SEKTOR KESEHATAN BEBAS-MERKURI



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pulau yang berukuran besar hingga pulau-pulau kecil yang sangat banyak

Kajian tentang Pengelolaan Limbah Elektronik

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGESAHAN MINAMATA CONVENTION ON MERCURY (KONVENSI MINAMATA MENGENAI MERKURI)

IPEN Heavy Metals Working Group. IPEN Heavy Metals Working Group. April 2013

IPEN Heavy Metals Working Group. IPEN Heavy Metals Working Group. April 2013

Laporan Pengukuran Konsentrasi Merkuri (Hg) di Udara Dalam Ruangan di Sepuluh Rumah Sakit di Kota Denpasar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Regulasi PCB di Indonesia

Bahan Baku. Aktivitas Produksi. Limbah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Instrumen Ekonomi dan Skema Insentif untuk Pengelolaan PCBs: Konsep dan Rencana di Indonesia

Pandangan IPEN terhadap Perjanjian Global tentang Merkuri

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. Kontribusi negatif bangunan terhadap lingkungan

Pandangan IPEN terhadap Perjanjian Global tentang Merkuri

KONVENSI MINAMATA MENGENAI MERKURI. Para Pihak pada Konvensi ini,

SALINAN. bahwa penggunaan merkuri dari aktivitas manusia berpotensi memberikan dampak serius terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup sehingga

Kebijakan Eliminasi dan Penghapusan Penggunaan PCBs dan alat/produk yang mengandung PCBs di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maupun Negara. Bisa melalui

Identifikasi TuPoksi KLHK dalam Pengelolaan PCBs

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Menurut Green Building Council Indonesia (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. (O Riodran, 1994) yang menurut Ekins (1999) dalam Green Fiscal. masalah lingkungan oleh perubahan iklim (Baronchelli et all, 2013).

KEBIJAKAN STRATEGIS DINAS KESEHATAN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM YANG MEMBERIKAN DAMPAK TERHADAP PATIENT SAFETY DI SARANA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

Titik Rawan Merkuri di Indonesia Situs PESK: Poboya dan Sekotong di Indonesia Laporan Kampanye Bebas Merkuri IPEN

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik

Boks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim

Tugas UAS IKGM IV MANDIRI. Nama : MUCHAMMAD BURHANNUDIN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2005

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INOVASI PEMANFAATAN BRINE UNTUK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN. PT Pertamina Geothermal Energi Area Lahendong

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, menyebabkan setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang barang atau

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era modern saat ini, gaya hidup manusia masa kini tentu sudah

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

BAB IV GAMBARAN UMUM Laju Pertumbuhan GDP per Kapita Negara High Income

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang


BAB V KESIMPULAN. keanekaragaman hayati dunia. Di dalam skripsi ini salah satu negara yang. bermasalah dengan hal tesebut ialah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asma adalah penyakit saluran pernafasan obstruktif intermitten, reversible dimana

BAB II BIAYA LINGKUNGAN: PENGUKURAN DAN PELAPORAN. tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang

KONVENSI STOCKHOLM TENTANG BAHAN PENCEMAR ORGANIK YANG PERSISTEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1173/MENKES/PER/X/2004 TENTANG RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

E-WASTE MANAGEMENT. Prepared by Hanna Lestari, M.Eng

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh rumah sakit bersangkutan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 beracun, saat ini tumbuh pesat dalam rangka memenuhi kebutuhan perindustrian dan pertanian. Perdagangan bahan kimia dan pestisida berbahaya tertentu

PT Kalimantan Surya Kencana

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. industri yang mampu bersaing di dunia internasional. Industri batik juga

BABl PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi mengalami kemajuan yang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berjuang untuk mencapai ecoefficiency yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. besar. Total produksi selama tahun adalah sebesar ,73 kg,

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I PEDAHULUAN. perlu adanya peningkatan performansi produksi agar mampu. efisien sumber daya yang ada untuk mencapai hasil yang optimal.

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA MADIUN,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dalam menghadapi bencana, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan sebuah usaha yang mengubah bahan mentah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda kawasan Asia ( ) terutama bagi

BAB V ANALISA HASIL. 76

BAB I PENDAHULUAN. produksi energi nasional, dimana menurut data Departemen Energi dan Sumber Daya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang maupun masa depan. Banyak negara memperdebatkan masalah ini dan

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

2018, No Produk, Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya, dan Limbah; d. bahwa Pedoman Umum Inventarisasi GRK sebagaimana dimaksud dalam huruf c

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

SENSOR BERAT DAN PENGATUR KOMPOSISI LUMPUR BATUBARA

. harga atas barang/jasa sulit/ tidak dapat ditentukan oleh pasar (market)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety),

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data observasional dan kuesioner.

