SURVEI PERSEPSI KORUPSI 2015

dokumen-dokumen yang mirip
INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2017Survei Di Antara Pelaku Usaha. Survei di antara Pelaku Usaha 12 Kota di Indonesia

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

Survei Integritas (SI) KPK dan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) TII

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013

TANGGAPAN TERHADAP GLOBAL CORRUPTION BAROMETER. Jakarta, 9 Juli 2013

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /622/ /2010 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH KOTA SURABAYA TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN KENDAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR: 3 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2011 NOMOR 34 SERI E NOMOR 11


DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

BAB III OBJEK PENELITIAN. Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto Kav. 31

WALIKOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN ACEH TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

PENERAPAN ANTIKORUPSI PADA DUNIA BISNIS PERAN KADIN DALAM MEWUJUDKAN PENGUSAHA BERINTEGRITAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 142 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TABEL 2 RINGKASAN APBN, (miliar rupiah)

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

DATA POKOK APBN-P 2006 DAN APBN 2007 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 142 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

DAERAH KOTA PAREPARE SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) Fax.

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik

1 of 6 3/17/2011 3:59 PM

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 103 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 3 TAHUN 2015 T E N T A N G

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 06 TAHUN 2005 T E N T A N G

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

Trend Pemberantasan Korupsi 2013

BUPATI WAKIL BUPATI SEKRETARIS DAERAH ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN BAGIAN ADMINISTRASI SUMBER DAYA ALAM BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR 10 TAHUN 2013

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING

DATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

- 2 - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2013; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, p

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

Corruption Perception Index Perbaiki Penegakan Hukum, Perkuat KPK, Benahi Layanan Publik

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENEGUHKAN PERAN PERGURUANTINGGI DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 2017

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DI KABUPATEN CILACAP


KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN KORUPSI: OPINI PUBLIK DI ASIA TENGGARA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN-P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

Transkripsi:

KUESIONER SURVEI PERSEPSI KORUPSI 2015

per IV. SURVEI PERSEPSI KORUPSI 2015 Transparency International adalah bagian dari koalisi global organisasi antikorupsi yang salah satu fokus kerjanya melakukan pengukuran korupsi. Saat ini Transparency International Indonesia melakukan Survei Persepsi Korupsi di Indonesia. Survei ini merupakan bagian dari Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi 2014. Survei Persepsi Korupsi 2015 dilakukan untuk mendapatkan pengertian yang lebih baik mengenai keterkaitan antara korupsi, iklim dunia usaha, dan kinerja ekonomi. Melalui Survei Persepsi Korupsi 2015 Transparency International Indonesia berharapkan dapat memetakan potensi korupsi dan membangun sistem integritas lokal yang lebih efektif untuk mendorong perbaikan layanan publik, perbaikan iklim investasi, dan peningkatan kinerja ekonomi. Kami menghargai partisipasi Bapak/Ibu dalam Survei Persepsi Korupsi 2015. Semua jawaban bersifat RAHASIA dan jawaban tidak akan dipublikasikan sebagai jawaban pribadi responden. PENGENALAN TEMPAT Provinsi Sumatera Utara/Sumatera Barat/Riau/DKI Jakarta/Jawa Barat/Jawa Tengah/Jawa Timur/Kalimantan Barat/Kalimantan Selatan/Sulawesi Selatan/Sulawesi Utara Kabupaten/Kota [SHOWCARD 1] 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 KETERANGAN SAMPEL 01 Nomor Urut Kuesioner: 02 Nomor Angka Acak Sampel Terpilih: SKRINING RESPONDEN TERPILIH *) Instansi Tingkat Pusat [SHOWCARD 2] 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Instansi Vertikal di Daerah [SHOWCARD 3] 1 2 3 4 5 6 7 Instansi Tingkat Provinsi [SHOWCARD 4] 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Instansi Tingkat Kabupaten/Kota [SHOWCARD 5] 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 BUMN dan BUMD [SHOWCARD 6] 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Asosiasi Pengusaha [SHOWCARD 7] 1 2 3 4 5 6 *). PERHATIAN: Cek kembali, tanyakan kepada responden terpilih tentang pengalaman responden berinteraksi minimal satu instansi pemerintah, BUMN, BUMD dalam 12 (dua belas) bulan terakhir. Jika responden tidak memiliki pengalaman minimal satu kali dalam 12 bulan terakhir ulangi prosedur pemilihan responden di atas.

