MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA



dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING)

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PRT/M/2015 TENTANG

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. S U R A T E D A R A N Nomor : 03/SE/M/2005

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

SURAT EDARAN Nomor: 08/SE/M/2006

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LAMPIRAN. SURAT EDARAN Nomor : SE - 237/MK.1/2011 TENTANG

KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN PENGAWASAN KANTOR BUPATI SIGI

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN SEKOLAH KEBERBAKATAN OLAHRAGA LANJUTAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2016

BAB V. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 81 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA YOGYAKARTA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

SURAT EDARAN NOMOR : 03/SE/IJ/2006

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1

REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 61/KPTS/1981 TENTANG

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KEMENTERIAN LUAR NEGERI

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

II. KEGIATAN PENGAWASAN

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 53 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.347, 2011 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. Standar.

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN - 1

PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

1 JDIH Kementerian PUPR

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KEMENTERIAN SOSIAL

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pem

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

2 Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengadaan Barang/Jasa. Prosedur. Pedoman.

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

BUPATI MADIUN S A L SALINANN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 20 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/ JASA BADAN SAR NASIONAL

LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 4 Tahun 2008 TANGGAL : 4 Pebruari 2008 BAB I PENGORGANISASIAN KEGIATAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 80 TAHUN 2016

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) JASA KONSULTANSI PEKERJAAN PERENCANAAN PERBAIKAN INTERIOR WISMA AHMAD SUBARDJO DEPARTEMEN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA BEKASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

6. Undang-Undang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 89, Tambaha

SURAT EDARAN NOMOR : /SE/SJ/2017 TENTANG IMPLEMENTASI SISTEM PENGADAAN BARANG/JASA TERINTEGRASI DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LAMPIRAN II ORGANISASI LEMBAGA, UNIT SERTIFIKASI DAN KESEKRETARIATAN LEMBAGA

PERATURAN MENTERI PEKERJAANUMUM DAN PERUMAHANRAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 PRT/M/2015 TENTANG BADAN PENGATUR JALAN TOL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

MANUAL PROCEDURE. Pelelangan Sederhana Pengadaan Barang dan Jasa

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

5 Februari Rencana Pengadaan Barang/Jasa yang telah disahkan oleh Kuasa Pengguna

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/

STUDI PELELANGAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI MENURUT KEPPRES NO 18 TAHUN 2000

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA

Transkripsi:

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 2 Maret 2010 Kepada Yang Terhormat : 1. Para Pimpinan Kementerian/Lembaga Republik Indonesia; 2. Para Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi/Kepala Instansi Teknis Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab dalam bidang pembinaan bangunan gedung negara. di - seluruh Indonesia Perihal : Petunjuk Teknis Pemberian Bantuan Tenaga Pengelola Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dalam rangka Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara. i

SURAT EDARAN Nomor : 06/SE/M/2010 Pemerintah dalam penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara melakukan pembinaan teknis dan pengawasan teknis kepada pengguna anggaran dan penyedia jasa konstruksi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007, tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, pasal 4 ayat (1) setiap pembangunan Bangunan Gedung Negara yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga harus mendapat bantuan teknis berupa tenaga Pengelola Teknis dari Departemen Pekerjaan Umum. Dalam rangka pelaksanaan pemberian bantuan tenaga Pengelola Teknis kepada Kementerian/Lembaga penyelenggara pembangunan bangunan gedung negara tersebut, perlu ditetapkan Petunjuk Teknis Pemberian Bantuan Tenaga Pengelola Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dengan Surat Edaran Menteri sebagai berikut : I. UMUM Maksud dari petunjuk teknis adalah agar pembangunan bangunan gedung negara yang di biayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau sumber dana lainnya yang sah dan yang akan dijadikan sebagai aset negara oleh Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran, dapat dilaksanakan secara tertib, efektif dan efisien. Tujuan dari petunjuk teknis ini adalah agar setiap penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara, dapat mewujudkan bangunan gedung negara yang sesuai dengan fungsinya, memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan, efisien dalam penggunaan sumber daya, serasi dan selaras dengan lingkungannya. ii

II. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532); 3. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 4. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahan - perubahannya; 5. Keputusan Presiden RI Nomor 84/P Tahun 2009; 6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara; III. PEMBERIAN BANTUAN TENAGA PENGELOLA TEKNIS 1. Kepala Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran yang melaksanakan pembangunan bangunan gedung negara mengajukan permintaan bantuan tenaga Pengelola Teknis secara tertulis kepada : 1) Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dan di wilayah DKI Jakarta, termasuk perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. iii

2) Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi/Instansi Teknis Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara sebagai pelaksanaan dekonsentrasi/tugas pembantuan untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Instansi Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi tidak termasuk Provinsi DKI Jakarta. 2. Atas dasar permintaan bantuan tenaga Pengelola Teknis Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi/Instansi Teknis Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara menugaskan secara tertulis kepada tenaga teknis Kementerian Pekerjaan Umum untuk melaksanakan tugas sebagai Tenaga Pengelola Teknis, Tenaga Ahli/Nara Sumber, dan Tenaga Pembantu Pengelola Teknis. 3. Kepala Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran, yang telah mendapatkan Tenaga Pengelola Teknis, segera menerbitkan Surat Keputusan Organisasi Pengelola Kegiatan Pembangunan Bangunan Gedung Negara, yang didalamnya melibatkan unsur Pengelola Teknis, dan tembusan Surat Keputusan tersebut disampaikan kepada Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi/Instansi Teknis Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara. 4. Dalam rangka melakukan koordinasi pemberian bantuan tenaga Pengelola Teknis kepada Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum atau Kepala Dinas iv

Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi/Kepala Instansi Teknis Pemetintah Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara membentuk Tim Pelaksana Koordinasi Bantuan Tenaga Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. 5. Pembentukan Organisasi/Bagan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tanggung Jawab Tim Pelaksana Koordinasi Bantuan Tenaga Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, diatur sebagaimana tercantum di dalam lampiran I yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Surat Edaran ini. IV. TENAGA PENGELOLA TEKNIS 1. Tenaga Pengelola Teknis merupakan pejabat fungsional Bidang Tata Bangunan dan Perumahan sekurang-kurangnya Ahli Pratama Pangkat Golongan III/b, yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum atau Pegawai Negeri Sipil Pangkat Golongan III/b Kementerian Pekerjaan Umum/Dinas Pekerjaan Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bersertifikat Pengelola Teknis Kualifikasi C yang ditetapkan oleh Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum 2. Tenaga Pengelola Teknis yang diperbantukan kepada Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga yang menyelenggarakan pembangunan bangunan gedung negara, bertugas untuk mengelola kegiatan di bidang teknis administratif selama masa penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara di setiap tahapan, baik di tingkat program maupun di tingkat operasional. 3. Dalam melaksanakan tugasnya, Tenaga Pengelola Teknis dapat didampingi oleh Tenaga Ahli/Nara Sumber dan Tenaga Pembantu Pengelola Teknis. 4. Tenaga Pengelola Teknis bertugas pada Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/ Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan v

gedung negara untuk masa waktu satu tahun anggaran, dan dapat diminta perpanjangan penugasan untuk kegiatan pembangunan bangunan gedung negara yang merupakan kegiatan lanjutan dan atau kegiatan proyek yang melebihi satu tahun anggaran (multi years). 5. Tugas, Fungsi, Tanggung Jawab, dan Kompetensi Tenaga Pengelola Teknis diatur sebagaimana tercantum di dalam lampiran I yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Surat Edaran ini. V. BIAYA KEGIATAN UNSUR PENGELOLA TEKNIS. Biaya operasional kegiatan unsur Pengelola Teknis termasuk didalamnya untuk Pembiayaan kegiatan Pengelola Teknis/Tenaga Ahli/Nara Sumber/Pembantu Pengelola Teknis dibebankan pada biaya kegiatan unsur Pengelolaan Teknis yang besarnya 35% dari keseluruhan biaya pengelolaan kegiatan yang telah tersedia pada mata anggaran Pembangunan Bangunan Gedung Negara Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran. Biaya kegiatan unsur Pengelola Teknis digunakan untuk keperluan : 1. Honorarium; 2. Perjalanan dinas; 3. Transport lokal; 4. Biaya rapat; 5. Biaya pembelian/penyewaan bahan dan alat; dan 6. Biaya-biaya lain yang berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara yang bersangkutan. Realisasi pembiayaan kegiatan unsur Pengelola Teknis dapat dilakukan secara bertahap sesuai kemajuan pekerjaan (tahap persiapan, tahap perencanaan, dan tahap pelaksanaan konstruksi). vi

