Teknik Operasional PCM 30



dokumen-dokumen yang mirip
KODE MODUL TS.006 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK SUITSING.

Teknik Pengoperasian CCU (Cardphone Connection Unit)

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULSE CODE MODULATION MENGGUNAKAN KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember Penyusun, Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Rijal Fadilah. Transmisi Data

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

KODE MODUL TS.005 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK SUITSING.

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 5 Modulasi Pulsa

1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Prinsip yang mendasari semua algoritma ADM adalah sebagai berikut:

MODULASI DELTA ADAPTIF

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT

Dasar Pensinyalan Sisi CPE

MULTIPLEX PDH ( PLESIOCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY) ISSUED

Teknik Operasional Perangkat Wartel

Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A

BAB II WIDE AREA NETWORK

1.2 Rumusan Masalah Permasalahan-permasalahan yang perlu dirumuskan untuk akhirnya dapat

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Telekomunikasi telah menempati suatu kedudukan yang penting

Setelah mempelajari bagian ini diharapkan dapat: Memahami prinsip switching mekanik pada telepon Memahami prinsip switching elektronik pada telepon

BAB II TEKNIK PENGKODEAN

DTG2F3. Sistem Komunikasi. Siskom Digital ADC, SOURCE CODING, MULTIPLEXING. By : Dwi Andi Nurmantris

Sistem Transmisi Modulasi & Multiplexing

MULTIPLEKS VI.1 PENGERTIAN UMUM

TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI

Pertemuan 2 DASAR-DASAR SISTEM KOMUNIKASI

Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 2 Penjamakan Digital

Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 1 Pendahuluan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran.

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan

Pokok Bahasan 2. Transmisi Digital

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

Rijal Fadilah. Transmisi Data

ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN

PERCOBAAN I. ENCODER DAN DECODER PCM (Pulse Code Modulation)

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER IV TH 2010/2011

Pokok Bahasan 6. Multiplexing

Model Sistem Komunikasi

TU.015 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

Dasar Sistem Telekomunikasi. Nyoman S, ST, CCNP

Hasil Oversampling 13 Bit Hasil Oversampling 14 Bit Hasil Oversampling 15 Bit Hasil Oversampling 16

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

MULTIPLEXING. Frequency-division Multiplexing (FDM)

RANGKAIAN DIGITAL TO ANALOG CONVERTER (DAC) DAN ANALOG TO DIGITAL CONVERTER

8. TRANSFER DATA. I. Tujuan

BAB II TEORI PENUNJANG

MULTIPLEXING. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

Pengantar Komunikasi Data. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB V SIGNALING. (CAS dan CCS7 Lihat Software) Oleh : Suherman, ST.

Sinyal dan Sistem Digital. Tutun Juhana KK Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jaringan Komputer Multiplexing

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

Sumber Pengirim Sistem Transmisi Penerima Tujuan

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS DIGITAL SUBSCRIBER LINE (DSL) Modul 6 Jaringan Teleponi. Prima Kristalina PENS (Desember 2014)

Frequency Division Multiplexing

KONSEP DASAR TELEKOMUNIKASI DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI (DTG1E3)

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Telekomunikasi mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Selain

BAB 2 LANDASAN TEORI. input mengendalikan suatu sumber daya untuk menghasilkan output yang dapat

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

BAB III SENTRAL TELEPON DIGITAL EWSD. Electronic Wahler System Digital (EWSD) atau Digital Electronic Switching

I.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

Line Coding dan Eye Patern

V. M O D U L A S I. Gbr.V-1: Tiga sinyal sinusoidal yang berbeda. Sinyal 1 Sinyal 3. sinyal 2 t

TS.004 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI

LAPISAN FISIK. Pengertian Dasar. Sinyal Data

Sistem Telekomunikasi

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

MAKALAH KOMUNIKASI DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak

DIGITAL LINE UNIT (DLU) PADA SENTRAL SWITCHING ELECTRONIC WAHLER SYSTEM DIGITAL (EWSD) PT.TELKOM TBK REGIONAL PANGKALPINANG

