Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Dan Prinsip Utama



dokumen-dokumen yang mirip
Kode Praktik bagi Pengusaha untuk Mempromosikan Kesetaraan dan Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia. Asosiasi Pengusaha Indonesia

Mengelola Kesetaraan di Tempat Kerja

Mengelola Kesetaraan di Tempat Kerja

Kasus Bisnis untuk Kesetaraan. Panduan Praktis bagi Pengusaha untuk Mempromosikan dan Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia.

2. Konsep dan prinsip

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

Discrimination and Equality of Employment

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

Kesetaraan dalam Praktik Perusahaan

Kesetaraan gender di tempat kerja: Persoalan dan strategi penting

Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: KEP. 68/MEN/IV/2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

Working Improvement In Small and Medium Construction (WISCON) by PAOT (Participatory Action Oriented Training)

5. Prinsip penting dalam mengelola sumberdaya manusia secara nondiskriminatif

Asosiasi Pengusaha Indonesia. International Labour Organization. Panduan Praktik yang Baik untuk Mempekerjakan Pekerja Rumahan bagi Pengusaha

K102. Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI

Pengembangan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

Muchamad Ali Safa at INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pedoman ILO tentang PENGELOLAAN PENYANDANG DISABILITAS DI TEMPAT KERJA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KESETARAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KABUPATEN RAMAH HAK ASASI MANUSIA

BAB I KETENTUAN U M U M

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mengatasi diskriminasi terhadap penyandang cacat: Persoalan dan strategi penting

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

KEPMEN NO. KEP.68/MEN/IV/2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K102. Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial

BAB II FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT DALAM PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA PEREMPUAN YANG BERKERJA DI MALAM HARI

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

KONSEP-KONSEP PENTING KESETARAAN DI TEMPAT KERJA. - Sustaining Competitive and Responsible Enterprises

Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia

Jakarta, 6 September Nina Tursinah, S.Sos.MM. Ketua Bidang UKM-IKM DPN APINDO

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

Pedoman Perilaku BSCI 1

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI

Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

AMANDEMEN II UUD 1945 (Perubahan tahap Kedua/pada Tahun 2000)

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEMINAR MEWUJUDKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PENYANDANG DISABILITAS

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

Standar Ketenagakerjaan Internasional tentang Kesetaraan dan Non Diskriminasi

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan berkedudukan sama di

Tinjauan Terhadap Undang-Undang Diskriminasi

Nilai-Nilai dan Kode Etik Grup Pirelli

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

NILAI-NILAI DAN KODE ETIK GRUP PIRELLI

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1

Indorama Ventures Public Company Limited

K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Konvensi 183 Tahun 2000 KONVENSI TENTANG REVISI TERHADAP KONVENSI TENTANG PERLINDUNGAN MATERNITAS (REVISI), 1952

Prinsip Dasar Peran Pengacara

dengan pilihan mereka sendiri dan hak perundingan bersama. 2.2 Pihak perusahaan menerapkan sikap terbuka terhadap aktivitas-aktivitas serikat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 1 SERI E

10. KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA

PERLINDUNGAN HAK-HAK MINORITAS DAN DEMOKRASI

Kerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia untuk di Indonesia

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

2. Rencana pengembangan Insan IMC selalu didasari atas bakat dan kinerja.

Setiap norma per. Per-UU-an wajib melarang perlakuan : b.perbedaan; c.pengucilan; dan d.pembatasan. Atas dasar jenis kelamin

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

Daftar Periksa Pembinaan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Usaha Kecil dan Menengah dengan Metoda Pelatihan Partisipasi Aktif

R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184)

Transkripsi:

Asosiasi Pengusaha Indonesia International Labour Organization Panduan Praktis bagi Pengusaha untuk Mempromosikan dan Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia Buku Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Dan Prinsip Utama

Asosiasi Pengusaha Indonesia International Labour Organization Panduan Praktis bagi Pengusaha untuk Mempromosikan Kesetaraan dan Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia Buku Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Dan Prinsip Utama Kode praktik dan Panduan praktis dalam lima bagian Kode praktik bagi pengusaha Panduan praktis dalam lima bagian:. Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Dan Prinsip Utama 2. Kasus Bisnis Untuk Kesetaraan 3. Kesetaraan Dalam Praktik Perusahaan 4. Mengelola Kesetaraan Di Tempat Kerja 5. Sumber Dukungan Eksternal Untuk Manajemen Kesetaraan Pada Perusahaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kantor Perburuhan Internasional (ILO), Jakarta

