PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BERAT BADAN TERHADAP UMUR DI KECAMATAN CIPUTAT BULAN SEPTEMBER TAHUN 2009

dokumen-dokumen yang mirip
IBNU FAJAR IDN SUPARIASA B. DODDY RIYADI JUIN HADI SUYITNO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Status Gizi. Keadaan Gizi TINDAK LANJUT HASIL PENDIDIKAN KESEHATAN. Malnutrisi. Kurang Energi Protein (KEP) 1/18/2010 OBSERVASI/PEMANTAUAN STATUS GIZI

BAB II LANDASAN TEORI

PERBEDAAN PENGGUNAAN INDEKS MEMBERIKAN PREVALENSI STATUS GIZI YG. BERBEDA.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Disamping. dan produktivitas kerja (Almatsier, 2002).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENGENAL PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Karakteristik Ibu Hamil, Tingkat Pengetahuan serta Sikap terhadap Asupan Gizi Ibu Hamil di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013

energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN

PENILAIAN STATUS GIZI BALITA (ANTROPOMETRI) Saptawati Bardosono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SISWI KELAS 5 SD YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN. Oleh: MUKHAMAD FARIED

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPOSISI TUBUH LANSIA I. PENDAHULUAN II.

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. B. PENILAIAN STATUS GIZI Ukuran ukuran tubuh antropometri merupakan refleksi darik pengaruh 4

HUBUNGAN EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS WONGKADITI KOTA GORONTALO. Heni PanaI. Polteknik Kesehatan Provinsi Gorontalo

frekuensi kontak dengan media massa (Suhardjo, 2003).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient (Beck 2002 dalam Jafar

METODOLOGI. 3. Cakupan Imunisasi Lengkap, Departemen Kesehatan RI Badan Pusat Statistik RI (BPS RI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE. n = Z 2 P (1- P)

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain : sehingga perhatian ibu sudah berkurang.

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANTROPOMETRI pada ANAK BAB I PENDAHULUAN

ABSTRAK PERBANDINGAN GAMBARAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD X KOTA BANDUNG DENGAN SD Y KOTA JAYAPURA

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU FLAMBOYAN B MOJOSONGO JEBRES SURAKARTA. Lilik Hanifah Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

GIZI KURANG PADA BALITA BAB I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jumlah dan Teknik Pemilihan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Status gizi yang baik merupakan

Pengukuran Status Gizi dengan Antropometri Gizi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu hamil dan balita sangatlah penting, sehingga Notoatmodjo (2003)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tetapi pada masa ini anak balita merupakan kelompok yang rawan gizi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (mordibity) dan angka kematian (mortality). ( Darmadi, 2008). Di negara

PERBEDAAN PADA PROPORSI TUBUH ETNIS BALI DENGAN ETNIS MADURA DI SURABAYA Rini Linasari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi

Adapun fungsi zat gizi bagi tubuh adalah:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

Menurut (Supariasa, 2001), pada dasarnya penilaian

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan, karena masa balita

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di TPA/PAUD dan TK di wilayah kota Semarang pada

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

METODE PENELITIAN 1 N

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17

Transkripsi:

PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BERAT BADAN TERHADAP UMUR DI KECAMATAN CIPUTAT BULAN SEPTEMBER TAHUN 2009 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Fikriyah Fuadiyah NIM 106103003466 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M 1

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ciputat, 4 November 2009 Fikriyah Fuadiyah 2

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BERAT BADAN TERHADAP UMUR DI KECAMATAN CIPUTAT BULAN SEPTEMBER TAHUN 2009 Laporan Penelitian Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) Oleh Fikriyah Fuadiyah NIM 106103003466 Pembimbing dr. Yanti Susianti, Sp.A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M 3

PENGESAHAN PANITIA UJIAN Laporan Penelitian berjudul PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BERAT BADAN TERHADAP UMUR DI KECAMATAN CIPUTAT BULAN SEPTEMBER TAHUN 2009 yang diajukan oleh Fikriyah Fuadiyah (NIM : 106103003466), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 4 November 2009. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter. Jakarta, 4 November 2009 DEWAN PENGUJI Ketua Sidang Pembimbing Penguji Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR dr. Yanti Susianti, Sp.A dr. Witri Ardini, M. Gizi, Sp.GK PIMPINAN FAKULTAS Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN Prof. Dr(hc). dr. MK. Tadjudin, Sp.And Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR 4

KATA PENGANTAR Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan petunjuk-nya sehingga laporan penelitian ini akhirnya rampung disusun. Shalawat dan salam senantiasa disanjungkan kepada Rasulullah SAW sebagai suri tauladan umat manusia hingga akhir zaman. Laporan penelitian ini disusun sebagai syarat kelulusan Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dukungan berbagai pihak, maka penyelesaian laporan penelitian ini tidaklah mudah. Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. (hc) dr. M. K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas bimbingan beliau selama menimba ilmu di kampus tercinta ini. 2. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp,KFR selaku Kaprodi Pendidikan Dokter, yang telah bermurah hati mengizinkan pengajuan penelitian ini. 3. dr. Yanti Susianti, Sp.A selaku dosen pembimbing dan dosen penguji, yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan data-data acuan penelitian untuk mengarahkan penulis dalam pembuatan laporan penelitian di tengah kesibukan beliau. Semoga kritik dan saran yang diberikan selalu menjadi motivasi tersendiri bagi penulis. 4. dr. Witri Ardini, Sp.GK selaku dosen penguji, yang berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan laporan penelitian ini. 5. dr. Abdillah Assegaf, Kepala Puskesmas Ciputat; dr. Muchlis Lubis, Sp.OG, pemilik RSIA Buah Hati; Bidan Ny. Marlina Pratowo, yang telah bermurah hati mengizinkan pengambilan sampel penelitian. 5

