OUTLOOK KLIRING WARKAT LUAR WILAYAH

dokumen-dokumen yang mirip
Jenis inkaso dilihat dari lalu lintas dananya dapat dibedakan menjadi : a. Inkaso keluar yaitu inkaso atas instruksi nasabah untuk melakukan

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA. Perihal : Penyelenggaraan Kliring Antar Wilayah


BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis jasa bank (service) yang ada di Indonesia adalah jasa kliring

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD WAKALAH PADA PROSES KLIRING DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

C. Sistem Kliring Berdasarkan system penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan :

BAB I PENDAHULUAN. transaksi. Untuk itu, perbankan dituntut untuk menyediakan berbagai. yang disediakan oleh jasa perbankan adalah Kliring.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga. menggerakkan roda perekonomian suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dukungan kecepatan dalam pembayaran atau bertransaksi. Lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu

No. 4/ 7 /DASP Jakarta, 7 Mei 2002 S U R A T E D A R A N. Kepada S E M U A B A N K DI INDONESIA. Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Otomasi

PROSEDUR PELAKSANAAN KLIRING PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

AKUNTANSI KLIRING A. DEFINISI KLIRING Kliring PSAK 31 Akuntansi Perbankan (Accounting for Bank)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/24/PBI/2000 TENTANG HUBUNGAN REKENING GIRO ANTARA BANK INDONESIA DENGAN PIHAK EKSTERN GUBERNUR BANK INDONESIA,

SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode

SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

OUTLOOK SISTEM KLIRING ELEKTRONIK JAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang diharapkan secara efektif dan efisien, selain itu prosedur juga dapat

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bank lainnya. Beberapa jenis jasa lain yang ditawarkan oleh bank menurut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperoleh dari

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 3 /PBI/1999 TENTANG

2 1. Perluasan akses kepesertaan yang tidak terbatas pada Bank Umum Saat ini kepesertaan SKNBI terbatas pada Bank Umum sehingga transfer dana melalui

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang

STUDI TENTANG EVALUASI SISTEM KLIRING ELEKTRONIK DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA

ANALISA Bank dan Lembaga Keuangan II

AKUNTANSI KLIRING M 5 KARTIKA SARI. Universitas Gunadarma. PENGERTIAN KLIRING 28/10/2015

Jasa Jasa Perbankan. 1. Transfer 2. Inkaso 3. Bank garansi 4. Letter of Credit 5. Waliamanat 6. Kliring

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dapat dilakukan oleh pelaku dengan wilayah yang berdekatan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan kliring secara manual tidak efektif dan tidak efisien.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Uang sebagai sistem pembayaran tidak dapat dipisahkan dari fungsinya untuk

A. PERUBAHAN STATUS KANTOR PESERTA YANG DIIKUTI DENGAN PERUBAHAN STATUS KEPESERTAAN

No. 4/ 2 /DASP Jakarta, 11 Februari 2002 S U R A T E D A R AN. Kepada SELURUH PESERTA KLIRING DI INDONESIA

CONTOH PERSONALISASI NASABAH PADA WARKAT KLIRING CEK

No. 18/40/DPSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 1/ 4 /DASP Jakarta, 29 November 1999 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit).

MEMAHAMI JASA-JASA PERBANKAN DAN PENGAPLIKASIANNYA. Oleh: Amanita Novi Yushita, SE.

membeli dana dapat dilakukan dengan cam menawarkan berbagai jenis tabungan. Jenis-jenis simpanan yang ada dewasa ini adalah simpanan giro,

No. 5/12/DASP Jakarta, 7 Juli 2003 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

INKASO DOSEN PENGAMPU H. GITA DANUPRANATA OLEH MELINDA DWIJAYANTI ( ) DHYKA RACHMAENI ( )

SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sidoarjo, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : penarikan tunai atau kliring penambahan jasa giro dan bunga.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10. November 1998 dinyatakan bahwa Perbankan adalah badan usaha yang

OPERASIONAL KLIRING. Officer Development Program. Learning Center Division

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. 3. Pihak-pihak yang terkait dalam transaksi kliring ada dua, yaitu: bank penerima, nasabah penerima.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan di dunia perbankan dapat dilihat dari adanya berbagai produk

PERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA

Dua yang disebut terakhir adalah layanan yang terkait dengan fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah.