Copyright International Labour Organization 203 Cetakan Pertama, 203 Publikasi-publikasi International Labour Office memperoleh hak cipta yang dilindungi oleh Protokol 2 Konvensi Hak Cipta Universal. Meskipun demikian, bagian-bagian singkat dari publikasi-publikasi tersebut dapat diproduksi ulang tanpa izin, selama terdapat keterangan mengenai sumbernya. Permohonan mengenai hak reproduksi atau penerjemahan dapat diajukan ke ILO Publications (Rights and Permissions), International Labour Office, CH 2 Geneva 22, Switzerland. International Labour Office menyambut baik permohonan-permohonan seperti itu. International Labour Organization Panduan Praktis bagi Pengusaha untuk Mempromosikan Kesetaraan dan mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia. (Kode praktik dan panduan praktis dalam lima bagian) Jakarta, International Labour Organization, 203 ISBN 978-92-2-828037- (print) 978-92-2-828038-8 (web pdf) Versi Bahasa Inggris: Practical guidelines for employers for promoting equality and preventing discrimination at work in Indonesia (Code of practice and practical guide in five parts); ISBN: 978-92-2-28038-5 (web pdf); International Labour Organization; Jakarta, 203 Katalog ILO dalam terbitan Penggambaran-penggambaran yang terdapat dalam publikasi-publikasi ILO, yang sesuai dengan praktik-praktik Persatuan Bangsa-Bangsa, dan presentasi materi yang berada didalamnya tidak mewakili pengekspresian opini apapun dari sisi International Labour Office mengenai status hukum negara apa pun, wilayah atau teritori atau otoritasnya, atau mengenai delimitasi batas-batas negara tersebut. Tanggung jawab atas opini-opini yang diekspresikan dalam artikel, studi dan kontribusi lain yang ditandatangani merupakan tanggung jawab pengarang seorang, dan publikasi tidak mengandung suatu dukungan dari International Labour Office atas opini-opini yang terdapat didalamnya. Referensi nama perusahaan dan produk-produk komersil dan proses-proses tidak merupakan dukungan dari International Labour Office, dan kegagalan untuk menyebutkan suatu perusahaan, produk komersil atau proses tertentu bukan merupakan tanda ketidaksetujuan. Publikasi ILO dapat diperoleh melalui penjual buku besar atau kantor ILO lokal di berbagai negara, atau langsung dari ILO Publications, International Labour Office, CH-2 Geneva 22, Switzerland. Katalog atau daftar publikasi baru akan dikirimkan secara cuma-cuma dari alamat diatas. Dicetak di Jakarta

Daftar Isi Kata Pengantar APINDO Kata Pengantar ILO vii ix Pendahuluan. Apa arti kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja? 3. Apakah kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja? 4.2 Non-diskriminasi: Konsep-konsep utama dalam Konvensi ILO No. dan hukum Indonesia 5 Buku : Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Dan Prinsip Utama iii

Buku Panduan Praktis bagi Pengusaha untuk Mempromosikan Kesetaraan dan Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia Ringkasan isi Kode Praktik, buku Panduan praktis serta daftar Kasus, Bagan dan Alat Kode praktik untuk pengusaha:. Pendahuluan 2. Prinsip-prinsip Untuk Mempromosikan Kesetaraan Kesempatan Dan Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja 3. Kemungkinan Metode Pelaksanaan 4. Lampiran: Daftar Untuk Pengusaha Pada Prinsip Kerja Untuk Promosi Kesetaraan Panduan praktis dalam lima bagian: Buku 2: Kasus Bisnis Untuk Kesetaraan. Mengapa pengusaha harus peduli tentang kesetaraan? 2. Apa yang dapat majikan lakukan untuk mendorong kesetaraan? Buku 3: Kesetaraan Dalam Praktik Perusahaan. Praktik-praktik perekrutan yang adil 2. Perlakuan yang adil selama bekerja 3. Menciptakan lingkungan kerja yang produktif 4. Kesetaraan dalam praktik bisnis perusahaan Buku 4: Mengelola Kesetaraan Di Tempat Kerja. Perencanaan dan pelaksanaan langkah-langkah kesetaraan 2. Menangani keluhan terkait diskriminasi Buku 5: Sumber Daya Pendukung Eksternal Untuk Manajemen Kesetaraan Pada Perusahaan. Organisasi pengusaha 2. Otoritas negara, organisasi pekerja dan kelompok masyarakat sipil 3. Belajar dari pengalaman di luar negeri 4. Sumber informasi dari ILO Bibliografi Studi Kasus Buku 2: Kasus Bisnis Untuk Kesetaraan. Contoh kasus. Kasus bisnis yang menarik untuk tempat kerja kemitraan, keragaman dan kesetaraan - Irlandia 2. Contoh Kasus 2. Kepemimpinan perempuan dan profitabilitas perusahaan 3. Contoh Kasus 3. Keanekaragaman dalam manajemen perusahaan-perusahaan Eropa Buku 3: Kesetaraan Dalam Praktik Perusahaan. Contoh Kasus 4. Penggunaan diskriminatif tes seleksi - Inggris Raya 2. Contoh Kasus 5. Stereotip gender di Indonesia 3. Contoh Kasus 6. Praktik yang baik pada perlindungan kehamilan dari PT. Dewhirst Company 4. Contoh Kasus 7. Dhamawangsa Hotel Jakarta dan penyandang disabilitas. iv

Buku 5: Sumber Dukungan Eksternal Untuk Manajemen Kesetaraan Pada Perusahaan. Contoh Kasus 8. Hong Kong Komisi Persamaan Kesempatan - Hong Kong, Cina Bagan Buku : Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Kunci Dan Prinsip. Bagan : Tiga komponen definisi diskriminasi berdasarkan Konvensi No. Buku 4: Mengelola Kesetaraan Di Tempat Kerja. Bagan 2: Mengelola Kesetaraan Di Tempat Kerja Alat Buku : Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Dan Prinsip Utama. Tips Manajemen. Yang dilarang untuk diskriminasi 2. Tips Manajemen 2. Kenali berbagai bentuk diskriminas 3. Tips Manajemen 3. Ketentuan kesetaraan dalam hukum nasional Buku 2: Kasus Bisnis Untuk Kesetaraan. Tips Manajemen 4. Pikirkan tentang bisnis Anda 2. Tips Manajemen 5. Diskriminasi dalam SA8000 dan ISO26000 3. Tips Manajemen 6. Daftar Periksa: Seberapa baik adalah bisnis Anda lakukan dalam manajemen kesetaraan? Buku 3: Kesetaraan Dalam Praktik Perusahaan. Tips Manajemen 7. Kriteria yang tidak boleh ada di iklan lowongan kerja 2. Tips Manajemen 8. Kapankah karakteristik pribadi menjadi persyaratan yang melekat dari pekerjaan? 3. Tips Manajemen 9. Menyadari bias 4. Tips Manajemen 0. Yang dapat dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam Wawancara 5. Tips Manajemen. Bagaimana mendefinisikan nilai dari pekerjaan? Buku 4: Mengelola Kesetaraan Di Tempat Kerja. Tips Manajemen 2. Peta jalan non-diskriminasi 2. Tips Manajemen 3. Contoh kebijakan kesempatan yang sama 3. Tips Manajemen 4. Contoh langkah-langkah kesetaraan khusus yang diambil di tingkat perusahaan - Selandia Baru 4. Tips Manajemen 5. Ingat peran manajer menengah dan supervisor 5. Tips Manajemen 6. Contoh Prosedur untuk menangani keluhan-keluhan terkait diskriminasi Buku : Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Dan Prinsip Utama v