6. Para dosen pengajar dari FKIK UIN, FKUI, dan rumah sakit pendidikan. Semoga ilmu pengetahuan dan bimbingan yang diberikan senantiasa bermanfaat untuk masa mendatang. 7. Seluruh mahasiswa PSPD angkatan 2006, terutama untuk kelompok riset (Dhimas Naufal, Endah Purbasari, Harry Agung Pratama, dan Ullia Rahmatika) dan teman sepermainan terbaik (Gianisa Adisaputri, Gita Ruryatesa, Santi MD, dan Zuhriyah Rosa). 8. Ibunda, Hj. Triyana Hawiyah, dan ayahanda, H. Endang Samlawi, terima kasih atas doa dan kesabaran yang tak kenal lelah serta sumbangan semangatnya untuk penulis. 9. Kakak-kakak penulis, Akbar Sutanto dan istri Diah Syahbar Viana serta kedua anaknya, Enuh Nugraha dan istri Della Sarah Distrianda beserta ketiga anaknya, serta Djam an Nur dan istri Retno Pujiati, yang selalu menjadi semangat hidup. 10. Septian Noor Cahyo, serta keluarga besar, terima kasih atas dukungannya selama penyusunan laporan penelitian. 11. Berbagai pihak yang menyempatkan waktu, dukungan moril dan materiil, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan dengan tulus. Semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan yang tulus dengan kebaikan pula. Penulis berharap semoga laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat di kemudian hari bagi berbagai pihak atau penelitian di masa mendatang. Wassalamu alaikum Wr. Wb Ciputat, 4 November 2009 6 Penulis

ABSTRAK Fikriyah Fuadiyah, Pendidikan Dokter, Penilaian Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Terhadap Umur di Kecamatan Ciputat Bulan September Tahun 2009 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan balita di Kecamatan Ciputat. Parameter status gizi balita yang terdiri dari status gizi buruk, status gizi kurang, status gizi baik, dan status gizi lebih dinilai berdasarkan pengukuran berat badan terhadap umur. Metode Penelitian ini menggunakan studi potong-lintang deskriptif. Data berat badan akan diplot dalam kurva pertumbuhan. Kurva pertumbuhan yang digunakan adalah kurva pertumbuhan berat badan terhadap umur CDC-NCHS 2000. Sampel yang diambil adalah balita di kecamatan Ciputat pada bulan September 2009. Sampel penelitian berjumlah 241 subyek, yang terdiri dari 141 subyek laki-laki dan 100 subyek perempuan. Hasil penelitian didapatkan bahwa prevalensi balita dengan status gizi buruk sebanyak 1.2% (3 subyek), status gizi kurang 15.8% (38 subyek), status gizi baik 52.3% (126 subyek), dan status gizi lebih 30.7% (74 subyek). Pada penelitian ini juga digambarkan status gizi balita berdasarkan jenis kelamin. Kata Kunci : Status gizi balita, Kecamatan Ciputat, studi potong-lintang, kurva pertumbuhan CDC-NCHS 2000. ABSTRACT Fikriyah Fuadiyah, Medical Doctor, Assessment of Toddler s Nutritional Status Based On Weight For Age At Kecamatan Ciputat On September 2009 This research describes toddler s health level at Kecamatan Ciputat. Toddler s nutritional status parameters were assessed based on weight-for-age measurement. Methods Research method uses descriptive cross-sectional study. Data of weight will be plotted on growth curve of weight-for-age CDC-NCHS 2000 curve. Sample s taken are toddlers at kecamatan Ciputat on September 2009. The samples were 241 subjects, consisting of 141 male subjects and 100 female subjects. Results The results showed that the prevalence of children with poor nutritional status as much as 1.2% (3 subjects), 15.8% moderate malnutrition (38 subjects), good nutritional status of 52.3% (126 subjects), and overweight nutritional status 30.7% (74 subjects). This research also describes nutritional status based on gender. Keywords : Toddler s nutritional status, Kecamatan Ciputat, cross-sectional methode, CDC-NCHS 2000 growth curve.s 7

DAFTAR ISI Halaman Judul Lembar Pernyataan Keaslian Karya Lembar Persetujuan Pembimbing Lembar Pengesahan Kata Pengantar Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Gambar, Tabel, dan Lampiran i ii iii iv v vii viii ix xi BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 1.2 Rumusan Masalah 3 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 3 1.3.1 Tujuan Penelitian 3 1.3.2 Manfaat Penelitian 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 2.1 Landasan Teori 5 2.1.1 Penilaian Status Gizi Secara Langsung 6 2.1.1.1 Antropometri 6 2.1.1.2 Klinis 13 2.1.1.3 Biokimia 13 2.1.1.4 Biofisik 14 2.1.2 Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung 14 2.1.2.1 Survei Konsumsi Makanan 14 2.1.2.2 Statistik Vital 14 2.1.2.3 Faktor Ekologi 15 2.1.3 Parameter Status Gizi Balita 15 2.2 Kerangka Konsep 15 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 16 3.1 Desain Penelitian 16 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 16 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 16 3.4 Kriteria Penelitian 16 3.4.1 Kriteria Inklusi 16 3.4.2 Kriteria Ekslusi 17 8

3.5 Besar Sampel Penelitian 17 3.6 Cara Kerja Penelitian 18 3.6.1 Alur Kerja Penelitian 18 3.6.2 Variabel Penelitian 18 3.6.3 Manajemen Data 18 3.6.3.1 Pengolahan, Interpretasi, dan Penyajian Data 19 3.6.3.2 Pelaporan Hasil Penelitian 19 3.7 Definisi Operasional 19 3.7.1 Batasan Operasional 20 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 21 4.1 Hasil Penelitian 21 4.2 Keterbatasan Penelitian 23 4.3 Pembahasan Penelitian 25 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 26 5.1 Simpulan 26 5.2 Saran 26 Daftar Pustaka 27 Lampiran 30 9