TEKNIK MODULASI PADA KOMUNIKASI DATA

BAB III PERANCANGAN ALAT

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808)

Transkripsi:

KODE MODUL TS.010 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK SUITSING Teknik Operasional PCM 30 BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2003

KATA PENGANTAR Modul Teknik Operasional PCM 30 digunakan sebagai panduan kegiatan belajar untuk membentuk salah satu kompetensi, yaitu : mengoperasikan peralatan suitsing PABX. Modul ini dapat digunakan untuk untuk peserta diklat Program Keahlian Teknik Suitsing. Modul ini membahas prosedur pengoperasian PCM 30 perangkat suitsing telekomunikasi. Kegiatan Belajar 1 membahas tentang prinsip kerja transmisi menggunakan PCM, Kegiatan Belajar 2 membahas tentang kebutuhan peralatan PCM 30. Yogyakarta, Desember 2003 Penyusun Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta ii

DAFTAR ISI MODUL Halaman HALAMAN DEPAN...... i KATA PENGANTAR...... ii DAFTAR ISI...... iii PETA KEDUDUKAN MODUL... v PERISTILAHAN/ GLOSSARY..... vii I. PENDAHULUAN... 1 A. DESKRIPSI... 1 B. PRASYARAT... 1 C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL. 1 1. Petunjuk bagi Peserta Diklat... 1 2. Peran Guru... 2 D. TUJUAN AKHIR... 2 E. KOMPETENSI... 3 F. CEK KEMAMPUAN.. 3 II. PEMBELAJARAN... 4 A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT... 4 B. KEGIATAN BELAJAR... 5 1. Kegiatan Belajar 1 : Prinsip Kerja Sistem Transmisi Menggunakan PCM... 5 a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran... 5 b. Uraian Materi 1... 5 c. Rangkuman 1... 8 d. Tugas 1...... 9 e. Tes Formatif 1... 9 f. Kunci Jawaban Formatif 1... 9 g. Lembar Kerja 1...... 10 iii

2. Kegiatan Belajar 2 : Kebutuhan Peralatan PCM 30...... 11 a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran... 11 b. Uraian Materi 2... 11 c. Rangkuman 2... 14 d. Tugas 2... 14 e. Tes Formatif 2... 14 f. Kunci Jawaban Formatif 2... 14 g. Lembar Kerja 2...... 14 III. EVALUASI... 16 A. PERTANYAAN... 16 B. KUNCI JAWABAN..... 16 C. KRITERIA PENILAIAN..... 16 IV. PENUTUP... 17 DAFTAR PUSTAKA..... 18 iv

PETA KEDUDUKAN MODUL A. Diagram Pencapaian Kompetensi Diagram ini menunjukkan tahapan untuk pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada peserta diklat dalam kurun waktu tiga tahun. Modul Teknik Suitsing merupakan salah satu dari 12 modul untuk membentuk kompetensi Mengoperasikan peralatan suitsing PABX. TINGKAT I TINGKAT II TINGKAT III A 1 D 4 I 9 A B 2 E 5 J 10 F 6 K 11 G. 7 L 12 C 3 H 8 Keterangan : A. : Mengoperasikan Peralatan Suitsing PABX B. : Memelihara Peralatan Suitsing C. : Mengoperasikan Peralatan Pendukung Sentral D. : Mengoperasikan Peralatan Sentral PSTN E. : Memelihara Peralatan Sentral PSTN F. : Mengoperasikan Pensinyalan (Signalling) pada Sentral G. : Memelihara Pensinyalan (Signalling) pada Sentral H. : Memelihara Peralatan Pendukung Sentral I. : Mengoperasikan Peralatan Sentral ISDN J. : Memelihara Peralatan Sentral ISDN K. : Mengoperasikan Rrafik POTS L. : Memelihara Trafik POTS v