3 h alaman dari 24 BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN DAN RESPONDEN 1. Nama Responden Terpilih : 1a. Jenis Kelamin 2. Jabatan : 3. Nama Perusahaan : 4. Alamat Kantor : 4a. Kelurahan 4b. Kecamatan 5. Kode Pos : 6. Telepon Kantor : 7. Nomor HP : 8. Alamat Email : 9. Kepemilikan Izin : 10. Status Badan Usaha : 11. Jumlah Tenaga Kerja : 12. Jenis komposisi modal : 12a. Persentase Kepemilikan Modal Asing (dalam persen) KETERANGAN PETUGAS DAN PEMILIHAN RESPONDEN 01 Nama Pewawancara : 02 Tanggal Wawancara : 05 Nama Team Leader : 03 Lama Wawancara 06 Nama Supervisor : PERNYATAAN PEWAWANCARA Saya menyatakan bahwa saya mengikuti prosedur pemilihan responden dengan penuh tanggung jawab dan saya akan melaksanakan wawancara sesuai pedoman yang diberikan. Saya akan menanyakan semua pertanyaan dalam survei dan memastikan tidak ada pertanyaan tidak terjawab. Bila ditemukan kesalahan dalam pemilihan responden dan pemalsuan jawaban responden sehingga data menjadi tak berguna, saya bersedia menerima tindakan yang dijatuhkan untuk saya. Tanda tangan interviewer: Diperiksa dan divalidasi oleh: Team Leader : Supervisor : Page3

KUESIONER UTAMA II. DAYA SAING LOKAL Pada bagian ini kami ingin menanyakan tentang kualitas daya saing lokal di kota ini. Indikator berikut merupakan unsur daya saing tersebut. Kami mengharap Bapak/Ibu memberikan penilaian terhadap masingmasing indikator tersebut. Penilaian Bapak/Ibu penting untuk menilai kualitas daya saing lokal yang menentukan keunggulan kompetitif kabupaten/kota ini dibandingkan dengan kabupaten/kota lain. DAYA SAING LOKAL Berikan penilaian Anda, mengenai kualitas unsur daya 2 saing lokal berikut ini di Kota tempat Anda menjalankan 0 = Memburuk, 5=Membaik usaha, SAAT INI: 0 1 2 3 4 5 DSL01 Kapasitas birokrasi DSL02 Kapasitas infrastruktur DSL03 Kualitas pengendalian inflasi DSL04 Kualitas kesehatan DSL05 Kualitas pendidikan tinggi DSL06 Efisiensi pasar barang DSL07 Efisiensi pasar tenaga kerja DSL08 Ketersediaan pasar keuangan DSL09 DSL10 DSL11 III. 3 KB01 KB02 KB03 KB04 KB05 KB06 KB07 KB08 KB09 KB10 Kesiapan teknologi Kematangan sektor bisnis Inovasi bisnis PENGHAMBAT KEMUDAHAN BERUSAHA Pada bagian ini kami ingin menanyakan tentang faktor-faktor penghambat kemudahan berusaha di kota ini. Faktor-faktor di bawah merupakan indikator masalah kemudahan berusaha tersebut. Penilaian Bapak/Ibu penting untuk menilai faktor penghambat kemudahan berusaha di kota ini dibandingkan dengan kabupaten lain. PENGHAMBAT KEMUDAHAN BERUSAHA Berikan penilaian Anda, mengenai faktor penghambat kemudahan berusaha berikut ini di Kota tempat anda menjalankan usaha, SAAT INI: Akses permodalan Penyelesaian konflik ketenagakerjaan Stabilitas politik Akses Infrastruktur Birokrasi Korupsi Tarif pajak Inflasi Kriminalitas Pembebasan lahan 0 = Sangat Buruk, 5=Sangat Baik 0 1 2 3 4 5

IV. 5 h alaman dari 24 POTENSI KORUPSI Pada bagian ini kami ingin menanyakan tentang potensi korupsi di kabupaten/kota ini. Faktor-faktor tersebut di bawah ini merupakan indikator yang digunakan untuk menghitung potensi kejadian korupsi. Penilaian Bapak/Ibu penting untuk menentukan besarnya potensi korupsi, sektor strategis untuk direformasi, dan efektivitas sistem penegakan hukum di kabupaten/kota ini. 4 Berikan tanggapan Bapak/Ibu terkait potensi terjadinya hal-hal berikut ini, 4a. dalam 12 bulan yang lalu. 4b. saat ini. 4c. dalam 12 bulan mendatang. 0=Lazim, 5=Tidak Lazim 0=Lazim, 5=Tidak Lazim 0=Semakin Memburuk, 5=Semakin Membaik PREVALENSI KORUPSI 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 PTK01 PTK02 PTK03 Suap dan korupsi Pejabat negara meminta atau menerima suap Penyalahgunaan keuangan publik untuk kepentingan pribadi PTK04 Korupsi oleh pemimpin politik nasional PTK05 Korupsi oleh pemimpin politik lokal PTK06 Korupsi oleh pegawai publik di tingkat nasional PTK07 Korupsi oleh pegawai publik di tingkat lokal MEKANISME AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA PTK08 Ketiadaan prosedur jelas dan akuntabel dalam alokasi keuangan publik PTK09 Banyak dana khusus yang tidak dapat dipertanggungjawabkan PTK10 Banyak pejabat publik yang ditunjuk langsung oleh pemerintah PTK11 Ketiadaan lembaga independen yang mengaudit keuangan publik PTK12 Ketiadaan pengadilan independen yang mengadili pejabat korup MOTIVASI KORUPSI PTK13 Korupsi untuk memperoleh dukungan politik berlebih PTK14 Korupsi akibat adanya perlakuan istimewa PTK15 Korupsi akibat adanya pengamanan proyek pemerintah PTK16 Korupsi akibat jual beli pengaruh PTK17 Korupsi untuk pendanaan tak tercatat untuk partai politik 0= Lazim, 5= Tidak Lazim 0= Lazim, 5= Tidak Lazim 0=Semakin Memburuk, 5=Semakin Membaik 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 0=Lazim, 5=Tidak Lazim 0=Lazim, 5=Tidak Lazim 0=Semakin Memburuk, 5=Semakin Membaik 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5

