TANTANGAN DAN PRAKTIK MEMBANGUN INTEGRITAS DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PROYEK BERDASARKAN KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS) ATAU PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP) 1
2
KPS adalah kerjasama yang memberikan kesempatan bagi sektor swasta untuk berpartisipasi dalam pembiayaan, desain, konstruksi, operasional dan pemeliharaan terhadap proyek/program sektor publik. Kemitraan dituangkan dalam suatu perjanjian kontrak antara pemerintah, baik pusat ataupun daerah dengan mitra swasta. 3
MANFAAT KPS 4
1. Adanya pembagian risiko antara pemerintah dan swasta dengan mengalokasikan pengelolaan jenis risiko kepada pihak yang relatif dapat mengelolanya dengan lebih baik; 2. Pembagian risiko ini ditetapkan dengan kontrak antara para pihak dimana pihak swasta diikat untuk menyediakan layanan dan pengelolaannya atau kombinasi keduanya; 3. Pengembalian investasi dibayar melalui pendapatan proyek (revenue) yang dibayar oleh pengguna (user charge) atau pe merintah; 4. Tanggung jawab penyediaan layanan kepada masyarakat tetap pada pemerintah, untuk itu bila swasta tidak dapat memenuhi pelayanan (sesuai kontrak), pemerintah dapat mengambil alih. 5
1. Mencukupi kebutuhan pendanaan secara berkelanjutan melalui pengerahan dana swasta; 2. Meningkatkan kuantitas, kualitas dan efisiensi pelayanan melalui persaingan sehat; 3. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pemeliharaan dalam penyediaan infrastruktur. 6
JENIS INFRASTRUKTUR KPS INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI PELABUHAN JALAN JEMBATAN BANDARA KERETA INFRASTRUKTUR ENERGI INFRASTRUKTUR SDA INFRASTRUKTUR ICT INFRASTRUKTUR MINYAK DAN GAS INFRASTRUKTUR SANITASI & PERSAMPAHAN 7
Regulasi PPP Peraturan Umum PPP Perpres 67/2005 Perpres 13/2010 Perpres 56/2011 Peraturan Pendukung PPP Risk Mitigation Project Evaluation Government Support Permen Kemenkeu No. 38/2006 CMEA Reg No. 4/2006 Gov t Reg No. 35/2009 8
TAHAPAN PELAKSANAAN PROYEK KPS Tahap I: Identifikasi & Pemilihan Proyek Tahap II: Penyiapan Proyek Tahap III: Transaksi Tahap IV: Manajemen Kontrak Penetapan Proyek Prioritas Penyiapan Kajian Awal Pra Studi Kelayakan Kajian Kesiapan Proyek KPS Kajian Akhir Pra Studi Kelayakan Pengadaan Badan Usaha Manajemen Pelaksanaan Proyek KPS Pembentukan Tim KPS; Penyusunan Pra FS; Kajian Hukum dan Kelembagaan Kajian Teknis Kajian Kelayakan Proyek Kajian Lingkungan dan Sosial Kajian Bentuk Kerjasama dalam Penyediaan Infrastruktur dan Kajian Kebutuhan Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah Ketentuan (term sheet) perjanjian kerjasama. Memutakhirkan dan konfirmasi kelayakan Proyek; Menyiapkan kerangka hukum yang diperlukan bagi pelaksanaan Proyek (Perda, dsb); Market Sounding; Menyiapkan rencana pengadaan Badan Usaha; Pembentukan panitia pengadaan; Menetapkan perhitungan HPS; Menyelesaikan penyusunan Dokumen Pengadaan; Menyelesaikan penyusunan Dokumen Perjanjian Kerjasama. Persetujuan Konsep Proyek Kerjasama; Persetujuan Dukungan dan Jaminan Pemerintah (bila dibutuhkan); Penyiapan tapak/lahan & program pemukiman kembali. Penyerahan Pernyataan Minat (Expression of Interest); Prakualifikasi; Penawaran; Penetapan Pemenang; Penandatangan Perjanjian Kerjasama. Perencanaan Manajemen Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama; Pelaksanaan Manajemen Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Proses Pengadaan Tanah Analisa Dukungan Pemerintah Pengajuan dan Evaluasi Dukungan Pemerintah Manajemen Dukungan Pemerintah 9
PENYIAPAN PROYEK KPS Kajian hukun dan kelembagaan Kajian Kebutuhan Dukungan dan/atau Jaminan Pemerintah Kajian teknis Kajian bentuk kerjasama dalam penyediaan infrastruktur Kajian kelayakan finansial proyek Kajian lingkungan dan sosial 10