B. Kedudukan Modul Modul dengan kode TS-010 ini merupakan prasyarat untuk menempuh modul TS-013, TS-014, dan TS-015 pada kompetensi memelihara peralatan suitsing PABX TS-001 TS-005 TS-002 TS-008 TS-006 TS-003 TS-009 TS-007 TS-004 TS-010 TS-011 1 TS-012 Keterangan : TS-001 : Dasar Elektronika Analog dan Digital TS-002 : Dasar Rangkaian Listrik TS-003 : Alat Ukur dan Teknik Pengukuran TS-004 : Pengantar Teknik Telekomunikasi TS-005 : Teknik Suitsing TS-006 : Dasar Teknik PABX TS-007 : Pengantar Teknik Telekomunikasi TS-008 : Teknik Penyembungan Kabel Suitsing TS-009 : Dasar Pensinyalan Sisi CPE TS-010 : Teknik Operasional PCM 30 TS-011 : Teknik Pengoperasian CCU (Cardphone Connectine Unit) TS-012 : Teknik Operasional Telnic/Perangkat Wartel vi

PERISTILAHAN/ GLOSSARY PCM : Singkatan dari Pulse Code Modulation, modulasi kode pulsa PCM 30 : Sejenis teknologi digital dalam menggandakan kanal percakapan dari satu jalur fisik dapat disalurkan 30 percakapan sekaligus tanpa mengganggu satu sama lain Multipleks : Perangkat telekomunikasi yang berfungsi untuk menggandakan frekuensi percakapan. Proses multipexing inilah yang dimanfaatkan penyelanggara jasa telekomunikasi untuk menyalurkan percakapan yang jumlahnya ratusan ribu yang dilakukan secara serentak oleh para pelanggan telepon, dengan jumlah kanal percakapan yang amat terbatas. vii

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI JUDUL Teknik Operasional PCM 30 merupakan modul praktikum yang berisi tentang prosedur pengoperasian PCM 30 perangkat suitsing telekomunikasi. Modul ini terdiri dari 2 (dua) kegiatan belajar, yang mencakup : prinsip kerja transmisi menggunakan PCM, kebutuhan peralatan PCM 30. Modul ini terkait dengan modul lain yang membahas tentang teknik operasional Telnic/ perangkat Wartel dan teknik suitsing. B. PRASYARAT Pelaksanaan modul Teknik Operasional PCM 30 memerlukan persyaratan yang harus dimiliki peserta diklat, yaitu peserta diklat telah memahami : 1. Dasar Elektronika Analog dan Digital 2. Dasar Rangkaian listrik 3. Alat Ukur dan Teknik Pengukuran 4. Teknik Suitsing 5. Dasar Teknik PABX 6. Pengantar Teknik Telekomunikasi 7. Teknik Penyambungan Kabel Suitsing 8. Dasar Persinyalan Sisi PCE C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Petunjuk bagi Peserta Diklat Peserta diklat diharapkan dapat berperan aktif dan berinteraksi dengan sumber belajar yang dapat digunakan, karena itu harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Langkah-langkah belajar yang ditempuh 1) Persiapkan alat dan bahan 1

2) Bacalah dengan seksama lembar informasi pada setiap kegiatan belajar. 3) Cermatilah langkah langkah kerja pada setiap kegiatan belajar sebelum mengerjakan, bila belum jelas tanyakan pada instruktur. 4) Kembalikan semua peralatan praktik yang digunakan. b. Perlengkapan yang harus dipersiapkan Guna menunjang keselamatan dan kelancaran tugas/ pekerjaan yang harus dilakukan, maka persiapkanlah seluruh perlengkapan yang diperlukan. Beberapa perlengkapan yang harus dipersiapkan adalah: 1) Peralatan tulis 2) Perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja 3) Peralatan PCM 30 c. Hasil pelatihan Peserta diklat mampu : 1) Memahami prinsip kerja transmisi menggunakan PCM 2) Memahami kebutuhan peralatan PCM 30 2. Peran Guru Guru yang akan mengajarkan modul ini hendaknya mempersiapkan diri sebaik-baiknya yaitu mencakup aspek strategi pembelajaran, penguasaan materi, pemilihan metode, alat bantu media pembelajaran, dan perangkat evaluasi. Guru harus menyiapkan rancangan strategi pembelajaran yang mampu mewujudkan peserta diklat terlibat aktif dalam proses pencapaian/ penguasaan kompetensi yang telah diprogramkan. Penyusunan rancangan strategi pembelajaran mengacu pada kriteria unjuk kerja (KUK) pada setiap sub kompetensi yang ada dalam GBPP. D. TUJUAN AKHIR Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan, peserta diklat memiliki pengetahuan tentang pengoperasian PCM 30. 2