IV. POTENSI KORUPSI (LANJUTAN) Pada bagian ini kami ingin menanyakan tentang potensi korupsi di kabupaten/kota ini. Faktor-faktor di bawah merupakan indikator yang digunakan untuk menghitung potensi kejadian korupsi. Penilaian Bapak/Ibu penting untuk menentukan besarnya potensi korupsi, sektor strategis untuk direformasi, dan efektivitas sistem penegakan hukum di kabupaten/kota ini. 3a. dalam 12 bulan yang lalu 3b. saat ini 3c. dalam 12 bulan mendatang 4 Berikan Tanggapan Bapak/Ibu terkait potensi terjadinya hal-hal berikut ini? DAMPAK KORUPSI 0=Lazim, 5=Tidak Lazim 0=Lazim, 5=Tidak Lazim 0=Semakin Memburuk, 5=Semakin Membaik 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 PTK18 Korupsi di perizinan PTK19 Korupsi di pelayanan dasar PTK20 Korupsi di perpajakan PTK21 Korupsi di pengadaan PTK22 Korupsi di peradilan PTK23 Korupsi di penerbitan kuota perdagangan PTK24 Korupsi di kepolisian PTK25 Korupsi di perkreditan PTK26 Korupsi di bea cukai PTK27 Korupsi di instansi pengawas dan pemeriksa PTK28 Korupsi di militer PTK29 Korupsi di eksekutif PTK30 Korupsi di legislatif PEMBERANTASAN DAN PENCEGAHAN KORUPSI 0= Tidak Efektif, 5= Efektif 0=Tidak Efektif, 5= Efektif 0=Semakin Tidak Efektif, 5=Semakin Efektif 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 PTK31 PTK32 Penegakan hukum terhadap pejabat publik korup Pencegahan korupsi oleh pemerintah

7 h alaman dari 24 V. PENILAIAN INTEGRITAS BISNIS Pada bagian ini kami ingin menanyakan tentang risiko suap dan desain sistem pencegahan korupsi yang dimiliki oleh perusahaan. Faktor-faktor di bawah merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur risiko suap dan sistem pencegahan korupsi tersebut. Penilaian Bapak/Ibu penting untuk menentukan seberapa besar risiko suap dan sistem pencegahan suap yang efektif untuk mendukung iklim dunia usaha yang kompetitif dan menguntungkan. INTEGRITAS BISNIS PIB01 Biaya Korupsi. Dalam 12 bulan terakhir, apakah perusahan Anda pernah gagal mendapatkan keuntungan bisnis di kota ini karena pesaing bisnis Anda Ya Tidak membayar suap? PIB02 Faktor penghambat pemberantasan korupsi. Berikan penilaian Anda tentang faktor yang paling menghambat pemberantasan korupsi di kota ini 0=Sangat setuju 5= Sangat tidak setuju 0 1 2 3 4 5 a) Korupsi tidak dipidana dengan tegas b) Korupsi bukan masalah penting c) Korupsi tidak menjadi prioritas kebijakan d) Korupsi dibiarkan e) Korupsi dianggap sebagai kebiasaan PIB03 Apakah perusahaan Anda memiliki tanggung jawab untuk dalam upaya pemberantasan dan pencegahan korupsi? Tidak Ya PIB04 Apakah yang Anda lakukan untuk melawan korupsi 0=Tidak Setuju 5= Setuju 0 1 2 3 4 5 a. Saya akan mendukung kolega bisnis yang melawan korupsi b. Saya akan terlibat langsung dalam upaya melawan korupsi c. Saya akan melapor kejadian korupsi d. Saya akan mengimplementasi sistem pencegahan korupsi PIB05 Apakah perusahaan Anda memiliki Tidak Ada a. Kode etik yang tegas melarang: 0 1 2 3 4 5 1. Praktik suap 2. Praktik gratifikasi 3. Praktik uang pelicin 4. Praktik konflik kepentingan b. Kebijakan anti korupsi yang konsisten c. Pelatihan anti korupsi yang kontinu d. Sistem pencegahan korupsi yang terinternalisasi dalam manajemen risiko perusahaan e. Whistle-blowing system untuk melaporkan kasus korupsi f. Complaint handling mechanism untuk konsultasi dilema pelanggaran integritas g. Laporan program pemberantasan dan pencegahan korupsi

PIB06 Kegiatan manakah yang paling efektif dalam upaya melawan korupsi dan telah dilakukan di perusahaan Bapak/Ibu? 0=Kurang Efektif,5= Efektif 0 1 2 3 4 5 a. Aksi bersama melawan korupsi b. Audit program anti korupsi c. Sertifikasi terhadap mitra bisnis d. Implementasi kebijakan anti korupsi e. Standard anti korupsi bagi perusahaan

