BAB VIII TAHAP PELAKSANAAN



dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN ANTARA METODE PELAKSANAAN PELAT CAST IN SITU DAN PELAT PRECAST DITINJAU DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SMPN 43 SURBAYA

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA LAKARSANTRI SURABAYA MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SISTEM DINDING PENUMPU.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

TONNY RIZKYA NUR S ( ) DOSEN PEMBIMBING :

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

TUGAS AKHIR RC

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan Dalam perancangan struktur gedung perkantoran dengan Sistem Rangka Gedung (Building Frame System)

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

UCAPAN TERIMA KASIH...

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK

Berbagai masalah sering ditemui dalam pelaksanaan pekerjaan pada proyekproyek. konstruksi. Berbagai masalah tersebut meliputi kesalahan prosedur

sedangkan harga upah yang diperhitungkan merupakan upah borongan.

BAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

I. PENDAHULUAN. Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Batasan Masalah Manfaat... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BETON PRACETAK - PRECAST CONCRETE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Teknik Sipil Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP, KOLOM, BALOK & PLAT LANTAI PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG RSUD BUDHI ASIH. Yusti prabowo

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM FLAT SLAB DAN SHEAR WALL

BAB VI METODE PELAKSANAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Besi Dan Baja. A. Sejarah

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

STANDAR LATIHAN KERJA

Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak

Gambar 4.9 Tributary area C 12 pada lantai Gambar 5.1 Grafik nilai C-T zona gempa Gambar 5.2 Pembebanan kolom tepi (beban mati)... 7

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah :

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

Modifikasi Perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Dengan Metode Pracetak

G. PERENCANAAN STRUKTUR PRIMER

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... LEMBAR PENDADARAN... KATA PENGANTAR... LEMBAR PERSEMBAHAN... DAFTAR GAMBAR...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

INSPEKSI PROSES PELAKSANAAN DAN CACAT PADA DINDING PANEL PRACETAK SUATU PROYEK APARTEMEN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. bagi wisatawan yang ingin berlibur atau wisatawan yang ingin melakukan

BAB III LANDASAN TEORI. akhir didalam struktur. Beton pracetak (precast) diproduksi secara masal dan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN GEDUNG RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA MAGELANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

Arah X Tabel Analisa Δs akibat gempa arah x Lantai drift Δs drift Δs Syarat hx tiap tingkat antar tingkat Drift Ke (m) (cm) (cm) (cm)

Dosen Pembimbing : Ir. Tony Hartono Bagio,MT.,MM. Abstrak

KONSTRUKSI PONDASI TAPAK DAN SLOOF PADA STRUKTUR BAWAH RUMAH SEDERHANA SATU LANTAI (171S)

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

Dosen Pembimbing Ir. Sukobar, MT. NIP

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan perhitungan elemen struktur gedung Condotel Sahid Jogja Lifestyle City. sudah mampu menahan gaya geser.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PONDASI TELAPAK

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG

PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE LIFT DAN PELAT LANTAI PADA PROYEK TOWER C APARTEMEN THE ASPEN PEAK RESIDENCES, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (METODE KERJA BEKISTING ALUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PELAT)

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK

Transkripsi:

BAB VIII TAHAP PELAKSANAAN 8.1 Umum Dalam bab pelaksanaan ini akan diuraikan mengenai itemitem pekerjaan konstruksi dan pembahasan mengenai pelaksanaan yang berkaitan dengan penggunaan material-material beton pracetak,ada dua proses pekerjaan yang dapat dilaksanakan,yaitu : 1. Proses pencetakan secara pabrikasi di Industri Pracetak. Halhal yang perlu dipertimbangkan dengan proses pabrikasi adalah : a. Perlunya standar khusus sehingga hasil pracetak dapat diaplikasikan secara umum di pasaran. b. Terbatasnya fleksibilitas ukuran yang disediakan untuk elemen pracetak yang disebabkan karena harus mengikuti kaidah sistem dimensi satuan yang disepakati bersama dalam bentuk kelipatan suatu modul. c. Dengan cara ini dimungkinkan untuk mencari produk yang terbaik dari lain pabrik. 2. Proses percetakan di lapangan/lokasi proyek Untuk proses yang kedua, hal-hal yang perlu untuk dipertimbangkan adalah : a. Proses ini sering dilakukan pada proyek-proyek lokal b. Umur daripada proses produksi percetakan disesuaikan dengan usia proyek c. Proses ini lebih disukai bila dimungkinkan untuk dilaksanakan dikarenakan standarisasi hasil percetakan disesuaikan dengan keperluan proyek. 8.2 Proses Produksi Elemen Beton Pracetak Setelah pelaksanaan pengecoran, pada beton pracetak dilakukan curing untuk menghindari penguapan air semen secara drastis sehingga mutu beton yang direncanakan terpenuhi. Pembukaan bekisting dilakukan setelah kekuatan beton antara 20% 60% dari kekuatan akhir yang dapat tercapai, kurang lebih umur 3 7 hari pada suhu kamar. Adapun syarat dari cetakan elemen beton pracetak adalah : 1. Volume dari cetakan stabil untuk percetakan berulang