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SOSIALISASI KETENTUAN BILYET GIRO. PBI Nomor 18/41/PBI/2016 Tanggal 21 November 2016 SE BI Nomor 18/32/DPSP Tanggal 29 November 2016

SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode

-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran

Kata Kunci : Kliring, Operasional dan Perbankan

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DAN SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

No. 2/ 7 /DASP Jakarta, 24 Februari 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Manual.

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN BCABIZZ PT BANK CENTRAL ASIA Tbk (BCA)

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Jadwal Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

No. 3/ 4 /DASP Jakarta, 23 Januari 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

IMPLEMENTASI PERATURAN KLIRING DALAM PERHITUNGAN UTANG PIUTANG WARKAT BILYET GIRO DI BANK MANDIRI CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Baik di Indonesia maupun di seluruh dunia banyak orang-orang yang

BAB II ASPEK-ASPEK HUKUM MENGENAI PENYELENGGARAAN SISTEM KLIRING ELEKTRONIK DAN TRANSAKSI ANTAR BANK

BAB III PEMBAHASAN. clearing (bahasa Inggris) berasal dari kata clear yang berarti jelas dan terang.

INFORMASI PENTING! QUESTIONS & ANSWERS (Q & A) KETENTUAN BILYET GIRO DAN KETENTUAN TERKAIT LAINNYA

Sumber-sumber Dana Bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

A. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN TRANSFER

CONTOH PENULISAN PESERTA KLIRING ANTAR WILAYAH PADA WARKAT KLIRING CEK

Lampiran 8b 379

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Biaya dalam Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

DAFTAR ISI BAB II SYARAT FORMAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

8/34/DASP Jakarta,22 Desember 2006 S U R A T E D A R A N

: Simpanan berupa rekening giro produk/layanan Nama penerbit : PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk ( BTPN )

Lampiran SE No.5/ 13 /DASP tgl. 7 Juli 2003 Lampiran 9a Contoh Stempel Kliring Dibatalkan CONTOH STEMPEL TANDA TERIMA DIBATALKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN

Transkripsi:

OUTLOOK KLIRING WARKAT LUAR WILAYAH Indonesia Biro Pengembangan Sistem Pembayaran Nasional November 2002

PENDAHULUAN Salah satu tugas Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Indonesia adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Dalam menjalankan tugasnya di bidang sistem pembayaran ini, salah satu upaya yang senantiasa dilakukan oleh Indonesia adalah meningkatkan efisiensi sistem pembayaran khususnya transaksi ritel, antara lain transaksi pembayaran dengan menggunakan Cek dan Bilyet Giro (BG). Sebagai negara kepulauan yang tersebar dari Sabang hingga Merauke dan dengan semakin berkembangnya sarana transportasi dan komunikasi antar kota dan pulau serta dengan diberlakukannya otonomi daerah sejak tahun 2001, maka volume perdagangan dan transaksi antar kota dan pulau akan semakin terbuka luas. Hal ini akan semakin membuka peluang meningkatnya transaksi inkaso di Indonesia. Yang dimaksud dengan transaksi inkaso disini adalah penagihan oleh suatu bank yang berada di suatu wilayah kliring atau kota tertentu kepada bank penerbit yang berada di wilayah kliring atau kota yang berbeda. Hal ini terjadi karena para pelaku ekonomi yang melakukan transaksi tersebut merupakan nasabah bank yang berada dalam wilayah kliring atau kota yang berbeda. Saat ini di seluruh wilayah Indonesia terdapat 102 penyelenggaraan Kliring Lokal (Wilayah Kliring), baik yang diselenggarakan oleh Indonesia maupun pihak lain. Sebelum diimplementasikannya penyelenggaraan Kliring Warkat Luar Wilayah, Cek dan BG yang dapat dikliringkan di masing-masing wilayah kliring, hanya Cek dan BG yang diterbitkan oleh kantor bank yang menjadi peserta kliring di wilayah kliring yang bersangkutan. Sementara untuk Cek dan BG yang diterbitkan oleh kantor bank yang berada di luar wilayah kliringnya, biasanya diselesaikan oleh masing-masing bank melalui mekanisme inkaso. Mekanisme inkaso yang umumnya dilakukan oleh bank saat ini adalah sebagai berikut :