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Status Gizi Balita di Kabupaten Tangerang Tahun 2005-2007 2 Gambar 2. Faktor Ekologi yang Erat Hubungannya dengan Terjadinya Malnutrisi 14 Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian 15 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Terhadap Umur (BB/U) di Pulau Jawa Tahun 2007 2 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin 21 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur 21 Tabel 4.3 Distribusi Prevalensi Status Gizi Balita 22 Tabel 4.4 Distribusi Status Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin 23 Tabel 4.5 Distribusi Status Gizi Pada Kelompok Umur 23 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Laki-Laki Umur 0-36 Bulan 30 Gambar 5. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Laki-Laki Umur 2-20 Tahun 31 Gambar 6. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Perempuan Umur 0-36 Bulan 32 Gambar 7. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Perempuan Umur 2-20 Tahun 33 Lampiran 2. Kurva Pertumbuhan z-scores 34 Gambar 8. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 0-6 bulan 34 Gambar 9. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki Umur 0-6 bulan 34 Gambar 10. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 6 bulan 2 tahun 35 10

Gambar 11. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki Umur 6 bulan 2 tahun 35 Gambar 12. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 2 5 tahun 36 Gambar 13. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki Umur 2 5 tahun 36 Lampiran 3. Data Penelitian 37 Lampiran 4. Riwayat Penulis 44 11

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini bersifat ireversibel (tidak dapat pulih). (Khomsan A, 2007) Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait. (Konsep Masalah Gizi, 2009) Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. (Depkes, 2005) Pada dasarnya ada beberapa penyebab perubahan status gizi balita, bukan hanya disebabkan oleh kondisi kesehatan saja, tetapi juga oleh faktor-faktor lain di luar kesehatan sangat mempengaruhi, seperti kesejahteraan, pendidikan, lapangan kerja, dan lain-lain. (Dinkes Kabupaten Tangerang, 2008) Menurut Susenas 1989-2003, prevalensi status gizi kurang pada balita di Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 24.7% (17.904.128 dari 203.456.005 balita), mengalami peningkatan menjadi 26.1% (18.134.208 dari 206.070.543 balita) pada tahun 2001. Tahun 2003 prevalensi gizi kurang pada balita sebesar 27,5% (18.608.762 dari 211.463.203 balita), kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun 1989 yaitu sebesar 37,5%, atau terjadi penurunan sebesar 10 %. (Azrul A, 2004) Tahun 2007, terjadi peningkatan perbaikan status gizi Nasional sehingga prevalensi status gizi kurang menurun menjadi 13%. (Riskesdas, 2007) 12

Tabel 1.1 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Terhadap Umur (BB/U) di Pulau Jawa Tahun 2007 (Riskesdas, 2007) No Provinsi Status Gizi Balita (%) Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih 1 DKI Jakarta 2.9 10 80.6 6.5 2 Jawa Barat 3.7 11.3 81.5 3.5 3 Jawa Tengah 4 12 80.4 3.6 4 DI Yogyakarta 2.4 8.5 85 4 5 Jawa Timur 4.8 12.6 78 4.5 6 Banten 4.4 12.2 79.9 3.4 Ciputat merupakan sebuah kecamatan di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Indonesia. Sebelum Kota Tangerang Selatan menjadi kota otonom pada tahun 2008, Ciputat merupakan kecamatan dari Kabupaten Tangerang. (Wikipedia, 2010) Dari gambaran status gizi balita di Kabupaten Tangerang pada tahun 2005-2007 menunjukkan bahwa penurunan untuk gizi kurang menjadi 6,33% dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu 19,61%. (Dinkes Kabupaten Tangerang, 2008) Gambar 1. Status Gizi Balita di Kabupaten Tangerang Tahun 2005-2007 (Dinkes Kabupaten Tangerang, 2008) Keadaan gizi buruk ini sebenarnya dapat dapat diawali dengan antisipasi pada balita dengan status rawan gizi yaitu status gizi kurang. Penyebab lain terjadinya kurang gizi adalah keengganan orang tua untuk membawa balitanya ke posyandu untuk diperiksa perkembangan kesehatannya. (Siswono, 2006) Pada tahun 2008, sekitar 43 balita di wilayah Kecamatan Ciputat mengalami gizi buruk. Sikap para orang tua kerap kali masih malu untuk 13

mendatangi Puskesmas atau Posyandu ketika anaknya dinyatakan gizi buruk. Padahal dengan adanya keterbukaan tersebut orang tua nantinya bisa mengubah pola hidup untuk meningkatkan kesehatan anaknya. (Positive Deviance Resource Center, 2008) Penulis mengadakan penelitian di wilayah Kecamatan Ciputat karena wilayah mudah terjangkau dan untuk membaktikan diri bagi masyarakat sekitar kampus. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana cara pengukuran status gizi balita di wilayah Kecamatan Ciputat? Bagaimana penilaian status gizi balita di wilayah Kecamatan Ciputat? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan Umum : Mengetahui tingkat kesehatan balita di wilayah Kecamatan Ciputat Tujuan Khusus : Mengetahui prevalensi status gizi balita di wilayah Kecamatan Ciputat yang mencakup status gizi lebih, status gizi baik, status gizi kurang, dan status gizi buruk. Mengetahui kelompok umur dengan status rawan gizi di wilayah Kecamatan Ciputat. 1.3.2 Manfaat Penelitian Mengetahui tingkat kesehatan balita berdasarkan status gizi balita di wilayah Kecamatan Ciputat pada bulan September 2009. Sebagai data tambahan untuk penelitian selanjutnya mengenai status gizi balita di wilayah Kecamatan Ciputat. 14

Sebagai gambaran untuk upaya lebih lanjut institusi pelayanan kesehatan terhadap kelompok umur dengan rawan gizi di wilayah Kecamatan Ciputat. 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Masalah gizi dapat terjadi pada seluruh kelompok umur, bahkan masalah gizi pada suatu kelompok umur tertentu akan mempengaruhi pada status gizi pada periode siklus kehidupan berikutnya. Masa balita sering dinyatakan sebagai masa kritis dalam rangka mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, terlebih pada periode 2 tahun pertama merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan otak yang optimal. (Azwar A, 2004) Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. (Supriasa, 2002) Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara asupan zat gizi dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh untuk berbagai proses biologis. Kurang gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh kurangnya intake zat gizi dibandingkan dengan kebutuhannya, sedangkan lebih gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh intake zat gizi yang berlebih dibandingkan dengan kebutuhannya. Keadaan gizi yang baik adalah jika intake zat gizi sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu sering juga disebut dengan gizi seimbang. (Tumbuh Kembang Anak Di Bawah Usia 2 Tahun, 2009) Pada dasarnya penilaian status gizi dapat dibagi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung. Proses riwayat alamiah terjadinya penyakit yang diterapkan pada masalah gizi (gizi kurang) melalui berbagai tahap yaitu diawali dengan terjadinya interaksi antara pejamu, sumber penyakit, dan lingkungan. 16