E. KOMPETENSI Sub Kriteria Unjuk Lingkup Materi Pokok Pembelajaran Kompetensi Kerja Belajar Sikap Pengetahuan Keterampilan 1 2 3 4 5 6 A10. Mengoperasikan PCM 30 Prinsip kerja Dasar-dasar PCM 30 dan sentral digital Mengoperasikan PCM 30 PCM 30 dipelajari berdasar pada standar manual yang berlaku Kebutuhan peralatan PCM 30 diidentifikasikan sesuai dengan SOP yang berlaku Peralatan PCM 30 dipersiapkan sesuai dengan SOP yang berlaku Prosedur pengoperasian PCM 30 perangkat suitsing telekomunikasi Teliti, cermat, dan kritis dalam menerapka n dasar pengoperasi an PCM 30 F. CEK KEMAMPUAN Isilah cek list ( ) seperti pada tabel di bawah ini dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki. Sub Kompetensi Mengoperasikan PCM 30 Pernyataan 1. Memahami prinsip kerja transmisi menggunakan PCM 2. Memahami pengetahuan kebutuhan peralatan PCM 30 Jawaaban Ya Tidak Bila Jawaban Ya Kerjakan Tes Formatif 1 Tes Formatif 2 Apabila anda menjawab TIDAK pada salah satu pernyataan di atas, maka pelajarilah modul ini. 3

BAB II PEMBELAJARAN A. RENCANA PEMBELAJARAN Kompetensi : Mengoperasikan Peralatan Suitsing PABX Sub Kompetensi : Mengoperasikan PCM 30 Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Memahami jenis penyambungan sistem suitsing Tempat Belajar Alasan Perubahan Tanda Tangan Guru Menggunakan crossbar suitsing Memahami peralatan yang membentuk sistem suitsing Jenis C-400 Memahami macammacam sambungan telepon 4

B. KEGIATAN BELAJAR 1. Kegiatan Belajar 1 : Prinsip Kerja Sistem Transmisi Menggunakan PCM a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran 1 diharapkan peserta diklat dapat memahami prinsip kerja sistem transmisi menggunakan PCM. b. Uraian Materi 1 1) Dasar PCM PCM 30 adalah sejenis teknologi digital dalam menggandakan kanal percakapan yang memungkinkan satu jalur fisik disaluri 30 percakapan sekaligus tanpa mengganggu satu sama lain. Metode Pulse Code Mudulation (PCM) berbeda dengan Pulse Amplitude Modulation (PAM), Pulse Width Modulation (PWM), Pulse Position Modulation (PPM) sekalipun menggunakan teknik pencuplikan (sampling), tetapi pada PCM diterapkan suatu proses digitalisasi. Pembangkit PCM akan menghasilkan sederetan simbol atau digit, dengan setiap slot waktu digit menyatakan pendekatan harga amplitudo sesaat sinyal hasil pencuplikan dari sinyal informasi analog. Prinsip sistem transmisi menggunakan metode PCM dapat dijelaskan sebagai berikut : sinyal informasi baseband (analog) pertama kali dicuplik dengan menggunakan metode sample and hold, kemudian dilakukan proses konversi analog ke digital menggunakan rangkaian ADC yang di dalamnya dilakukan proses kuantisasi dan pengkodean. Shift register paralel in serial out dan serial in paralel out diperlukan karena biasanya rangkaian ADC dan DAC lebih dari satu keluaran (simultan) delapan digit biner. Setelah ditransmisikan sinyal PCM tersebut diubah kembali menjadi sinyal informasi asli (analog) sebuah decoder atau DAC dan sebuah rangkaian Low Pass Filter, seperti ditunjukkan Gambar1. 5