Pengusulan pencairan biaya operasional kegiatan unsur Pengelola Teknis kepada Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran Pembangunan Bangunan Gedung Negara, dilakukan oleh Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi/Instansi Teknis Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara selaku Ketua Tim Pelaksana Koordinasi Bantuan Tenaga Teknis. Format Formulir Pertanggung Jawaban Biaya Unsur Pengelola Teknis sebagaimana tercantum pada lampiran II yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Surat Edaran ini. Demikian kami sampaikan untuk diteruskan dan dilaksanakan oleh Kepala Instansi/ Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran yang melaksanakan pembangunan bangunan gedung negara, dan atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. MENTERI PEKERJAAN UMUM DJOKO KIRMANTO Tembusan Kepada Yth : 1. Para Sekretaris Jenderal/Sekretaris Kementerian/Lembaga Republik Indonesia; 2. Para Gubernur Provinsi di Seluruh Indonesia; 3. Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan; 4. Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan; 5. Para Eselon I dan II di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum. vii

DAFTAR ISI Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum DAFTAR ISI i vii Lampiran Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum : LAMPIRAN I PEMBENTUKAN ORGANISASI/BAGAN ORGANI- SASI, TUGAS, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB TIM PELAKSANA KOORDINASI BANTUAN TENAGA TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA I. PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, BAGAN ORGANISASI 1 II. A. Pembentukan Tim Pelaksana Koordinasi B. Susunan Organisasi Tim Pelaksana Koordinasi C. Bagan Organisasi Tim Pelaksana Koordinasi TUGAS, FUNGSI dan TANGGUNG JAWAB TIM PELAKSANA A. Ketua Tim Pelaksana B. Koordinator Bantuan Tenaga Teknis C. Tenaga Pengelola Teknis D. Tenaga Pembantu Pengelola Teknis E. Tenaga Ahli viii

LAMPIRAN I.1 Prosedur Operasi Standar Pemberian Bantuan Tenaga Pengelola Teknis LAMPIRAN I.2 Laporan Monitoring Pengelola Teknis LAMPIRAN I.3 Prosedur Operasi Standar Pembangunan Bangunan Gedung Negara dengan Manajemen Konstruksi LAMPIRAN I.4 Prosedur Operasi Standar Pembangunan Bangunan Gedung Negara dengan Konsultan Pengawas LAMPIRAN I.5 Model Kerangka Acuan Kerja, Kontrak, Surat Perintah Mulai Kerja, dan Berita Acara Pelaksanaan Pekerjaan LAMPIRAN II FORMULIR PERTANGGUNG JAWABAN BIAYA UNSUR PENGELOLA TEKNIS LAMPIRAN II.1 Susunan Tim Pelaksana Koordinasi Bantuan Tenaga Teknis dan Pengelola Teknis LAMPIRAN II.2 Rencana Penyerapan Biaya Operasional Kegiatan Pengelolaan Teknis LAMPIRAN II.3 Rincian Penggunaan Biaya Operasional LAMPIRAN II.4 Daftar Pembayaran Transport Pengelola Teknis LAMPIRAN II.5 Daftar Pembayaran Honorarium Pengelola Teknis ix

LAMPIRAN I PEMBENTUKAN ORGANISASI/BAGAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB TIM PELAKSANA KOORDINASI BANTUAN TENAGA TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

PEMBENTUKAN ORGANISASI/BAGAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB TIM PELAKSANA KOORDINASI BANTUAN TENAGA TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA I. PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, BAGAN ORGANISASI A. Pembentukan Tim Pelaksana Koordinasi Dalam rangka melakukan koordinasi pemberian bantuan tenaga Pengelola Teknis kepada Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara membentuk Tim Pelaksana Koordinasi Bantuan Tenaga Teknis. B. Susunan Organisasi Tim Pelaksana Koordinasi Susunan Organisasi Tim Pelaksana Koordinasi Bantuan Tenaga Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara terdiri dari : 1. Pembina 2. Pengarah 3. Tim Pelaksana Bantuan Tenaga Teknis, terdiri dari: a. Ketua; b. Koordinator Bantuan Tenaga Teknis; c. Tenaga Pengelola Teknis; d. Tenaga Pembantu Pengelola Teknis; e. Tenaga Ahli Teknis ( bidang arsitektur, struktur, mekanikal/ elektrikal, dan lingkungan); 1