Unsolicited Solicited Proyek yang diidentifikasi dan disiapkan oleh Pemerintah Proses manajemen usulan Proyek Kerjasama atas prakarsa Badan Usaha INISIATOR PROSEDUR PENGAJUAN KOMPENSASI Dimulai sejak usulan Proyek Kerjasama atas prakarsa Badan Usaha disampaikan kepada PJPK sampai proses penilaian dan persetujuan selesai dilaksanakan dan Proyek Kerjasama dinyatakan siap untuk ditawarkan secara terbuka LELANG 11
SKEMA PEMBIAYAAN KPS Kelayakan Proyek Skema 1 Layak secara ekonomi tetapi tidak layak secara finansial Swasta Pemerintah Hybrid Financing 2 Layak secara ekonomi dan finansial marjinal Pemerintah Swasta Swasta PPP dgn Dukungan Pemerintah 3 Layak secara ekonomi dan finansial Swasta Swasta PPP Reguler Operasi dan Pemeliharaan Konstruksi 12
13
INVESTASI INFRASTRUKTUR PRIORITAS IDR 4.769,2 TRILIUN APBN/APBD Termasuk pinjaman (41,25%) BUMN (22,23% KPBU (36,52% Guna memenuhi kebutuhan infrastruktur, Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) merupakan salah satu skema pendanaan alternative yang diharapkan dpata menyediakan layanan infrastruktur dengan lebih efisien dan terukur. Sesuai dengan Nawacita dan arah pembangunan nasional, sektor perhubungan, listrik dan energi, komunikasi serta perumahan rakyat merupakan sector-sector prioritas. Infrastruktur Dasar Pem. Pusat & Daerah BUMN SWASTA TOTAL IDR Konektifitas 1.003 379,2 445 1.827,2 Kelistrikan 124,3 596,5 786,5 1.507,3 Komunikasi, Air dan Perumahan 851,3 90,5 519,9 1.461,7 Source : Bappenas, 2015 Total 1.987,6 1.066,2 1.751,4 4.769,2 14 14
Infrastructure Program Priority NO SECTOR PRIORITY PROGRAM PROGRAM EXAMPLE OF PRIORITY ACTIVITY 1 Energy Renewable Energy Development Program and Energy Development of oil and gas infrastructure Conservation EBT development; partnership program in the framework of energy conservation and efficiency 2 Electricity Program of Quality and Quantity Enhancement of Electricity Infrastructure which is Environmentally Friendly 3 Post, Telecommunication and Information Technology Urban Electricity Development Program Post, Telecommunication and Information Sector Stabilization Program Enhancement, Equality, and Development of Post, Telecommunication and Information Infrastructure Quality Program Development of power plant, transmission network, main substation, distribution network, and distribution substation Implementation of sector reformation Development of Post, Telecommunication and Information Infrastructure 4 Roads, and Land Transportation Road Services Program Land Transportation Services Enhancement Program Development of toll road and cross road Development of scout land transportation 5 Sea Transportation Sea Transportation Services Enhancement Program Development of port and procurement of commercial ship 6 Air Transportation Air Transportation Services Enhancement Program Development of airport and Scout Air Transportation 7 Railways Railways Services Enhancement Program Greater Jakarta Mass Rapid Transit and Jakarta Surabaya High Speed Rail 8 Water Resources Water Resources Conservation Program Development of reservoir Water Resources Utilization Program Rehabilitation/Enhancement of Irrigation Network, land water and swamp; bulk water fulfillment Water Resources Damage Control Program Control of rural flood and coastal protection 9 Housing and Settlement Housing Development Program Provision of owned and rented residential Sanitation and Drinking Water Development Program Drinking water provision, development of waste water system, Settlement Quality Enhancement Program Arrangement of slum area; urban quality enhancement 15 15