9 h alaman dari 24 VI. RISIKO SUAP BERDASAR LAPANGAN USAHA Pada bagian ini kami ingin menanyakan tentang risiko suap berdasarkan lapangan usaha di kabupaten/kota ini. Faktor-faktor di bawah merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur sektor lapangan usaha yang terdampak suap. Penilaian Bapak/Ibu penting untuk menentukan sektor strategis yang perlu didorong oleh pemerintah untuk mendesain sistem pencegahan suap yang lebih efektif untuk mendukung iklim dunia usaha yang kompetitif dan menguntungkan. BPS01 BPS02 BPS03 BPS04 BPS05 BPS06 BPS07 BPS08 BPS09 BPS10 BPS11 BPS12 BPS13 BPS14 BPS15 BPS16 BPS17 BPS18 6 LAPANGAN USAHA 6a. Apakah Bapak/Ibu memiliki relasi bisnis dengan pengusaha yang bergerak di sektor bisnis berikut di Kabupaten/Kot a ini: Perbankan Perumahan Industri Konstruksi Telekomunikasi Perdagangan Perkebunan Pertambangan Pertanian Perikanan Kehutanan Farmasi Minyak dan Gas Perhotelan dan Restoran Kelistrikan Air Minum Transportasi Jasa-Jasa 6b. Berikan penilaian Bapak/Ibu, seberapa besar potensi pembayaran suap untuk mengamankan proses bisnis dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di sektor tersebut? 6c. Berikan penilaian Bapak/Ibu, seberapa besar potensi pembayaran suap untuk mempercepat proses administratif dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di sektor tersebut? 6d. Berikan penilaian Bapak/Ibu, seberapa besar potensi pembayaran suap berupa sumbangan politik kepada politisi dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di sektor tersebut? 6e. Berikan penilaian Bapak/Ibu, seberapa besar potensi pembayaran suap terhadap pihak swasta lainnya? Berapa perkiraan persentase uang suap yang diberikan dari total biaya produksi? Ya Tidak 0=Sangat Tinggi, 5=Sangat Rendah 0=Sangat Tinggi, 5=Sangat Rendah 0=Sangat Tinggi, 5=Sangat Rendah 0=Sangat Tinggi, 5=Sangat Rendah Dalam persentase

VII. INTEGRITAS LAYANAN PUSAT Pada bagian ini kami ingin menanyakan tentang risiko kejadian suap di instansi penyedia layanan publik pusat. Penilaian Bapak/Ibu penting untuk menentukan penyedia pelayanan publik yang perlu direformasi untuk memperkuat desain sistem pencegahan suap yang efektif untuk mendukung iklim dunia usaha yang kompetitif. 7777 7777 7777 777 7 ddinstansi PENYEDIA LAYANAN PUBLIK PUSAT ILP01 ILP02 ILP03 ILP04 ILP05 ILP06 ILP07 ILP08 ILP09 ILP10 ILP11 ILP12 Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Keuangan Kementerian Perdagangan Kementerian Perindustrian Kementerian ESDM Kepolisian Kementerian Agraria & Tata Ruang/BPN Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat Kejaksaan Agung Kementerian Perhubungan Kementerian Hukum & HAM Kementerian Tenaga Kerja 7a. Apakah Bapak/Ibu memiliki Pengalaman Interaksi dengan instansi berikut (P): [SHOWCAR D 2]2 7b. Apakah instansi tersebut memiliki standard yang mengatur tentang Prosedur (MP) Waktu (MW) Biaya (MB) 7c. Dalam praktiknya, apakah standard Prosedur Standard? (SP) Waktu Standard? (SW) Biaya Standard? (SB) 7d. Jika terdapat ketidaksesuaian apakah Bapak/Ibu akan melapor atau tidak? (L) Apa alasan tidak melapor? (AL) 1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 a. Tidak tahu kemana harus melapo r b. Takut konsek uensi buruk atas laporan tersebut c. Tidak meruba h apapun d. Lainnya, tuliskan 7e. Jika terdapat ketidaksesuaian apakah Bapak/Ibu akan membaya r atau tidak? (S) Apa membayar? (AS) 1 2 a. Sebagai hadiah atau bentuk terima kasih b. Untuk mendapat kan layanan lebih murah c. Memperc epat urusan d. Merupaka n satusatunya cara untuk memperol eh layanan e. Lainnya, tuliskan 1. Ya 2. Tidak 1. Lapor 2. Tidak Lapor 1. Suap 2. Tidak Menyuap