f. Tenaga Ahli Administrasi (ahli pengadaan barang/jasa konstruksi, ahli keuangan, penilai dan ahli hukum); g. Sekretariat. C. Bagan Organisasi Tim Pelaksana Koordinasi Bagan organisasi tim pelaksana koordinasi bantuan tenaga teknis pembangunan bangunan gedung negara, sebagai berikut : ORGANISASI TIM PELAKSANA KOORDINASI BANTUAN TENAGA TEKNIS PEMBINA MENTERI PEKERJAAN UMUM PENGARAH DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA TIM PELAKSANA KETUA TIM PELAKSANA DIREKTUR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN/ KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI/INSTANSI TEKNIS PROVINSI YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM PEMBINAAN BANGUNAN GEDUNG KOORDINATOR BANTUAN TENAGA TEKNIS KASUBDIT PENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA/ KEPALA SUB DINAS INSTANSI PEKERJAAN UMUM PROVINSI YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM PEMBINAAN BANGUNAN GEDUNG SEKRETARIAT TENAGA AHLI ADMINISTRASI (PENGADAAN, HUKUM, PENDAFTARAN BGN, PENILAI KEUANGAN) TENAGA PENGELOLA TEKNIS TENAGA AHLI TEKNIS (ARSITEKTUR, STRUKTUR, MEKANIKAL/ELEKTRIKAL, LINGKUNGAN) TENAGA PEMBANTU PENGELOLA TEKNIS 2

1. Pembina adalah Menteri Pekerjaan Umum, 2. Pengarah adalah Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum; 3. Ketua Tim Pelaksana adalah : a. Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dan di wilayah DKI Jakarta, termasuk perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. b. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara sebagai pelaksanaan dekonsentrasi/tugas pembantuan untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Instansi Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi tidak termasuk Provinsi DKI Jakarta. 4. Koordinator Bantuan Tenaga Teknis adalah Kepala Sub Direktorat Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Kementerian/ Lembaga di tingkat pusat dan di wilayah DKI Jakarta, termasuk perwakilan Republik Indonesia di luar negeri atau Kepala Sub Dinas Instansi Teknis Pekerjaan Umum Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara sebagai pelaksanaan dekonsentrasi/tugas pembantuan untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Instansi Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi tidak termasuk Provinsi DKI Jakarta. 5. Tenaga Pengelola Teknis adalah tenaga teknis Kementerian Pekerjaan Umum/ Dinas Pekerjaan 3

Umum/Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara, yang ditugaskan oleh Ketua Tim Pelaksana untuk membantu Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga yang menyelenggarakan pembangunan bangunan gedung negara dalam mengelola kegiatan di bidang teknis administratif selama penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara. 6. Tenaga Pembantu Pengelola Teknis adalah tenaga teknis yang ditugaskan oleh Koordinator Bantuan Tenaga Teknis untuk membantu kegiatan Pengelola Teknis atau Tenaga Ahli. 7. Tenaga Ahli Teknis adalah tenaga ahli teknik di bidang arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, utilitas bangunan, pertamanan (landscape), lingkungan dan tenaga ahli teknis lainnya yang ditugaskan oleh Ketua Tim Pelaksana untuk mendukung tenaga Pengelola Teknis. 8. Tenaga Ahli Administrasi adalah tenaga ahli di bidang hukum, keuangan, manajemen pengelolaan aset dan tenaga ahli administrasi lainnya yang ditugaskan oleh Ketua Tim Pelaksana untuk mendukung tenaga Pengelola Teknis. 9. Sekretariat adalah unit kerja yang dibentuk oleh Ketua Tim Pelaksana untuk membantu koordinator bantuan tenaga teknis dalam melaksanakan tugas kesekretariatan termasuk pertanggungjawaban administrasi biaya kegiatan unsur Pengelola Teknis. II. TUGAS, FUNGSI dan TANGGUNG JAWAB TIM PELAKSANA A. Ketua Tim Pelaksana 1. Tugas Ketua Tim Pelaksana melaksanakan tugas koordinasi dan pengelolaan dalam hal pemberian bantuan Tenaga Pengelola Teknis 4

