KEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS)

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

KEBIJAKAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMDA MELAKSANAKAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GRK DAN SISTEM PEMANTAUANNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEBIJAKAN NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK)

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN

Emisi global per sektornya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia

Kebijakan perubahan iklim dan aksi mitigasi di Indonesia. JCM Indonesia Secretariat

Integrasi Isu Perubahan Iklim dalam Proses AMDAL Sebagai Alternatif Penerapan Ekonomi Hijau Pada Tingkatan Proyek

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

-2- Instrumen ekonomi penting dikembangkan karena memperkuat sistem yang bersifat mengatur (regulatory). Pendekatan ini menekankan adanya keuntungan e

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum BPLH Kota Bandung

Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Deklarasi New York tentang Kehutanan Suatu Kerangka Kerja Penilaian dan Laporan Awal

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK (FES) UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR INDUSTRI DAN TRANSPORTASI DI WILAYAH KABUPATEN SIDOARJO

KONTRIBUSI SEKTOR TRANSPORTASI DARAT TERHADAP TINGKAT EMISI CO2 DI EKOREGION KALIMANTAN. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Pandangan Indonesia mengenai NAMAs

PENDAHULUAN ,87 Milyar atau senilai 14,99 % dari Produk Domestik Bruto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM

KEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN. Deputi Bidang SDA dan LH

ANCAMAN GLOBALISASI. Ali Hanapiah Muhi Juli, komunikasi. Revolusi informasi mengarahkan kita ke dalam milenium ketiga

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

Terjemahan Tanggapan Surat dari AusAID, diterima pada tanggal 24 April 2011

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih

WWF: Paket Istimewa yang diharapkan dari Durban

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif seperti mudahnya berkomunikasi maupun berpindah

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Slide 1. Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN EFEK BERSIFAT UTANG BERWAWASAN LINGKUNGAN (GREEN BOND)

BAB I PENDAHULUAN. pihak menanggung beban akibat aktivitas tersebut. Salah satu dampak yang paling

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

Percepatan Peningkatan Aksi-aksi Perubahan Iklim di Tingkat Global : Pandangan Kelompok Masyarakat Sipil

PENGARUSUTAMAAN PERUBAHAN IKLIM KE DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

SAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Versi 27 Februari 2017

Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman Masyarakat akan Dampak Perubahan Iklim. oleh: Erna Witoelar *)

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan dapat diakses dengan mudah. Globalisasi telah mempengaruhi berbagai

Peran Partisipan Proyek dalam JCM. Sekretariat JCM Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMANFAATAN DATA SIDIK DALAM PENETAPAN LOKASI DAN AKSI PRIORITAS ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

Menuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan

Workshop Ahli Perubahan Iklim Regional Maluku dan Maluku Utara. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Maluku

Garis-Besar NAP. Latar Belakang. Tujuan dan Strategi Pembangunan Nasional Dalam Rangka Antisipasi Perubahan Iklim. Rencana Aksi Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang

BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

KRITERIA DAN INDIKATOR ADIPURA KENCANA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

Kebijakan Perkotaan Terkait Perubahan Iklim Oleh: Ir. Hayu Parasati, MPS, Direktur Perkotaan dan Perdesaan

Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi

VI. SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya (Sitorus, 2004). Suatu

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

2018, No Produk, Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya, dan Limbah; d. bahwa Pedoman Umum Inventarisasi GRK sebagaimana dimaksud dalam huruf c

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth

GREEN TRANSPORTATION

BAB I PENDAHULUAN. saja kebanyakan dari mereka masih memfokuskan tujuan utamanya pada pencarian

Kepastian Pembiayaan dalam keberhasilan implementasi REDD+ di Indonesia

Menyelaraskan hutan dan kehutanan untuk pembangunan berkelanjutan. Center for International Forestry Research

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

EMISI KENDARAAN PADA RUAS JALAN PROVINSI DI JAWA BARAT

Transkripsi:

KEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS) I. Pernyataan Tujuan A. Perubahan iklim menimbulkan tantangan dan resiko global terhadap lingkungan dan ekonomi, membawa dampak bagi kesehatan manusia, meningkatkan suhu ekstrim, menimbulkan kerusakan pada sumber daya alam dan menjadi pemicu terjadinya migrasi populasi mahluk hidup. Dampak dari perubahan iklim sudah menjadi sesuatu yang tak terhindari terkait dengan emisi gas rumah kaca (GRK) yang menetap dalam atmosfir bumi. Pada saat yang sama, respon dan solusi pada perubahan iklim menciptakan kesempatan dan keuntungan dalam ekonomi melalui energi yang berkelanjutan dan pengembangannya. Upaya-upaya internasional menjadi penting untuk memastikan adanya perlindungan bagi kemanusiaan dan planet kita, dan untuk membatasi peningkatan suhu rata-rata global dibawah 2 o C. Untuk mencapai ini, membutuhkan pengurangan emisi secara substantif dalam beberapa dekade ke depan dan mendekati batas nol emisi CO 2 dan emisi gas rumah kaca lainnya pada akhir abad ini. [(Intergovernmental Panel on Climate Change Fifth Assessment Report (AR5)] B. Pemerintahan dalam setiap level harus bertindak sekarang untuk mengurangi gas emisi rumah kaca dalam rangka mencapai keseimbangan iklim dalam jangka panjang. Setiap entitas perlu memastikan untuk menerapkan teknologi terbarukan, peraturan, mekanisme pendanaan, dan insentif ekonomi untuk mengurangi emisi dengan pengembangan yang terukur untuk melihat perkembangan program penerapannya. Pemerintah harus meningkatkan kapasitas untuk memperbaiki infrastruktur dan sistem alam terhadap dampak pertumbuhan iklim. C. Yang sudah menandatangani Perjanjian Kerja Sama ini (dalam hal ini disebut Para Pihak ) mengetahui dan dengan yakin mendukung aktivitas internasional dan deklarasi untuk menghadapi perubahan iklim (termasuk deklarasi Rio untuk Lingkungan dan Pengembangan (1992), Deklarasi Montreal (2009), Pernyataan Cancun (2011), dan Deklarasi Lyon (2011), upaya-upaya internasional atas perubahan iklim sampai saat ini menjadi tidak berdaya untuk menyelesaikan skala tantangan yang kita hadapi. Tanpa dipengaruhi oleh perkembangan yang terbatas dalam kerjasama antar negara, kontrol hukum sub-nasional termasuk provinsi, negara bagian, dan kota, yang membuat dunia menentukan target iklim yang ambisius dan mengambil tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan perlindungan untuk mengatasi dampak iklim. D. Dengan kerja sama dan membuat perjanjian seperti Deklarasi Rio de Janeiro 2012 (Gabungan dari negara dan pemerintahan regional berkomitmen dengan paradigma baru untuk Subnational Global Climate Leadership Memorandum of Understanding 1