11 h alaman dari 24 VIII. INTEGRITAS LAYANAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH Pada bagian ini kami ingin menanyakan tentang risiko kejadian suap di instansi vertikal di daerah. Penilaian Bapak/Ibu penting untuk menentukan penyedia pelayanan publik yang perlu direformasi untuk memperkuat desain sistem pencegahan suap yang efektif untuk mendukung iklim dunia usaha yang kompetitif. 77777 77777 77777 8 ILV01 ILV02 ILV03 ILV04 ILV05 ILV06 ILV07 ddinstansi PENYEDIA LAYANAN PUBLIK VERTIKAL Kanwil Ditjen Pajak Provinsi Kanwil Ditjen Perbendaharaan Negara Provinsi Kanwil Ditjen Pengelolaan Kekayaan Negara Provinsi Kepolisian Daerah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Universitas/IAIN/Poltekkes Pengadilan Tinggi 8a. Apakah Bapak/Ibu memiliki Pengalaman Interaksi dengan instansi berikut (P): [SHOWCAR D 3]2 8b. Apakah instansi tersebut memiliki standard yang mengatur tentang Prosedur (MP) Waktu (MW) Biaya (MB) 8c. Dalam praktiknya, apakah standard Prosedur Standard? (SP) Waktu Standard? (SW) Biaya Standard? (SB) 8d. Jika terdapat ketidaksesuaian apakah Bapak/Ibu akan melapor atau tidak? (L) Apa alasan tidak melapor? (AL) 1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 f. Tidak tahu kemana harus melapo r g. Takut konsek uensi buruk atas laporan 11 tersebut h. Tidak meruba h apapun i. Lainnya, tuliskan 8e. Jika terdapat ketidaksesuaian apakah Bapak/Ibu akan membaya r atau tidak? (S) Apa membayar? (AS) 1 2 e. Sebagai hadiah atau bentuk terima kasih f. Untuk mendapa tkan layanan lebih murah g. Memperc epat urusan h. Merupak an satusatunya cara untuk mempero leh layanan j. Lainnya, tuliskan 1. Ya 2. Tidak 1. Lapor 2. Tidak Lapor 1. Suap 2. Tidak Menyuap

IX. INTEGRITAS LAYANAN PROVINSI Pada bagian ini kami ingin menanyakan tentang risiko kejadian suap di instansi penyedia layanan publik di Provinsi. Penilaian Bapak/Ibu penting untuk menentukan penyedia pelayanan publik yang perlu direformasi untuk memperkuat desain sistem pencegahan suap yang efektif untuk mendukung iklim dunia usaha yang kompetitif. 9 ILPR01 ILPR02 ILPR03 ILPR04 ILPR05 ILPR06 ILPR07 ILPR08 ILPR09 ILPR10 INSTANSI PENYEDIA LAYANAN PUBLIK PROVINSI Badan Penanaman Modal dan Promosi Provinsi Perizinan Terpadu Satu Pintu Dinas Perdagangan Dinas Perindustrian Dinas Pertambangan & Energi Kepolisian Dinas Pendapatan Daerah Dinas Pekerjaan Umum Dinas Tata Ruang & Bangunan Dinas Lingkungan Hidup 9a. Apakah Bapak/Ibu memiliki Pengalaman Interaksi dengan instansi berikut (P): [SHOWCARD 4]2 9b. Apakah instansi tersebut memiliki standard yang mengatur tentang Prosedur (MP) Waktu (MW) Biaya (MB) 9c. Dalam praktiknya, apakah standard Prosedur Standar? (SP) Waktu Standard? (SW) Biaya Standard? (SB) 9d. Jika terdapat ketidaksesuaian apakah Bapak/Ibu akan melapo r atau tidak? (L) Apa alasan tidak melapor? (AL) 1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 a. Tidak tahu kemana harus melapor b. Takut konsekue nsi buruk atas laporan tersebut c. Tidak merubah apapun d. Lainnya, tuliskan 9e. Jika terdapat ketidaksesuaian apakah Bapak/Ibu akan membaya r atau tidak? (S) Apa alasan membayar? (AS) 1 2 a. Sebagai hadiah atau bentuk terima kasih b. Untuk mendapatkan layanan lebih murah c. Mempercepat urusan d. Merupakan satu-satunya cara untuk memperoleh layanan e. Lainnya, tuliskan 1. Ya 2. Tidak 1. Lapor 2. Tidak Lapor 1. Suap 2. Tidak Menyuap

13 h alaman dari 24 X. INTEGRITAS LAYANAN KOTA Pada bagian ini kami ingin menanyakan tentang risiko kejadian suap di instansi penyedia layanan publik di kota ini. Penilaian Bapak/Ibu penting untuk menentukan penyedia pelayanan publik yang perlu direformasi untuk memperkuat desain sistem pencegahan suap yang efektif untuk mendukung iklim dunia usaha yang kompetitif. 10 ILK01 ILK02 ILK03 ILK04 ILK05 ILK06 ILK07 ILK08 ILK09 ILK10 ILK11 ILK12 INSTANSI PENYEDIA LAYANAN PUBLIK KOTA Badan Penanaman Modal dan Promosi Badan Perizinan Terpadu Satu Pintu Dinas Perdagangan Dinas Perindustrian Dinas Pertambangan & Energi Kepolisian Dinas Pendapatan Daerah Dinas Pekerjaan Umum Dinas Tata Ruang & Bangunan Dinas Ketenagakerjaan Dinas Perhubungan Dinas Koperasi dan UKM 10a. Apakah Bapak/Ibu memiliki Pengalaman Interaksi dengan instansi berikut (P): [SHOWCARD 5]2 10b. Apakah instansi tersebut memiliki standard yang mengatur tentang Prosedur (MP) Waktu (MW) Biaya (MB) 10c. Dalam praktiknya, apakah standard Prosedur Standar? (SP) Waktu Standard? (SW) Biaya Standard? (SB) 10d. Jika terdapat ketidaksesuaian apakah Bapak/Ibu akan melapor atau tidak? (L) Apa alasan tidak melapor? (AL) 1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 e. Tidak tahu keman a harus melapo r f. Takut konsek uensi buruk atas lapora n tersebu t g. Tidak merub ah apapun h. Lainny a, tuliska n 10e. Jika terdapat ketidaksesuaian apakah Bapak/Ibu akan membayar atau tidak? (S) Apa alasan membayar? (AS) 1 2 f. Sebagai hadiah atau bentuk terima kasih g. Untuk mendapat kan layanan lebih murah h. Memperc epat urusan i. Merupaka n satusatunya cara untuk memperol eh layanan j. Lainnya, tuliskan 1. Ya 2. Tidak 1. Lapor 2. Tidak Lapor 1. Suap 2. Tidak Menyuap