INFRASTRUCTURE FINANCING SCHEME GOI INFRASTRUCTURE INVESTMENT PLAN PRIVATE INFRASTRUCTURE State Budget (APBN) Public Private Partnership (PPP) Private Sector External Loans/Grants (PHLN) Domestic Sources (Rupiah) SOE S Project Government Guarantee PPP Project External Financing To fund Government priority projects with high economic and social returns such as roads and geothermal power plant PPP For financially viable projects with high economic returns; Minimum requirement for government support and/or guarantee Blue Book PPP Book 16
17
Government Land Fund (BLU & Land Capping) Guarantee Fund (PT. PII) Capital market and regulatory reform PT IIF (Private Sector) & PT SMI (SOE) Private Investors/ Lenders Land Acquisition & Clearance Cost Recovery / Policy Risks Cost of financing Project Financing Refinancing Preparation Bidding Construction Operation 18
19
FORM OF PPP IN THE WATER SUPPLY SECTOR Construction & Operation of new WTP, Optimalization of WTP, Optimalisasi dan Operation of new WTP DISTRIBUTION WTP Raw Water Transmission Distribution Network Expansion of Distribution Network NRW Reduction, Meter Reading and Billing Concession / BOT / Lease Contract / Management Contract / Service Contract 20
HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN KPS DARI SUDUT PANDANG PEMERINTAH: 1. Proses Perundingan berjalan panjang dan lambat dalam mengambil keputusan 2. Kewenangan dan Pengambilan keputusan tidak secara terpadu. 3. Infrastruktur merupakan pilar penting dalam, pembangunan ekonomi Indonesia, kesadaran ini sudah lama muncul tapi terbengkalai Pemerintah masih perlu menyempurnakan kapasitas institusi institusional PPP masih dalam proses penyempurnaan. 4. Kontrak Konsesi berjangka panjang, sehingga harus terdapat ketentuan jaminan terhadap investor bahwa politik dan ekonomi tidak akan mengganggu kontrak konsesi. (Menko Perekonomian : Darmin Nasution) 21
1. PROYEK PEMBANGUNAN SPAM : Terdapat tantangan dalam mengevaluasi risiko dan merancang Mitigasi Resiko ketersediaan Air Baku, akibat adanya ketidak selarasan Institusi/Lembaga yang mampu menjamin ketersediaan Air Baku. (Prov. Banten) 2. PROYEK PEMBANGUNAN TERMINAL : Interfacing kewenangan dalam penetapan dan regulasi trayek angkutan, program pengembangan terminal tagng tidak integrated yang melibatkan Pemerintah Pusat, Provinsi, Kota/Kabupaten. Serta tidak terlihat adanya upaya serius dari pemerintah daerah untuk men secured demand Mengakibatkan pihak swasta sebagai pihak yang Menanggung Resiko kegagalan financial maupun kegagalan pelayanan Public Interest. (Prov. DIY) 22
3. PROYEK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK Rencana Umum Pembangunan Tenaga Listrik tahun 2010-2019, Pemerintah dan PT. PLN (Persero) berencana meningkatkan kapasitas pembangkit listrik nasional menjadi 85.800 MW. Proyek Pembangunan Infrastruktur Skema KPS pertama yang berhasil diwujudkan Pemerintah dengan fasilitas penjaminan bersama antara PT. PII dan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, adalah Proyek PLTU 2 x 1000 MW Jawa Tengah. Dan tercatat didalam Top 40 PPPs in Emerging Markets untuk kawasan Asia Timur, Pasifik dan Asia Selatan. Perusahaan Kontraktor Terindikasi tertunda penyelesaian Financial Close paling lambat 1 tahun setelah penanda tanganan kontrak sesuai dengan ketentuan kontrak sebagai akibat dari keterlambatan perizinan, AMDAL dan pembebasan lahan. Untuk mengurangi keterlambatan ini dibentuklah Joint Monitoring Committee (JMC) yang melibatkan PJPK dan Investor. 23
24
1. Sudahkah Regulasi Berintegritas? 2. Sudahkah Birokrasi Berintegritas? 3. Karya Infrastruktur tidak bisa dibingkai dengan aturan yang rigid karena dapat berkembang setiap waktu, sesuai dengan kemajuan teknologi dan lingkungan. 25
1. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2. Kementerian Koordinator Perekonomian 3. BAPPENAS 4. IIGF 5. SMI 26
TERIMA KASIH 27