Buku Panduan Praktis bagi Pengusaha untuk Mempromosikan Kesetaraan dan Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia vi

Kata Pengantar APINDO Prinsip kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja merupakan prinsip dasar ketenagakerjaan yang juga sudah temuat dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pada dasarnya, prinsip ini bermaksud untuk menjunjung harkat dan martabat manusia dalam mewujudkan keadilan sosial dan ekonominya. Bagi kalangan pelaku usaha, prinsip ini pun telah diterima secara sebagai standar universal demi mencapai efisiensi pasar dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Berbagai pengaturan kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk mendukung penerapan prinsip kesetaraan dan non-diskriminasi. Sejumlah perusahaan tertentu juga telah memiliki kebijakan khusus dalam perusahannya untuk menerapkan prinsip ini. Namun tantangan di lapangan tetap lah ada. Berbagai praktik diskriminatif di tempat kerja masih sering ditemui. Kaum perempuan, kalangan minoritas dan kelompok rentan lainnya masih berpeluang besar mengalami perlakuan yang diskriminatif ini. Dengan mengeluarkan Panduan Praktis dan Kode Praktik bagi Pengusaha untuk Mempromosikan Kesetaraan dan Mencegah Diskriminasi di Tempat kerja, APINDO telah mengambil langkah pro-aktif untuk membantu kalangan pengusaha di Indonesia untuk menerapkan prinsip kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja. Kode Praktik berisikan prinsip-prinsip umum yang diserap dari perundang-undangan ketenagakerjaan di Indonesia dan juga Konvensi ILO khususnya Konvensi tentang Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 95 (No. ) dan Konvensi Upah yang sama untuk pekerjaan yang setara yang nilainya, 95 (No. 00). Sementara Panduan Praktis memuat pengejawantahan prinsip-prinsip umum tadi secara lebih terperinci dalam bentuk langkah-langkah praktis. Panduan Praktis ini dipilah menjadi 5 buku sesuai temanya agar lebih mudah dipergunakan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Kantor ILO Jakarta dan proyek ILO MAMPU yang telah memberikan masukan teknis dan bantuan dalam penyusunan dan penerbitan Kode Praktik dan Panduan Praktis ini. Kami berharap bahwa kedua bahan acuan ini dapat memberikan masukan dan manfaat tidak hanya kepada pengusaha, tapi juga kepada mitra APINDO; pekerja dan pemerintah, untuk bersama-sama menerapkan prinsip non-diskriminasi dan kesetaraan di tempat kerja. Jakarta, Oktober 203 Sofjan Wanandi Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPN APINDO) Buku : Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Dan Prinsip Utama vii

Buku Panduan Praktis bagi Pengusaha untuk Mempromosikan Kesetaraan dan Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia viii

Kata Pengantar ILO Non diskriminasi serta peluang dan perlakuan yang sama dalam pekerjaan merupakan hak ketenagakerjaan dasar dan fundamental bagi pencapaian keadilan sosial dan pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Prinsip hak atas kesetaraan dalam peluang kerja dan perlakuan memungkinkan orang dari segala ras, jenis kelamin, agama, latar belakang sosial atau etnis, status kesehatan atau disabilitas untuk melakukan cara mereka keluar dari kemiskinan dan untuk menghidupi keluarga mereka. Kesetaraan peluang dan perlakuan dalam pekerjaan merupakan bagian integral dari Agenda Kerja Layak ILO dan Program Kerja Layak Nasional di Indonesia. ILO mempromosikan peluang bagi perempuan dan laki-laki untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan produktif dalam kondisi bebas, adil, aman dan bermartabat. Konvensi tentang Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 958 (No. ) diadopsi oleh negara-negara anggota ILO pada tahun 958 dan diratifikasi oleh Indonesia pada tahun 999. Ini tetap menjadi instrumen internasional yang paling komprehensif yang didedikasikan untuk mempromosikan kesetaraan peluang dan perlakuan di dunia kerja. Menyusul ratifikasi Konvensi ILO, Indonesia telah memasukkan prinsipprinsip kesetaraan dalam pekerjaan di UU Ketenagakerjaan (UU No.3 Tahun 2003). Konvensi ILO No. dan UU Ketenagakerjaan memberi kerangka untuk panduan yang dicantumkan di dalam Pedoman Praktis dan Kode Praktik mengenai kesetaraan dalam pekerjaan. Pengusaha yang berhasil dapat memahami bahwa mengupayakan kesetaraan di tempat kerja memberikan keunggulan kompetitif atas perusahaan dan pengusaha yang melakukan praktikpraktik diskriminatif. Melalui penerapan prinsip-prinsip kesetaraan dan non - diskriminasi, pengusaha mampu menarik dan mempertahankan bakat terbaik, mendukung inovasi yang lebih besar dan menikmati lingkungan kerja yang produktif. Penghapusan diskriminasi dalam pekerjaan juga merupakan bagian integral untuk mewujudkan globalisasi yang adil. Pedoman Praktis dan Kode Praktik ini disusun melalui kemitraan antara Proyek MAMPU ILO dan APINDO. Pedoman ini terbagi ke dalam lima booklet terpisah. Pedoman ini dirancang untuk mendukung pemahaman praktis pengusaha tentang bagaimana menerapkan prinsip-prinsip kesetaraan dalam pekerjaan di tempat kerja mereka. Kami berharap bahwa Pedoman dan Kode Praktik bagi pengusaha untuk mempromosikan kesetaraan dan mencegah diskriminasi di tempat kerja di Indonesia ini akan mengilhami para pengusaha untuk mempromosikan dan mewujudkan prinsip-prinsip kesetaraan dan non diskriminasi di tempat kerja mereka. Oktober 203 Peter van Rooij Direktur, ILO Kantor Jakarta Buku : Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Dan Prinsip Utama ix