XI. 11 ILB01 ILB02 ILB03 ILB04 ILB05 ILB06 ILB07 ILB08 ILB09 ILB10 ILB11 ILB12 ILB13 ILB14 INTEGRITAS BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) DAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) Pada bagian ini kami ingin menanyakan tentang risiko kejadian suap di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Penilaian Bapak/Ibu penting untuk menentukan BUMN/D yang perlu direformasi untuk memperkuat desain sistem pencegahan suap yang efektif untuk mendukung iklim dunia usaha yang kompetitif. INTEGRITAS LAYANAN BUMN, BUMD PLN Telkom Bank Mandiri BNI BRI BTN Kereta Api Indonesia Jasa Marga Angkasa Pura I/II Garuda Indonesia Pelindo I/II/III/IV PELNI BPJS Ketenagakerjaan & Kesehatan BUMD Bidang Perbankan 11a. Apakah Bapak/Ibu memiliki Pengalaman Interaksi dengan instansi berikut (P): [SHOWCARD 6] 11b. Apakah instansi tersebut memiliki standard yang mengatur tentang Prosedur (MP) Waktu (MW) Biaya (MB) 11c. Dalam praktiknya, apakah standard Prosedur Standar? (SP) Waktu Standard? (SW) Biaya Standard? (SB) 11d. Jika terdapat ketidaksesuaian apakah Bapak/Ibu akan melapor atau tidak? (L) Apa alasan tidak melapor? (AL) 1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 i. Tidak tahu kemana harus melapo r j. Takut konsek uensi buruk atas laporan tersebut k. Tidak meruba h apapun l. Lainnya, tuliskan 11e. Jika terdapat ketidaksesuaian apakah Bapak/Ibu akan membaya r atau tidak? (S) Apa alasan membayar? (AS) 1 2 k. Sebagai hadiah atau bentuk terima kasih l. Untuk mendapatka n layanan lebih murah m. Mempercepa t urusan n. Merupakan satu-satunya cara untuk memperoleh layanan o. Lainnya, tuliskan. ILB15 PDAM 1. Ya 2. Tidak 1. Lapor 2. Tidak Lapor 1. Suap 2. Tidak Menyuap XII. INTEGRITAS ASOSIASI PENGUSAHA

15 h alaman dari 24 7777 7777 7777 777 12 ILA01 ILA02 ILA03 ILA04 ILA05 ILA06 Pada bagian ini kami ingin menanyakan tentang risiko kejadian suap di asosiasi pengusaha. Penilaian Bapak/Ibu penting untuk menentukan asosiasi pengusaha yang perlu direformasi untuk memperkuat desain sistem pencegahan suap yang efektif untuk mendukung iklim dunia usaha yang kompetitif. 12a. Apakah 12b. Apakah instansi tersebut 12c. Dalam praktiknya, apakah 12d. Jika terdapat 12e. Jika terdapat Bapak/Ibu memiliki standard yang mengatur standard ketidaksesuaian ketidaksesuaian apakah memiliki tentang apakah Bapak/Ibu Bapak/Ibu akan Pengalaman akan ASOSIASI PENGUSAHA Interaksi Prosedur Waktu Biaya Prosedur Waktu Biaya melapor Apa membaya Apa dengan (MP) (MW) (MB) atau alasan r atau membayar? asosiasi Standard Standard Standard tidak? tidak tidak? (S) (AS) berikut (P):? (SP)? (SW)? (SB) (L) melapor? [SHOWCAR (AL) D 7]2 Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Asosiasi Logistik Indonesia Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan Asosiasi Pengusaha Indonesia Asosiasi Lembaga Sertifikasi Indonesia 1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 k. Tidak tahu kemana harus melapo r l. Takut konsek uensi buruk atas laporan tersebut m. Tidak meruba h apapun n. Lainnya, tuliskan 1 2 i. Sebagai hadiah atau bentuk terima kasih j. Untuk mendapat kan layanan lebih murah k. Memperc epat urusan l. Merupaka n satusatunya cara untuk memperol eh layanan o. Lainnya, tuliskan 1. Ya 2. Tidak 1. Lapor 2. Tidak Lapor 1. Suap 2. Tidak Menyuap