Analogue baseband in Sample and Stopped PAM Quantizing Encoding Parralel to serial convert 8 bit PCM Transmission channel 8 bit PCM Serial to parralel converter D/A decoder Receiver Stopped PAM Lowpass filter Analogue baseband out Gambar 1. Sistem Transmisi dengan Metode PCM 2) Sample and Hold Tujuan dari proses sample and hold adalah untuk mencuplik secara berkala sinyal informasi analog dan mengkonversikannya menjadi deretan pulsa-pulsa PAM dengan amplitudo konstan (rata). Amplitudo konstan atau rata diperlukan untuk mendapatkan konversi yang akurat bila hendak diubah ke bentuk kode digital oleh rangkaian ADC. Secara sederhana blok rangkaian sample and hold ditunjukkan seperti : Gambar 2. Blok Rangkaian Sample And Hold 6

3) Kuantisasi Kuantisasi adalah proses penentuan (konversi) dari setiap harga analog hasil pencuplikan ke level nomor yang mendekati, yang merupakan harga analog diskrit. Operasi kuantisasi dengan memperhatikan Gambar 3, berikut ini : Gambar 3. Proses Kuantisasi Nampak sinyal analog m(f) yang dibatasi range amplitudonya dari V L sampai V H. Range amplitudo tersebut dibagi menjadi M bagian (level) yang sama dengan ukuran setiap bagian sebesar S. Sehingga harga S=V H V L / M yang menyatakan ukuran setiap level atau setiap step. Dari gambar tersebut nampak ada 8 bagian (M=8). Di tengah-tengah setiap bagian ditandai level-level kuantisasi seperti m 0, m 1, m 2, m 3,...m 7. Jika sinyal m(f) berada di daerah (q=0,1,2,..7) maka sinyal mq(f) mempunyai level konstan sebesar mq. Misal jika m(f) berada di daerah maka mq(f) mempunyai level konstan m dst. Setelah memperoleh harga level konstan sebanyak 8 (m 0 sampai m 7 ) proses berikutnya adalah mengkodekan level-level konstan tersebut ke dalam kode biner. Yang perlu diperhatikan bahwa pemilihan level kuantisasi 7

dari sinyal m(f) dilakukan dengan memperhatikan level kuantisasi mana yang terdekat dari amplitudo hasil pencuplikan sinyal m(f). 4) Pengkodean Telah dipilih sebanyak delapan bagian yang menghasilkan delapan buah level kuantisasi, maka jumlah digit kode binernya sebanyak tiga buah (2 3 = 8). Akhirnya diperoleh kode-kode biner dari sinyal m(f0 yang tercuplik seperti tersebut dibawah : Amplitudo pada level m 0, menjadi kode biner 000 Amplitudo pada level m 1, menjadi kode biner 001 Amplitudo pada level m 2, menjadi kode biner 010 Amplitudo pada level m 3, menjadi kode biner 111 Amplitudo pada level m 4, menjadi kode biner 100 Amplitudo pada level m 5, menjadi kode biner 101 Amplitudo pada level m 6, menjadi kode biner 110 Amplitudo pada level m 7, menjadi kode biner 111 Hasil berupa deretan kode-kode biner inilah yang disebut sinyal PCM yang hendak dikirim. Lebar band yang diperlukan oleh sinyal PCM tentu saja menjadi jauh lebih besar dibanding lebar band sinyal baseband yang dihitung seperti : Frekuensi maksimum sinyal baseband (lebar band) f max Frekuensi pencuplikan minimum fs = 2f max Bit rate (n bit tiap cuplik)f b = nf s = 2nf maks Lebar band transmisi sinyal PCM B = f b = 2nf max Salah satu dari 6 teknik modulasi PCM adalah timbulnya kesalahan pada proses kuantisasi yang dikenal Quantization Noise (error). Kesalahan itu timbul karena adanya perbedaan amplitudo riil sinyal analog m(f) dengan amplitudo tercuplik yang dikodekan dan diterima pada sisi penerima untuk dikodekan ulang. c. Rangkuman 1 Pada PCM diterapkan suatu proses digitalisasi. Prinsip sistem transmisi menggunakan metode PCM adalah sinyal informasi 8