Ketidakseimbangan ketiga faktor ini, misalnya terjadinya ketidakcukupan zat gizi dalam tubuh, maka simpanan zat gizi akan berkurang dan lama-kelamaan simpanan menjadi habis. Apabila keadaan ini dibiarkan maka akan terjadi perubahan faali dan metabolisme, dan akhirnya memasuki ambang klinis. Proses itu berlanjut sehingga menyebabkan orang sakit. Tingkat kesakitannya dimulai dari sakit tingkat ringan sampai berat. (Riwayat Alamiah Penyakit Gizi, 2009) Patogenesis gizi kurang melalui 5 tahapan. Pertama diawali dari ketidakcukupan gizi yang bila berlangsung lama maka persediaan cadangan jaringan akan digunakan untuk memenuhi ketidakcukupan itu, kedua penurunan berat badan, ketiga terjadi perubahan biokimia yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium, keempat terjadi perubahan fungsi yang ditandai dengan tanda yang khas, dan kelima terjadi perubahan anatomi yang dapat dilihat dari munculnya tanda yang klasik. (Supriasa, 2002) 2.1.1 Penilaian Status Gizi Secara Langsung Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Masingmasing penilaian tersebut akan dibahas secara umum sebagai berikut. 2.1.1.1 Antropometri Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri dapat digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Hal ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. (Supriasa, 2002) 17

Parameter yang digunakan dalam antropometri : 1) Umur Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur dapat mengakibatkan interpretasi status gizi salah. Batasan umur yang digunakan (Puslitbang Gizi Bogor, 1980) : Tahun umur penuh (completed year) Contoh : 6 tahun 2 bulan, dihitung 6 tahun 5 tahun 11 bulan, dihitung 5 tahun Bulan usia penuh (completed month) untuk anak umur 0-2 tahun Contoh : 3 bulan 7 hari, dihitung 3 bulan 2 bulan 26 hari, dihitung 2 bulan 2) Berat Badan (BB) Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Selain itu dapat digunakan sebagai indikasi: Digunakan untuk mendiagnosis bayi normal atau BBLR. Pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites, edema, atau adanya tumor). Dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan. Menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan mineral pada tulang. Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein otot menurun. 18

Pada pasien dengan edema dan asites, terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi. Pengukuran berat badan merupakan pemilihan terbaik, dikarenakan : Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan. Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik memberikan gambaran pertumbuhan. Umum dan luas dipakai di Indonesia. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur. Digunakan dalam KMS. Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB) merupakan indeks yang tidak tergantung umur Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi : dacin. (Pengukuran Antropometri Gizi, 2009) Alat yang digunakan untuk mengukur berat badan terdiri dari beam balance untuk anak kurang dari 2 tahun, setelah umur tersebut digunakan timbangan injak atau elektronik. Prosedur pengukuran berat badan bayi : Dilakukan oleh 2 orang, yaitu orang pertama mengukur berat bayi sambil menjaga agar tidak jatuh dan orang kedua mencatat hasil pengukuran. Bayi dalam keadaan tanpa pakaian atau hanya menggunakan popok yang kering. Tempatkan bayi di tengah alat timbangan. 19

Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,01 kg. Prosedur pengukuran berat anak / remaja : Timbangan sebaiknya diletakkan di ruangan tertutup. Pakaian dilepaskan, hanya menggunakan pakaian dalam saja. Anak/remaja berdiri tegak di tengah alat timbangan. Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,01 kg. (Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, 2004) 3) Tinggi Badan (TB) Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. (Pengukuran Antropometri Gizi, 2009) Untuk bayi, pengukuran pertumbuhan linear adalah panjang badan; untuk anak yang lebih tua, pengukurannya berdasarkan tinggi badan. (Nelson, 2004) Tinggi Badan merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat, serta dapat digunakan sebagai ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan BB terhadap TB (quack stick) faktor umur dapat dikesampingkan. (Supriasa, 2002) Alat ukur tinggi badan meliputi : Alat pengukur panjang badan bayi : untuk bayi atau anak yang belum dapat berdiri. Microtoise : untuk anak yang sudah dapat berdiri. 4) Lingkar Lengan Atas Pengukuran ini dapat memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. Lingkar 20

lengan atas mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan : Status KEP pada balita KEK pada ibu hami : risiko bayi BBLR Lingkar lengan atas menggunakan alat : pita pengukur dari fiberglass atau sejenis kertas tertentu berlapis plastik. Ambang batas (Cut of Points) : LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia : < 23,5 cm Pada bayi 0-30 hari : 9,5 cm Balita dengan KEP : <12,5 cm 5) Lingkar Kepala Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Dalam antropometri gizi rasio Lingkar Kepala dan Lingkar Dada cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lingkar Kepala juga digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengukuran umur. 6) Lingkar Dada Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan Lingkar Dada pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio Lingkar Dada dan Kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP pada balita. 7) Tinggi Lutut Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi badan didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau lansia. 21

8) Jaringan Lunak Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi. Antropometri dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat. Salah satu jenis yang diukur adalah lemak subkutan (subcutaneous fat). Metode yang digunakan untuk menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi lemak subkutan) : Ultrasonik Densitometri (melalui penempatan air pada densitometer atau underwater weighting) Teknik Isotop Dilution Metode Radiologi Total Electrical Body Conduction (TOBEC) Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemak menggunakan caliper atau skin-fold calipers) (Pengukuran Antropometri Gizi, 2009) Ambang batas antropometri diperlukan untuk interpretasi hasil pengukuran. Ambang batas dapat disajikan dalam 3 cara : Persen Terhadap Median Nilai median adalah nilai tengah dari suatu populasi. Dalam antropometri gizi, median sama dengan persentil 50. Nilai median ini dinyatakan dengan 100% (untuk standar). Setelah itu dihitung persentase terhadap nilai median untuk mendapatkan ambang batas. Menurut Berat Badan terhadap Umur (BB/U), ambang batasnya adalah : - Status Gizi Buruk : 60% - Status Gizi Kurang : 61-80% - Status Gizi Baik : > 80% 22