Contoh M ekanism e Inkaso saat ini (via kantor bank sendiri) W ilayah Kliring Jakarta W ilayah Kliring Surabaya A 2 Setor ke bank A Y N asabah A Jakarta X b a y a r k e Y d e n g a n C e k / B G 1 X B ( penerbit C ek/bg ) N asabah B Surabaya B m elakukan Validasi 5 3 W arkat di kirim ke Surabaya 8 Efektivitas dana A 6 Efektivitas dana 4 W arkat di kliringkan K lirin g S b y Flow w arkat Flow dana efektivitas dana 7 Keterangan : 1. X yang merupakan nasabah B di Surabaya melakukan transaksi dengan Y yang merupakan nasabah A di Jakarta. Dalam hal ini X melakukan pembayaran kepada Y dengan memberikan B Surabaya kepada Y. 2. Y kemudian menyetorkan tersebut ke rekeningnya di A Jakarta. 3. A yang mempunyai kantor di Surabaya mengirimkan tersebut via ekspedisi ke kantor cabangnya di Surabaya. 4. Kantor cabang A di Surabaya lalu mengkliringkan B melalui kliring lokal Surabaya. 5. B Surabaya melakukan validasi atas warkatnya tersebut. Jika warkat valid dan dana mencukupi maka B akan mendebet rekening nasabah X. 6. B kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana atas tersebut melalui penyelenggara kliring Surabaya. 7. A Surabaya memperoleh informasi mengenai efektivitas dana B dari penyelengggara kliring Surabaya. 8. A Surabaya kemudian melakukan perhitungan antar kantor dan memberikan informasi kepada kantor A Jakarta mengenai efektivitas dana atas penagihan bank B. Atas informai tersebut, A Jakarta kemudian mengkredit rekening nasabah Y.

Inkaso melalui kantor sendiri biasanya relatif lebih cepat, terutama apabila penyampaian hasil kliring antar kantor A di Surabaya dan Jakarta dilakukan secara on-line. Namun demikian, masih tetap diperlukan waktu untuk pengiriman fisik warkat antar kota untuk penagihan, yang tentunya akan memakan waktu beberapa hari untuk pengiriman ke kota tujuan. Apabila suatu bank tidak mempunyai kantor cabang di wilayah kliring tertuju, maka bank biasanya melakukan inkaso melalui bank lain atau bank koresponden yang mempunyai kantor cabang di wilayah kliring tertuju, dengan mekanisme sebagai berikut : Contoh M ekanism e Inkaso saat ini (via kantor bank koresponden) W ilayah Kliring Jakarta W ila y a h K lirin g S u ra b a y a A 3 2 Y Y Setor ke bank A Nasabah A Jakarta X 1 Nasabah B Surabaya X b a y a r k e Y d e n g a n C e k / B G B (kantor penerbit ) B m elakukan V a lid a si 6 10 E fe ktivita s dana warkat diserahkan ke bank koresponden C W arkat di kirim ke Surabaya 4 C 7 efektivitas dana 5 ( Koresponden) efe ktivitas da n a 9 8 efektivitas dana K lirin g S b y Flow warkat Flow dana Keterangan : 1. X yang merupakan nasabah B di Surabaya melakukan transaksi dengan Y yang merupakan nasabah A di Jakarta. Dalam hal ini X melakukan pembayaran kepada Y dengan memberikan B Surabaya. 2. Y kemudian menyetorkan tersebut ke rekeningnya di A Jakarta 3. A yang tidak mempunyai kantor di Surabaya akan menginkasokan tersebut melalui C di Jakarta yang mempunyai kantor cabang di Surabaya. 4. C Jakarta kemudian mengirimkan via ekspedisi ke kantor cabangnya di Surabaya. 5. Kantor cabang C di Surabaya lalu mengkliringkan warkat B melalui kliring lokal Surabaya.