baseband (analog) pertama kali dicuplik dengan menggunakan metode sample and hold, kemudian dilakukan proses konversi analog ke digital menggunakan rangkaian ADC yang didalamnya dilakukan proses kuantisasi dan pengkodean. Shift register paralel in serial out dan serial in paralel out diperlukan karena biasanya rangkaian ADC dan DAC lebih dari satu keluaran (simultan) delapan digit biner. Setelah ditransmisikan sinyal PCM tersebut diubah kembali menjadi sinyal informasi asli (analog) sebuah decoder atau DAC dan sebuah rangkaian Low Pass Filter. d. Tugas 1 1) Pelajarilah uraian materi tentang prinsip kerja sistem transmisi menggunakan PCM? 2) Bagaimanakah sistem kerja dari PCM 30? e. Tes Formatif 1 1) Apakah yang dimaksud proses digitalisasi pada PCM? 2) Bagaimanakah prinsip kerja sistem transmisi menggunakan PCM? 3) Apakah yang dimaksud dengan proses kuantisasi? f. Kunci Jawaban Formatif 1 1) Proses digitalisasi pada PCM adalah proses saat pembangkit PCM menghasilkan sederetan simbol atau digit, dengan setiap slot waktu digit menyatakan pendekatan harga amplitudo sesaat sinyal hasil pencuplikan dari sinyal informasi analog. 2) Prinsip sistem transmisi menggunakan metode PCM adalah sinyal informasi baseband (analog) pertama kali dicuplik dengan menggunakan metode sample and hold, kemudian dilakukan proses konversi analog ke digital menggunakan rangkaian ADC yang di dalamnya dilakukan proses kuantisasi dan pengkodean. Shift register paralel in serial out dan serial in paralel out diperlukan karena biasanya rangkaian ADC dan DAC lebih dari satu keluaran (simultan) delapan digit biner. Setelah ditransmisikan sinyal PCM tersebut diubah kembali menjadi sinyal 9

informasi asli (analog) sebuah decoder atau DAC dan sebuah rangkaian Low Pass Filter. 3) Kuantisasi adalah proses penentuan (konversi) dari setiap harga analog hasil pencuplikan ke level nomor yang mendekati, yang merupakan harga analog diskrit. g. Lembar Kerja 1 Alat dan Bahan 1) AFG... 1 buah 2) CRO... 1 buah 3) Catu Daya... 1 buah 4) Modul ADC... 1 buah 5) Jumper... secukupnya Keselamatan Kerja 1) Berdo alah sebelum memulai kegiatan belajar! 2) Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar! 3) Gunakanlah peralatan sesuai fungsinya dan dengan hati-hati! Langkah Kerja 1) Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan! 2) Sambungkanlah catu daya ke ADC! 3) Sambugkanlah output AFG ke input Modul ADC! 4) Kalibrasi CRO! 5) Hubungkanlah channel x CRO ke input ADC dan channel y ke ouput ADC! 6) Ubahlah frekuensi AFG pada 10 nilai frekuensi yang berbeda! 7) Amatilah bentuk gelombang input dan output! 8) Buatlah tabel pengamatan dan bentuk gelombangnya! 9) Kumpulkanlah hasil pekerjaan jika sudah selesai! 10) Setelah selesai bersihkanlah peralatan yang digunakan dan kembalikan ke tempatnya! 10