pengembangan yang berkelanjutan atas pengurangan kemiskinan ekonomi dan kemanusiaan), pemerintahan subnasional bersama-sama dengan negara-negara terkait, dapat menolong mengakselerasi respon dunia terhadap perubahan iklim dan menyediakan suatu model untuk kerjasama internasional yang tak terbatas di antara bangsa-bangsa. II. Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca GRK A. Prinsip panduan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca GRK sampai tahun 2050 haruslah untuk membatasi pemanasan global mencapai kurang dari 2 o C. Untuk para pihak yang menyetujui perjanjian kerjasama ini memahami bahwa pengurangan emisi secara konsisten dengan proyeksi 80 sampai 90% dibawah level 1990 sampai tahun 2050 dan /atau pencapaian tujuan per-kapita per-tahun dengan emisi kurang dari 2MT sampai tahun 2050. B. Untuk mencapai target ambisi 2050 ini, perkembangan yang dapat dihitung untuk jangka pendek haruslah diambil dari proyeksi pengurangan yang dibutuhkan. Target jangka menengah, termasuk komitmen untuk tahun 2030 atau lebih awal adalah sangat penting. Menyadari bahwa setiap pihak memiliki keunikan tantangan dan kesempatan tersendiri, maka perjanjian ini tidaklah menjelaskan langkah spesifik untuk tahun 2030. Bahkan, Para Pihak setuju berkomitmen memutuskan rencana dan kegiatan mereka yang spesifik dalam Appendix A untuk mencapai tujuan pengurangan dan target tertentu di tahun 2030. C. Para Pihak bermaksud secara garis besar meningkatkan efisiensi energi dan pengembangan secara komprehensif atas energi terbarukan untuk mencapai tujuan pengurangan emisi gas rumah kaca GRK. Para Pihak menetapkan tujuan dan target mereka di tahun 2030 dan juga masalah kritikal lainnya dalam Appendix A. D. Spesifik rencana tindakan, koordinasi dan kemitraan: Para Pihak menyetujui bahwa tindakan terkait perjanjian kerjasama ini, koordinasi dan kemitraan akan membawa keuntungan bersama dan akan memperkuat upaya-upaya partisipasi dari setiap negara. Para Pihak setuju bekerja bersama mencari penyelesaian yang menghasilkan keuntungan jangka pendek dan jangka panjang bagi lingkungan dan ekonomi, termasuk upayaupaya bersama yang mungkin bisa dikerjakan. Para Pihak dapat mengembangkan list dari spesifik tindakan yang akan dikerjakan dari waktu ke waktu. Hal di bawah ini adalah list dari masalah-masalah pokok yang mungkin bisa dilakukan kemitraan dan koordinasi diantara Para Pihak: 1. Bidang energi: Para Pihak setuju untuk saling berbagi informasi dan pengalaman untuk desain ulang pengadaan energi dan jaringan, solusi-solusi secara teknis dan pengembangan promosi Subnational Global Climate Leadership Memorandum of Understanding 2

skala besar atas perubahan pemanfaatan energi terbarukan dan intergrasinya dengan sumber-sumber energi terbarukan, tindakan yang dibutuhkan untuk memastikan keamanan supplai, dan strategi untuk mempromosikan efisiensi energi. 2. Bidang lalulintas dan transportasi: Para Pihak setuju mengambil langkah-langkah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari penumpang dan jenis transportasi udara, dengan tujuan mengadopsi prinsip kendaraan atau alat transportasi dengan emisi nol atau kendaran zero emisi dan pengembangan infrastruktur zero emisi tersebut. Para Pihak setuju berkomitmen mengupayakan rencana pemanfaatan lahan dan pengembangannya yang mendukung alternatif lain moda transportasi, secara khusus untuk transportasi publik, bersepeda, dan pejalan kaki. 3. Bidang perlindungan sumber daya alam dan pengurangan sampah: Para Pihak setuju untuk mengupayakan kerja sama dengan metode pengurangan emisi dari sumber daya alam dan sektor-sektor yang mengeluarkan sampah, yang ada dan terkait dengan rencana mitigasi iklim dan aktivitas adaptasinya. Para Pihak setuju untuk saling berbagi informasi tentang teknik manajemen untuk mengisolasi karbon dan melindungi infrakstruktur alam. Para Pihak setuju untuk saling membagikan teknologi untuk mengurangi sampah atau teknologi untuk mengkonversi sampah menjadi bahan baku sekunder atau menjadi energi. 4. Bidang ilmu pengetahuan dan teknologi: Para Pihak setuju untuk melakukan kemitraan dan koordinasi atas upaya-upaya pemanfaatan ilmu pengetahuan dan saling berbagi informasi dan pengalaman dalam pengembangan teknologi dan penugasan orang. Para pihak dapat meminta bantuan pihak lain untuk belajar dari pengalaman memaksimalkan kesuksesan pada alih teknologi dan mencegah potensi-potensi masalah. 5. Bidang komunikasi dan partisipasi publik: Para Pihak setuju untuk bermitra dan berkoordinasi untuk penyampaian pesan, transparansi, dan penyelesaian publik pada masalah perubahan iklim, mitigasi emisi gas rumah kaca GRK, penerapannya, dan masalah lain dalam perjanjian kerjasama ini. 6. Bidang polutan pencemar udara: Para Pihak setuju untuk bermitra dalam upaya pengurangan polutan pencemar udara seperti karbon hitam dan metana, yang memberikan benefit jangka pendek dimana kualitas udara meningkat, juga pengurangan polutan yang berpotensi sebagai perusak iklim. Subnational Global Climate Leadership Memorandum of Understanding 3

