2015 RELEVANSI MATA PELAJARAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPED A MOTOR SMK D ENGAN KOMPETENSI KERJA YANG D IBUTUHKAN D ALAM BID ANG SERVICE SEPED A MOTOR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum SMK edisi 2004 juga menjelaskan tujuan SMK antara lain: melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerataan pendidikan merupakan salah satu sasaran pembangunan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009

STUDI EKSPLORASI KETERSERAPAN LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DI KOTA BANDUNG PADA INDUSTRI OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan kejuruan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

STUDI RELEVANSI MATA PELAJARAN PRODUKTIF PAKET KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR MESIN DENGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA DI SMK

2015 HUBUNGAN WAKTU KERJA TERHADAP HASIL KERJA PADA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG PEMESINAN BUBUT DI SMK TARUNA MANDIRI CIMAHI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah di Bengkel Otomotif Roda 4

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja yang mampu menyerapnya. Masalah pengangguran

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. kerja pada umumnya relatif rendah dikarenakan rendahnya pendidikan dan latihan. setiap tahunnya tidak dapat terserap sepenuhnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seperti sekarang ini setiap negara di seluruh dunia. semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

2015 PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA D ALAM UNIT PROD UKSI TERHAD AP KESIAPAN KERJA SISWA TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN (THP) D I BID ANG AGROINDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wujud kebudayaan manusia, dimana

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2010

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan pada pembangunan sekarang, merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

2014 STUD I RELEVANSI MATERI PEMBELAJARAN TEKNIK REFRIGERASI D I PERGURUAN TINGGI DAN D I SMK D ENGAN STAND AR UJI KOMPETENSI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2015

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, juga dapat menghasilkan SDM yang mampu menjadi ahli dan dapat bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan kejuruan merupakan suatu usaha untuk menghasilkan SDM yang diharapkan dapat bekerja dalam bidang tertentu. Seperti telah dijelaskan pada PP. No. 17 tahun 2010 yang menyatakan bahwa Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan membekali peserta didik dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kecakapan kejuruan para profesi sesuai dengan ke-butuhan masyarakat. Fungsi dari pendidikan kejuruan adalah menyiapkan peserta didik menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang mampu meningkatkan kualitas hidup, mampu mengembangkan dirinya, dan memiliki keahlian dan keberanian membuka peluang meningkatkan penghasilan. Pendidikan kejuruan harus memahami posisinya dalam masyarakat, dan situasi pasar, melatih peserta didik untuk dapat memenuhi tuntutan pasar tenaga kerja dan dengan menciptakan kondisi kerja yang lebih baik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi tenaga kerja yang terampil dan mengutamakan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. Hal ini sesuai dengan tujuan khusus yang ada dalam kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan SMK yang menyebutkan bahwa, "SMK bertujuan untuk: (1) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya, (2) membekali peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya, (3) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar

2 mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, (4) membekali peserta didik dengan kompetensi kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih". Sekolah menengah kejuruan (SMK) menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berbagai keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Program keahlian tersebut dikelompokkan menjadi bidang keahlian sesuai dengan kelompok bidang industri. Jenis keahlian baru diwadahi dengan jenis program keahlian baru dan spesialisasi baru pada program keahlian yang relevan. Kesiapan kerja merupakan kunci penting menjelang peserta didik terjun ke dunia kerja. Seorang peserta didik yang telah memiliki kesiapan kerja akan lebih berhasil dalam meniti karirnya di dunia kerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa SMK diharapkan menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang sesuai dengan kualifikasi kerja di industri sehingga siap bekerja dibidangnya masing-masing. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sekolah menengah kejuruan diadakan untuk menciptakan tenaga kerja yang berkompetensi dibidang keahliannya masing masing, SMK dikatakan berhasil jika lulusan sekolah tersebut diserap oleh dunia pekerjaan sesuai dengan bidang keahliannya masing masing. Indikator ketercapaian salah satu tujuan pedidikan kejuruan, yaitu menyiapkan lulusan yang siap bekerja dalam bidang tertentu dapat dilihat dari seberapa banyak lulusan yang terserap di dunia kerja atau industri, namun kenyataannya masih banyak lulusan SMK yang masih belum terserap dalam dunia kerja. Tabel 1.1 Tingkat pengangguran terbuka (TPT) penduduk usia 15 tahun ke atas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan, 2012-2013 Pendidikan Tertinggi 2012 2013 yang Ditamatkan (Persen) Februari Agustus Februari Agustus SD ke Bawah 3,60 3,64 3,61 3,51 Sekolah Menengah Pertama 7,80 7,76 8,24 7,60 Sekolah Menengah Atas 10,34 9,60 9,39 9,74