Buku Panduan Praktis bagi Pengusaha untuk Mempromosikan Kesetaraan dan Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia Kata Pengantar ILO MAMPU Akses pada Ketenagakerjaan dan Pekerjaan yang Layak mempromosikan kesetaraan dalam dunia kerja bagi pekerja. Ini diupayakan melalui beberapa strategi, seperti kemitraan dan peningkatan kapasitas dengan pengusaha Indonesia. Komitmen pengusaha untuk menyikapi diskriminasi dalam dunia kerja dan mempromosikan kesetaraan kesempatan kerja adalah langkah penting menuju pencapaian kesetaraan substantif bagi perempuan di Indonesia. Perempuan yang berasal dari kelompok etnis atau agama minoritas atau yang memiliki disabilitas atau masalah kesehatan tertentu seperti HIV dan AIDS lebih rentan lagi terhadap bentuk- bentuk diskriminasi dan menghadapi ketidakmujuran berganda dalam pasar tenaga kerja. Dengan mengenali kerentanan khusus pada kelompok perempuan tersebut dan bahwa diskriminasi berbasis gender hanyalah satu dari sekian banyak bentuk diskriminasi yang ditemukan dalam dunia kerja, Pedoman praktis dan Kode Praktik yang dikembangkan bersama APINDO ini memberikan panduan bagi pengusaha tentang bagaimana mencegah dan menyikapi diskriminasi dalam dunia kerja berdasarkan landasan yang berbeda-beda, seperti jenis kelamin, etnisitas, agama, ras, akar sosial, nasionalitas, status kesehatan, disabilitas dan pandangan politik. Proyek ILO MAMPU ingin mengucapkan terima kasih kepada APINDO atas komitmennya mengupayakan kesetaraan dalam pekerjaan dan atas peran utamanya dalam mengembangkan dan menyebarluaskan pedoman praktis tentang kesetaraan kesempatan dan perlakuan kepada para pengusaha di Indonesia. Pengembangan panduan bagi pengusaha tentang keseteraan dan non-diskriminasi ini bermula di Cina melalui upaya Marja Paavilainen, Nelien Haspels dan Tim De Meyer. Proyek ILO MAMPU hendak berterima kasih kepada rekan-rekan kerja dalam Tim Pekerjaan yang Layak ILO atas sumbangsihnya dalam pengembangan Pedoman dan Kode Praktik ini. Kami juga hendak berterima kasih pada Australian Aid, selaku penyandang dana Proyek ILO MAMPU, atas dukungannya yang baik dan komitmennya untuk mempromosikan kesetaraan bagi perempuan di Indonesia. Kami berharap bahwa selanjutnya pengusaha akan menggunakan Panduan dan Kode Praktik ini dalam mempekerjakan, memberhentikan dan proses pengambilan keputusan terkait sumber daya manusia. Oktober 203 Miranda Fajerman, Kepala Penasehat Teknis MAMPU Akses pada Ketenagakerjaan dan Pekerjaan yang Layak bagi Perempuan, ILO Jakarta x

PENDAHULUAN Dengan senang hati Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) bekerja sama dengan Kantor Perburuhan Internasional (ILO), menyajikan Kode praktik dan buku Panduan menyertainya, untuk membantu pengusaha dalam mempromosikan kesetaraan dan mencegah diskriminasi di tempat kerja di Indonesia. Buku Panduan terdiri dari lima bagian:. Kesetaraan dalam Pekerjaan: Konsep dan Prinsip Utama 2. Kasus Bisnis untuk Kesetaraan 3. Kesetaraan dalam Praktik Perusahaan 4. Mengelola Kesetaraan di Tempat Kerja 5. Sumber Dukungan Eksternal untuk Manajemen Kesetaraan di Perusahaan Kami berharap bahwa Panduan ini bermanfaat bagi Anda dan dapat digunakan. Kami menyambut umpan balik untuk perbaikan selanjutnya bagi kebijakan-kebijakan Anda terkait kesetaraan dan non-diskriminasi. Kesetaraan dan non-diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan merupakan hak dasar di tempat kerja. Seluruh pekerja berhak atas kesempatan dan perlakuan yang sama, dan seluruh pengusaha memiliki tanggung jawab terkait untuk memastikan bahwa perusahaan atau organisasi mereka bebas dari diskriminasi. Selain kewajiban hukum pengusaha untuk mempromosikan kesetaraan, non-diskriminasi dalam pekerjaan juga membawa manfaat yang nyata bagi perusahaan misalnya meningkatnya produktivitas dan semakin besarnya inovasi. Mempromosikan kesetaraan dan non-diskriminasi memberi manfaat bisnis yang baik, dan merupakan satu komponen penting untuk menjadi pengusaha yang bertanggung jawab secara sosial. Program-program Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) juga dapat melibatkan tindakan-tindakan untuk mempromosikan kesetaraan di tempat kerja dan masyarakat. Panduan bagi pengusaha tentang mempromosikan kesempatan dan perlakuan sama dan mencegah diskriminasi di tempat kerja ini diterbitkan oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) bekerjasama dengan Kantor Perburuhan Internasional (ILO) untuk memberi para anggota APINDO panduan praktis tentang langkah-langkah untuk mempromosikan kesempatan dan perlakuan sama dan menghapuskan diskriminasi dalam kebijakan dan praktik perusahaan mereka. Panduan ini membahas pertanyaan-pertanyaan praktis yang manajer umum, manajer sumber daya manusia, penyelia, perwakilan pekerja dan staf perusahaan lainnya perlu pertimbangkan dalam pekerjaan sehari-hari mereka, termasuk keputusan-keputusan yang terkait dengan perekrutan, pengupahan, hubungan kerja, benefit, syarat dan ketentuan kerja, akses ke pelatihan kerja, kemajuan dan promosi, serta pemutusan kontrak kerja, dan praktik-praktik usaha misalnya alih daya dan pemasaran. Panduan ini memberikan petunjuk Buku : Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Dan Prinsip Utama

