BAB I PENDAHULUAN. memilih mana perusahaan yang memiliki reputasi baik dalam menjual produk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia didunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Di era pasar bebas saat ini, dimana persaingan dalam dunia bisnis semakin

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DIVISI CORPCOM BINUS BUSINESS SCHOOL DALAM MEMBANGUN BRAND AWARENESS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjual produk / jasa yang berkualitas, pengiriman barang tercepat atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus terpusat pada customer atau nasabahnya. membangkitkan ketertarikan masyarakat/customer maupun nasabah.

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations pemerintah berbeda dengan Public Relations perusahaan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. senjata persaingan tetapi sudah menjadi tiket yang harus dibayar untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang dilancarkan oleh Public Relations mempunyai ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Humas merupakan suatu lembaga yang saat ini menjadi pusat perhatian karena

BAB I PENDAHULUAN. pengaduan yang ditujukan kepada para dokter, rumah sakit, dan. pelayanan-pelayanan kesehatan lainnya (Kilisan, 2003:1).

Produksi Media Public Cetak. Modul ke: 02FIKOM. Hubungan Komunikasi Pemasaran dan Humas ) Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom. Fakultas. Program Studi HUMAS

BAB I PENDAHULUAN. mendunia dan tidak berbatas atau tak mengenal batas wilayah. Globalisasi adalah

ANALISIS SWOT DALAM MENENTUKAN EFEKTIFITAS STRATEGI PEMASARAN PADA PT. RUANG ASRI UNTUK MU (RAUM) Disusun Oleh:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tutor Time Intercon Jakarta Barat telah menerapkan proses kerja Public

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. elemen yang berpengaruh secara langsung terhadap keberhasilan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan zaman kerap kali diikuti dengan beraneka ragamnya aktivitasaktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi membantu anggota anggota organisasi dalam mencapai tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. hal ini peranan media salah satunya ialah memenuhi informasi yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dengan menjalin kegiatan customer relations yang baik dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan yang diberikan oleh pihak customer service. Di Bank

B A B I PENDAHULUAN. Kota Solo memiliki banyak keunikan salah satunya dikenal sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi DESY INTAN PERMATASARI L

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis ini menjadi sangat tajam baik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun sifat penelitian yang digunakan oleh penulis adalah bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyediakan jasa

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pada bab III telah dibahas mengenai metedologi penelitian yang dilakukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bermasyarakat atau dimana saja manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang, dunia pemasaran sudah semakin ketat,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang, dunia pemasaran sudah semakin ketat, disini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan tidak diadakan untuk melayani diri nya sendiri. masyarakatnya tidak buta akan informasi yang ada pada saat ini.

HUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATIONS DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. informasi membuat banyak perusahaan saling berkompetisi untuk mendapatkan

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OLEH PROF. DR. JAMALUDDIN, M.ED KOORDINATOR WILAYAH XIII ACEH

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

PENGGUNAAN ANALISIS SWOT DALAM PEMBUATAN PROGRAM PUBLIC RELATIONS TB.RUMAH BUKU

BAB I PENDAHULUAN. dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu. 1. ketrampilan, dan sikap kerja, sesuai dengan unjuk kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua. pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah kepada masyarakat luas. Cutlip dalam Effective Public Relations

BAB 1 PENDAHULUAN. menghibur dan membujuk. Beberapa stasiun TV yang berdiri di wilayah Jakarta

-BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mendukung sistem baru yang diusulkan penulis, maka kami melakukan survei dan

SUMMARY TUGAS AKHIR STRATEGI PUBLIC RELATIONS RRI SEMARANG UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma teknologi komunikasi dan informatika telah menjadikan

PENGARUH PELAYANAN DAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PELANGGAN AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Judul Tugas Akhir : Strategi Humas RS. Telogorejo Dalam Mengelola Komunikasi Eksternal : Miftah Noor Fajriani NIM : D0C ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja. hidup perusahaan. Robin & Coutler (2005) menjelaskan bahwa kinerja

BAB I PENDAHULUAN. maju harus dapat memberikan pelayanan baik lewat promosi yang tepat serta

BAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam hal ini pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan. menyebabkan suatu permasalahan yang baru.

