BAB I PENDAHULUAN. Jabodetabek, dan lain-lain. kayu diantaranya dowel, moulding, pintu, jendela, wood-flooring,

dokumen-dokumen yang mirip
STRUKTUR PASAR DAN STRATEGI BERSAING PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU HILIR PASCA KRISIS EKONOMI 2008: KASUS PADA PT SUNWOOD TIMBER INDUSTRIES

BAB V PENUTUP. mengembangkan penelitian yang berkaitan. telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

STRUKTUR PASAR DAN STRATEGI BERSAING PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU HILIR PASCA KRISIS EKONOMI 2008: KASUS PADA PT SUNWOOD TIMBER INDUSTRIES.

merupakan kegiatan ekonomi yang sangat menguntungkan. Dalam prakteknya

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil dan menengah, termasuk industri furniture merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

I. PENDAHULUAN. terhadap dunia investasi di Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga. internasional adalah Cina dan Mexico (Deperindag, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara terbesar penghasil rotan di dunia. Selain itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

I. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan transportasi. Globalisasi berarti menyatukan pasar domestik

Latar Belakang. Furnitur kayu Furnitur rotan dan bambu 220 Furnitur plastik 17 Furnitur logam 122 Furnitur lainnya 82 Sumber: Kemenperin 2012

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Usaha Kecil 50 Juta 500 Juta Maksimal 300 Juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

BAB V PENUTUP. Strategi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri nyaris tidak ada perbedaan karena kemudahan akses dari barang dan informasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

1. Yulianty Widjaja (Direktur DAVINCI); dan 2. Para Hadirin Sekalian Yang Berbahagia.

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya &an. hektar terdiri dari hutan permanen, yang menghasilkan pepohonan seperti teak,

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

I. PENDAHULUAN. (UKM) dengan sistem home industry yang bekerjasama dengan industri-industri

I. PENDAHULUAN. Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. potensi usaha yang terkenal. Potensi usaha masyarakat yang dari Cirebon salah

Proposal Usaha Kerajinan Rotan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh posisi persaingan..., Rahmitha, FE UI, 2009

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan

dan kelembagaan yang kegiatannya saling terkait dan saling mendukung dalam peningkatan efisiensi, sehingga terwujudnya daya saing yang kuat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan merupakan salah

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH NOPEMBER 2008

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

IDQAN FAHMI BUDI SUHARDJO

I. PENDAHULUAN. di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang

PERAN PELABUHAN CIREBON DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN INDUSTRI DI KABUPATEN CIREBON (Studi Kasus: Industri Meubel Rotan di Kabupaten Cirebon)

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Susu : Komoditi Potensial Yang Terabaikan

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH SEPTEMBER 2008

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

PROFIL INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI PROPINSI SUMATERA UTARA IWAN RISNASARI, S. HUT PROGRAM ILMU KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. menonjol terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada periode

BAB I PENDAHULUAN. rotan yang terdapat di Dunia, yang terdiri dari 9 genus. Negara berkembang lainnya, Indonesia hanya mampu mengekspor bahan mentah

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mencapai US$ per ton dan mendekati US$ per ton pada tahun 2010.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

Market Brief. Beras di Jerman

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT. Produksi Rumput Laut Dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara

PENDAHULUAN Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN merupakan salah satu prod uk dari industri pengolahan kayu hilir

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, baik berupa perdagangan barang maupun jasa. pasar yang mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan net ekspor baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

VI. PERKEMBANGAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Karet Alam Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

Boks. Perkembangan Terkini Beberapa Sektor Ekonomi Utama di Kalimantan Timur Sehubungan dengan Krisis Keuangan Global

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan lokal (Soelistianingsih, 2013). Fakta yang terjadi di lapangan justru menunjukkan sebaliknya. Tidak

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Furniture adalah industri yang mengolah bahan baku atau bahan setengah jadi dari kayu, rotan, dan bahan baku alami lainnya menjadi produk barang jadi furniture yang mempunyai nilai tambah dan manfaat yang lebih tinggi. Industri furniture di Indonesia tersebar hamper di seluruh propinsi, dengan sentra-sentra yang cukup besar terletak di Jepara, Cirebon, Sukoharjo, Surakarta, Klaten, Pasuruan, Gresik, Sidoarjo, Jabodetabek, dan lain-lain. Industri pengolahan kayu dibagi menjadi dua kelompok antara lain kelompok industri pengolahan kayu hulu dan kelompok industri pengolahan kayu hilir. Kelompok industri pengolahan kayu hulu merupakan industri pengolahan kayu primer yaitu industri yang mengolah kayu bulat/log menjadi berbagai sortimen kayu. Kelompok industri pengolahan kayu hilir merupakan industri yang menghasilkan produkproduk kayu diantaranya dowel, moulding, pintu, jendela, wood-flooring, dan sejenisnya (Kementrian Perindustrian, 2011). Negara-negara tujuan ekspor utama industri furniture Indonesia adalah Amerika, negara-negara di Eropa dan Jepang. Pada tahun 2003-2008 Amerika menempati urutan pertama tujuan ekspor industri furniture Indonesia disusul oleh Jepang, Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, Belgia, Spanyol serta Italia. 1