3 Sekolah Menengah Kejuruan 9,51 9,87 7,68 11,19 Diploma I/II/III 7,50 6,21 5,65 6,01 Universitas 6,95 5,91 5,04 5,50 JUMLAH 6,32 6,14 5,92 6,25 Sumber : (Berita Resmi Statistik No. 78/11/Th. XVI, 6 November 2013 : 5) Berdasarkan data di atas diketahui rata rata persentase pengangguran lulusan SD adalah 3,59%, lulusan SMP adalah 7,83 %, dan pengangguran lulusan SMA adalah 9,76%, rata rata persentase pengangguran lulusan SMK adalah 9,56% dan lulusan D3 adalah 5,34%, serta lulusan S1 yaitu 6,15%. Dibandingkan dengan rata rata persentase pengangguran lulusan tingkat pendidikan lainnya, lulusan SMK menyumbang jumlah penggangguran yang cukup tinggi dibanding lulusan lainnya. Hal ini menjadi hal yang memprihatinkan jika ditinjau bahwa SMK adalah sebagai lembaga yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang cakap dibidang keahliannya. Rata rata persentase pengangguran lulusan SMK jika ditinjau berdasarkan waktu, bulan Februari tahun 2012 adalah 9,51%, terjadi peningkatan pada bulan Agustus tahun 2012 dengan angka 9,87%, namun terjadi penurunan apabila dilihat pada bulan Februari tahun 2013 dengan jumlahnya 7,68%, akan tetapi terjadi peningkatan yang cukup besar pada bulan Agustus 2013 adalah 11,19%. Masalah yang sama terlihat pada saat lulusan SMK masuk dalam dunia kerja, yang masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaannya. Seperti yang diungkapkan oleh Cece Hermawan selaku kepala Bengkel Honda Cabang Gardujati, 5 September menyatakan menurut pengamatan lulusan baru SMK belum siap untuk langsung bekerja, tidak jauh berbeda skill bekerja lulusan SMK dengan SMA. Banyak materi di SMK yang kurang teraplikasikan didunia kerja. Hal senada diungkapkan oleh Dian Herliana selaku kepala Bengkel Yamaha Cabang Setiabudhi, 5 September menyatakan lulusan SMK untuk saat ini belum siap untuk bekerja, masih perlu magang dan pelatihan sekitar 6 bulan untuk training, bukan hanya adaptasi lingkungan kerja namun juga skill dalam bekerja.

4 Banyaknya peserta didik yang tidak dapat langsung bekerja atau menganggur mungkin disebabkan dari kurang sesuainya kompetensi peserta didik SMK dengan kebutuhan industri. Kesesuaian/relevansi kurikulum di sekolah sangat diperlukan agar lulusannya siap menghadapi dunia kerja. Permasalahan yang terjadi adalah banyak lulusan SMK yang belum bisa langsung bekerja, hal ini dikarenakan kompetensi lulusan SMK yang belum bisa memenuhi kualifikasi/kompetensi kerja yang dibutuhkan oleh industri. Permasalahan ini dijelaskan pada penelitian yang relevan oleh Usam Sutarja yang berjudul Persepsi Dunia Industri Terhadap Kompetensi Lulusan SMK Program Studi Keahlian Teknik Otomotif Dalam Memenuhi Tuntutan Kompetensi Kerja Industri. Sebagai contoh lulusan SMK otomotif yang belum terserap maksimal di dunia kerja menjadi mekanik, hal ini dikarenakan kompetensi kerja sebagai mekanik yang belum dapat terpenuhi oleh lulusan SMK. Kompetensi lulusan seharusnya didapatkan dari hasil kegiatan belajar mengajar di sekolah, namun apabila kenyataannya tidak sesuai harapan maka patut dipertanyakan relevasi mata pelajaran/kompetensi yang diajarkan disekolah dengan kompetensi kerja yang dibutuhkan oleh lulusan SMK. Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang relevansi antara kompetensi lulusan SMK dengan kualifikasi kerja di industri yang dituangkan dalam judul Relevansi Mata Pelajaran Paket Keahlian Teknik Sepeda Motor SMK dengan Kompetensi Kerja yang Dibutuhkan dalam Bidang Service Sepeda Motor B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah perlu diterapkan terlebih dahulu untuk memperjelas kemungkinan permasalahan yang timbul dalam penelitian ini, berdasarkan hal tersebut dituliskan beberapa identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Angka pengangguran dari lulusan SMK masih tinggi yaitu 11,19% 2. Skill bekerja lulusan SMK tidak jauh berbeda dengan lulusan SMA 3. Masih banyak lulusan SMK yang belum siap bekerja