2. Kegiatan Belajar 2 : Kebutuhan Peralatan PCM 30 a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran 2 diharapkan peserta diklat dapat memahami kebutuhan peralatan PCM 30. b. Uraian Materi 2 1) PCM 30 PCM 30 adalah sejenis teknologi digital dalam menggadakan kanal percakapan yang memungkinkan satu jalur fisik disaluri 30 percakapan sekaligus tanpa mengganggu satu sama lain. Salah satu implementasi teknologi PCM 30 adalah Digital Subscriber (DS) PCM 30 yang mempunyai fitur 30 subscriber dalam satu modul, kecepatan proses koneksi link PCM antara sisi exchange dan sisi subscriber 2.048 Mb/detik. Gambar 4. DS PCM 30 Sistem langganan (Digital Subscriber) DS-PCM30 mulai dikembangkan untuk memberikan harga yang efektif dan penyelesaianya dapat diandalkan untuk sambungan dari line langganan jaringan telekomunikasi. Cocok digunakan untuk daerah kota, pinggiran kota dan daerah pedesaan, sistem DS- PCM 30 banyak mencapai kemajuan untuk penghematan di kabel jaringan langganan. Kehilangan penerimaan dapat pula dikecilkan dalam bagian dari saturasi dari fasilitas jaringan pelanggan (hampir dalam area perkotaan) atau kekurangan dari mereka (hampir di daerah pedesaan). Ketentuan menggunakan aplikasi 11

dari sistem DS-PCM30 adalah 30 x 64 Kb/s channel pelanggan atau lebih dari satu-satunya 2 Mb/s tembaga, atau link radio. 2) Deskripsi Sistem Sistem langganan DS-PCM30 terdiri dari dua bagian dasar, yaitu : the exchange side multiplexer dan langganan side DS- PCM30 multiplexer, dengan sambungan luar mencapai 2 MB/s PCM link. Masing-masing dua bagian tersebut terdiri dari pengikut sub unit utama, yaitu line interface, common unit, dan unit langganan rumah. Sistem DS-PCM30 dapat dikonfigurasi dengan cara yang berbeda dalam aplikasi jaringan dan keperluan instalasi (di dalam, di luar). Gambar 5. Hubungan Exchange Side dan Subscriber Side 3) Line Interface Line interface adalah penawaran dalam satu pilihan pengikut ; G.703 : untuk sambungan (kode HDB3/AMI) ke line interface transmisi yang berbeda (contoh radio) atau lebih dari multiplexer. HDSL : untuk 2B1Q sinyal transmisi encoded melalui dua pasang kawat tembaga tanpa regenerator. 4) HDSL Line Interface Unit HDSL melakukan encoding dan transmisi untuk sinyal 2 MB/s melebihi dari jaringan kawat tembaga yang ada untuk jarak signifikan yang panjang (diatas 3.2 km) tanpa membutuhkan 12

regenerator. Frame G.703/G.704 dibagi menjadi 2 aliran dari 1168 Kb/s dalam membuat pesanan frame HDSL. Frame kemudian encoded 2B1Q dan ditransmisikan lebih line tembaga. Teknik pemrosesan sinyal digital diwujudkan dalam perhitungan yang komplex, untuk menghasilkan sinyal transmisi yang tetap. Teknik ini bersama-sama dengan spektrum daya yang sempit dapat mengoptimalkan eksploitasi kabel jaringan. 5) Common Unit Common unit terdiri atas: Central Processing Broad (CPB), Test Unit (TU), Ringing voltage Generator (RVG). Dalam keterangan : TCA melakukan distribusi pemilihan waktu dan memberikan pengawasan dan merawat fungsi dari sistem. Ini disampaikan dengan unit langganan dan kontrol transfer dari suara/ data dan pemberian isyarat sinyal untuk line 2 MBbs. Tambahan, ini disediakan interface untuk terminal lokal (LT dan sambungan NMS. Unit test melakukan ukuran diantara unit langganan dari sistem dan loop langganan. 6) Unit Langganan Unit langganan dari letak langganan multiplexer menjadikan sirkuit analog dan digital dari antarmuka suara/ data dan sinyal informasi dari line langganan. Unit langganan dari letak penukaran multiplexer memasukan sirkuit tepat dari sambungan analog untuk pengukuran lokal. Masing-masing unit langganan menerima bantuan 264 Kb/s channel langganan atau sat cannel 160 Kb/s SDN-BRA. 7) Sistem Manajemen Jaringan Sistem jaringan manajemen menetapkan semua fungsi yang wajib ditaati untuk sistem manajemen DS-PCM30. Semua fungsi dijalankan menurut : Konfigurasi manajemen Kesalahan manajemen Keamanan manajemen Fasilitas pemberitaan 13