2 Berdasarkan dari data Kementrian Perindustrian Republik Indonesia tahun 2011 dalam Statistik Perdagangan, perkembangan ekspor Indonesia pada komoditas kayu lapis dan olahan lainnya menunjukkan trend yang menurun dalam beberapa tahun terakhir. Tabel 1.1 Nilai Ekspor Furniture Berbahan Baku Kayu TAHUN NILAI EKSPOR FURNITURE 2008 1,36 milyar USD 2009 1,15 milyar USD 2010 1,4 milyar USD Sumber: Statistik Perdagangan, 2011. Tabel 1.1 menunjukkan pada tahun 2008 nilai ekspor furniture berdasarkan bahan baku kayu sebesar 1,36 milyar USD kemudian turun pada tahun 2009 menjadi 1,15 milyar USD. Pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 1,4 milyar USD. Penurunan nilai ekspor yang terjadi mengindikasikan dampak secara langsung yang di timbulkan dari krisis yang dialami negara-negara di Amerika dan Eropa. Kondisi krisis Amerika dan Eropa memberikan dampak terhadap permintaan komoditas hasil olahan kayu (mebel/ furniture) yang menurun. Dampak tersebut diperkirakan akan berlangsung dalam 2 tahun ke depan. Pemerintah diharapkan mampu memberikan solusi bagi eksportir Indonesia untuk mengalihkan tujuan ekspor dalam mengantisipasi risiko

3 penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai akibat krisis global (Kompas.com, September 2012). Permasalahan eksternal lainnya yang timbul adalah krisis ekonomi Amerika dan Eropa. Kondisi perekonomian Amerika dan Eropa berpengaruh signifikan bagi perkembangan produktivitas produk dalam negri. Krisis ekonomi yang terjadi di negara tujuan ekspor mebel menyebabkan perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut mengatur strategi yang tepat agar mampu bersaing di pasar. Pada pasar domestik, produsen-produsen Indonesia masih tetap menguasai pangsa pasar dan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pesaing yang perlu diwaspadai adalah impor yang berasal dari China dan Negara-negara Asia lainnya. Pemerintah harus memberikan kebijakan proteksi bagi produsen luar negeri dalam menjaga kestabilan produktivitas produsen dalam negri, Sehingga produktivitas produsen dalam negeri tetap meningkat dan mampu meminimalisir tingkat impor di Indonesia. Permasalahan lain yang dialami oleh produsen dalam negri adalah permasalahan internal perusahaan. Permasalahan yang timbul akibat dari internal perusahaan-perusahaan dalam industri mebel begitu beragam. Permasalahan tersebut antara lain seperti kurangnya permodalan baik dalam memproduksi maupun mendistribusikan komoditas mebel dan hasil olahan kayu, sumber daya manusia yang kurang kreatif, teknologi dalam memproduksi furniture, serta manajemen usaha yang tidak mendukung perubahan lingkungan bisnis didalam industri mebel/ furniture.

4 Keterbatasan teknologi menghambat perusahaan dalam memenuhi permintaan dengan kualitas yang diharapkan. Hal ini menjadi salah satu masalah dalam pengembangan produk-produk dalam negri. Selain itu, kenaikan harga bahan baku menjadi permasalahan utama bagi industri mebel khususnya setiap individu perusahaan. Kenaikan harga rata-rata kayu sebesar 11%. Kayu mahoni dari Rp2,25 juta per kubik menjadi Rp 2,5 juta per kubik dan juga kayu jati yang awalnya Rp15 juta per kubik saat ini naik menjadi Rp20 juta per kubik di tahun 2009-2011. Persaingan merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Persaingan menentukan kegiatan yang perlu bagi perusahaan untuk berprestasi, seperti inovasi, dan implementasi yang baik. Strategi bersaing merupakan upaya mencari posisi bersaing yang menguntungkan dalam suatu industri, arena fundamental dimana persaingan berlangsung. Strategi bersaing bertujuan membina posisi yang menguntungkan dan kuat dalam melawan kekuatan yang menentukan persaingan dalam industi (Porter, 1993). Strategi bersaing ditentukan oleh 5 faktor penentu yang merangkum kondisi stuktur pasar dalam industri tersebut. Kelima faktor tersebut antara lain; persaingan di antara perusahaan yang ada, ancaman produk atau jasa substitusi, daya tawar menawar pembeli, daya tawar menawar pemasok dan ancaman pendatang baru. Suatu perusahaan harus memperhatikan kelima faktor tersebut dalam menciptakan strategi bersaing dalam persaingan pasar yang ada.