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperhatikan kebutuhan dan kepentingan customer. Hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daya tarik wisata sekarang ini, baik wisatawan domestik maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hubungan masyarakat (Humas) merupakan penunjang tercapainya tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MARKETING PUBLIC RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bank yang profitable. Di tambah lagi dengan adanya bank bank

BAB IV HASIL ANALISA PENELITIAN Karakteristik Konsumen yang Melakukan Kredit Jatuh Tempo di

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku usaha untuk berlomba-lomba memberikan pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. tanpa komunikasi tidak akan terjadi interaksi dan tidak terjadi saling tukar

Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan organisasi dan merupakan salah satu faktor pendukung dari keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting didalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan.

C R M. Customer Relationship Management

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Humas Pemerintah Terhadap Citra Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan sektor pariwisata di dunia perekonomian Indonesia semakin

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang diperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan dengan publiknya baik itu publik internal maupun publik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FENOMENA YANG TERJADI PADA KUALITAS PELAYANAN SWALAYAN (Studi Kasus Swalayan Di Lhokseumawe)

OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI. Oleh: Lena Satlita. Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya supplier produk atau jasa khususnya bidang kontraktor membuat konsumen pengguna barang dan jasa tersebut harus menimbang untuk memilih mana perusahaan yang memiliki reputasi baik dalam menjual produk atau jasa. Jakarta memiliki peluang bisnis yang sangat besar dalam segala bidang termasuk dalam menjadi penyedia produk atau jasa, melihat peluang tersebut membuat banyak orang terinspirasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan membuat usaha dibidang penyedia produk atau jasa. Perusahaan penyedia produk atau jasa dalam proses penjualanya banyak menawarkan produknya dengan memberikannya pelayanan dan garansi sebaik mungkin bertujuan untuk memberikan kepuasan pelanggan. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dengan cara memberikan produk yang berkualiatas dengan western brand minded, lamanya masa garansi dan pengadaan after sales service menjadikan added point bagi perusahaan untuk mendapatkan penjualan yang semakin meningkat dan pembeli pun menjadi secure dalam melakukan transaksi pembelian. Dengan memberikan pelayanan yang terbaik diharapkan dapat meningkatkan citra perusahaan di mata konsumen dan memberikan kepuasan terhadap konsumen. Kepuasan konsumen yang diberikan oleh suatu perusahaan merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah bisnis atau usaha yang 1

bergerak khususnya dibidang jasa maupun penyedia barang alat-alat teknik/mekanik/elektrikal. Konsumen akan memiliki tingkat kepuasan yang tinggi apabila pelayanan yang diberikan sesuai dengan keinginan konsumen, dan begitu pun sebaliknya konsumen akan merasa kecewa apabila pelayanan yang didapatkan tidak sesuai dengan keinginan. Menurut Kotler dan Amstrong 1 kepuasan konsumen adalah tingkat dimana anggapan kinerja (perceived performance) produk akan sesuai dengan harapan seorang pembeli. Harapan konsumen umumnya merupakan prakiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya atau mengkonsumsi suatu produk (barang dan jasa). Untuk meningkatkan pelayanan perlu adanya suatu fasilitas yang memadai. Pelayanan merupakan salah satu pilihan dari strategi pemasaran untuk untuk menciptakan kepuasan konsumen. Menurut Tjiptono: Ada tiga kunci memberikan pelayanan konsumen yang unggul antara lain: 1. Kemampuan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan; 2. Pengembangan data base yang lebih akurat dari pesaing; 3. Pemanfaatan informasi-informasi yang diperoleh dari riset pasar dalam pengembangan pemasaran. Untuk memberikan pelayanan yang terbaik perusahaan harus tahu apa yang diinginkan oleh konsumennya, untuk itu dibutuhkan komunikasi yang baik antara dua belah pihak. Dengan adanya komunikasi yang baik akan tercipta juga hubungan yang baik sehingga kerjasama pun dapat terus berlangsung. Tetapi 1 Amstrong, Gary & Philip, Kotler. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Jakarta: Penerbit. Prenhalindo 2