Buku Panduan Praktis bagi Pengusaha untuk Mempromosikan Kesetaraan dan Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia praktis di bidang-bidang tersebut dengan harapan untuk membantu perusahaan menyadari keuntungan bisnis terkait dengan kesetaraan. Panduan ini diterbitkan bersama dengan Kode praktik untuk pengusaha tentang mempromosikan kesetaraan dan mencegah diskriminasi di tempat kerja di Indonesia yang menyampaikan seperangkat prinsip panduan bagi pengusaha dan usaha mengenai non-diskriminasi dan kesetaraan di tempat kerja. Panduan ini melampiri Kode Praktik, dengan memberikan petunjuk praktis terperinci tentang prinsip-prinsip umum yang digariskan di dalam Kode Praktik. Pengusaha didorong untuk menggunakan dua alat acuan ini secara bersamasama untuk mengintegrasikan kesetaraan dan non-diskriminasi dalam praktik sumber daya manusia dan praktik usaha mereka, dan untuk meningkatkan kesadaran tentang kesetaraan di perusahaan mereka dan di kalangan para pemangku kepentingan. Panduan ini terdiri dari lima bagian. Bagian I memberikan petunjuk praktis tentang apa arti kesetaraan dan non-diskriminasi. Bagian II menyoroti kasus bisnis untuk kesetaraan. Bagian ini menjelaskan mengapa penting bagi pengusaha untuk memahami kesetaraan dan apa yang bisa mereka lakukan untuk mempromosikannya. Bagian III memberikan petunjuk langkah demi langkah bagi pengusaha tentang bagaimana cara untuk memastikan bahwa praktik perekrutan dan ketenagakerjaan perusahaan bebas dari diskriminasi. Bagian ini mencakup seluruh siklus kerja - dari menyusun uraian pekerjaan dan iklan pekerjaan non-diskriminatif hingga praktik pengupahan yang adil dan prosedur untuk melakukan pemberhentian hubungan kerja secara non-diskriminatif. Bagian III juga menguraikan bagaimana cara untuk memastikan perusahaan memiliki tempat kerja yang mendukung, produktif dan inklusif yang mempertimbangkan kebutuhan seluruh karyawan, dan bagaimana cara untuk memasukkan kesetaraan ke dalam praktik bisnis. Bagian IV memberikan petunjuk praktis tentang bagaimana cara mengelola kesetaraan di tempat kerja. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah dasar perencanaan dan pelaksanaan langkah-langkah kesetaraan. Bagian IV juga memperkenalkan beberapa alat pengusaha yang berguna untuk mengelola kesetaraan termasuk kebijakan kesetaraan, rencana aksi kesetaraan dan langkah-langkah tindakan afirmatif. Bagian V memberikan acuan ke sumber eksternal untuk tambahan informasi, dukungan dan petunjuk dalam menerapkan praktik kesetaraan di tempat kerja. 2

. Apa arti kesetaraan dan nondiskriminasi di tempat kerja? Kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja adalah dua cara untuk menyatakan hal yang sama: Kesetaraan berarti tidak adanya diskriminasi, dan diskriminasi berarti hilangnya atau berkurangnya kesetaraan. Hak atas kesetaraan adalah hak asasi manusia yang fundamental, yang dijamin di dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia, Undang- Undang Ketenagakerjaan (UU No.3 Tahun 2033) maupun di dalam instrumen-instrumen hukum internasional yang telah diratifikasi oleh Indonesia. Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menghormati prinsip kesetaraan, baik sebagai pengusaha maupun sebagai pelaku ekonomi. Sebagai pengusaha, perusahaan harus memastikan bahwa prinsip-prinsip kesetaraan dan non-diskriminasi dihormati di seluruh praktik sumber daya manusia, meliputi - Perekrutan Pengupahan Benefit sosial atau benefit ketenagakerjaan lainnya Syarat dan ketentuan kerja Akses ke pelatihan kerja, kemajuan dan promosi Pemutusan kontrak kerja Prinsip kesetaraan kesempatan dan perlakuan berlaku untuk seluruh pekerja di suatu perusahaan, yang bekerja untuk perusahaan tersebut dari sebuah lokasi eksternal, atau yang dikaitkan dengan perusahaan tersebut, termasuk pekerja paruh waktu, pekerja lepas, subkontraktor, pekerja alih daya dan pekerja komisi. Pengusaha harus mengikuti panduan yang ditetapkan di dalam Panduan ini dan Kode praktik bagi pengusaha tentang mempromosikan kesetaraan dan mencegah diskriminasi di tempat kerja di Indonesia yang diterbitkan oleh APINDO bekerja sama dengan ILO untuk memastikan bahwa tidak ada bentuk diskriminasi yang ditoleransi di tempat kerja. Seluruh manajer, penyelia dan staf di perusahaan sama-sama bertanggung jawab untuk menghormati prinsip kesetaraan dan untuk melaksanakan toleransi dan pemahaman terhadap keragaman untuk meningkatkan keharmonisan dan kepercayaan tempat kerja. Perusahaan juga harus mempromosikan kesetaraan dan non-diskriminasi dalam praktik usaha mereka dengan pihak ketiga. Ini berarti bahwa seluruh pelanggan dan klien harus diperlakukan sama tanpa memandang asal-usul sosial, agama, etnis mereka, apakah mereka memiliki disabilitas atau karakteristik pribadi lainnya, dan materi-materi pemasaran dan humas Istilah karyawan dan pekerja digunakan dalam arti yang sama dalam publikasi ini. Prinsip kesetaraan kesempatan dan perlakuan dalam pekerjaan dan jabatan mencakup semua orang yang bekerja untuk seorang pengusaha, tanpa memandang status kontrak mereka, semua pelaku wirausaha dan bahkan semua anggota kelompok etnis yang mencari penghidupan secara tradisional. Buku : Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Dan Prinsip Utama 3

