BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJASAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT. NOMOR : 43 Tahun 2012 TENTANG

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 7 TAHUN TENTANG KERJASAMA DAERAH

(disempurn BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAERAH

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2010 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

- 2 - MEMUTUSKAN. 12. Kemitraan.../3 AZIZ/2016/PERATURAN/KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 03 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PERAN SERTA ORGANISASI KEMASYARAKATAN BIDANG KESEHATAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MATARAM NOMOR 1333/UN18/LK.00.04/2012 Tanggal 31 Januari 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA UNIVERSITAS MATARAM

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA DEPARTEMEN DALAM NEGERI DENGAN LEMBAGA ASING NONPEMERINTAH

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Badan Narkotik

Informasi Mengenai LSM itu Hak Publik

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi

KERJASAMA INTERNASIONAL PERGURUAN TINGGI: Pengalaman di Universitas Negeri Yogyakarta

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET Nomor: 1/H.27/KL/2008 tentang PEDOMAN KERJASAMA UNIVERSITAS SEBELAS MARET REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAN INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DAERAH

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA

PEDOMAN 3 POLA KERJASAMA DENGAN PIHAK LUAR. Oleh : Tim LPM UNJ

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta;

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG MEKANISME KERJASAMA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA

Mobilisasi Sumber Daya untuk Transformasi Sosial: Tantangan Kita

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) KERJASAMA DAN KEMITRAAN MASYARAKAT ILMUWAN DAN TEKNOLOG INDONESIA (MITI) KLASTER MAHASISWA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

COMMUNITY FOUNDATION, SEBUAH KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG

STATUTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA JAWA BARAT PEMBUKAAN

PANDUAN OPERASIONAL BAKU (POB) BIDANG KERJASAMA DALAM NEGERI

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan yang tidak jelas dan samar-samar, karena outputnya tidak seluruhnya dapat

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR TENTANG PEDOMAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN JALAN. 1 Pendahuluan

Panduan Permohonan Hibah

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA EKOLABEL INDONESIA

Peraturan Lembaga Manajemen Kelembagaan dan Organisasi. Peraturan LeIP Tentang Manajemen Kelembagaan dan Organisasi

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 391/P/SK/HT/2009 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA INSTITUSIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR :14 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROSEDUR OPERASIOAL BAKU MEMBANGUN KEGIATAN KERJASAMA PSP3 A. JALUR I : KLIEN LANGSUNG KE PUSAT STUDI

PANDUAN KERJASAMA TENTANG PENYEDIAAN TENAGA AHLI, BAHAN PENGAJARAN, FASILITAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

STANDAR KERJASAMA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

BAB VII KEBIJAKAN ANTI PENIPUAN, KORUPSI, DAN ANTI SUAP

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

TIM PEMBARUAN PERADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 01/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - URAIAN TAHAPAN TATA CARA KERJA SAMA

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 3 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NGUDI WALUYO NOMOR:015/B-SK/UNW/I/2017 Tanggal 31 Januari 2017

Kebijakan dan Strategi Nasional untuk Pengembangan Keuangan Mikro

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH DENGAN PIHAK LUAR NEGERI

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PETUNJUK PELAKSANAAN KERJA SAMA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN LUAR NEGERI

TOR KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN (KM-KAB.) PNPM - PPK

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

NOMOR 29 TAHUN 2013 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA TANGGAL : 5DESEMBER2O13 DI LINGKUNGAN BAD.FI.N KEPEGAWAIAN NEGARA PEDOMAN KERJAS^AMA ANTAR LEMBAGA

Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

- 1 - URAIAN TAHAPAN TATA CARA KERJA SAMA

Pedoman Dewan Komisaris. PT United Tractors Tbk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDELEGASIAN WEWENANG UNTUK MENANDATANGANI DAN MENGELOLA KERJASAMA KELEMBAGAAN

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

Transkripsi:

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN A. Dasar Pemikiran Pilar utama Perkumpulan adalah kemitraan dengan multi pihak yang tidak bersinggungan dengan kasus hukum yang sedang berlangsung atau belum diselesaikan. Kemitraan dan kerjasama adalah norma yang dijalankan Perkumpulani sejak pendirian dan pembentukannya hingga proses fasilitasi implementasi pelaksanaan program, proyek, inisiatif dan kegiatan. Selain kemitraan dengan dunia usaha, pemerintah dan masyarakat, kemitraan dengan lembaga donor dan lembaga pembanguan nasional da internasional juga memegang peranan yang sangat penting Kemitraan adalah hubungan setara antara 2 pihak atau lebih, yang didasarkan atas kesetaraan, keterbukaan, saling menguntungkan dan memberikan manfaat. Dalam konteks Perkumpulan, kemitraan adalah suatu bentuk hubungan yang harus dituangkan dalam dokumen formal namun tidak memiliki ikatan hak dan kewajiban dengan konsekuensi hukum, antara perkumpulan-individu, perkumpulan-kelompok/organisasi untuk mencapai suatu tugas dan tujuan tertentu. Kemitraan ditunjukkan melalui dokumen formal seperti Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU), Note Kesepakatan atau Letter on Intent (LOI). Dasar kemitraan adalah: 1. Kesamaan minat dan kepentingan 2. Saling memberikan kepercayaan dan penghormatan 3. Tujuan yang dapat dijelaskan dan terukur 4. Kesediaan untuk saling memberikan waktu, tenaga dan sumberdaya yang diperlukan dengan sebaik-baiknya. Kerjasama adalah suatu kesepakatan yang melibatkan 2 pihak atau lebih untuk mewujudkan tujuan tertentu secara bersama-sama melalui pembagian tugas, peran dan tanggung jawab yang jelas dalam proses pencapaian hasil yang disepakati. Dalam konteks Perkumpulan, kerjasama harus dituangkan secara formal melalui dokumen atau kontrak kerjasama yang ditandatangani oleh para pihak dimana mekanisme hak dan kewajiban diatur secara mengikat, jelas dan terukur. Model kerjasama dapat diatur sedemikian rupa untuk: 1. Mempermudah pencapaian dan keberhasilan yang disepakati 2. Masing-masing pihak memberikan kontribusi teknis tertentu sesuai kesepakan pembagian tugas, peran dan tanggung jawab. 3. Mengatur kebijakan yang dapat mendukung pencapaian dan keberhasilan yang diinginkan 4. Masing-masing pihak memberikan kontribusi dan dukungan yang terukur

5. Proses dan hasil terdokumentasi untuk tujuan pelaporan masing-masing pihak yang bekerjasama B. Jenis Kemitraan dan Kerjasama 1. Non Finansial 2. Finansial 3. Berjangka pendek (1-2 tahun) 4. Berjangka panjang (di atas 3 tahun) C. Pihak-pihak dalam Kemitraan dan Kerjasama 1. Swasta Anggota Dalam menjalankan pelayanan kepada perusahaan anggota IBCSD, Perkumpulan dapat mengadakan kegiatan bersama sama dengan perusahaan anggota secara individu atau beberapa perusahaan anggota dengan bentuk kemitraan atau kerjasama yang memperhitungkan peran peran dan kontribusi perusahaan sebagai anggota 2. Swasta bukan Anggota Dalam memperkuat program dan inisiatifnya, Perkumpulan dapat menjalin kemitraan dan kerjasama dengan pihak swasta non anggota melalui keanggotaan pada proyek dengan pengaturan sebagai berikut: a. Sebuah perusahaan dapat menjadi anggota Proyek Perkumpulan untuk jangka waktu terbatas satu tahun, hanya melalui undangan dari Perkumpulan, dan setelah persetujuan terlebih dahulu dari Dewan Pengurus atau Eksekutif Komite. b. Anggota proyek akan membayar biaya proyek yang telah di desain dan ditentukan oleh Sekertariat Pelaksana, ditambah biaya administrasi 15%, namun tidak membayar biaya keanggotaan Perkumpulan. c. Anggota proyek dapat mengakses manfaat dari keanggotaan Perkumpulan, termasuk menghadiri pertemuan Dewan dan Liaison Delegate, dan akses ke pertemuan lain yang diadakan oleh Perkumpulan. d. Pada akhir satu tahun sebagai Anggota Proyek, perusahaan harus melangkah ke keanggotaan Perkumpulan secara penuh atau meninggalkan proyek tersebut. e. Keanggotaan Proyek berjalan selama satu tahun kalender, dari tanggal penandatanganan sebagai anggota proyek. Setelah satu tahun, anggota proyek harus bergabung dengan Perkumpulan sebagai anggota penuh, membayar pro-rata untuk sisa tahun keanggotaan Perkumpulan (tahun kalender), atau keanggotaan proyek akan berakhir.