6. B Surabaya melakukan validasi atas warkatnya tersebut. Jika warkat valid dan dana mencukupi maka B akan mendebet rekening nasabah X. 7. B kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana atas tersebut melalui penyelenggara kliring Surabaya. 8. C Surabaya memperoleh informasi mengenai efektivitas dana atas penagihan dari penyelenggara kliring Surabaya. 9. C Surabaya kemudian melakukan perhitungan antar kantor dan memberikan informasi kepada kantor C Jakarta mengenai efektivitas dana atas penagihan B. 10. C Jakarta kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana kepada A dan A kemudian akan melakukan pengkreditan ke rekening nasabah Y. Dalam mekanisme ini, status C bisa sebagai bank koresponden atau non koresponden. Dalam hal status C merupakan bank koresponden maka A harus memelihara rekening di bank C untuk penyelesaian hasil inkaso. Penagihan melalui mekanisme inkaso seperti ini relatif lebih lama bila dibandingkan dengan mekanisme yang pertama, terlebih lagi apabila bank penerus bukan merupakan bank koresponden dan tidak terikat suatu service level agreement tertentu. Disamping itu, biaya bagi nasabah juga relatif lebih tinggi sebab selain biaya yang dikenakan A, nasabah juga akan dikenai biaya penerusan oleh C, yang besarnya seringkali dipotong langsung dari yang diinkasokan. PERMASALAHAN Penyelesaian antar kota melalui mekanisme inkaso seperti saat ini memiliki beberapa kelemahan, baik di sisi perbankan, masyarakat maupun Indonesia, diantaranya : Perbankan 1. Timbulnya biaya tambahan untuk jasa pengiriman via ekspedisi atau jasa korespondensi serta biaya pengelolaan (tracking) warkat inkaso. Makin sedikit jaringan yang dimiliki bank, dimana bank kemudian menggunakan jasa bank koresponden, maka akan semakin mahal biaya yang harus dikeluarkan. Hal ini juga berarti semakin mengurangi kemampuan bank tersebut untuk bersaing dengan bank-bank yang telah memiliki jaringan kantor yang luas di berbagai wilayah.

2. Kurangnya kualitas service yang dapat diberikan oleh bank kepada nasabahnya, khususnya mengenai informasi kepastian efektivitas dana atas warkat inkaso yang disetorkan oleh nasabahnya. Masyarakat 1. Relatif tingginya operational cost bank dalam melakukan transaksi inkaso, pada akhirnya harus ditanggung oleh nasabah. 2. Waktu penyelesaian transaksi inkaso yang relatif lama dan tidak pasti menimbulkan kesulitan bagi nasabah dalam melakukan cash flow management. 3. Risiko hilangnya warkat selama dalam perjalanan, dimana bila suatu pembayaran salah arah atau hilang, baik yang berhak menerima atau yang mengirimkan akan sulit untuk melakukan pelacakan. Indonesia 1. Berbagai kelemahan yang terdapat pada mekanisme inkaso pada sisi perbankan dan masyarakat, dapat menjadi faktor negatif dalam upaya meningkatkan penggunaan alat pembayaran giral di masyarakat. 2. Relatif lamanya waktu proses transaksi inkaso menyebabkan timbulnya float atas dana nasabah dan berkurangnya velocity of money, sehingga dapat mengurangi percepatan pertumbuhan dan produktivitas perekonomian di daerah. 3. Mengingat transaksi inkaso dilakukan oleh bank secara bilateral, Indonesia kehilangan informasi atas besaran nominal dan volume transaksi inkaso yang tentunya diperlukan dalam mendukung pelaksanaan tugas Indonesia, antara lain menyangkut kebijakan yang terkait dengan pengedaran uang, alokasi kredit, dan lainlain. 4. Kecenderungan timbulnya in-efisiensi nasional akibat setiap bank harus men-setup mekanisme Kliring Warkat Luar Wilayah -nya melalui inkaso secara sendiri-sendiri. SISTEM KLIRING WARKAT LUAR WILAYAH Perkembangan teknologi saat ini telah memungkinkan beberapa bank untuk melakukan verifikasi secara on-line terhadap luar kota. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, serta adanya kebutuhan dari bank-bank yang telah memiliki fasilitas tersebut, Indonesia mengembangkan Sistem Penyelenggaraan Kliring Lokal atas Cek dan