XIII. SISTEM INTEGRITAS LOKAL Pada bagian ini akan ditanyakan tentang sistem integritas lokal di kota ini. Faktor-faktor di bawah merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur sistem integritas lokal tersebut. Penilaian responden penting untuk menentukan pembagian kewenangan dan tanggung jawab dalam upaya pemberantasan korupsi untuk mendukung iklim dunia usaha yang kompetitif dan menguntungkan BLOK XIII. SISTEM INTEGRITAS LOKAL PILAR Menurut ekspektasi Anda, seberapa penting peran pilar berikut dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi di Kota ini? Saat ini, bagaimana peran pilar berikut dalam upaya upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi di Kota ini? Saat ini, bagaimana kualitas tata kelola pilar berikut dalam upaya upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi di Kota ini? Saat ini, bagaimana kapasitas pilar berikut dalam upaya upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi di Kota ini? 0=Sangat Penting, 5=Sangat Kurang Penting 0=Sangat Baik, 5=Sangat Buruk 0=Sangat Baik, 5=Sangat Buruk 0=Sangat Baik, 5=Sangat Buruk 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 BPS01 BPS02 BPS03 BPS04 BPS05 BPS06 BPS07 BPS08 BPS09 BPS10 BPS11 BPS12 BPS13 Kepala Daerah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Partai Politik Pelayanan Publik Pengadaan Publik Pengadilan Badan Pemeriksa Keuangan Ombudsman Media Organisasi Masyarakat Sipil Lembaga Antikorupsi Bisnis Pemerintah Pusat

17 h alaman dari 24 XIV. PENGETAHUAN TENTANG UNDANG-UNDANG PIDANA KORUPSI Pada bagian ini kami ingin menanyakan tentang Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi. Faktor-faktor di bawah merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur pengetahuan Bapak/Ibu tentang Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi. UNDANG-UNDANG PIDANA KORUPSI UUPK01 Apakah Bapak/Ibu pernah mengetahui tentang UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi? Tahu Tidak Tahu UUPK02 Dari daftar berikut ini yang mana saja menurut Bapak/Ibu termasuk dalam tindakan korupsi menurut UU Tipikor? 0 = Korupsi, 1=Bukan Korupsi Seberapa lazim hal tersebut terjadi di kabupaten/kota ini? 0=Sangat Lazim, 5=Tidak Lazim 0 1 0 1 2 3 4 5 a. Penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang oleh pejabat publik b. Merugikan Keuangan Negara c. Menyuap pejabat publik d. Penipuan / Kecurangan oleh pejabat negara e. Pemerasan f. Penyelewengan berat di proyek pemerintah g. Konflik kepentingan pribadi dalam proyek pemerintah h. Gratifikasi / pemberian hadiah

XV. PENGETAHUAN TENTANG STRATEGI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI Pada bagian ini kami ingin menanyakan tentang strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi. Faktor-faktor di bawah merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur pengetahuan bapak/ibu tentang strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi. STRATEGI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI SPPK01 SPPK01 Apakah Bapak/Ibu pernah mengetahui tentang Strategi Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi? Dari daftar berikut ini yang mana saja menurut Bapak/Ibu termasuk dalam strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi? a. Pencegahan b. Penegakan Hukum c. Harmonisasi Peraturan d. Budaya Anti Korupsi e. Kerjasama Internasional f. Mekanisme Pelaporan Tahu 0=Bukan Strategi, 1=Strategi Tidak Tahu Seberapa efektif hal tersebut terhadap upaya pemberantasan korupsi? 0=Sangat Kurang Efektif, 5=Sangat Efektif 0 1 0 1 2 3 4 5 III. PERNYATAAN PEWAWANCARA Saya telah melaksanakan wawancara sesuai pedoman yang diberikan. Saya telah menanyakan semua pertanyaan dalam survei dan memastikan tidak ada pertanyaan tidak terjawab. Bila ditemukan kesalahan atau pemalsuan jawaban responden sehingga data menjadi tak berguna, saya bersedia menerima tindakan yang dijatuhkan untuk saya. Tanda tangan interviewer: Diperiksa dan divalidasi oleh: Team Leader : Supervisor :

19 h alaman dari 24 SHOWCARD 1. NAMA DAERAH LOKASI SURVEI Kode Nama Daerah Kode Daerah 11 Kota Samarinda 11 Provinsi Kalimantan Timur 12 Kota Balikpapan 11 Provinsi Kalimantan Timur 13 Kota Bontang 11 Provinsi Kalimantan Timur 21 Kabupaten Kutai Barat 11 Provinsi Kalimantan Timur 22 Kabupaten Kutai Timur 11 Provinsi Kalimantan Timur 23 Kabupaten Berau 11 Provinsi Kalimantan Timur 24 Kabupaten Kutai Kartanegara 11 Provinsi Kalimantan Timur 25 Kabupaten Pasir 11 Provinsi Kalimantan Timur 26 Kabupaten Pasir Panajem Utara 11 Provinsi Kalimantan Timur 27 Kota Semarang 14 Provinsi Jawa Tengah 28 Kota Pekanbaru 15 Provinsi Riau 29 Kota Banjarmasin 16 Provinsi Kalimantan Selatan 30 Kota Pontianak 17 Provinsi Kalimantan Barat 31 Kota Makassar 18 Provinsi Sulawesi Selatan 32 Kota Medan 19 Provinsi Sumatera Utara 33 Kota Padang 20 Provinsi Sumatera Barat 34 Kota Bandung 38 Provinsi Jawa Barat 35 Kota Manado 39 Provinsi Sulawesi Utara 36 Kota Surabaya 40 Provinsi Jawa Timur 37 Jakarta Utara 41 Provinsi DKI Jakarta