f. Anggota Perkumpulan atau anggota yang telah meninggalkan Perkumpulan kurang dari 5 tahun tidak memenuhi syarat untuk menjadi anggota proyek. g. Anggota proyek harus mampu menunjukkan keselarasan dengan tujuan dan nilai-nilai dari Perkumpulan kecuali telah menjadi anggota Perkumpulan yang harus selaras dengan syarat keanggotaa Perkumpulan. 3. Sektor Publik dan Pemerintah Indonesia Kemitraan dan kerjasama dengan sektor publik pada dasarnya dipusatkan pada kegiatan sebagai berikut : a. Membangun kerangka kebijakan untuk memberikan ruang keterlibatan swasta dalam dialog multi pihak bagi isu-isu kebijakan publik. b. Peningkatan Kapasitas c. Distribusi informasi dan capaian program dan proyek perkumpulan 4. Organisasi Masyarakat Sipil Nasional dan Internasional Kerjasama dengan sektor CSO dan masyarakat baik secara langsung baik dengan individu maupun kelompok, merupakan bentuk representasi pihak swasta anggota Perkumpulan dengan tiga (3) pola dalam kemitraan sebagai berikut : a. Kemitraan dengan CSO: Civil Society Organization dan Non-Governmental Organizations atau LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat non politik. b. Kemitraan dengan CBOs : Community Based-Organizations atau KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat non politik c. Kemitraan dengan Individu atau Perseorangan khususnya individu yang dapat berkontribusi sebagai penyumbang (donasi) atau dalam bentuk sumbangan waktu dan keahlian secara pro-bono(volunteerism). 5. Lembaga Pendidikan Formal dan Non Formal Nasional dan Internasional Untuk memperkuat pengembangan ilmu dalam korelasi kerjanya, Perkumpulan mengembangkan kerjasama dengan lembaga pendidikan formal dan non formal di tingkat nasional maupun internasional untuk mengkaitkan pengembangan pengetahuan terkait ekonomi, lingkungan dan sosial dengan prakteknya di dunia usaha. Kerjasama dengan lembangan pendidikan juga terkait pengembangan kapasitas baik pelajar maupun profesional terkait pembangunan berkelanjuta. 6. Lembaga Donor Publik atau Swasta Nasional dan Internasional