Bilyet Giro yang berasal dari Luar Wilayah Kliring atau disingkat dengan Kliring Warkat Luar Wilayah. A. Pengertian Pengertian Kliring Warkat Luar Wilayah adalah penyelenggaraan kliring atas Cek dan BG yang diterbitkan oleh kantor yang bukan Peserta di Wilayah Kliring dimana Cek dan BG tersebut dikliringkan. B. Manfaat Penerapan Kliring Warkat Luar Wilayah akan memberikan manfaat berupa efisiensi dalam penyelesaian pembayaran luar kota, baik efisiensi waktu maupun biaya, sebab : - efektivitas dana sesuai jadwal kliring lokal dimana warkat dikliringkan (same day settlement) - Biaya proses oleh Indonesia sama dengan warkat lokal lainnya (tidak ada biaya tambahan oleh Indonesia). Dengan manfaat tersebut diharapkan dapat meningkatkan kelancaran lalu lintas pembayaran giral antar daerah. C. Mekanisme W ilayah Kliring Jakarta W ilayah Kliring Surabaya Validasi oleh 4 bank B Jakarta B A 6 In fo rm a si kepastian dana 3 Y Setor ke bank A 2 Nasabah A Medan 1 X b a y a r k e Y d e n g a n C e k /B G B (kan to r p en erb it C ek/b G ) X N asabah B Surabaya 5 In fo rm a si kepastian dana W a rk a t d ik lirin g k a n m e la lu i k lirin g lo k a l Jakarta Kliring Jakarta Keterangan : B sudah m endaftar sebagai Peserta Kliring W arkat Luar W ilayah Flow warkat Flow dana

Keterangan : 1. X yang merupakan nasabah B di Surabaya melakukan transaksi dengan Y yang merupakan nasabah A di Jakarta. Dalam hal ini X melakukan pembayaran kepada Y dengan memberikan B Surabaya. 2. Y kemudian menyetorkan tersebut ke rekeningnya di A Jakarta. 3. A yang ada di Jakarta, tidak perlu melakukan inkaso, melainkan dapat langsung mengkliringkan bank tersebut melalui kliring lokal di Jakarta. 4. Kantor B yang ada di Jakarta kemudian melakukan validasi tersebut. 5. Jika valid dan dana mencukupi, maka B, melalui penyelenggara kliring di Jakarta akan menginformasikan efektivitas dana atas tersebut. 6. A kemudian menerima laporan mengenai efektivitas dana atas B dari penyelenggara kliring di Jakarta. 7. Atas informasi, A kemudian akan melakukan pengkreditan ke rekening nasabah Y. Dari mekanisme di atas terlihat bahwa yang diterbitkan oleh B di Surabaya tidak perlu dikirim atau diinkasokan ke Surabaya, sebab B merupakan Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah dan mempunyai kantor di wilayah kliring Jakarta. Dengan dikliringkan di Jakarta, maka tersebut akan diproses sesuai dengan jadwal kliring Jakarta, sehingga A yang mengkliringkan dapat memperoleh kepastian efektivitas dana yang lebih cepat atas penagihan tersebut, yaitu pada hari yang sama atau paling lambat keesokan harinya sejak warkat dikliringkan. D. Prinsip-prinsip Umum Prinsip-prinsip umum dalam penyelenggaraan Kliring Warkat Luar Wilayah adalah sebagai berikut: 1. Cek dan BG yang diterbitkan oleh suatu kantor bank dapat dikliringkan di wilayah kliring manapun sepanjang : - Cek dan BG tersebut diterbitkan oleh bank yang sudah terdaftar sebagai Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah. - Di wilayah kliring dimana warkat tersebut dikliringkan terdapat kantor cabang dari bank penerbit yang menjadi peserta kliring.