5 C. Rumusan Masalah Sugiyono (2010:56) menyatakan bahwa rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalu pengumpulan data. Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah relevansi mata pelajaran paket keahlian teknik sepeda motor SMK dengan kompetensi kerja yang dibutuhkan dalam bidang service sepeda motor? D. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui relevansi antara mata pelajaran paket keahlian teknik sepeda motor SMK dengan kompetensi kerja yang dibutuhkan dalam bidang service sepeda motor. Secara khusus tujuan penelitian adalah: 1. Menghasilkan deskripsi relevansi dari standar kompetensi teknik sepeda motor dengan kompetensi kerja yang dibutuhkan dibidang service sepeda motor di dunia kerja. 2. Menghasilkan pemetaan sekuen antara standar kompetensi teknik sepeda motor dengan kompetensi kerja yang dibutuhkan dibidang service sepeda motor di dunia kerja. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain: 1. Bagi Sekolah Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai informasi dan masukan mengenai relevansi antara mata pelajaran paket keahlian Teknik Sepeda Motor dengan kompetensi kerja yang dibutuhkan dibidang service sepeda motor, sehingga dapat diketahui hal yang perlu dibenahi dan ditingkatkan. Diharapkan kepada pihak lembaga sekolah untuk merujuk pada kompetensi kerja yang dibutuhkan di dunia kerja bidang service sepeda motor.

6 2. Bagi Perguruan Tinggi Penelitian ini merupakan perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya bidang penelitian yang hasil penelitian ini digunakan perguruan tinggi sebagai persembahan kepada masyarakat. 3. Bagi Peneliti Diharapkan dapat menambah wawasan dan sebagai wahana dalam melatih kemampuan menulis karya tulis ilmiah, disamping itu diharapkan dapat membangkitkan minat mahasiswa lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dalam bidang pendidikan. F. Struktur Organisasi Penelitian ini disajikan dalam bab-bab yang disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut diteliti. Identifikasi masalah yang bertujuan untuk menentukan batasan permasalahan hingga dapat terjadi pemokusan kemudian rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta struktur organisasi. Bab II Landasan Teori, bab ini berisikan tinjauan umum tentang konsepkonsep yang mendukung pengetahuan peneliti terhadap karakteristik objek dalam penelitian yang akan diteliti. Tinjauan yang dilakukan meliputi tinjauan umum relevansi, kurikulum, tinjauan umum pendidikan kejuruan termasuk kurikulum dan materi pelajaran teknik sepeda motor didalamnya, serta tinjauan umum tentang service sepeda motor dan klasifikasinya. Bab III Metode Penelitian, bab ini berisikan tentang dimana lokasi penelitian ini dilakukan yang mendukung pengambilan data dan subjek penelitian. Metode dan desain penelitian, definisi operasional mengenai variabel untuk mendukung indikator instrumen penelitian dan instrumen penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dan mendukung pengolahan data, serta paradigma penelitian.

7 Bab IV Hasil Dan Pembahasan Penelitian, bab ini berisikan tentang pengolahan data untuk menghasilkan temuan masalah penelitian atau tujuan yang ingin dicapai. Deskripsi data dilakukan agar data yang ada pada materi pelajaran lebih terperinci. Pembahasan atau analisis temuan dilakukan agar data dapat disampaikan lebih jelas bagi para pembaca baik secara verbal ataupun menggunakan tabel dan teknik penyajian data lainnya Bab V Kesimpulan dan Saran, berisikan tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan berkaitan engan hasil penelitian dan pembahasan yang diringkas untuk menjawab tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Saran berkaitan dengan temuan atau solusi alternatif mengenai permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.