- Status Gizi Lebih : > 100% Contohnya : berat badan anak umur 2 tahun adalah 12 kg, maka 80% terhadap median = 9,6 kg, 60 median = 7,2 kg. jika 60% dan 80% dianggap sebagai batas, maka anak umur 2 tahun mempunyai berat badan antara 7,2 9,6 kg (60-80% median) berstatus gizi kurang, dan di bawah 7,2 kg (<60 % median) dinyatakan berstatus gizi buruk. Persentil Persentil 50 sama dengan median dan nilai tengah dari jumlah populasi. NCHS merekomendasikan persentil ke-5 sebagai batas gizi baik dan kurang, dan persentil 95 sebagai batas gizi lebih dan baik. Contoh : ada 100 anak diukur tingginya kemudian diurutkan dari yang terkecil. Ali berada pada urutan 15 berarti persentil 15, 14 anak berada di bawahnya dan 85 anak berada di atasnya. Standar Deviasi (SD-Unit) atau z-scores SD disebut juga z-scores. WHO menyarankan menggunakan cara ini untuk meneliti dan memantau pertumbuhan. Ambang batasnya : - 1 SD Unit (1 z-scores) sama dengan 11 dari median Berat Badan terhadap Umur (BB/U). - 1 SD Unit (1 z-scores) kira-kira 10% dari median Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB) - 1 SD Unit (1 z-scores) kira-kira 5% dari median Tinggi Badan terhadap Umur (TB/U). (Pengukuran Antropometri Gizi, 2009) Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah pengukuran secara antropometrik yang menggunakan 23

indeks berat badan menurut umur balita kemudian disetarakan dengan standar baku rujukan WHO-NCHS utuk mengetahui status gizinya. Ada 4 status gizi balita yang ditentukan menurut Berat Badan/Umur (BB/ U). Diantaranya adalah : Gizi Buruk : < - 3 SD Gizi Kurang : - 3 SD sampai 2 SD Gizi Baik : - 2 SD sampai + 3 SD Gizi Lebih : > + 3 SD (Depkes, 2005) 2.1.1.2 Klinis Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Survey juga digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit. (Supriasa, 2002) 2.1.1.3 Biokimia Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan 24

antara lain : darah, urin, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik. (Supriasa, 2002) 2.1.1.4 Biofisik Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes), Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap. (Supriasa, 2002) 2.1.2 Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung Penilaian status gizi secara tidak langsung terdiri dari survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. 2.1.2.1 Survei Konsumsi Makanan Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi. 25

2.1.2.2 Statistik Vital Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. (PSG Secara Langsung, 2009) 2.1.2.3 Faktor Ekologi Schrimshaw melaporkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi (Schrimshaw, 1964). 26

Penyakit Infeksi Pelayanan Kesehatan & Pendidikan Konsumsi Makanan Ekologi Produksi Pangan Pengaruh Budaya Sosial Ekonomi Gambar 2. Faktor Ekologi yang Erat Hubungannya dengan Terjadinya Malnutrisi (Supriasa, 2002) 2.1.3 Parameter Status Gizi Balita Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. (Khomsan A, 2007) Data yang digunakan untuk pengukuran dapat berupa : (1) Berat Badan terhadap Umur (BB/U) (2) Tinggi Badan (panjang dan tinggi) Terhadap Umur (TB/U) (3) Lingkar Kepala Terhadap Umur (4) Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (panjang dan tinggi) (BB/TB) (5) Body Mass Indeks (BMI) / Indeks Massa Tubuh (IMT). (Nelson, 2004) 27

2.2 Kerangka Konsep Balita Jenis Kelamin Berat Badan Kelompok Umur Kurva BB/U CDC-NCHS 2000 Ambang Batas Persen Terhadap Median Status Gizi Status Gizi Buruk Status Gizi Kurang Status Gizi Baik Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian Status Gizi Lebih 28

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah studi potong-lintang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif terhadap penilaian status gizi pada balita di Wilayah Kecamatan Ciputat September 2009. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah Balai Pengobatan Anak Puskesmas Kecamatan Ciputat, Poli Anak RSIA Buah Hati, dan RB Marlina di wilayah Kecamatan Ciputat. Waktu penelitian adalah bulan September 2009. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi target adalah semua balita yaitu anak dengan umur 0-59 bulan. Populasi terjangkau adalah balita yang berobat di wilayah Kecamatan Ciputat. Sampel yang diambil adalah balita yang memeriksakan diri ke Balai Pengobatan Anak Puskesmas Kecamatan Ciputat, Poli Anak RSIA Buah Hati, dan RB Marlina di wilayah Kecamatan Ciputat pada bulan September 2009. 3.4 Kriteria Penelitian 3.4.1. Kriteria Inklusi - Balita yang memeriksakan diri ke Balai Pengobatan Anak Puskesmas Kecamatan Ciputat, Poli Anak RSIA Buah Hati, dan RB Marlina. - Balita yang dapat dilakukan pengukuran berat badan secara objektif menggunakan timbangan. 29

3.4.2. Kriteria Ekslusi - Balita yang tidak kooperatif dalam pengukuran berat badan. - Balita dengan orang tua yang tidak memberikan informed consent. 3.5 Besar Sampel Penelitian Pada penentuan rumus besar sampel, terdapat faktor yang harus diambil dari kepustakaan dan juga terdapat faktor yang ditetapkan oleh peneliti. Faktor yang berasal dari kepustakaan adalah faktor yang nilainya tergantung dari data sebelumnya (misalnya prevalensi pada penelitian terdahulu yang berkaitan). Faktor yang ditetapkan oleh peneliti adalah faktor yang nilainya ditetapkan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan statistik dan pertimbangan klinis (misalnya tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki harus memenuhi syarat jumlah sampel (n) dikalikan proporsi atau keadaan yang dicari (p) harus lebih dari 5, jika prevalensi penelitian sebelumnya kurang dari 20%). (Dahlan MS, 2005) Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan perhitungan dengan rumus untuk metode studi potong-lintang dekriptif kategorik (Sastroasmoro S, 2004) yaitu : Keterangan n = (Zα) p.q = jumlah sampel yang diperlukan α = tingkat kemaknaan/tingkat kesalahan = 1.96 p = proporsi/keadaan yang akan dicari (prevalensi sebesar 6.33% berdasarkan Dinkes, 2007) = 0.06 q = (1 p) d = 0.94 = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki (n x p > 5, jika d bernilai 0.03) 30