2. Mudah ditangani dan tidak bocor 3. Mudah untuk dipindahkan, khusus untuk pelaksanaan pengecoran di lapangan/proyek. Setelah pembongkaran bekisting, dilakukan finishing elemen beton pracetak. Secara skematis proses produksi elemen beton pracetak mulai dari persiapan untuk cetakan sampai pada penyimpanan elemen beton pracetak dapat dijelaskan seperti pada gambar. Pembuatan Aneka Tulangan Persiapan Cetakan Pemasangan Tulangan Dalam Cetakan Membuat Campuran Beton Pengecoran beton pada cetakan elemen Curing & Quality Control Sampling Pembongkaran Cetakan Finishing Penyimpanan dan Pengangkatan Elemen Pracetak Gambar 8.1 Skema proses produksi elemen pracetak 242

8.3 Pengangkatan dan Penempatan Crane Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengangkatan elemen pracetak antara lain : 1. Kemampuan maksimum crane yang digunakan 2. Metode pengangkatan 3. Letak titik-titik angkat pada elemen pracetak Hal-hal tentang pengangkatan dan penentuan tidak angkat telah dibahas pada bab-bab sebelumnya. Dalam perencanaan ini penulis memakai peralatan crane untuk mengangkat elemen pracetak di lapangan. Untuk pemilihan crane harus disesuaikan antara kemampuan angkat crane dengan berat elemen pracetak yang akan diangkat. Data-data crane yang digunakan Jenis crane POTAIN MDT 178 Jarak jangkau maksimum 59,37 m dengan beban maksimum 8,8 ton Elemen struktur yang dipracetak Balok induk 50/80 (terpanjang 10 m) W = 0,50 (0,8 0,14) 10 2400 = 7920 kg Balok anak 30/45 (terpanjang 10 m) W = 0,3 (0,5 0,14) 10 2400 = 2592 kg Pelat tipe 5,2 5m 2, W = 0,08 5,2 5 2400 = 4992 kg Tangga, W = 2 (1,5 0,15 + 4,8 0,23) 2400 = 6379,2 kg Luas dasar bangunan = 40 m 76 m Agar crane dapat menjangkau seluruh areal konstruksi maka direncanakan menggunakan 1 crane. 243

8.3.1 Penempatan Crane Gambar 8.2. Denah penempatan crane 8.4 Proses Pemasangan Elemen Beton Pracetak Secara garis besar tahapan pelaksanaan di lapangan adalah sebagai berikut : 1. Pekerjaan elemen kolom 2. Pemasangan elemen balok 3. Pemasangan elemen tangga 4. Pemasangan tulangan stud pada pelat 244

5. Pengecoran sambungan antar elemen pracetak dan overtopping Pengecoran kolom Pemasangan balok Pekerjaan tangga Pemasangan pelat Pengecoran sambungan & Overtopping Gambar 8.3 Proses pemasangan beton pracetak Keberhasilan pelaksanaan metode pracetak tergantung pada organisasi pelaksanaan, koordinasi yang baik, teknikal skill personil yang terlibat, kerjasama yang baik dan kontrol yang baik dalam organisasi tersebut. 8.4.1 Pekerjaan Elemen Kolom Adapun langkah-langkah pekerjaan kolom sebagai berikut : 1. Pekerjaan dilakukan setelah pengecoran poer dan sloof 2. Penulangan kolom 3. Pekerjaan bekisting kolom dipasang setelah tulangan geser dipasang, selanjutnya adalah semua tulangan terpasang dilakukan pengecoran. 245

8.4.2 Pemasangan Elemen Balok Pemasangan balok pracetak setelah pengecoran kolom. Balok induk dipasang terlebih dahulu baru kemudian dilanjutkan dengan pemasangan balok anak. Diperlukan peralatan crane dan scalfoding untuk membantu menunjang balok pracetak. Kemudian dapat dilanjutkan dengan pemasangan tulang utama pada balok yaitu tulangan tarik pada tumpuan. Lalu setelah tulangan terpasang baru dilakukan pengecoran. 8.4.3 Pekerjaan Tangga Pemasangan tangga pracetak setelah pengecoran overtopping balok.. Diperlukan peralatan crane membantu pengangkatan tangga pracetak. Kemudian dapat dilanjutkan dengan pengecoran pada sambungan sambungannya. 8.4.4 Pemasangan Elemen Pelat Adapun langkah-langkah pemasangan elemen pelat pracetak sebagai berikut : 1. Pemasangan elemen pelat pracetak dipasang setelah balok pracetak terpasang. 2. Penulangan pelat meliputi tulangan lentur dan tulangan stud pelat 3. Pengecoran overtopping setebal 5 cm 4. Alat yang dipergunakan adalah crane untuk mengangkat elemen pelat pracetak dan dibantu dengan scalfoding/ tiang perancah. Adapun gambar perincian tahap pelaksanaan yang digunakan dalam perencanaan Stadion Serbaguna Palaran ini antara lain : 1. Setelah dilakukan pemancangan, pembuatan pile cap dan sloof, maka tulangan kolom dipasang bersamaan dengan pendimensian pile cap. Tulangan kolom yang sudah berdiri dicor sampai batas yang sudah ditentukan. Dalam hal ini sampai ketinggian permukaan bawah balok induk yang menumpang pada kolom. 246