kepada Pimpinan Instansi/ Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan gedung negara, dan berkewajiban melakukan pelaporan atas tugasnya, sebagai berikut: a. Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan selaku Ketua Tim Pelaksana, memberikan laporan atas Pelaksanaan kegiatan pemberian bantuan tenaga Pengelola Teknis pembangunan bangunan gedung negara yang telah dilaksanakannya termasuk yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum/Instansi Teknis Provinsi kepada Menteri Pekerjaan Umum melalui Direktur Jenderal Cipta Karya setiap semester dan setiap tahun. b. Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung jawab atas pembinaan gedung negara selaku Ketua Tim Pelaksana memberikan laporan atas kegiatan pemberian bantuan tenaga Pengelola Teknis pembangunan bangunan gedung negara yang telah dilaksanakan di wilayahnya kepada Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan setiap semester dan setiap tahun, Dan oleh Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan dilaporkan kepada Menteri Pekerjaan Umum melalui Direktur Jenderal Cipta Karya. 2. Fungsi Fungsi Ketua Tim Pelaksana adalah untuk melakukan: a. Pengendalian program bantuan teknis pembangunan bangunan gedung negara; b. Pengolahan data dan informasi kegiatan pembangunan bangunan gedung negara; 5

c. Mengkordinasikan pelaksanaan tugas tenaga Pengelola Teknis di wilayahnya; d. Pemberian saran teknis atas persoalan tingkat program dan operasional, yang timbul dalam pembangunan bangunan gedung negara; e. Pemantauan dan pembinaan tenaga Pengelola Teknis di wilayahnya. 3. Tanggung Jawab Ketua Tim Pelaksana bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Cipta Karya, atas : a. Ketertiban dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Teknis; b. Kontinuitas evaluasi/pelaporan kegiatan pembinaan teknis pembangunan bangunan gedung negara; c. Ketertiban pertanggung jawaban penggunaan biaya kegiatan unsur Pengelola Teknis. B. Koordinator Bantuan Tenaga Teknis 1. Tugas a. Koordinator Bantuan Tenaga Teknis melaksanakan tugas operasional koordinasi dan pengelolaan pemberian tenaga bantuan teknis pembangunan bangunan gedung negara yang diberikan kepada Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan gedung negara, b. Koordinator Bantuan Tenaga Teknis ditetapkan oleh Ketua Tim Pelaksana, dan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 6

2. Fungsi Sekretariat Koordinator Bantuan Tenaga Teknis. Koordinator Bantuan Tenaga Teknis berfungsi untuk melaksanakan penyiapan materi : a. Pengendalian program bantuan teknis pembangunan bangunan gedung negara; b. Pengolahan data dan informasi kegiatan pembangunan bangunan gedung negara; c. Koordinasi pelaksanaan tugas tenaga Pengelola Teknis di wilayahnya; d. Pemberian saran teknis atas persoalan tingkat program dan operasional, yang timbul dalam pembangunan bangunan gedung negara; e. Pemantauan dan pembinaan Tenaga Pengelola Teknis di wilayahnya. 3. Tanggung Jawab Koordinator Bantuan Tenaga Teknis bertanggung jawab kepada Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Kepala Dinas Teknis Provinsi, selaku Ketua Tim Pelaksana, dalam hal membantu melaksanakan : a. Ketertiban dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan pemberian bantuan tenaga pengelola teknis; b. Kontinuitas evaluasi/pelaporan atas kegiatan pembinaan teknis pembangunan bangunan gedung negara; c. Ketertiban pertanggungjawaban penggunaan biaya kegiatan unsur Pengelola Teknis. 7

Secara umum pelaksanaan Pemberian Bantuan Tenaga Teknis berupa tenaga Pengelola Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat dalam Bagan Prosedur Operasi Standar Pemberian Bantuan Tenaga Pengelola Teknis sebagaimana tercantum pada lampiran I.1 yang merupakan satu kesatuan dengan Surat Edaran ini. C. Tenaga Pengelola Teknis Tenaga Pengelola Teknis adalah tenaga teknis Kementerian Pekerjaan Umum yang bertugas membantu Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/ Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan gedung negara dalam mengelola kegiatan dibidang teknis administratif selama penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara pada setiap tahapan, baik di tingkat program maupun di tingkat pelaksanaan. Pemberian bantuan tenaga Pengelola Teknis atas dasar permintaan Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran kepada: Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dan di wilayah DKI Jakarta, termasuk perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, atau; Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara sebagai pelaksanaan dekonsentrasi/tugas pembantuan untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Instansi Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi tidak termasuk Provinsi DKI Jakarta. 8