Buku Panduan Praktis bagi Pengusaha untuk Mempromosikan Kesetaraan dan Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia perusahaan harus dibuat bebas dari pesan-pesan diskriminatif atau stereotip (implisit atau eksplisit). Keputusan usaha yang berkaitan dengan alih daya, pengikatan kontrak, pembelian atau penyewaan tanah dan sebagainya juga harus dilakukan atas dasar yang sama atas dasar prestasi dan nilai obyektif. Perusahaan yang memiliki komitmen kuat terhadap kesetaraan, menerapkan prinsip ini pada kebijakan manajemen rantai pasokan dan kebijakan pengadaan mereka, dan mensyaratkan pemasok atau subkontraktor mereka untuk juga mematuhi prinsip ini... Apakah kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja itu? Kesetaraan kesempatan dan perlakuan dalam pekerjaan dan jabatan berarti bahwa semua orang, tanpa memandang jenis kelamin, 2 etnis, keyakinan agama atau karakteristik pribadi lainnya, dapat berpartisipasi dalam dan berkontribusi pada pasar tenaga kerja sesuai dengan kapasitas mereka, tanpa gangguan diskriminasi atau bias. Diskriminasi mengacu pada perlakuan berbeda terhadap orang, atau mengecualikan seseorang dari sebuah kesempatan, atau memberikan pengutamaan kepada orang-orang tertentu atas dasar karakteristik pribadi seseorang, yang tidak berkaitan dengan pekerjaan. Definisi hukum diskriminasi di tempat kerja disebutkan di dalam Konvensi ILO tentang Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 958 (No.), yang diratifikasi oleh Indonesia pada tahun 999. Konvensi tersebut melarang diskriminasi atas dasar ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, pendapat politik, asal-usul kebangsaan dan asal-usul sosial. Pada tingkat perusahaan, non-diskriminasi dan kesetaraan kesempatan dan perlakuan berarti bahwa semua keputusan perekrutan dan ketenagakerjaan dibuat semata-mata dengan mengacu pada prestasi, keterampilan, pengalaman atau kemampuan pelamar atau pekerja bersangkutan. Perhatian yang memadai juga harus diberikan kepada keragaman tim dan langkah-langkah tindakan afirmatif perusahaan. Pengusaha hendaknya tidak memperlakukan orang secara berbeda, mengecualikan seseorang dari suatu kesempatan atau memberikan pengutamaan atas dasar jenis kelamin, ras atau etnis, warna kulit, keyakinan atau kepercayaan agama, asal-usul sosial, status sosial, status ekonomi, kelahiran, asal-usul kebangsaan, pendapat politik, disabilitas, status HIV, keanggotaan dalam serikat pekerja atau pelaksanaan kegiatan serikat pekerja seseorang, atau karakteristik pribadi lainnya yang tidak berkaitan dengan pekerjaan. Pengusaha juga harus memastikan mereka tidak membuat asumsi atau generalisasi tentang kemampuan dan bakat seseorang berdasarkan karakteristik pribadinya, tetapi menilai setiap orang dengan mengacu kemampuan dan bakat individualnya. Bias, prasangka atau asumsi stereotip yang bersifat diskriminatif hendaknya tidak mengganggu keputusan perekrutan atau pekerjaan. 2 Dalam publikasi ini kata jenis kelamin dan gender digunakan secara bergantian. Gender mengacu pada perbedaan dan hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan yang diketahui, sangat bervariasi di dalam dan antar budaya, dan berubah dari waktu ke waktu. Jenis kelamin mengacu pada fungsi dan perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan. Pada masa-masa belakangan ini, istilah gender telah mulai menggantikan istilah jenis kelamin dalam bahasa sehari-hari. Sebagian besar undang-undang dan teks-teks hukum lainnya menyebut diskriminasi jenis kelamin. Namun, sebagian undang-undang dan banyak dokumen kebijakan juga mulai menggunakan istilah diskriminasi gender. 4