2. Pemasangan balok induk pracetak di posisi kolom yang sudah jadi. Gambar 8.4. Pemasangan bekisting untuk pembuatan kolom Gambar 8.5. Pemasangan Balok Induk Pracetak 247

3. Pemasangan balok anak pracetak di bagian tengah balok induk. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada balok induk maupun balok anak, maka dipasang tiga buah perancah dengan posisi satu di tengah dan dua di tepi. Gambar 8.6. Pemasangan Balok Anak Pracetak 4. Setelah balok anak dan balok induk terpasang, maka dilanjutkan dengan pemasangan tangga di tempat yang sudah disediakan. Pengangkatan tangga dilakukan dengan posisi tangga datar. 5. Pemasangan pelat pracetak di atas balok induk dan balok anak sesuai dengan dimensi pelat yang sudah ditentukan. 248

Gambar 8.7. Pemasangan Pelat Pracetak 6. Pemasangan tulangan bagian atas, baik tulangan tumpuan maupun tulangan lapangan untuk pelat, balok anak dan balok induk. Gambar 8.8. Pemasangan Tulangan Atas 249

7. Setelah semua tulangan terpasang, kemudian dilakukan pengecoran pada bagian atas pelat, balok anak, dan balok induk yang berfungsi sebagai topping atau penutup bagian atas. Selain itu topping juga berfungsi untuk merekatkan komponen pelat, balok anak, dan balok induk agar menjadi satu kesatuan (komposit). Hal ini diperkuat dengan adanya tulangan panjang penyaluran pada masing-masing komponen pelat, balok anak, dan balok induk. Topping digunakan setinggi 6 cm. Gambar 8.9. Pengecoran Topping 8. Untuk pekerjaan lantai berikutnya dilakukan sama dengan urutan pelaksanaan di atas sampai semua elemen pracetak terpasang. 250

8.5 Transportasi Elemen Beton Pracetak 8.5.1 Sistem Transportasi Sistem transportasi di sini meliputi : 1. Pemindahan beton pracetak di areal pabrik 2. Pemindahan dari pabrik ke tempat penampungan di proyek 3. Pemindahan dari penampungan sementara di proyek ke posisi akhir Pemilihan jenis, ukuran dan kapasitas alat angkut dan angkat seperti truk, mobile crane dan tower crane akan sangat mempengaruhi ukuran komponen beton pracetaknya. Untuk tahap pemindahan komponen beton pracetak dari lokasi pabrikasi ke areal proyek diperlukan sarana angkut seperti truk tunggal, tandem atau tempel. Truk yang biasa digunakan untuk pengangkutan berukuran lebar 2,4m 16m atau 2,4m 18m dengan kapasitas angkut kurang lebih 50 ton. Untuk komponen tertentu dimana panjangnya cukup panjang hingga 30 m dapat dipergunakan truk temel dimana kapasitasnya dapat mencapai 80 ton. Kendala yang dipertimbangkan dalam pemilihan jenis truk adalah kondisi jalan yang akan dilalui meliputi kekuatan jalan, lebar jalan, fasilitas untuk menikung/memutar dan lain-lain. Di areal pabrikasi dan lokasi proyek juga diperlukan sarana untuk pemindahan komponen beton pracetak yang biasa mempergunakan mobile crane, rail crane, granty atau tower crane. Tersedianya alat angkat ini juga akan mempengaruhi ukuran dari komponen beton pracetaknya. 8.5.2 Jadwal Pengangkutan Elemen Beton Pracetak Dalam jadwal pengangkuatan/pemindahan perlu dipertimbangkan beberapa hal-hal sebagai berikut : 1. Ijin penggunaan jalan utama untuk mobil jenis truk yang diperbolehkan untuk dilewati ke areal proyek. 2. Tersedianya peralatan angkat mobile crane atau tower crane yang siap pakai untuk menurunkan/ menaikkan komponen beton pracetak dari dan ke alat angkut baik di areal pabrik maupun di lokasi proyek. 251

252 Halaman ini sengaja dikosongkan,,