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JANUARI 2013

HISTORY OF ECO-INDUSTRIAL

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk MARET 2013

IDENTIFIKASI SAMPAH ELEKTRONIK (E-WASTE) TELEPON SELULER DI SURABAYA SKRIPSI. Diajukan Oleh : YONIE SATRIA

I. PENDAHULUAN. ini. Penyebab utama naiknya temperatur bumi adalah akibat efek rumah kaca

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

BAB V PENUTUP. Pencemaran Udara di Kota Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan kepada pasien yang sedang pergi keluar kota tersebut. Pencatatan data riwayat kesehatan pasien

1. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk FEBRUARI 2013

DIREKTORAT BINA YANMED SPESIALISTIK DIREKTORAT JENDERAL BINA YANMED

BAB I: PENDAHULUAN. dengan negara lain, seperti Filipina yang mencapai 72 kg/kapita, Malaysia sudah

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

Dasar Hukum yang Digunakan dalam Penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

Transkripsi:

SEKTOR KESEHATAN BEBAS-MERKURI Jakarta, 23 Juli 2010 Yuyun Ismawati BALIFOKUS Jenis-jenis Mer erkuri Elemental (metallic) ASGM, chloralkali, non-ferrous mining, waste incineration, amalgams, medical devices, folk uses, cosmetics Inorganic (mercuric chloride) lamps, batteries, disinfectants, folk uses, cosmetics Organic (methyl mercury, ethyl mercury) fish, fungicides, vaccine preservatives 1

Emisi i Merkuri ke Udara (UNEP 2008) Tidak termasuk dalam air, tanah, dan media lain 10% 6.5% 46% 18% 6% 10% Current use ~ 3800 tonnes INF8) tonnes (UNEP 2008, Lamps Elect Other ASGM Meas & Control Dental VCM Batteries Chlor-alkali 2

1/10/2011 SIKLUS MERKURI DARI SEKTOR KESEHATAN Sumber: The Global Movement for Mercury-Free Health Care,2007 3

UAP MERKURI Perbandingan Biaya Sebelum dan Sesudah Penggantian Thermometer Mercury dengan Thermometer Digital 4

Spyghmomanometer merkuri dan aneroid Sama akuratnya asal dikalibrasi secara berkala Perencanaan Biaya Penggantian Peralatan yang mengandung Merkuri 5

DENTAL AMALGAM DAN LIMBAH MERKURI EKSPOR PERALATAN USANG (OBSOLETE) Ekspor Eropa adalah peralatan pengguna medis dental yang amalgam kedua terbesar di dunia. Pada tahun 2000 saja, di 15 mengandung merkuri dari negara maju negara anggota EU digunakan sekitar 70 ton. ke Di US, negara dental berkembang sector adalah pengguna seharusnya merkuri termasuk ketiga terbesar. yang Pada diatur tahun dalam 2001 merkuri Konvensi yang Basel digunakan tapi adalah bisa lolos sebesar kalau 44 tonmasuk melalui bantuan kemanusiaan. 6

PEMBUANGAN Penyimpanan di lokasi (on-site storing) EPR penanganan limbah, take-back policies, informasi dan labeling, deposit/refund scheme Peraturan Nasional Global guidelines terkait dengan Basel Convention KISAH SUKSES 6 NEGARA SELATAN 1. Argentina Perawat dan Dokter menjadi Pionir 57 RS dan klinik sudah bebas merkuri 2. Brazil Government/Ministry of Labour Leadership -92 RS dan klinik bebas merkuri 3. China Langkah awal/pilot US EPA dan SEPA 4. India Kerjasama LSM dan Rumah Sakit 5. Mexico Rumah Sakit Anak menjadi Pelopor 6. Philippine -Rapid Transition di Heart Center 7

3 Solusi Kebijakan 1. Kota-kota Besar 2. Kebijakan Propinsi 3. Kebijakan Nasional Menuju Perjanjian Global Merkuri 8

Menuju Perjanjian Global Merkuri Mengurangi emisi merkuri di atmosfer akibat kegiatan manusia Mencari solusi ramah lingkungan Mengurangi kebutuhan global dalam produk dan proses Mengurangi suplai merkuri termasuk membatasi pertambangan primer Mencari solusi penyimpanan merkuri yang ramah lingkungan Mendorong remediasi lokasi lahan yang terkontaminasi Meningkatkan pengetahuan tentang emisi merkuri, suplai dan penggunaannya, paparan terhadap manusia dan lingkungan, pemantauan, dampak sosial-ekonomi dan kontrol emisi Kesimpulan Mengapa Sektor Kesehatan? #1: do no harm #2: kesehatan manusia #3: low-hanging-fruit mercury-free program Payung kerjasama WHO-HCWH: By 2017, to phase out the demand for mercury-containing fever thermometers and sphygmomanometers by at least 70% and to shift the production of all mercury-conaiing fever thermometers and sphygmomanometers to accurate, affordable, and safer nonmercury alternatives. SAICM 9

REKOMENDASI 1. Menjadi bagian dari Mercury National inventory Study awal Suplai dan demand Substitusi Phasing out strategy Penyimpanan 2. Menetapkan tujuan jangka pendek (3 tahun) dan jangka panjang (6 tahun) 3. Menetapkan prioritas: Rumah Sakit-Rumah Sakit di Kota-kota besar Menyusun Kebijakan Propinsi/Kota/Kabupaten Menyusun Kebijakan Nasional 4. Menjadi bagian dari Global Initiatives BALIFOKUS Mandalawangi No.5 Jalan Tukad Tegal Wangi no. 5 Sesetan DENPASAR 80223 Ph/Fax +62-361-233520 yuyun@balifokus.asia, balifokus@balifokus.asia www.balifokus.asia TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA 10