cara fisis untuk menentukan suatu besaran (kuantitas) yang bersifat numerik. Dengan nilai kuantitas tersebut maka dapat diperoleh sebuah karakteristik dari objek yang diukur. Kemajuan teknologi dalam pengukuran akan sangat bergantung pada suatu piranti yang dikenal sebagai sensor. Sensor adalah suatu piranti yang menerima sinyal atau rangsangan dan merespon sinyal tersebut dengan mengonversinya menjadi sinyal elektrik. [1] Salah satu karakteristik sensor adalah lebar daerah kerja yang menghasilkan kurva linier antara nilai parameter fisis yang sebenarnya dengan parameter fisis yang terukur. Daerah kerja atau yang dikenal dengan rentang adalah nilai maksimum dan nilai minimum parameter masukan yang dapat diukur dan aman digunakan sebelum mencapai saturasi. Saturasi adalah daerah kerja sensor setelah rentang linier di mana responnya terhadap masukan tidak lagi menghasilkan keluaran yang diharapkan. Proses pengukuran memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu kemampuan alat ukur untuk mengetahui besaran fisis yang diinginkan dengan segala kondisi dan proses pengukuran sering ditemukan kendala, salah satunya adalah keterbatasan alat ukur untuk melakukan pengukuran sesuai keinginan. Salah satu contoh alat ukur yang memiliki daerah kerja adalah alat ukur medan magnet. Alat ukur ini untuk mendeteksi adanya medan magnet. Dalam beberapa tahun ini pengukuran medan magnet telah menjadi perhatian penting didunia industri [2]. Terbukti dengan adanya penelitian yang telah dilakukan mengenai pengukuran medan magnet. Sensor yang digunakan untuk mendeteksi medan magnet adalah sensor magnetik. Sensor magnetik yaitu untuk mengukur kuat medan magnet, sensor yang mengukur besaran-besaran fisika berdasarkan perubahan medan magnet yang diakibatkan karena keberadaan atau pergerakan 1

suatu benda yang menjadi objek pengukuran [3]. Hasil pengujian sensor magnetik dengan pemberian medan magnet bervariasi menghasilkan keluaran pengukuran bervariasi. Sistem pada alat merespon medan magnet yang diberikan apabila pemberian medan magnet dibawah daerah kerja ukur sensor yaitu sebsar 100,1 gauss sampai 1560 gauss dengan pemberian sumber medan magnet sebesar 260,7 gauss sampai 1090,1 gauss [4]. Namun berbeda dengan pemberian sumber medan magnet yang lebih besar, keluaran pengukura mulai mencapai saturasi ketika keluaran maksimum yang terbaca tidak lagi pada daerah kerja sensor yaitu sebesar 1900 gauss, karena objek yang diberikan lebih besar dari batas daerah kerja sensor tersebut. Daerah pengukuran diatas 1800 gauss, hasilnya mulai tidak linear sehingga batas maksimum pengukur yang digunakan adalah 1800 gauss [5]. Dengan kata lain sensor tidak dapat mengukur objek yang lebih lebar. Hal ini menjadi kendala untuk user karena sering kali daerah kerja yang ditemukan sempit atau lebih kecil dibandingkan dengan objek yang akan diukur dan sudah mencapai saturasi. Maka daerah kerja yang dihasilkan masih tidak linier, oleh karena itu tidak bisa digunakan untuk mengukur objek lebih lebar. Sehingga user harus terus mencari alat ukur yang sesuai untuk mengukur objek ukur. Dengan mencari alat ukur yang sesuai hal ini akan menghabiskan waktu pengguna untuk melakukan pengukuran. Alat ukur yang tidak bergantung pada daerah kerja inilah yang menjadi solusi untuk dapat mengukur objek yang lebih lebar. Sehingga daerah kerja yang sempit bisa juga digunakan untuk mengukur objek yang lebih lebar. Berdasarkan masalah tersebut maka solusi yang akan diberikan adalah memperlebar daerah kerja sensor. Sehingga daerah kerja yang sempit bisa juga digunakan untuk mengukur objek yang lebih lebar. Pada tugas akhir ini dilakukan peningkatan daerah kerja sensor melalui smart calibration dengan Persamaan interpolasi. Persamaan interpolasi diperoleh dari sensor yang memilki daerah lebih lebar sebagai data acuan yang dapat digunakan untuk mendapatkan hubungan antara data acuan dengan parameter yang terukur. Proses peningkatan daerah kerja sensor dilakukan dengan mentransformasikan Persamaan interpolasi dari sensor daerah kerja sempit ke daerah kerja sensor lebih lebar. Setelah mendapatkan Persamaan interpolasi baru dari proses transformasi kemudian Persamaan tersebut 2