c. Rangkuman 2 Sistem langganan DS-PCM30 cocok digunakan untuk daerah kota, pinggiran kota dan daerah pedesaan. Sistem langganan DS- PCM30 terdiri dari dua bagian dasar, yaitu : the echange side multiplexer dan langganan side DS-PCM30 Multiplexer. d. Tugas 2 1) Pelajarilah uraian materi tentang kebutuhan peralatan PCM 30! 2) Sebutkan keunggulan-keunggulan dari DS-PCM 30? e. Tes Formatif 2 1) Sebutkan bagian dasar dari sistem langganan DS-PCM30? 2) Sebutkan dua macam line interface DS-PCM 30 dan jelaskan fungsinya? f. Kunci Jawaban Formatif 2 1) Sistem langganan DS-PCM30 terdiri dari dua bagian dasar, yaitu : the echange side multiplexer dan langganan side DS-PCM30 multiplexer 2) Line Interface : G.703 : untuk sambungan (kode HDB3/AMI) ke line interface transmisi yang berbeda (contoh radio) atau lebih dari multiplexer. HDSL : untuk 2B1Q sinyal transmisi encoded melalui dua pasang kawat tembaga tanpa regenerator. g. Lembar Kerja 2 Alat dan Bahan Digital Subscriber PCM 30... 1 buah Keselamatan Kerja 1) Berdo alah sebelum memulai kegiatan belajar! 2) Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar! 3) Gunakanlah peralatan sesuai fungsinya dan dengan hati-hati! 14

Langkah Kerja 1) Amatilah unit Telkom yang menyediakan layanan pengganda saluran percakapan (misal PCM 30) di dekat tempat tinggal Anda! 2) Pelajarilah manual dari peralatan tersebut! 3) Analisa cara kerjanya! 4) Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan Anda dan kumpulkanlah hasil pekerjaan jika sudah selesai! 15

BAB III EVALUASI A. PERTANYAAN 1. Sebutkan prinsip sistem transmisi menggunakan metode PCM? 2. Apakah yang dimaksud dengan proses kuantisasi? 3. Sebutkan bagian dasar dari sistem langganan DS-PCM30? B. KUNCI JAWABAN 1. Prinsip sistem transmisi menggunakan metode PCM dapat dijelaskan sebagai berikut : sinyal informasi baseband (analog) pertama kali dicuplik dengan menggunakan metode sample and hold, kemudian dilakukan proses konversi analog ke digital menggunakan rangkaian ADC yang didalamnya dilakukan proses kuantisasi dan pengkodean. Shift register paralel in serial out dan serial in paralel out diperlukan karena biasanya rangkaian ADC dan DAC lebih dari satu keluaran (simultan) delapan digit biner. Setelah ditransmisikan sinyal PCM tersebut diubah kembali menjadi sinyal informasi asli (analog) sebuah decoder atau DAC dan sebuah rangkaian Low Pass Filter 2. Kuantisasi adalah proses penentuan (konversi) dari setiap harga analog hasil pencuplikan ke level nomor yang medekati, yang merupakan harga analog diskrit 3. Sistem langganan DS-PCM30 terdiri dari dua bagian dasar, yaitu : the echange side multiplexer dan langganan side DS-PCM30 multiplexer. C. KRITERIA PENILAIAN Kriteria Skor (1-10) Kognitif (soal no 1 s/d 3) 6 Kerapian dan kebersihan 2 Ketepatan waktu 2 Nilai Akhir Bobot Nilai Keterangan Syarat lulus nilai minimal 70 16

BAB IV PENUTUP Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul TS-013 atau TS-014 atau TS-015 yang merupakan bagian dari kompetensi memelihara peralatan suitsing PABX. Sebaliknya, apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus, maka peserta diklat harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya. Jika peserta diklat telah lulus menempuh 12 modul, maka peserta diklat berhak memperoleh sertifikat kompetensi Operator Peralatan Suitsing PABX. 17

DAFTAR PUSTAKA Saydam, Gouzali (1994), Sistem Telekomunikasi di Indonesia. Jawa Barat : IKAPI www.intracom.gr (10 Desember 2003) 18