= (1.96 0.06.0.94 0.03 241 Maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 241 balita. 3.6. Cara Kerja Penelitian 3.6.1. Alur Kerja Penelitian Pengukuran Berat Badan Terhadap Umur (BB/U) Pada Balita Plot Data Dalam Kurva Pertumbuhan CDC-NCHS 2000 Interpretasi Data Berdasarkan Ambang Batas Persen Terhadap Median Pembagian Kategori Status Gizi Penilaian Status Gizi Balita Di Kecamatan Ciputat Bulan September Tahun 2009 3.6.2. Variabel Penelitian Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah berat badan dan umur subyek. Variabel terikat yang digunakan adalah jenis j kelamin subyek, karena terkait dengan kurva pertumbuhan berdasarkan berat badan terhadap umur CDC-NCHS 2000 yang digunakan untuk interpretasi data pengukuran berat badan. 3.6.3. Manajemen Data Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran berat badan balita yang dicatat pada waktu dan tempat penelitian. Responden dengan balita yang masuk kriteria inklusi akan diminta persetujuan dan dilakukan pengukuran berat badan sang anak. Pengumpulan data dilakukan sampai memenuhi jumlah sampel minimal yang diperlukan, kemudian akan dilakukan pengolahan dan interpretasi data. Manajemen data dilakukan oleh penulis. Urutan manajemen data adalah pengkodean (coding) dan pemasukan data ke komputer (entry). 31

3.6.3.1 Pengolahan, Interpretasi, dan Penyajian Data Data pengukuran berat badan akan dikode (coding) berdasarkan persen terhadap median. Data umur anak akan dikode berdasarkan kelompok umur, dan juga pengkodean data jenis kelamin. Data yang sudah dikode kemudian dimasukkan ke komputer (entry) dengan program SPSS for Windows versi 15,0. Tabulasi data yang telah lengkap disusun sesuai dengan variabel yang dibutuhkan lalu dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi (tabulating). Interpretasi data dilakukan secara dekriptif kategorik. Data pengukuran berat badan yang diplot dalam kurva pertumbuhan diinterpretasikan berdasarkan berdasarkan ambang batas persen terhadap median, dikategorikan menjadi status gizi buruk, status gizi kurang, status gizi baik, dan status gizi lebih. Kemudian data berupa prevalensi status gizi balita disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular. 3.6.3.2 Pelaporan Hasil Penelitian Pelaporan hasil penelitian akan disusun dalam bentuk karya tulis ilmiah. 3.7. Definisi Operasional Balita adalah kelompok anak dengan usia 0 bulan hingga 59 bulan. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Ambang batas antropometri terdiri dari persen terhadap median, persentil, dan standar deviasi unit (z-scores). Parameter antropometri dapat diukur berdasarkan Berat Badan Terhadap Umur (BB/U), 32

Tinggi Badan Terhadap Umur (TB/U), Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB), Lingkar Kepala Terhadap Umur (LK/U), dan Indeks Massa Tubuh (IMT). 3.7.1 Batasan Operasional - Penilaian status gizi akan dilakukan berdasarkan parameter Berat Badan terhadap Umur (BB/U). - Balita di bawah 2 tahun akan diukur berat badannya pada timbangan bayi, balita berusia 2 tahun atau lebih akan diukur berat badannya pada timbangan injak. - Kurva pertumbuhan yang digunakan untuk memplot berat badan terhadap umur adalah kurva CDC-NCHS 2000 - Interpretasi status gizi akan dinilai berdasarkan persen terhadap median. - Status gizi balita dikategorikan menjadi status gizi lebih, status gizi baik, status gizi kurang, dan status gizi buruk. 33

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di Balai Pengobatan Anak Puskesmas Ciputat, Poli Anak RSIA Buah Hati, dan RB Marlina yang berada di wilayah Kecamatan Ciputat sejak 1 September 2009 sampai 6 Oktober 2009. Pengambilan sampel dilakukan sampai jumlah sampel minimal penelitian tercukupi. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Laki-laki 141 58.5 Perempuan 100 41.5 Total 241 100 Besar sampel yang dapat dikumpulkan dalam kurun waktu tersebut sebanyak 241 subyek, terdiri dari 141 subyek laki-laki (58,5%) dan 100 subyek perempuan (41,5%). (Tabel 4.1) Pada penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di Propinsi Bangka Belitung tahun 2007 didapatkan 53,1% bayi laki-laki mengalami gizi kurang. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur Kelompok Umur (bulan) Jumlah Persentase (%) 0-12 95 39.4 13-24 65 27.0 25-36 40 16.6 37-48 26 10.8 49-59 15 6.2 Total 241 100 Penelitian ini membagi subjek menjadi lima kelompok umur, yaitu kelompok umur 0-12 bulan sebanyak 95 subyek (39,4%), kelompok umur 13-24 bulan sebanyak 65 subyek (27%), kelompok umur 25-36 bulan sebanyak 40 34