diprogram menggunakan software lalu ditanamkan ke mikrokontroller, dimana proses ini yang disebut sebagai smart calibration. Pada penilitian ini digunakan dua sensor magnetik, sensor magnetik ini hanya sebagai sampel sensor yang darerah kerja dari sensor inilah yang akan ditingkatkan. Dua sensor magnetik yang digunakan yaitu sensor efek hall masingmasing sensor memiliki daerah kerja sensor yang berbeda. Satu sensor untuk acuan yang memiliki daerah kerja lebih lebar dan sensor lainnya menjadi sensor yang akan ditingkatkan daerah kerja sensornya karena mimiliki daerah kerja sempit. 1.2 Rumusan Masalah Masalah yang akan dihadapi dalam proses peningkatan daerah kerja sensor medan magnet adalah Bagaimana menyesuaikan Persamaan interpolasi kurva hubungan parameter sensor yang terukur (sensor dengan daerah kerja sempit) dan sensor acuan (sensor dengan daerah kerja lebar) sehingga daerah kerja sensor yang terukur dapat berperilaku mendekati daerah kerja sensor acuan? 1.3 Batasan Masalah Berkaitan dengan rumusan masalah, maka fokus tugas akhir ini adalah membuat prototype alat ukur medan magnet dengan memperlebar daerah kerja sensor. Batasan masalah pada pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: a. Tugas akhir ini menggunakan dua sensor magnetik untuk mengukur kuat medan magnet. Sensor magnetik yang dipilih yaitu sensor medan magnet efek hall tipe UGN3503 UA dengan daerah kerja mencapai 900 Gauss (sensor dengan daerah kerja sempit) dan sensor medan magnet efek hall tipe A1302 UA dengan daerah kerja mencapai 1400 Gauss (sensor dengan daerah kerja lebar). Pemilihan sensor tersebut hanya sebagai sampel untuk memudahkan dalam pembuatan prototype. b. Sumber medan magnet pada penilitian ini adalah menggunakan dua buah magnet permanen yaitu magnet permanen ferrite dan magnet permanen neodymium. Penggunaan dua buah magnet permanen untuk mengetahui daerah 3

kerja dari masing-masing sensor. Magnet permanen yang digunakan yaitu kutub selatan dari magnet dan penggunaan magnet pada penelitian ini hanya sebagai sumber medan magnet tidak membahas secara detail jenis dari magnet permanen tersebut. c. Nilai medan magnet maksimum pada jarak nol cm mendekati probe Tesla/gaussmeer dan minimum pada jarak 8 cm mendekati nol Gauss menggunakan kutub selatan dari masing-masing magnet permanen yang telah diukur adalah sebagai berikut: Medan magnet maksimum permanen neodymium, B = 3000 gauss, Medan magnet maksimum permanen ferrite, B = 800 gauss. d. Tugas akhir ini tidak membahas tentang implementasi dari alat ukur medan magnet lebih lanjut secara detail karena yang lebih ditekankan adalah memperlebar daerah kerja sensor itu sendiri. 1.4 Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini adalah mengembangkan alat ukur medan magnet dengan memperlebar daerah kerja sensor melalui interpolasi kurva hubungan parameter yang terukur dan yang menjadi acuan. Parameter yang terukur diperoleh dari sensor medan magnet efek hall tipe UGN3503 UA dengan daerah kerja mencapai 900 gauss (sensor dengan daerah kerja sempit) sedangkan sensor medan magnet efek hall tipe A1302 UA sebagai parameter acuan dengan daerah kerja mencapai 1400 gauss (sensor dengan daerah kerja lebar). 4

1.5 Sekematik Penulisan Sistematik penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: a. BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1 menjelaskan latar belakang permasalahan, batasan masalah, tujuan, dan sistematik penulisan tugas akhir ini. b. BAB 2 DASAR TEORI Pada bab 2 menjelaskan teori dasar berisi landasan teori sebagai hasil dari studi literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dijelsakan. c. BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab 3 ini menjelaskan metode yang digunakan untuk memperlebar daerah kerja sensor serta perangkat keras dalam penelitian tugas akhir ini. d. BAB 4 ANALISI DAN PEMBAHASAN Pada bab 4 menjelaskan hasil Persamaan yang diperoleh dari pengujian sensor, pengambilan data, dan menganalisis data tersebut. e. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bab bab 5 menjelaskan kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan. 5