sebaliknya jika komunikasi yang terjadi justru tidak berjalan dengan baik dan lancar akan berakibat terhambatnya pekerjaan dan tentunya juga akan merugikan perusahaan. Hambatan komunikasi atau terjadinya salah pengertian seringkali terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Secara individu pun sering terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi, apalagi dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Komunikasi merupakan faktor terpenting dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya komunikasi akan tercipta saling pengertian dan apa yang akan menjadi tujuan tercapai. Komunikasilah yang memungkinkan orang mengorganisasi. Komunikasi memungkinkan orang untuk mengkoordinir kegiatan mereka untuk mencapai bersama, tetapi komunikasi itu tidak hanya menyampaikan informasi atau mentransfer makna saja. Tetapi orang atau indvidu membentuk makna dan mengembangkan harapan mengenai apa yang sedang terjadi di sekitar mereka satu sama lain melalui pertukaraan simbol. Dalam organisasi atau perusahaan apabila hambatan komunikasi tidak dapat diatasi dengan baik akan dapat merugikan perusahaan, seperti: terhambatnya proses pekerjaan, berkurangnya kepercayaan konsumen yang akan mengakibatkan menurunnya citra perusahaan di mata konsumen, dan yang lebih fatal terjadi kebangkrutan. Mengatisipasi hal-hal tersebut perusahaan membutuhkan peran Public Relations sebagai jembatan komunikasi baik secara internal maupun eksternal. Humas atau Public Relations dalam suatu organisasi ikut berupaya untuk menyelenggarakan komunikasi dua arah dalam menyampaian pesan atau 3

informasi dan publikasi mengenai kegiatan organisasi atau perusahaan yang diwakilinya untuk disampaikan kepada sasaran atau publiknya. Humas adalah fungsi yang melekat dan tidak terlepas dari manajeman atau organisasi. Tujuannya adalah membentuk good will (etikat baik), tolenrace (toleransi), mutual simbyosis (saling kerjasama), mutual confidence (saling mempercayai), mutual understanding (saling pengertian), mutual appreciation (saling menghargai). Dalam suatu manajemen yang mencakup kepimpinan dan juga fungsifungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan membutuhkan proses komunikasi yang memungkinkan mereka melakukan tugas-tugasnya. Untuk itu peran dan fungsi Humas dalam mendukung kelancaran komunikasi dari fungsi manajemen tersebut. Humas merupakan fungsi strategi dalam menajemen yang melakukan komunikasi untuk menimbulkan pemahaman dan penerimaan publik. Operasionalisasi humas adalah membina hubungan yang harmonis antara perusahaan dan khalayaknya dan mencegah terjadinya rintangan psikologi, baik yang timbul dari pihak perusahaan maupun dari pihak khalayaknya. Mencakup manajemen Humas tersebut salah satu tugas Humas adalah untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan dengan khalayaknya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan ancaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan. Peristiwa yang dapat merugikan perusahaan dapat berawal dari sebuah issue. 4

Jika issue tersebut tidak segera ditangani dengan baik maka berdampak negatif bagi perusahaan. Issue yang beredar yang menyangkut perusahaan yang diperdiksi akan merugikan perusahaan harus segera dikendalikan sedini mungkin. Issue dalam sebuah perusahaan tidak dapat dianggap sepele. Sebelum issue menjadi sebuah krisis, humas sedapat mungkin mengantisipasi dengan melihat adanya issue yang berkenaan dengan hal tersebut. Issue yang dimaksud tidak hanya kabar/berita yang bersumber dari rumor melainkan dapat juga bersumber dari data-data perusahaan. Issue tersebut perlu segara diantipasi dan kelola dengan baik oleh Humas tujuannya agar permasalah yang ada tidak tersebar lebih luas dan menjadi ancaman. Jika sebuah issue telah menjadi sebuah ancaman akan berdampak menjadi sebuah krisis. Apabila issue tersebut sudah menjadi krisis sudah pasti merugikan perusahaan yang berdampak pula pada citra perusahaan. Setiap perusahaan harus selalu mengatisipasi terjadinya krisis, karena dengan mengantisipasinya suatu perusahaan akan siap menghadapi krisis. Aktivitas-aktivitas yang pokok dalam menangani krisis dapat dilakukan sebagai upaya pencegahaan sebelumnya terjadi krisis. Tetapi apabila krisis sudah terjadi langkah utama yang harus diambil adalah membuat strategi khusus untuk mengelola dan mengatasi krisis tersebut. Krisis dapat terjadi melalui beberapa peristiwa, sesuai dengan kejadiannya. Jenis krisis dapat digolongkan antara lain: 1) kecelakan industri, 2) masalah 5