subyek (16,6%), kelompok umur 37-38 bulan sebanyak 26 subyek (10,8%), dan kelompok umur 49-59 bulan sebanyak 15 subyek (6,2%). (Tabel 4.2) Tabel 4.3. Distribusi Prevalensi Status Gizi Balita Status Gizi Balita Jumlah Persentase (%) Gizi Buruk 3 1.2 Gizi Kurang 38 15.8 Gizi Baik 126 52.3 Gizi Lebih 74 30.7 Total 241 100 Dari keseluruhan kelompok umur dalam sampel penelitian, balita dengan status gizi buruk sebanyak 3 subyek (1,2% dari total sampel penelitian), balita dengan status gizi kurang sebanyak 38 subyek (15,8% dari total sampel penelitian), balita dengan status gizi baik sebanyak 126 subyek (52,3% dari total sampel penelitian), balita dengan status gizi lebih sebanyak 74 subyek (30,7% dari total sampel penelitian). (Tabel 4.3) Pada penelitian hubungan pengetahuan dan perilaku ibu buruh pabrik tentang keluarga sadar gizi dengan status gizi anak balita di Kabupaten Ungaran didapatkan 15,4% balita termasuk kategori kurus pada kelompok umur 12-36 bulan. Pada penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di Propinsi Bangka Belitung Tahun 2007 didapatkan 18% dari 1148 balita mengalami gizi kurang. Kelompok umur terbanyak adalah 13-36 bulan yaitu sebanyak 43,5%. Pada penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita pada kelompok umur 12-60 bulan di Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor tahun 2009, ditemukan 65,8% balita dengan status gizi baik, 11,89% balita dengan status gizi kurang, dan 1,3% balita dengan status gizi buruk. 35

Tabel 4.4 Distribusi Status Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin Status Gizi Balita Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) Gizi Buruk 1 0.7 2 2 Gizi Kurang 21 14.9 17 17 Gizi Baik 73 51.8 53 53 Gizi Lebih 46 32.6 28 28 Total 141 100 100 100 Tabel 4.5 Distribusi Status Gizi Pada Kelompok Umur Status Gizi Balita Kelompok Umur (bulan) 0-12 % 13-24 % 25-36 % 37-48 % 49-59 % Jumlah % Gizi Buruk 1 0 2 0 0 3 Gizi Kurang 7 13 9 5 4 38 Gizi Baik 48 40 19 12 7 126 Gizi Lebih 39 12 10 9 4 74 Jumlah 95 39.4 65 27 40 16.6 26 10.8 15 6.2 241 100 Dari 3 balita dengan status gizi buruk (1,2%), 1 subyek laki-laki dan 2 subyek perempuan, paling banyak terdapat pada kelompok umur 25-36 bulan (16,6%). Dari status gizi kurang sebanyak 38 subyek (15,8%), 21 subyek lakilaki dan 17 subyek perempuan, paling banyak terdapat pada kelompok umur 13-24 bulan (27%). Dari status gizi baik sebanyak 126 subyek (52,3%), 73 subyek laki-laki dan 53 subyek perempuan, paling banyak terdapat dalam kelompok umur 0-12 bulan (39,4). Dari 74 subyek status gizi lebih (30,7%), 46 subyek laki-laki dan 28 subyek perempuan, paling banyak terdapat dalam kelompok umur 0-12 bulan (39,4%). Tidak nampak adanya perbedaan mencolok pada prevalensi status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih baik antara balita laki-laki dan perempuan. (Tabel 4.4 dan 4.5) 4.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam keakuratan data sampel. Pengambilan data berat badan anak seharusnya dilakukan oleh peneliti langsung atau pengambilan data primer namun pengambilan data berat badan juga diambil dari rekam medis anak atau pengambilan data sekunder. Kendala dalam 36

pengambilan data di lapangan sebenarnya dapat menjadi bias dalam penelitian yang dilakukan, diantaranya : 1. Hasil penimbangan dapat dipengaruhi beberapa hal, yaitu anak yang berpegangan pada orang tua pada saat ditimbang, pakaian anak cukup tebal, pampers telah dipakai dalam jangka waktu lama, dan anak sedang sakit. 2. Waktu responden yang terbatas mengakibatkan pengukuran data berat badan dilakukan secara tergesa-gesa sehingga mengabaikan keakuratan pengukuran pada saat anak bergerak-gerak di timbangan. 3. Keterbatasan waktu penelitian membuat pengambilan sampel hanya memenuhi jumlah batas minimal sampel. 4. Peneliti tidak mengetahui sudah berapa lama alat ukur timbangan berat badan tidak ditera atau dikalibrasi. Penelitian ini tidak meneliti faktor yang mempengaruhi status gizi pada sampel, baik dari banyaknya asupan nutrisi, pengaruh penyakit seperti diare, infeksi kronis seperti tuberkulosis, yang dapat mempengaruhi berat badan sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk analisis faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi di wilayah Kecamatan Ciputat. Dalam penelitian status gizi balita, data pengukuran berat badan terhadap umur (BB/U) sebaiknya diikuti oleh data pengukuran lain, yaitu tinggi badan terhadap umur (TB/U), berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB), dan lingkar lengan atas (LILA) sehingga analisis data status gizi memberikan gambaran yang lebih objektif dibandingkan penghitungan berdasarkan data pengukuran berat badan terhadap umur saja. Distribusi pengambilan sampel yang tidak merata di wilayah Kecamatan Ciputat seharusnya dapat ditanggulangi dengan lebih banyaknya lokasi pengambilan sampel dan waktu pengambilan sampel yang lebih lama. 37

4.3 Pembahasan Penelitian Hasil penelitian menunjukkan balita dengan status gizi kurang terbanyak pada kelompok umur 13-24 bulan. Hal ini dapat disebabkan karena penurunan nafsu makan akibat periode penyapihan. Orang tua dan pengasuh sering cemas akan nutrisi anak. Anak biasanya mengatur asupan makanan mereka berdasarkan kebutuhan somatik akan perasaan lapar dan kenyang. Asupan makan harian si anak akan beragam, tetapi asupan dalam periode mingguan biasanya relatif stabil. Keinginan orang tua untuk mengendalikan asupan makan si anak sering membuat anak mengadakan mekanisme penerimaan atau penolakan diri terhadap tekanan orang tua. Hal ini kemudian menimbulkan keadaan makan berlebih atau kurang dalam asupan makanan. Masa ini disebut sebagai second years transitional. Orang tua dan pengasuh sebaiknya mengantisipasi hal ini agar keadaan rawan gizi sang anak tidak berkelanjutan. (Nelson, 2004 dan Supriasa, 2002) Pada balita dengan status gizi buruk dan status gizi lebih terdapat pada kelompok umur 0-12 bulan. Hal ini memerlukan analisis diagnosis lebih lanjut karena berat bayi lahir rendah (BBLR) atau berat berat bayi lahir lebih juga dipengaruhi faktor prenatal sang ibu selama masa kehamilan. Namun, karena penelitian ini tidak membahas masalah tersebut di atas, maka faktor tersebut dapat dianalisis pada penelitian lain. 38