7. Bidang penyimpanan, monitoring, akunting, transparansi: Para Pihak setuju untuk bekerja secara konsisten melakukan monitoring, pelaporan, dan verifikasi antar jurisdiksi, dan akan bekerja menurut mekanisme seperti Compact of of States and Regions and Compact of Mayors sampai pada akhirnya. III. Adaptasi dan Pemulihan dari Bencana A. Para pihak setuju untuk bermitra dalam mengambil tindakan untuk mempromosikan adaptasi dan kemampuan untuk bangkit dari bencana, dengan pandangan ke depan memaksimalkan keuntungan untuk pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dan penyesuaian terhadap iklim. B. Para pihak setuju untuk saling berbagi pengalaman praktis dalam pemodelan dan penilaian untuk memahami proyeksi dampak iklim, secara khusus untuk skala regional dan lokal. Setiap pihak akan saling membagikan pengalaman untuk mengintegrasikan temuan ini ke dalam bentuk rencana kerja dan investasi. C. Para pihak akan bekerja sama membangun ukuran penilaian dan indikatornya guna dapat memantau kemajuan dalam pengurangan resiko perubahan iklim terhadap manusia, sistem alam, dan infrastruktur. D. Dalam kerangka kerja untuk mengurangi resiko perubahan iklim, Para Pihak setuju untuk menerapkan solusi infrastruktur alami atau yang ramah lingkungan yang memaksimalkan keuntungan bagi lingkungan hidup dengan penyediaan proteksi. Para pihak akan saling berbagi pengalaman praktis dalam merencanakan desain dan penerapan solusi-solusi tersebut. E. Para Pihak yang terlibat dalam kerja sama ini akan bekerja untuk saling berbagi informasi dalam hal model-model inovasi untuk pendanaan dan dukungan terhadap penyesuaian atau adaptasi iklim, termasuk kemitraan publik-private, pendanaan untuk pemulihan dari bencana dan pendekatan yang kompetitif. IV. Makna Implementasi Para Pihak masing-masing memiliki strategi sendiri untuk menerapkan dan mencapai tujuan dan target. Beberapa strategi yang diterapkan secara spesifik oleh pihak-pihak tertentu, sementara strategi lain dapat saling dibagi dan/atau dilakukan modifikasi oleh para pihak lain. A. Para Pihak setuju untuk bermitra dan berkoordinasi untuk mengembangkan target-target jangka pendek masing-masing yang konsisten dengan tujuan di tahun 2050 dan tindakan iklim pada Konferensi tahunan dari Para Pihak dan pada pertemuan internasional iklim lainnya. Subnational Global Climate Leadership Memorandum of Understanding 4

B. Para Pihak setuju untuk saling berbagi dan mempromosikan mekanisme pembiayaan yang efektif untuk kepentingan domestik dan secara internasional untuk kemungkinan pengembangan. C. Para Pihak setuju untuk saling berbagi teknologi untuk kemungkinan pengembangan, seperti pembukaan akses informasi. D. Para Pihak setuju untuk membangun kapasitas untuk bertindak dan menerapkan teknologi melalui transfer atau alih teknologi dan keahlian untuk kemungkinan pengembangan. Perjanjian kerja sama ini bukanlah kontrak mengikat atau bukan suatu traktat. Subnational Global Climate Leadership Memorandum of Understanding 5