SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT



dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat

PELAYANAN KESEHATAN DASAR

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

Oleh JUSTIN DARREN RAJ

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

BAB I PENDAHULUAN. kematian anak. Derajat kesehatan suatu negara dapat diukur dari berbagai

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN. dilaporkan sebesar 100% sehingga sudah mencapai target K1 100%.

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 46

RESUME PROFIL KESEHATAN

B A B IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan

DAFTAR TABEL. Judul Tabel

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga mampu untuk menekan AKI dan AKB. Angka Kematian Ibu (AKI)

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB V SITUASI UPAYA KESEHATAN

BAB V SITUASI UPAYA KESEHATAN

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan telah. tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Bener Meriah tahun 2016.

RESUME PROFIL KESEHATAN

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. proses fisiologis dan berksinambungan. Kehamilan dimulai dari konsepsi

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat

PENGAYAAN MATERI IMUNISASI DAN KIA PADA KURIKULUM PENDIDIKAN D-III KEBIDANAN. Jakarta, 3 Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Batasan Masalah

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang terhadap suatu objek. Pada manusia, sebagian besar pengetahuan

Juknis Operasional SPM

Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga TA 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

BAB IV PELAYANAN PUBLIK BIDANG KESEHATAN

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT KESEHATAN IBU DAN ANAK (PWS-KIA) Tarwinah

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN

JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN DESA KELURAHAN DESA+KEL.

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

CATATAN HASIL KEGIATAN KESATUAN GERAK PKK-KKB-KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini dengan memantau kesehatan ibu, dengan digunakan indicator

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI. Hari Anak-Anak Balita 8 April SITUASI BALITA PENDEK

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

Transkripsi:

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan bahwa upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas dan berkualitas serta menurunkan angka kematian bayi dan anak. Upaya kesehatan ibu dan anak diharapkan mampu menurunkan angka kematian. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan ibu dan anak adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) Berdasarkan SDKI tahun 2012 menyebutkan bahwa AKB = 32 per 1.000 kelahiran hidup, AKN = 19 per 1.000 kelahiran hidup dan AKABA sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup 1.Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Upaya Kesehatan Ibu Hamil diwujudkan dalam pemberian pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada trisemester pertama (usia kehamilan0-12 minggu), 1 kali pada trisemester kedua (12-24 minggu) dan 2 kali pada trisemester ketiga ( usia kehamilan 24-3 minggu). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator Cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah menperoleh pelayanan antenatal pertama kali, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang

dianjurkan, dibandingkan sasaran ibu hamil disatu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Dari jumlah ibu hamil di wilayah Jakarta Pusat (pada Tabel.29)terlihat Cakupan K1 = 1.28 (10,9%) dan K4 = 14.213 (99,4%). Pada tahun 2013 ini terlihat peningkatan cakupan dibandingkan pada tahun 2012 (K1= 97,% dan K4 = 91,1 %). Sementara ibu bersalin yang ditolong oleh Nakes =103,4% dan ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kesehatan = 97, %. Hal ini menunjukkan semakin membaiknya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Adanya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sejak tahun 2010 dan diluncurkannya Jaminan Persalinan (Jampersal) sejak tahun2011,oleh pemerintah semakin bersinergi dalam berkontribusi meningkatkan cakupan K4 Selain itu, cakupan Imunisasi TT pada ibu hamil di wilayah Jakarta Pusat tahun 2013, adalah ; TT-1 = 7,3 % ; TT-2 = 3, % ; TT-3 = 24,1 % ; TT- 4 = 21,1 % ; TT- = 19,8 % (Tabel. 30) Sementara ibu hamil yang mendapatkan pelayanan pemberian tablet Fe1 sebanyak 1.484 (108,28 %) dan Fe3 = 14.20 ( 99,34 %). (Tabel.32) Dan ibu nifas yg mendapatkan Vitamin A = (table 29) 2.Penanganan Komplikasi Maternal Dan Komplikasi Neonatus Komplikasi maternal adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung, termasuk penyakit menular dan penyakit tidak menular yang mengancam jiwa ibu dan atau janin, yang tidak disebabkan oleh trauma/kecelakaan. Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pencegahan dan penanganan komplikasi maternal adalah cakupan penanganan komplikasi maternal ( Cakupan PK). Capaian cakupan PK nasional pada tahun 2012 adalah =9,1 %. Di wilayah Jakarta Pusat tahun 2013 dijumpai bumil dengan komplikasi kebidanan sebanyak 280 sementara bumil komplikasi kebidanan yang ditangani sebesar 70,2 % (Tabel.33) Komplikasi neonatal adalah Neonatus dengan penyakit dan atau kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti asfiksia,

ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (Berat Lahir < 2.00 gram), sindroma gangguan pernafasan dan kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) Yang dimaksud dengan penanganan Neonatal komplikasi adalah neonatal sakit dan atau neonatal dengan kelainan yang mendapat pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan. Di wilayah Jakarta Pusat pada tahun 2013 perkiraan neonatus dengan komplikasi sebesar 2.101,. Dan penanganan Neonatus komplikasi yang ditangani mencapai 3, % (Tabel.33) 3. Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam rangka mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang lebih dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berada pada kisaran usia 1 49 tahun. Tingkat pencapaian pelayanan Keluarga berencana dapat dilihat dari cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang sedang menggunakan alat/metode kontrasepsi (KB aktif), cakupan peserta KB baru yang menggunakan alat/metode kontrasepsi, tempat pelayanan KB dan jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Proporsi peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi di wilayah Jakarta Pusat tahun 2013 yang menggunakan metode MKJP = 28,% dan yang menggunakan metode non-mkjp = 1,4 % (Tabel.34) Proporsi peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi di wilayah Jakarta Pusat tahun 2013 yang menggunakan metode MKJP ( IUD=32,9 % ; MOW=0,% ; implan = 0,4%) sedangkan yang menggunakan metode non MKJP (suntik= 2,1% ; PIL = 29,2 ; Kondom =,39 %) (Tabel 3) Jumlah peserta KB baru di Jakarta Pusat tahun 2013 terdapat = 48,7 % dengan peserta KB aktif = 79, % dari jumlah PUS = 141.041. ( Tabel.3) 4. Kunjungan NeoNatal Bayi baru lahir (0-28 hari) atau yang lebih dikenal dengan neonatal merupakan salah satu kelompok yang paling rentan terhadap gangguan kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal sesuai standar adalah pelayanan neonatal saat lahir dan pelayanan kesehatan saat kunjungan neonatus sebanyak 3 kali. Pelayanan yang diberikan saat kunjungan neonatal adalah