Tujuan promosi kesetaraan bukanlah untuk menghapuskan segala perbedaan di pasar tenaga kerja, tetapi untuk memastikan bahwa perbedaan dalam hasil pasar tenaga kerja mencerminkan sebuah pilihan bebas dalam pemilihan pekerjaan. Pilihan bebas orang-orang untuk memilih bidang kerja mereka sesuai dengan minat pribadi dan kapasitas mereka hendaknya tidak terhambat oleh diskriminasi atau bias di pasar tenaga kerja. 3.2. Non-diskriminasi: Konsep-konsep utama dalam Konvensi ILO No. dan hukum Indonesia Definisi diskriminasi Undang-undang No. 2 Tahun 999 tentang Pengesahan Konvensi ILO No. tentang Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 958 menetapkan bahwa ratifikasi Konvensi: yang salinan naskah aslinya dalam bahasa lnggris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebagaimana terlampir merupakan bagian tidak terpisahkan dari Undang-undang ini. (Pasal.) Oleh karena itu definisi dan penerapan K. ILO menjadi bagian dari hukum Indonesia dan harus digunakan untuk memandu pelaksanaan dan praktik di semua bentuk pekerjaan di sektor swasta, publik, formal dan informal. K. ILO mendefinisikan diskriminasi sebagai: setiap perbedaan, pengecualian atau pilihan atas dasar ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, pendapat politik, kebangsaan atau asal usul sosial, yang mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya kesetaraan kesempatan atau perlakuan dalam pekerjaan atau jabatan (Pasal (a)) Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan (UU No.3 Tahun 2003) larangan umum diskriminasi di tempat kerja diatur di Pasal 5: Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan. Dan pasal 6: Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha UU Hak Asasi Manusia (UU No.39 tahun 999) lebih lanjut mendefisikan diskriminasi sebagai:...setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, 3 ILO: Time for equality at work (Jenewa, 2003), para. 83 Buku : Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Dan Prinsip Utama 5

Buku Panduan Praktis bagi Pengusaha untuk Mempromosikan Kesetaraan dan Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekomomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya (UU Hak Asasi Manusia, Pasal (3)). Dasar-dasar lain diskriminasi yang tidak diperbolehkan di Indonesia meliputi disabilitas (mental dan/atau fisik), 4 HIV dan AIDS 5 dan keanggotaan atau afiliasi pada serikat pekerja. 6 Ruang lingkup pelarangan diskriminasi Larangan diskriminasi mencakup keseluruhan siklus pekerjaan, dari perekrutan hingga pelepasan seseorang dari perusahaan. Pengusaha harus memastikan bahwa semua kebijakan dan praktik perekrutan dan ketenagakerjaan mereka didasarkan pada prinsip kesetaraan kesempatan dan perlakuan, dengan perhatian yang memadai pada pelaksanaan langkah-langkah tindakan afirmatif. Pengusaha juga harus mengambil langkah-langkah aktif untuk memastikan bahwa lingkungan kerja di perusahaan adalah inklusif dan bebas dari pelecehan. Prinsip non-diskriminasi berlaku untuk pekerjaan yang dilaksanakan oleh berbagai kelompok pekerja, termasuk: karyawan tetap, pekerja lepas, pekerja yang dipekerjakan melalui agen kerja sementara, pekerja alih daya, pegawai negeri, pekerja pertanian, pekerja keluarga yang tidak dibayar, pemilik perusahaan, wiraswasta dan pekerja yang bekerja dalam pekerjaan tradisional. Perlu dicatat bahwa UU Ketenagakerjaan juga secara eksplisit menyatakan bahwa seluruh pekerja harus memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk memilih pekerjaan, mendapatkan pekerjaan atau pindah ke pekerjaan lain dan mendapatkan penghasilan yang layak... (Pasal 3) dan bahwa Penempatan kerja harus dilakukan berdasarkan pada transparansi, bebas, objektivitas, keadilan dan kesempatan yang sama tanpa diskriminasi (Pasal 32). Demikian pula, setiap pekerja alih daya harus diberi hak dan perlindungan yang sama sebagaimana pekerja biasa dipekerjakan oleh perusahaan (Pasal 65 (4)). Konvensi ILO No. melarang diskriminasi atas tujuh dasar: ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, pendapat politik, kebangsaan atau asal sosial. Di samping tujuh dasar yang termaktub di dalam Konvensi tersebut dasar-dasar diskriminasi lainnya dapat ditambahkan di tingkat nasional (Pasal (b)). Perundang-undangan nasional Indonesia melarang diskriminasi atas tujuh dasar ini serta dasar-dasar tambahan berikut: kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, disabilitas, status HIV dan keanggotaan dalam serikat pekerja atau pelaksanaan kegiatan serikat pekerja. Ini membuat jumlah total dasar diskriminasi yang dilarang di Indonesia menjadi 4. 4 UU Penyandang Disabilitas, (UU No.4 Tahun 997), Pasaal 5 dan 9. 5 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, No. 68 Tahun 2004 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 20 Tahun 2005 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja. 6 UU Serikat Pekerja, (UU No. 2 Tahun 2000), Pasal 28. 6

Dasar-dasar untuk diskriminasi yang dilarang Jenis kelamin Ras atau etnis Warna kulit Keyakinan atau kepercayaan agama Asal sosial Status sosial Status ekonomi Kelompok Golongan Asal kebangsaan Pendapat politik Disabilitas Status HIV Tips Manajemen Keanggotaan di serikat pekerja atau pelaksanaan kegiatan serikat pekerja Unsur-unsur diskriminasi Definisi diskriminasi di dalam Konvensi No. memiliki tiga komponen:. Sebuah tindakan melakukan pembedaan, pengecualian atau pengutamaan seseorang atau kelompok atas yang lain; dan 2. Tindakan ini didasarkan pada sebuah dasar yang dilarang (jenis kelamin, etnis, dll.); dan 3. Hasil tindakan tersebut memiliki dampak negatif pada kelompok pekerja tertentu atau individu. Jika ketiga komponen semuanya dapat diidentifikasi dalam tindakan yang diambil oleh pengusaha, manajer atau penyelia, orang yang mengalami dampak negatif tersebut telah didiskriminasi. (Lihat bagan di bawah.) Buku : Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Dan Prinsip Utama 7