lingkungan, 3) masalah perburuhan, 4) masalah produk, 5) masalah dengan investr, desas-desus isu, 7) peraturan pemerintah, 8) terorisme. 2 Di sinilah Humas sebagai salah satu fungsi manajemen harus dapat mengelola krisis dengan baik. Dengan pengelolaan krisis yang diharapkan mendapatkan hasil yang baik. Untuk itu diperlukan strategi yang matang untuk menyelesaikan sebuah krisis. Strategi mengelola sebuah krisis melingkupi identifikasi masalah, menentukan kebijakan yang perlu diambil, dan bagaimana pelaksanaannya. CV. INOVASI CIPTA KREASI adalah perusahaan yang bergerak di bidang general contratctor, supplier, mechanical and electrical. Perusahaan ini sudah menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan lain sebagai klien sejak tahun 2000. Adapun jumlah pekerja pada CV. INOVASI CIPTA KREASI berjumlah kurang dari 50 pekerja dan terdiri dari beberapa divisi, pemasukan perusahaan diprediksi kurang dari 1 millyard pertahun. Peneliti melakukan wawancara pra riset pada CV. INOVASI CIPTA KREASI mengenai keterlambatan pengerjaan proyek pengadaan pintu otomatis jenis rapid roll up door untuk mengatahui apakah permasalahan yang dihadapi dapat dikatakan krisis atau tidak dan apa dampak dari keterlambatan tersebut, wawancara ini dilakukan kepada Bpk. Andri Partogi sebagai ketua tim krisis. Menurutnya adalah permasalahan seperti ini kerap terjadi, tidak hanya pada kasus lamanya pengerjaan pintu ini. Rata-rata di dalam proyek hal yang mendapat 2 Soleh Soemirat & Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public relationss. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hal 182 6

konsentrasi besar adalah keuangan, jika pada awal proyek keuangan sudah tidak stabil maka dapat menghambat proses penyelesaian proyek tersebut. Permasalahan ini dapat dikatakan krisis karena jika permasalahan terjadi dalam suatu perusahaan dan menggangu kegiatan perusahaan sehari-hari adalah krisis apa lagi yang menyangkut dengan penurunan kualitas perusahaan, CV. INOVASI CIPTA KREASI mengerjakan pintu otomatis jenis rapid roll up door maksimal 3 bulan, dalam kasus ini menjadi 13 bulan dan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan dengan rencana awal adalah krisis, karena dalam pengerjaan proyek, CV. INOVASI CIPTA KREASI menghitung dengan seksama antara biaya dan waktu. Biaya meningkat dan waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan proyek ini lama, krisis masih dalam tahap kecil karena masih bisa ditangani perusahaan, keterlambatan ini mempengaruhi operasional perusahaan sehari-hari, meningkatnya biaya operasional dan terlambatnya pembayaran kepada supplier lokal dan divisi yang terganggu dalam kasus ini adalah divisi marketing dan divisi teknis, karena Manager Marketing yang seharusnya memonitor penjulaannya malah sibuk mengatasi kasus ini, begitu pula kegiatan operasional Project Manager sehari-hari beberapa meeting tender yang dilewatkan dan kadang teknisi pun tidak terkontrol. Adapun dampak yang terjadi akhibat keterlambatan ini adalah menghambat cash flow perusahaan, berakibat CV. INOVASI CIPTA KREASI menunda pembayaran pembelian electrical kepada supplier lokal sampai kepada PT. APT melakukan pembayaran ke dua. Tidak semua supplier mudah diajak kerjasama, CV. INOVASI CIPTA KREASI sedikit kewalahan untuk memasok electrical dari supplier lokal. Proyek keterlambatan ini tidak menggangu 7

operasional proyek lain karena pada dasarnya perusahaan memberikan plafon 20% dari nilai kontrak untuk mendukung jalannya proyek, hanya saja saat itu plafon tersebut cukup untuk melunasi barang import, jadi CV. INOVASI CIPTA KREASI kewalahan untuk mengimport barang dan operasional proyek. Krisis yang dihadapi oleh CV. INOVASI CIPTA KREASI adalah pada tahapan prodromal, pada tahapan ini krisis belum dirasakan oleh organisasi, namun tandatanda dan gejala krisis sudah mulai ada, tahap ini juga kadang disebut juga sebagai tahapan peringatan yang member sinyal tanda bahaya. Dalam menjalankan fungsi manajemen perusahaan CV. INOVASI CIPTA KREASI tidak luput dari permasalahan yang berkembang yang dapat mengakibatkan krisis pada perusahaan. Contoh kasus CV. INOVASI CIPTA KREASI menjalin kerjasama dengan PT. DP 6 dalam pengadaan pintu otomasi jenis Rapid Roll Up Door periode Feburari 2010 Maret 2011. Tetapi dalam kerjasama ini CV. INOVASI CIPTA KREASI merupakan pihak ketiga yang disebut juga subkontraktor sebagai penyedia barang. Adapun pihak kedua sebagai perantara dalam kerjasama ini adalah PT. APT yang disebut juga main kontraktor. Pihak pertama dari kerjasama ini adalah PT. DP 6 merupakan konsumen atau enduser. Sebagai penyedia barang CV. INOVASI CIPTA KREASI tidak dapat berhubungan langsung dengan pihak pertama, segala sesuatu harus melalui pihak kedua yaitu PT. APT. Karena yang dapat melakukan komunikasi langsung kepada PT. DP 6 sebagai pihak pertama hanyalah PT. APT. Dan ini sangat menyulitkan CV. INOVASI CIPTA KREASI sebagai penyedia barang, karena informasi dan 8