Kemitraan dan kerjasama dengan lembaga donor harus dimaknai dengan prinsip kesetaraan, saling tergantung dan membutuhkan (interdependence). Lembaga donor biasanya memusatkan perhatian pada isu-isu tertentu, dan tidak jarang juga menetapkan prioritas wilayah kerjanya pada periode tertentu. Kemitraan dengan lembaga donor harus dimulai dengan pemetaan isu dan prioritas tersebut dan akan menyandingkannya dengan rencana strategis perkumpulan sebagai dasar dalam menyusun proposal dan membangun kesepakatan bersama. Karakteristik khusus masing-masing lembaga donor tersebut, tidak boleh mengaburkan kesepakatan aturan-aturan pengelolaan yang sudah ditetapkan oleh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta hasil Rapat Umum Anggota Perkumpulan. D. Jenis Kerjasama Finansial 1. Kerjasama dengan pemberi kerja Pemberi kerja dalam konteks kerjasama finansial adalah pihak-pihak diluar yang memberikan tanggung jawab kepada Perkumpulan melalui sekertariat pelaksana untuk menyediakan barang dan jasa dengan nilai finansial tertentu guna memenuhi kebutuhan pemberi kerja baik anggota maupun non anggota perkumpulan, sebagai akibat dari kontrak kerjasama, dengan pengaturan sebagai berikut: a. Pemberi kerja adalah parah pihak yang telah diidentifkasikan pada bagian C dengan kapasitas untuk menghasilkan kinerja dan pencapaian pembangunan berkelanjutan b. Pemberi kerja adalah bukan individu dan merupakan penyelenggara negara atau organisasi berbadan hukum di Indonesia maupun di luar Indonesia yang mempekerjakan Perkumpulan dengan nilai nominal tertentu yang disepati bersama. c. Status hukum dan identitas pajak pihak pemberi kerja harus dijelaskan secara transparan pada kontrak kerjasama. 2. Kerjasama dengan penyedia barang dan jasa Penyedia barang dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan Perkumpulan adalah penyedia barang dan jasa teknis dari program dan proyek yang dilaksanakan oleh Perkumpulan sebagai akibat dari kontrak kerjasama, dengan pengaturan sebagai berikut: a. Dapat bekerja di tiga pendekatan Perkumpulan yaitu: Keuangan, Dampak Sosial dan Sumberdaya alam untuk tujuan pembangunan berkelanjutan. b. Status hukum dan identitas pajak perusahaan atau individu penyedia barang dan jasa harus dijelaskan secara transparan pada penawaran kerjasama yang akan berpengaruh pada kesepakatan nilai penyediaan barang dan jasa.

c. Penyedia barang dan jasa yang penawarannya telah diterima dan telah diberi surat penunjukan serta telah menandatangani surat kontrak kerjasama yang diwakili oleh Direktur Eksekutif Perkumpulan sehubungan dengan pekerjaan yang telah disepakati. d. Peraturan dan persetujuan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak diatur dalam dokumen kontrak. e. Pembukaan penawaran barang dan jasa baik oleh perusahaan, organisasi atau individu diatur sebagai berikut - Kegiatan barang dan jasa yang dibiayai oleh dana perkumpulan di atas IDR 1.000.000.000 harus melalui lelang terbuka (undangan proposal) dengan menggunakan media publik seperti koran dan website Perkumpulan. - Kegiatan barang dan jasa yang dibiayai oleh dana perkumpulan antara IDR 500.000.000 sampai dengan IDR 1.000.000.000 dapat dilakukan dengan lelang (undangan proposal) baik terbuka maupun terbatas kepada pihak-pihak yang mempunyai rekam jejak kerjasama yang baik dengan Perkumpulan dan melalui media internet atau surat undangan elektronik maupun fisik. - Kegiatan barang dan jasa yang dibiayai oleh dana perkumpulan antara IDR 75.000.000 sampai dengan IDR 500.000.000 tidak wajib dilakukan melalui lelang terbuka atau lelang terbatas, namun dapat dilakukan dengan perbandingan harga minimal 3 pihak. - Kegiatan barang dan jasa yang dibiayai oleh dana perkumpulan dibawah IDR 75.000.000 tidak wajib melalui proses lelang terbuka atau lelang terbatas atau harga pembanding, kecuali secara khusus diminta, dan dapat dilakukan melalui penunjukkan langsung oleh Direktur Eksekutif. - Bila untuk barang dan jasa yang dibutuhkan oleh Perkumpulan hanya ada 1 penyedia, maka tidak diperlukan pembanding. Kerjasama dengan penyedia barang dan jasa diatur sebagai berikut: a. Penyedia barang dan jasa bertanggung jawab secara langsung pada pemberi kerja (project owner) dan dalam melaksanakan pekerjaannya diawasi oleh tim supervisi yang dibentuk serta dapat melakukan konsultasi yang diperlukan terkait masalah yang terjadi dalam pelaksanaan. b. Dalam hal harus terjadi perubahan desain kegiatan penyediaan barang dan jasa, harus segera dikonsultasikan untuk perubahan yang disetujui oleh pemberi kerja. c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan didalam kontrak kerjasama.