Buku Panduan Praktis bagi Pengusaha untuk Mempromosikan Kesetaraan dan Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia Bagan : Tiga komponen definisi diskriminasi berdasarkan Konvensi No. Dasar Tindakan Hasil Dasar yang dilarang Jenis kelamin Ras, Warna kulit Keyakinan agama Asal sosial Asal kebangsaanin Pendapat politik Status sosial atau ekonomi Kelompok atau golongan HIV dan AIDS, Keanggotaan serikat pekerja Disabilitas Pembedaan dalam perlakuan Pengecualian dari kesempatan Pengutamaan yang diberikan Hasil ketenagakerjaan tidak sama Diskriminasi Perbedaan dalam perlakuan bisa, misalnya, berupa membayar upah dan benefit yang berbeda bagi karyawan tetap dan pekerja lepas, atau merumahkan lebih banyak karyawan perempuan dari pada karyawan laki-laki ketika pengurangan karyawan diperlukan. Pengecualian dari kesempatan bisa berarti, misalnya, menolak mempekerjakan seorang pelamar pekerjaan karena status HIV-nya, atau menolak mempromosikan seorang perempuan yang kompeten, berdedikasi dan sesuai hanya karena dia memiliki seorang anak. Contoh preferensi diskriminatif termasuk mempromosikan hanya orang-orang dari latar belakang etnis atau agama yang sama untuk posisi penyelia atau manajer. Lihat juga Tips Manajemen 6. Mengenali berbagai bentuk diskriminasi. Diskriminasi biasanya tidak muncul sebagai sebuah peristiwa yang berdiri sendiri, dan mereka yang terkena seringkali mengalami berbagai bentuk diskriminasi secara berulang di berbagai bidang kehidupan dan pekerjaan. Diskriminasi struktural (atau sistemik) mengacu pada pelembagaan diskriminasi dalam pola sosial, struktur organisasi dan konstruksi hukum. Misalnya, perbedaan besaran upah perempuan dan laki-laki (kesenjangan upah gender) tidak muncul dari praktik pembayaran diskriminatif pengusaha individual yang berdiri sendiri, namun secara sistematis ditemukan di seluruh pasar tenaga kerja. Kesenjangan upah gender ada karena masih adanya ide-ide tradisional tentang peran gender perempuan dan laki-laki, kontribusi mereka pada pekerjaan, dan sikap meremehkan yang sistemik terhadap pekerjaan yang dianggap sebagai pekerjaan perempuan. 8

Pelecehan juga merupakan satu bentuk diskriminasi jika dilakukan atas dasar jenis kelamin, etnis, disabilitas seseorang atau dasar-dasar lain yang termaktub di dalam undang-undang dan Konvensi ILO No.. Pelecehan terdiri dari perilaku atau komentar yang tidak diinginkan yang melanggar martabat orang lain dan/atau menciptakan sebuah lingkungan kerja yang mengintimidasi, tidak ramah, merendahkan atau menyinggung. Lihat Subbab 6. Pelecehan. Catatan - diskriminasi tidak memerlukan bukti niat. Tindakan yang dilakukan tanpa ada niat untuk mendiskriminasi juga merupakan diskriminasi yang melanggar hukum, jika tindakan tersebut menghantarkan pada hasil ketenagakerjaan yang tidak adil bagi pekerja tertentu. Oleh karena itu pengusaha perlu memastikan adanya refleksi dan transparansi yang memadai dalam proses pengambilan keputusan untuk memastikan tidak terjadi diskriminasi. Pengecualian: Apa yang bukan diskriminasi? Ada beberapa situasi luar biasa di mana perbedaan perlakuan, pengecualian dari kesempatan atau preferensi yang diberikan adalah sah dan bukan merupakan diskriminasi. Situasi luar biasa ini adalah:. Persyaratan Pekerjaan yang Melekat Bila karakteristik pribadi seperti jenis kelamin, etnis atau tidak adanya disabilitas tertentu merupakan persyaratan yang melekat dari pekerjaan maka sebuah keputusan ketenagakerjaan dapat dibuat atas dasar itu. Ini berarti bahwa pekerjaan tersebut hanya dapat dilakukan oleh seseorang dengan karakteristik tertentu (misalnya laki-laki hanya untuk model pakaian laki-laki, atau seorang Kristen untuk pekerjaan seorang pendeta). Lihat Tips Manajemen 8. Kapankah karakteristik pribadi dapat menjadi persyaratan pekerjaan yang melekat? Untuk contoh lebih banyak. 2. Kepentingan Keamanan Negara Mengecualikan seseorang dari sebuah pekerjaan mungkin diperlukan karena mempekerjakan orang tersebut bisa membahayakan atau merugikan keamanan negara. 3. Langkah-langkah Khusus atau Tindakan Afirmatif Penyediaan langkah-langkah khusus untuk mendukung kelompok-kelompok pekerja tertentu adalah sah bila untuk memperbaiki ketidakseimbangan dan ketidaksetaraan yang ada dalam hal hasil pasar tenaga kerja. Contoh hal ini mencakup tindakan afirmatif, misalnya membuat kuota untuk mempekerjakan penyandang disabilitas. Langkah-langkah khusus untuk perlindungan atau bantuan bisa berupa memberikan cuti hamil bagi perempuan yang melahirkan, atau menyediakan peralatan khusus untuk para penyandang disabilitas sehingga mereka dapat berpartisipasi secara sama di tempat kerja. Langkah-langkah ini menanggapi kebutuhan kelompok pekerja yang bersifat khusus, obyektif dan dirumuskan dengan baik. Buku : Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Dan Prinsip Utama 9