2. Kepesertaan : - Saat ini kepesertaan bank dalam Kliring Warkat Luar Wilayah tidak bersifat wajib, tergantung pada kebutuhan dan kesiapan masing-masing bank. - Pendaftaran untuk menjadi Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah cukup dilakukan oleh Kantor Pusat dan berlaku bagi seluruh kantor bank yang bersangkutan. - wajib menetapkan satu Kantor Koordinator di setiap Wilayah Kliring dimana bank tersebut menjadi Peserta. 3. Indonesia tidak mengatur mekanisme internal bank dalam melakukan validasi Cek dan BG luar kotanya. 4. Dalam penyelenggaraan kliring, proses dan perhitungan atas Cek dan BG luar kota tidak dipisahkan dari proses warkat lokal lainnya, sehingga efektivitas dana luar kota tersebut sama dengan jadwal kliring lokal dimana tersebut dikliringkan. 5. Perhitungan antar kantor dari bank tertarik diselesaikan secara internal oleh masingmasing bank. E. Implikasi bagi secara Umum Penerapan Kliring Warkat Luar Wilayah memberi implikasi bagi seluruh bank, baik yang mendaftar maupun yang tidak mendaftar menjadi peserta Kliring Warkat Luar Wilayah, karena : 1. Seluruh bank, baik yang mendaftar atau tidak mendaftar menjadi Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah dapat mengkliringkan yang diterbitkan oleh bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah di Wilayah Kliring manapun sepanjang di Wilayah Kliring tersebut ada kantor cabang dari bank penerbit. 2. Nasabah tentu lebih memilih agar luar kota dikliringkan melalui kliring lokal, karena akan lebih cepat dan efisien daripada harus melalui mekanisme inkaso. Secara umum, implikasi tersebut antara lain adalah sebagai berikut : 1. Sistem dan prosedur penerimaan dan pemrosesan luar kota, untuk memilah mana yang sudah dapat dikliringkan lokal dan mana yang belum. 2. Terkait dengan sistem kliring yang digunakan di masing-masing Wilayah Kliring saat ini, terdapat implikasi yang berbeda bagi bank-bank yang menjadi peserta kliring di masing-masing wilayah kliring tersebut, yaitu :

