BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Suatu penelitian akan dikatakan berhasil apabila menggunakan metode yang relevan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistika bahasa sebab selain mendeskripsikan hasil penelitian, peneliti juga menggunakan rumus-rumus perhitungan tingkat kekerabatan serta usia bahasa dengan teknik leksikostatistik. Arikunto (2006: 234) menjelaskan bahwa deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi. Menurut Keraf (1991: 121) leksikostatistik adalah pengelompokan bahasa yang cenderung mengutamakan peneropongan kata-kata (leksikon) secara statistika untuk kemudian berusaha menetapkan pengelompokan itu berdasarkan persentase kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain. Berdasarkan pendapat tersebut, maka melalui penelitian ini akan nampak penggambaran teknik leksikostatistik. Bertolak dari anggapan dasar bahwa bahasa Banggai, bahasa Saluan, dan bahasa Balantak berkerabat, maka teknik leksikostatistik dalam penelitian ini dipergunakan untuk menghitung persentase kekerabatan bahasa dan usia (waktu pisah) bahasa.
3.2 Sumber Data Data, sumber data, dan objek penelitian memiliki pengertian yang berbeda. Sudaryanto (dalam Mahsun, 2005: 18-19) menyatakan bahwa data adalah bahan penelitian, yaitu bahan jadi (lawan dari bahan mentah) yang ada karena pemilihan aneka macam tuturan (bahan mentah). Sebagai bahan penelitian maka di dalam data terkandung objek penelitian dan unsur lain yang membentuk data yang disebut konteks. Selanjutnya Sudaryanto menyimpulkan bahwa data adalah objek penelitian ditambah konteks (D= OP + K). Adapun yang dimaksud dengan sumber data ialah asal data diperoleh. Berdasarkan uraian tersebut, maka objek penelitian ini adalah bahasa Banggai, bahasa Saluan, dan bahasa Balantak, sedangkan data di dalam penelitian ini berupa daftar kosa kata bahasa Banggai, bahasa Saluan, dan bahasa Balantak. Adapun sumber data diperoleh dari kosa kata Morris Swadesh yang diterjemahkan oleh informan pada masing-masing bahasa. 3.3 Informan Penelitian ini menggunakan informan dari tiga bahasa yaitu, bahasa Banggai, bahasa Saluan, dan bahasa Balantak. Adapun kriteria informan yang digunakan sesuai dengan kriteria informan oleh Mahsun (2005: 141) yaitu sebagai berikut, 1) Berusia 20 60 tahun. 2) Orang tua, istri atau suami informan lahir dan dibesarkan di desa itu serta jarang atau tidak pernah meninggalkan desanya. 3) Berpendidikan minimal SD.
4) Berstatus sosial menengah. 5) Dapat berbahasa daerah dengan baik. 6) Sehat jasmani dan rohani. 3.4 Teknik Penelitian 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tiga teknik, yaitu teknik penerjemahan, teknik catat, dan teknik rekam. Teknik penerjemahan digunakan dalam upaya mengumpulkan data dari informan. Peneliti langsung mendatangi informan dari masing masing bahasa dan langsung bertanya kepada mereka, yang dipandu oleh daftar kosa kata Morris Swadesh seperti terdapat pada bagian lampiran. Jadi, peneliti langsung mengambil data tentang ketiga bahasa itu dari para informan. Teknik catat dilakukan karena peneliti meminta para informan mengucapkan fonem-fonem yang berada dalam sebuah kata secara jelas, maka harus dicatat cara pelafalan fonem tersebut dan alat-alat artikulasi apa yang digunakan. Adanya catatan ini memungkinkan dapat mengolah data dengan lebih baik. Dengan adanya catatan ini peneliti dapat membedakan ucapan fonem akhir kata < apa > dalam bahasa Betawi yang dalam subdialek Tanah Abang diucapkan sebagai < ape >. Demikian perlunya peneliti menggunakan teknik catat dalam pengumpulan data penelitian ini. Teknik pengumpulan data ketiga dalam penelitian ini adalah teknik rekam. teknik cakap dan teknik catat dalam pengambilan data, perlu pula dilengkapi
dengan teknik rekam. Jika ada keraguan mengenai catatan peneliti bisa mengeceknya pada rekaman. 3.4.2 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan statistika bahasa, adapun langkah-langkah analisisnya sebagai berikut : 1) Mengidentifikasi kata-kata yang berkerabat. 2) Menetapkan dan menghitung pasangan-pasangan yang merupakan kata berkerabat. 3) Menganalisis data kata berkerabat dengan melakukan perhitungan persentase tingkat kekerabatan menggunakan rumus berikut : Jumlah kata yang berkerabat x 100 = % (persentase kekerabatan) Jumlah kata yang diperbandingkan selanjutnya menghubungkan persentase kata berkerabat dengan kategori tingkat kekerabatan. 4) Menghitung usia bahasa atau waktu pisah bahasa setelah mengetahui persentase kekerabatan dengan langkah-langkah dan rumus seperti berikut : a) Menghitung waktu pisah awal log C W = 2 log r Keterangan : W = lama waktu pisah dalam satuan ribuan tahun C = persentase kata-kata yang sekerabat dari dua bahasa
r = retensi, yaitu persentase konstan dalam 1000 tahun. Khusus dalam penelitian ini digunakan indeks retensi 81 %, sebab menggunakan kosakata Moris Swadesh yang berjumlah 200 kosa kata. log = logaritma dari. b) Menghitung jangka kesalahan Mustahil bahwa perpisahan antara dua bahasa terjadi dalam suatu tahun tertentu, tetapi harus terjadi berangsur-angsur, maka harus ditetapkan suatu jangka waktu perpisahan itu terjadi. Untuk maksud tersebut harus diadakan perhitungan tertentu untuk menghindarkan kesalahan semacam itu, sebab itu diperlukan teknik statistik untuk menghitung jangka kesalahan sebagai berikut: s = ( ) Keterangan : s = kesalahan standard dalam persentase kerabat C = persentase kata-kata sekerabat dari dua bahasa n = jumlah kata yang dibandingkan c) Menghitung waktu pisah setelah dikatahui jangka kesalahan Setelah menghitung jangka kesalahan dengan menggunakan rumus di atas maka perlu dilakukan penghitungan kembali waktu pisah dengan rumus berikut :
( ) ( ) W1 = Keterangan : W 1 = lama waktu pisah dalam satuan ribuan tahun (setelah dihitung jangka kesalahan). Waktu yang diperoleh setelah menghitung jangka kesalahan, dikurangi dengan jumlah waktu yang pertama (sebelum menghitung jangka kesalahan) dengan rumus : w w 1 5) Menyimpulkan hasil analisis.