SHOWCARD 2. PENGALAMAN INTERAKSI DENGAN INSTANSI PUSAT KODE ILP01 ILP02 ILP03 ILP04 ILP05 ILP06 ILP07 ILP08 ILP09 ILP10 ILP11 ILP12 NAMA INSTANSI Badan Koordinasi Penanaman Modal (Izin PMA, Izin PMDN, Informasi Penanaman Modal) Kementerian Keuangan (Perpajakan, Bea Masuk, Cukai, dll) Kementerian Perdagangan (TDP, SIUP, dll) Kementerian Perindustrian (TDI, Usaha Industri, dll) Kementerian ESDM (Usaha Pertambangan A & B, Usaha Inti Migas, Usaha Inti Listrik, dll) Kepolisian (Pengaduan Masyarakat, Ketentraman & Ketertiban Umum, Penyelidikan & Penyidikan Persengketaan, dll) Kementerian Agraria & Tata Ruang/BPN (Sertifikasi Tanah, Hak Guna Lahan, dll) Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (Izin Usaha Jasa Konstruksi. Pemeliharaan Jalan Negara, Pemeliharaan Bendungan & Saluran Irigasi Primer, dll) Kejaksaan Agung (Pengaduan Masyarakat, Penuntutan, Penyelidikan & Penyidikan Persengketaan, dll) Kementerian Perhubungan (Izin Usaha Angkatan Darat, Laut, dan Udara, Pelabuhan dan Dermaga Laut, Pelabuhan Udara, Stasiun/Terminal Bus, dll) Kementerian Hukum dan HAM (Pengesahan Badan Hukum, Keimigrasian/Paspor, Informasi Hukum dan Peraturan Perundang-undangan, dll) Kementerian Tenaga Kerja (Izin Tenaga Kerja Asing, Pengujian K3, dll)

21 h alaman dari 24 SHOWCARD 3. PENGALAMAN INTERAKSI VERTIKAL DI DAERAH KODE NAMA INSTANSI ILV01 Kantor Wilayah Ditjen Pajak Provinsi (Permohonan Pendaftaran NPWP, Permohonan Keberatan Penetapan Pajak Penghasilan (Pph), PPN& PPnBM, Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dll) ILV02 Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Negara Provinsi (Bimbingan Teknis dalam Pelaksanaan Anggaran dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran, dll) ILV03 Kantor Wilayah Ditjen Pengelolaan Kekayaan Negara Provinsi (Permohonan Keringanan Utang, Penerbitan Surat Pernyataan Piutang Negara Lunas/Selesai, dll) ILV04 Kepolisian Daerah (Pengaduan Masyarakat, Ketentraman & Ketertiban Umum, Penyelidikan & Penyidikan Persengketaan, dll) ILV05 Badan Pertanahan Nasional Provinsi (Sertifikasi Tanah, Hak Guna Lahan, dll) ILV06 ILV07 Universitas/IAIN/Poltekkes Pengadilan Tinggi

SHOWCARD 4. PENGALAMAN INTERAKSI DENGAN INSTANSI PROVINSI KODE ILPR01 ILPR02 ILPR03 ILPR04 ILPR05 ILPR06 ILPR07 ILPR08 ILPR09 ILPR10 NAMA INSTANSI Badan Penanaman Modal dan Promosi Provinsi (Izin Prinsip Penanaman Modal, Izin Usaha untuk Berbagai Sektor Usaha, Usulan Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan (Pph) Badan, dll) Perizinan Terpadu Satu Pintu Dinas Perdagangan (TDP, SIUP, dll) Dinas Perindustrian (TDI, Usaha Industri, dll) Dinas Pertambangan & Energi (Izin Usaha Pertambangan (IUP), Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP)) Kepolisian (Pengaduan Masyarakat, Ketentraman & Ketertiban Umum, Penyelidikan & Penyidikan Persengketaan, dll) Dinas Pendapatan Daerah (Pajak Hotel, Pajak Reklame, Pajak Air Tanah, dll) Dinas Pekerjaan Umum (Izin Usaha Jasa Konstruksi. Pemeliharaan Jalan Negara, Pemeliharaan Bendungan & Saluran Irigasi Primer, dll) Dinas Tata Ruang & Bangunan (Pengkajian Teknis Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Pengkajian Teknis Permohonan Pengkaplingan Tanah Untuk Pengembangan Perumahan, dll) Dinas Lingkungan Hidup (Izin Pemanfaatan Sumber Daya Laut, Informasi Pencemaran Lingkungan, dll)