a. Peserta Kliring Elektronik/Otomasi : Tidak ada perubahan pada aplikasi sistem yang ada di peserta. Namun, bank perlu melengkapi MICR code line, apabila tersebut berasal dari wilayah kliring lain yang belum otomasi/ elektronik. b. Peserta Kliring SOKL Melakukan updating sandi peserta pada aplikasi SOKL setiap kali ada bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah yang baru atau setiap kali ada penambahan/ pengurangan Peserta Langsung dari kantor bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah. Proses updating dilakukan agar luar kota dapat dikenal oleh sistem pada saat bank melakukan rekam data SOKL. c. Peserta Kliring Manual Tidak terdapat implikasi teknis bagi kantor bank yang menjadi peserta kliring lokal dengan sistem manual, mengingat semua kegiatan masih dilakukan secara manual. F. Implikasi Bagi Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah adalah bank yang telah mendaftar dan disetujui oleh Indonesia untuk menjadi peserta Kliring Warkat Luar Wilayah. Dengan mendaftar sebagai Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah, berarti yang dikeluarkan oleh seluruh kantor bank tersebut dapat dikliringkan dimanapun sepanjang di Wilayah Kliring tersebut terdapat kantornya yang menjadi peserta kliring. Bagi bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah, terdapat beberapa Implikasi khusus sebagai berikut: 1. Sistem verifikasi Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah adalah sistem dan prosedur untuk melakukan validasi atas yang diterbitkan oleh kantornya yang berada di Wilayah Kliring lain. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah apakah sistem dan prosedur tersebut cukup aman dan efisien. Apabila bank menggunakan sistem validasi on-line maka bank perlu menyiapkan contingency plan untuk mengatasi terjadinya gangguan pada sistem. 2. Prosedur pemberian fasilitas overdraft Terkait dengan kebijakan intern bank mengenai pemberian fasilitas overdraft kepada nasabahnya, maka bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah yang menyediakan fasilitas ini perlu meninjau kembali prosedur operasional sehubungan dengan

kewenangan pemberian fasilitas overdraft tersebut oleh kantornya yang berada di wilayah kliring lain. 3. Pencetakan Warkat Dengan diterapkannya Kliring Warkat Luar Wilayah maka bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah diwajibkan untuk mencantumkan informasi mengenai sandi peserta dan nomor rekening pada yang diterbitkan seluruh kantornya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan bank lain pada saat akan meng-encode (pada sistem otomasi/elektronik) atau pada saat merekam data ke dalam disket (pada sistem SOKL). G. Implikasi bagi Penyelenggara Kliring Dengan diterapkannya Kliring Warkat Luar Wilayah, implikasi bagi penyelenggara kliring yang perlu diperhatikan adalah kewajiban untuk melakukan updating sandi peserta kliring pada aplikasi yang digunakannya sebagai penyelenggara. Implikasi ini khususnya bagi penyelenggara kliring di wilayah kliring yang menggunakan sistem semi otomasi (SOKL), otomasi, dan elektronik. Proses updating dilakukan setiap kali ada bank yang mendaftar menjadi Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah, atau setiap kali ada penambahan atau penghentian peserta langsung yang merupakan kantor bank Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah. PENUTUP Penyelenggaraan Kliring Warkat Luar Wilayah merupakan suatu fasilitas yang disediakan Indonesia, dimana keikutsertaan bank pada scheme ini tidak bersifat mandatory. Dalam hal ini Indonesia memberi kebebasan pada bank untuk ikut mendaftar atau tidak pada scheme ini, sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan masing-masing bank. Bagi bank yang mendaftar pada Kliring Warkat Luar Wilayah tentunya merupakan suatu competitive advantage, namun demikian bagi bank lain yang tidak mendaftar pada scheme ini juga akan memperoleh manfaat dengan potensi berkurangnya waktu dan biaya untuk melakukan inkaso atas luar kota yang diterbitkan oleh peserta Kliring Warkat Luar Wilayah. Penerapan Kliring Warkat Luar Wilayah, tidak serta merta merupakan substitusi bagi seluruh transaksi inkaso yang ada saat ini, terutama apabila : luar kota tersebut diterbitkan oleh bank yang belum mendaftar

Tidak ada kantor bank dari bank tertarik yang menjadi peserta kliring di wilayah kliring dimana tersebut disetorkan. Namun demikian, penerapan Kliring Warkat Luar Wilayah yang merupakan salah satu solusi bagi permasalahan transaksi luar kota, akan memberikan manfaat yang cukup besar, baik bagi masyarakat maupun perbankan sendiri karena dapat diperoleh kepastian efektivitas dana yang jauh lebih cepat dengan biaya yang relatif lebih murah.