pemeriksaan sesuai standar Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM). Cakupan Kunjungan neonatal pertama (KN1) nasional 2012 = 92,31 %. Dari 14.300 bayi lahir hidup di wilayah Jakarta Pusat tahun 2013, bayi baru lahir yang ditimbang sebanyak 77,9% dengan BBLR 1,8 % (Tabel 37 ) sementara cakupan KN1 sudah mencapai dan Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) sebesar 89,0(Tabel.38). Pelayanan Kesehatan pada Bayi Bayi merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap gangguan kesehatan maupun serangan penyakit. Pelayanan kesehatan ditujukan pada bayi usia 29 hari sampai dengan 11 bulan, yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis ( dokter, bidan dan perawat ) minimal 4 kali. Program ini terdiri dari pemberian Imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4 dan Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian Vitamin A pada bayi, penyuluhan ASI eksklusif, MP ASI dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi dll. Di wilayah Jakarta Pusat tahun 2014,jumlah bayi yang diberi ASI Eksklusif sebanyak 4.88 (72,2%) (Tabel.39 ) sementara cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar pada bayi tahun 2013 sebesar 28,8 % dari 14.009 bayi lahir hidup (Tabel.40) Cakupan desa/kelurahan UCI di wilayah Jakarta Pusat = 9, % (Tabel.41) Pemberian vitamin A pada bayi ( -11 bulan) = 44,92 % dan, sedangkan bayi yang mendapatkan imunisasi DPT1 + HB1 sebanyak = 114,9 % ; imunisasi DPT3 + HB3 = 108 % dan pemberian imunisasi Campak = 10, % ( Tabel.42) ; imunisasi BCG = 110 % (Tabel.43 ). Pelayanan Kesehatan pada Anak Balita Batasan anak balita adalah anak yang berada dalam kisaran 12 sampai dengan 9 bulan. Pelayanan kesehatan pada anak balita adalah pelayanan kesehatan anak balita yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak. Capaian Nasional indikator ini pada tahun 2012 sebesar 73,2 %. Di Jakarta Pusat tahun 2013, pelayanan kesehatan anak balita minimal 8 mencapai = 71,0% ( tabel.4) dan balita yang mendapatkan Vitamin A balita usia ( 1- tahun) = 92,87 % dan Balita usia ( -9 bulan ) = 92,9

%(Tabel.44), sedangkan Anak balita yang mendapatkan pelayanan Kesehatan (minimal 8 kali ) = 71 % (Tabel.4) 7. Pelayanan Kesehatan pada siswa SD dan setingkat Salah satu upaya kesehatan anak adalah intervensi pada anak usia sekolah. Upaya kesehatan pada kelompok ini dilakukan melalui penjaringan kesehatan terhadap murid SD/MI kelas 1. Melalui kegiatan penjaringan kesehatan diharapkan bisa mengatasi permasalahan kesehatan pada anak usia sekolah, yaitu pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat seperti menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun, kesehatan gigi dan mulut, kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan pendengaran, anemia, kecacingan, kebugaran jasmani dan masalah mental emosional. Cakupan penjaringan kesehatan siswa kelas 1SD dan setingkat di wilayah Jakarta Pusat tahun 2013 adalah = 99,8 % ( Tabel 4) sementara cakupan Pelayanan Kesehatan siswa SD dan setingkat yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar adalah = 100 % (Tabel 49) Pelayanan Gigi dan Mulut pada anak SD yang diperiksa sebanyak 32.849 (49,8 %) dengan anak sd yang perlu mendapat perawatan 8.37 dan yang mendapatkan perawatan = 7.100 (84,9%) (Tabel.1). Siswa SD yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Tumpatan Gigi tetap sebanyak 1.117, yang mendapat pencabutan Gigi tetap 11.129 dengan ratio tumpatan 1.4 (Tabel.0 ). B. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Permasalahan gizi masyarakat merupakan salah satu isu kesehatan masyarakat yang menyita perhatian sektor kesehatan. Status gizi juga merupakan salah satu penentu kondisi derajad kesehatan masyarakat 1. Cakupan Penimbangan Bayi dan Balita di Posyandu Kegiatan penimbangan balita di Posyandu (D/S) menjadi salah satu indikator yang ditetapkan Renstra Kementrian Kesehatan tahun 2010 2014. Indikator ini berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta penanganan prevalensi gizi kurang pada balita. Dengan cakupan D/S yang tinggi, diharapkan semakin tinggi pula cakupan vitamin A, cakupan imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi kurang. Di wilayah Jakarta Pusat tahun 2013