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Prevalensi status gizi balita dengan status gizi buruk sebanyak 3 orang (1,2%), status gizi kurang sebanyak 38 orang (15,8%), status gizi baik sebanyak 126 orang (52,3%), dan status gizi lebih sebanyak 74 orang (30,7%). 2. Kelompok balita rawan gizi paling banyak berada pada kelompok umur 13-24 bulan sebanyak 13 orang (31,7%), dengan rata-rata berat badan balita adalah 10,5 kg. Rata-rata berat badan balita di kelompok umur 13-24 bulan dengan jenis kelamin laki-laki adalah 10,35 kg dan 10,66 kg untuk jenis kelamin perempuan. 5.2 Saran 1. Dengan penambahan jangka waktu pengambilan sampel, maka penelitian dapat dikembangkan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita. 2. Modifikasi penelitian yang dapat dilakukan adalah perluasan lokasi pengambilan sampel dengan tujuan pemerataan distribusi pengambilan sampel berdasarkan pembagian wilayah di Kecamatan Ciputat. 3. Selain itu dapat dilakukan penambahan data pengukuran status gizi balita lain misalnya berat badan terhadap tinggi badan agar penilaian status gizi balita menjadi lebih objektif. 4. Data pengukuran berat badan sebaiknya dilakukan secara pengambilan primer untuk menghindari terjadinya bias pada penelitian. 5. Alat ukur timbangan berat badan yang digunakan sebaiknya ditera atau dikalibrasi secara teratur. 39

DAFTAR PUSTAKA Azrul Azwar. Kecenderungan masalah gizi dan tantangan di masa datang. 2004. Diakses 21 Sept 2009. Disadur dari : http://www.gizi.net/makalah/makalah%20dirjen-sahid%202.pdf Behrman, et al. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th ed. London : Saunders Elseviers. 2004. h195-203. Depkes. 2005. BAB III profil kesehatan provinsi kalimantan tengah. Diakses 20 Sept 2009. Diunduh dari : http://www.depkes.go.id/downloads/profil/kalteng/narasi_profil05/narasi_profil05/b AB%20III_profil.doc Dinkes Kabupaten Tangerang. Derajat kesehatan [Online]. 2008. Diakses 20 Sept 2009. Diunduh dari : http://dc314.4shared.com/doc/rszw6tsd/preview.html Empat Puluh Tiga Balita di Ciputat Alami Gizi Buruk [Online]. 2008. Diakses 26 Sept 2009. Diunduh dari : http://www.pdrc.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=139&itemid= 51 Kecamatan Ciputat. 2009 [Online]. 2009. Diakses 21 Sept 2009. Diunduh dari : http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=istimewa:buku&bookcmd=download&coll ection_id=77ec7afe4be64d8e&writer=rl&return_to=ciputat%2c+tangerang+selatan Khomsan Ali. Status gizi balita. [Online]. 2007. Diakses 20 Sept 2009. Diunduh dari : http://www.medicastore.com Konsep masalah gizi [Online]. 2009. Diakses 20 Sept 2009. Diunduh dari : http://statusgizi.blogspot.com/2009/06/konsep-masalah-gizi.html 40

Menghitung Besar Sampel. Dalam : Dahlan MS. Besar sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan (Evidence based medicine seri 2). Jakarta: Arkans. 2005. h20. Metode PSG [Online]. 2009. Diakses 22 Sept 2009. Diunduh dari : http://statusgizi.blogspot.com/2009/01/metode-psg.html Pengukuran antropometri gizi. [Online]. 2009. Diakses 25 Sept 2009. Disadur dari : http://www.scribd.com/doc/32188804/pengukuran-antropometri-gizi PSG secara langsung. [Online]. 2009. Diakses 23 Sept 2009. Diunduh dari : http://statusgizi.blogspot.com/2009/01/psg-secara-langsung.html Pusponegoro, et al. Standar pelayanan medis kesehatan anak. Ed 1. Jakarta : Badan Penerbit IDAI. 2004. h36-7. Riskesdas 2007. Diakses 21 Sept 2009. Diunduh dari : http://www.gizi.net/download/statgizi-nas-riskesdas%202007.pdf Riwayat alamiah penyakit gizi. [Online]. 2009. Diakses 26 Sept 2009. Diunduh dari : http://statusgizi.blogspot.com/2009/01/riwayat-alamiah-penyakit-gizi.html Siswono. Ribuan balita kurang gizi [Online]. 2006. Diakses 26 Sept 2009. Diunduh dari: http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid1166689548,57463 Studi cross-sectional. Dalam : Sastroasmoro Sudigmo. Metodologi riset dan penelitian. Jakarta : EGC. 2004. h97-107. Supariasa IDN, Bakri Bachyar, Fajar Ibnu. Penilaian status gizi. Jakarta : EGC. 2002. h8-25, h173-90. 41

Lampiran 1 Gambar 4. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Laki-Laki Umur 0-36 Bulan 42

Gambar 5. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Laki-Laki Umur 2-20 Tahun 43

Gambar 6. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Perempuan Umur 0-36 Bulan 44

Gambar 7. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Perempuan Umur 2-20 tahun 45

Lampiran 2 Gambar 8. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 0-6 bulan Gambar 9. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan StandarDeviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki Umur 0-6 bulan 46

Gambar 10. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 6 bulan 2 tahun Gambar 11. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki Umur 6 bulan 2 tahun 47

Gambar 12. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 2 5 tahun Gambar 13. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki Umur 2 5 tahun 48

Lampiran 3 Kelompok Umur 0-12 Bulan (Laki-laki) Data Penelitian 49

50