5 Berdasarkan hasil pra survey yang sudah dilakukan, ada beberapa perusahaan yang sudah tercatat sebagai perusahaan yang gulung tikar. Diantaranya adalah PT. Aryadimas Artha Craft, PT. HO Chang Wood, PT. Luasan Sentosa Prima dan PT Tri Dinamika Makmur. Perusahaanperusahaan tersebut memiliki trend ekspor yang cukup tinggi ketika masih bertahan di industri mebel. Perusahaan yang masih bertahan atau tetap produktif mampu bersaing di pasar internasional hingga saat ini antara lain; PT. Indosurya Mahakam, PT. Accupunto, PT. Indorack, PT.Sunwood Timber Industries dan PT Furnilac Prima Guna. Perusahaan-perusahaan tersebut masih terus produktif dan bertahan di tengah-tengah kondisi ekonomi pasca krisis.. Fokus utama penelitian ini adalah PT Sunwood Timber Industries yang terletak di Jalan raya serang km 12 (Jl Industri II 88 Desa Bunder Cikupa Tangerang). PT. Sunwood Timber Industries merupakan anak perusahaan dari Sunrise Doors International Pte Ltd yang terletak di Singapore. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 1990 dan didirikan oleh Mr. Ong Yee Chock dengan modal awal yang berasal dari modal sendiri dan kumpulan dengan pendiri lainnya. Bentuk kepemilikan perusahaan ini adalah PMA (Penanaman Modal Asing) dari Singapore.Perusahaan ini mempekerjakan ± 500 orang pekerja serta memiliki merk barang atau merk dagang Sunrise Doors. Produk utama dari perusahaan ini adalah daun pintu.

6 PT Sunwood Timber Industries ini mengalami banyak masalah selama masa krisis Amerika dan Eropa yang diawali di tahun 2008-2009. Perusahaan ini mengalami banyak kendala dan penurunan daya jual dikarnakan turunnya daya beli dari Eropa.Tujuan utama ekspor perusahaan ini adalah Amerika, Belanda, Inggris, Irlandia, Denmark dan Australia. Dampak krisis yang muncul mengakibatkan volume ekspor PT Sunwood Timber Industries turun secara drastis. Dengan demikian tujuan utama dari penelitian ini adalah menganalisis struktur pasar industri pengolahan kayu hilir dan strategi bersaing yang dilakukan oleh PT. Sunwood Timber Industries di Indonesia pasca krisis ekonomi Amerika dan Eropa. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan dalam bagian latar belakang, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana struktur pasar industri pengolahan kayu hilir di Indonesia? 2. Bagaimana strategi bersaing PT. Sunwood Timber Industries di tengah-tengah industri pengolahan kayu hilir di Indonesia pasca krisis ekonomi 2008? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:

7 1. Untuk mengetahui struktur pasar industri pengolahan kayu hilir di Indonesia. 2. Untuk mengetahui strategi bersaing PT. Sunwood Timber Industries di tengah-tengah industri pengolahan kayu hilir di Indonesia pasca krisis ekonomi 2008. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Instansi-instansi pemerintahan terkait dengan Industri pengolahan kayu dalam menyusun peraturan yang akan berguna bagi pelaku industri terkait. 2. Perusahaan dalam industri pengolahan kayu agar mereka mampu mengambil tindakan serta keputusan yang berguna bagi kelangsungan usaha terkait. 3. Bahan acuan dan referensi serta pembanding studi/ penelitian yang terkait dengan sektor industri. 1.5 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan ini dibagi menjadi lima bagian dengan urutan penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

8 Bab ini membahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan struktur pasar industri pengolahan kayu hilir dan strategi bersaing PT. Sunwood Timber Industries. Teori tersebut adalah analisis rasio konsentrasi dan Lima faktor daya saing Michael Porter. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini membahas mengenai data dan sumber data, alat analisis dan batasan operasional yang digunakan dalam penelitian ini. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang sifatnya terpadu mengenai permasalahan yang ada dalam industri pengolahan kayu tersebut serta strategi apa yang sudah dilakukan juga strategi untuk bertahan yang efisien pasca krisis ekonomi Amerika dan Eropa. BAB V : PENUTUP Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran yang dinyatakan secara terpisah.