terlihat jumlah bayi (0 23 bulan ) yang ditimbang sebanyak 71, % dari 23.18 baduta yang dilaporkan dengan BGM = 0,4 % (Tabel.4) sementara jumlah Balita yang ditimbang =.8 % dengan BGM 0.4 ( Tabel.47 ). Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk adalah 100 % dari 32 balita gizi buruk yang ada (Tabel.48). 2. Pemberian Tablet Tambah Darah pada ibu Hamil (FE) Salah satu permasalahan gizi masyarakat adalah anemia gizi, yaitu suatu kondisi ketika kadar Haemoglobin (Hb) dalam darah tergolong rendah. Rendahnya kadar Hb ini terjadi karena kekurangan asupan zat gizi yang diperlukan dalam komponen Hb terutama zat besi (Fe). Pemberian tablet Fe ini diintegrasikan dengan pelayanan kunjungan ibu hamil. Pemberian tablet Fe juga menjadi salah satu syarat terpenuhinya kunjungan ibu hamil K4 Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe di wilayah Jakarta Pusat tahun 2013 mencapai Fe1 = 108,28 % dan Fe3 = 99,34 % (Tabel 32) 3. Pemberian Kapsul Vitamin A Selain anemia gizi besi, kekurangan vitamin A juga menjadi perhatian dalam upaya perbaikan gizi masyarakat, oleh karena itu dilakukan pemberian kapsul vitamin A dalam rangka mencegah dan menurunkan prevalensi kekurangan vitamin A. Pemberian vitamin A berperan terhadap penurunan angka kematian, pencegahan kebutaan, serta pertumbuhan dan kelangsungan hidup anak. Di wilayah Jakarta Pusat, cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita usia -9 bulan tahun 2013 di Jakarta Pusat mencapai 92,24 % sedangkan cakupan pemberian vitamin A untuk ibu Nifas = 100 % (Tabel.29) 4. Cakupan Pemberian ASI EKSKLUSIF Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan usia bulan dan meneruskan menyusui anak sampai usia 24 bulan. Jumlah bayi yang diberikan ASI eklusif di Jakarta Pusat tahun 2013 mencapai =70,4 % (Tabel 41)

. Pelayanan Imunisasi Program Imunisasi pada bayi mengharapkan agar setiap bayi mendapatkan kelima jenis imunisasi dasar lengkap. Keberhasilan seorang bayi dalam mendapatkan jenis imunisasi dasar tersebut diukur melalui indikator imunisasi dasar lengkap. Bayi dan anak memiliki risiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular dibandingkan kelompok penduduk dewasa. Dengan adanya fakta tersebut, salah satu bentuk pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok berisiko tersebut dapat dilindungi dengan imunisasi. Imunisasi dasar pada Bayi Cakupan UCI di wilayah Jakarta Pusat tahun 2013 sudah mencapai 100 % (Tabel 41). Cakupan imunisasi DPT1+HB1 = 114,9 %; DPT3+HB3 =108 % ; Campak = 10, % ( Tabel.42) Sementara cakupan imunisasi BCG = 110 % (Tabel 43) Imunisasi pada Ibu Hamil Cakupan Imunisasi TT pada ibu hamil di wilayah Jakarta Pusat tahun 2013, adalah ; TT-1 = 7,3 % ; TT-2 = 3, % ; TT-3 = 24,1 % ; TT-4 = 21,1 % ; TT- = 19,8 % (Tabel. 30) Imunisasi pada WUS Cakupan Immunisasi TT pada wanita usia subur (1 39) di wilayah Jakarta Pusat tahun 2013, adalah TT1 = 3% ; TT2 = 3,3% : TT3 = 3,7% : TT4 = 1,1% : TT = 1% dan TT2+ = 9,1% (Tabel.31).

Persentase Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) No 1. 2 3 4 7 8 Kecamatan Jumlah Desa/Kel Desa/ Kel UCI Persen Desa/ Kel UCI Gambir Sawah Besar Kemayoran 8 8 Senen Cempaka Putih 3 3 Menteng Tanah Abang 7 7 Johar Baru 4 4 Jumlah 44 44 100 Universal Child Immunization atau yang biasa disebut (UCI) merupakan gambaran suatu desa/kelurahan dimana 80 % dari jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.dari 44 Kelurahan di Jakarta Pusat sudah mencapai UCI sebesar 100 %. (Tabel.38)