data yang dibutuhkan sangat lambat diterima dan hal ini sangat menyulitkan CV. INOVASI CIPTA KREASI untuk mengambil tindakkan secara cepat dan tepat. Akar dari krisis dapat dilihat pada saat PT. APT tidak membayar penuh atas tagian yang diberikan oleh bagian keuangan CV. INOVASI CIPTA KREASI, dan CV. INOVASI CIPTA KREASI pun tidak segera mengkonfirmasinya, akibat dari kejadian tersebut menimbulkan kesalahpahaman diantara kedua belah pihak, sehingga pengerjaan proyek pun terhambat dan merugikan CV. INOVASI CIPTA KREASI baik psikologi maupun material dan pelayanan yang diberikan untuk PT. DP 6 menjadi tidak maksimal. Karena masalah tersebut dibiarkan terlalu lama tanpa ada penyelesaian akibatnya menjadi krisis. Setelah menjadi krisis CV. INOVASI CIPTA KREASI mengutus Project Manager dan Marketing Manager sebagai wakil perusahaan guna mempercepat penyelesaian masalah proyek pengadaan pintu otomatis jenis Rapid Roll Up Door, tetapi ternyata proses penyelesaian masalah ini tidak berjalan lancar. Akibat kesibukan Project Manager dan Marketing Manager fokus terhadap permasalahan proyek tersebut justru menciptakan masalah baru, seperti kehilangan permintaan barang/produk yang tidak tertangani dan menjadi terbengkalai sehingga memperburuk keadaan perusahaan karena tidak adanya pemasukan dari proyek lain dan hal ini sangat merugikan dan dapat mengancam perusahan. Melihat fakta di atas pihak manajemen pada akhirnya memutuskan untuk membentuk divisi baru yaitu Divisi Public Relations yang bertujuan sebagai wakil 9

perusahaan dan jembatan komunikasi perusahaan baik secara internal maupun eksternal. Tugas Divisi Public Relations CV. INOVASI CIPTA KREASI pertama adalah mengatasi masalah yang sedang dihadapi pada pengerjaan pengadaan pintu otomasi jenis Rapid Roll Up Door. Untuk mengatasi masalah di atas Divisi Public Relations membuat strategi dalam mengelola dan menangani krisis perusahaan. Dari permasalahan di atas penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pengelolaan krisis yang dijalankan CV. INOVASI CIPTA KREASI dalam mengatasi krisis perusahaan dengan contoh kasus pada Proyek Pengadaan Pintu Otomasi Jenis Rapid Roll Up Door periode Februari 2010 sampai dengan Maret 2011. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas pada skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pengelolaan Krisis Humas CV. INOVASI CIPTA KREASI dalam mengatasi Krisis pada Kasus Keterlambatan Pengerjaan Proyek Pengadaan Pintu Otomatis Jenis Rapid Roll Up Door (Periode Febuari 2010 sampai dengan Maret 2011)?. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah pengelolaan krisis Divisi Public Relations CV. INOVASI CIPTA KREASI dalam mengatasi 10

krisis akibat keterlambatan pengerjaan proyek pintu otomatis jenis Rapid Roll Up Door periode Febuari 2010 sampai dengan Maret 2011. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat berguna untuk memberikan sumbangsih kepada bidang keilmuan komunikasi, khususnya Public Relations mengenai bagaimana langkah-langkah strategis humas pada Divisi Public Relations dalam mengelola dan mengatasi krisis yang sedang dihadapi oleh suatu perusahaan. 1.4.2 Manfaat Praktis Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberi masukan kepada CV. INOVASI CIPTA KREASI dalam mengelola suatu krisis yang sedang terjadi dan mengetahui strategi apa saja yang harus ditempuh oleh Divisi Public Relations dalam memaksimalkan peranannya dalam mengelola krisis perusahaan 11