d. Menyediakan sumberdaya, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan alat pendukung lain yang diperlukan sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan keamanan pekerjaan. e. Bertanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan penyediaan barang dan jasa yang telah disepakati. f. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadual (time schedule) yang telah disepakati. g. Melindungi semua perlengkapan, bahan, dan pekerjaan terhadap kehilangan dan kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan. h. Memberikan laporan kemajuan pekerjaan (progress) sesuai dengan permintaan pemberi kerja yang tidak terbatas pada laporan harian, mingguan, serta bulanan kepada yang memuat antara lain: Pelaksanaan pekerjaan. Hasil pekerjaan Sumberdaya yang digunakan Keadaan lain-lain. 3. Kerjasama dengan pemberi dana hibah Untuk menjalankan visi dan misinya, Perkumpulan dapat menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana hibah dari lembaga donor yang disetujui oleh Ketua Perkumpulan. Dalam upaya ini, Perkumpulan terus berupaya memperkuat penggalangan sumberdaya untuk memperoleh dukungan publik, antara lain dengan menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga dana multilateral; bilateral; swasta nasional-internasional, dan juga penggalangan dana publik untuk pendanaan program Perkumpulan yang dilakukan secara transparan. Bentuk kemitraan Perkumpulan dengan donor dapat berupa: a. Pembiayaan dan sponsor untuk berbagai event yang IBCSD selenggarakan b. Donasi untuk berbagai program Perkumpulan c. Pendanaan untuk program-program Perkumpulan dengan mengedepankan pendekatan holistik yaitu: Keuangan, Dampak Sosial dan Sumber daya alam untuk pembanguan berkelanjutan. 4. Kerjasama dengan pembiayaan bersama Dalam rangka melaksanakan program dan strateginya, Perkumpulan dapat melakukan kegiatan tertentu secara bersama-sama/persekutuan dengan pihak lain, sebagaimana tertera pada bagian

C, dalam berbagai bentuk yang disepakai bersama dan tidak melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan. Dalam hal kerjasama dengan pembiayaan bersama harus mempekerjakan penyedia barang dan jasa, sejauh disepakati para pihak dan tidak ditentukan lain, maka ketentuan bagian D.2 tentang Kerjasama dengan penyedia barang dan jasa akan berlaku. E. Antiterorisme dan Kegiatan Lain yang tidak didukung oleh Perkumpulan Perkumpulan tidak mendukung kegiatan-kegiatan yang terkait dengan hal-hal berikut: 1. Terorisme, termasuk pihak-pihak yang mengarah pada kegiatan pembelian senjata atau alat berat peperangan (seperti tank, dll) 2. Rokok, termasuk pihak-pihak yang menyediakan bahan-bahan pembuatan rokok seperti tembakau, dll 3. Obat-obatan terlarang, termasuk pertanian tertentu yang menghasilkan zat adiktif, dan penyedia bahan atau pabrik yang menghasilkan obat-obatan terlarang, dan/atau obatobatan yang bersifat adiktif 4. Keberpihakan pada kepentingan politik tertentu Berdasar prinsip kehati-hatian, Perkumpulan akan melalukan monitoring di setiap awal tahun kegiatan serta mengevaluasi kegiatan kemitraan dan kerjasama, serta mengambil langkah yang diperlukan untuk memastikan kegiatan yang dilaksanakan tersebut tidak mendukung kegiatankegiatan tersebut di atas.