1. Tugas Tenaga Pengelola Teknis bertugas pada Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/ Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan gedung negara untuk masa waktu satu tahun anggaran, dan Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan gedung negara dapat meminta perpanjangan penugasan tenaga Pengelola Teknis untuk kegiatan pembangunan bangunan gedung negara yang merupakan kegiatan lanjutan dan atau kegiatan proyek yang melebihi satu tahun anggaran (multi years). Tenaga Pengelola Teknis bertugas berdasarkan permintaan tertulis dari Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan gedung negara, dan ditetapkan sebagai Tenaga Pengelola Teknis kegiatan melalui Surat Keputusan Organisasi Pengelola kegiatan oleh Pimpinan Instansi/ Kepala Satuan Kerja Kementerian/ Lembaga yang bersangkutan; Tenaga Pengelola Teknis bertugas dalam rangka pembinaan teknis, memantau kegiatan para penyedia jasa konstruksi pada saat pengadaan/ pemilihan dan pada saat melaksanakan pekerjaan; Tenaga Pengelola Teknis memberikan masukan saran teknis administrasi kepada Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/ Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan gedung negara; Tenaga Pengelola Teknis dapat memberikan masukan saran teknis teknologis dan manajemen untuk percepatan penyelenggaraan 9

pembangunan yang tertib, efektif, efisien dan berkualitas. Secara terinci Tenaga Pengelola teknis bertugas membantu kepala satuan kerja, pejabat pembuat komitmen, bendahara, pejabat verifikasi, pengelola administrasi kegiatan Kementerian/Lembaga dalam penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara, antara lain: a. Pada tahap persiapan dan perencanaan konstruksi, membantu dalam kegiatan : 1) Menyiapkan bahan masukan untuk penetapan organisasi kegiatan; 2) Menyiapkan bahan, Jadual, waktu, dan strategi penyelesaian kegiatan; 3) Menyiapkan proses pengadaan penyedia jasa manajemen konstruksi termasuk menyusun KAK; 4) Menyiapkan proses pengadaan penyedia jasa perencanaan termasuk menyusun KAK; 5) Menyiapkan surat penetapan penyedia barang/jasa (SPPBJ), surat perjanjian kerja, dan surat perintah mulai kerja (SPMK); 6) Mengendalikan kegiatan MK atau Pengawasan dan mengendalikan kegiatan perencanaan untuk pekerjaan yang menggunakan konsultan Pengawas; 7) Menyiapkan model berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran dan berita acara lainnya yang berkaitan dengan kegiatan MK / Pengawasan dan kegiatan perencanaan. 10

b. Pada tahap pelaksanaan konstruksi, membantu dalam kegiatan: 1) Menyiapkan proses pengadaan penyedia jasa pengawasan termasuk menyusun KAK; 2) Menyiapkan proses pengadaan penyedia jasa pelaksana konstruksi; 3) Mengendalikan kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi; 4) Mengendalikan kegiatan pelaksanaan konstruksi dan penilaian atas prestasi kemajuan tahap pelaksanaan konstruksi; 5) Menyiapkan model berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran dan berita acara lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi; 6) Menyiapkan model berita acara serah terima bangunan yang telah selesai dari pelaksana konstruksi. c. Pada tahap pasca-konstruksi, membantu dalam kegiatan persiapan untuk mendapatkan status dari Pengguna Anggaran, Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Instansi Teknis Daerah, dan pendaftaran sebagai bangunan gedung negara untuk mendapatkan Huruf Daftar Nomor (HDNo) dari Kementerian Pekerjaan Umum. Pengelola Teknis yang mendapat penugasan dari: a. Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Kementerian/Lembaga di tingkat pusat 11

dan di wilayah DKI Jakarta, termasuk perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, atau b. Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Instansi Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan bangunan gedung negara untuk penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara oleh Instansi Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi tidak termasuk Provinsi DKI Jakarta, wajib memberikan laporan atas pelaksanaan tugasnya secara periodik setiap bulan, menggunakan format Formulir Laporan Bulanan Pengelola sebagaimana tercantum pada lampiran I.2 yang merupakan satu kesatuan dengan Surat Edaran ini. 2. Fungsi Berfungsi sebagai tenaga teknis yang membantu Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/ Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan gedung negara dalam pengelolaan teknis administratif selama masa pembangunan bangunan gedung negara pada setiap tahapan, baik di tingkat program maupun di tingkat operasional. Secara terinci Tenaga Pengelola Teknis berfungsi membantu Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen, antara lain: a. Memberikan masukan (input) dari segi teknis administratif penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara; serta b. Memberikan masukan (input) teknologi dan manajemen, untuk percepatan penyelenggaraan pembangunan yang tertib, efektif, efisien dan berkualitas. 12

Karenanya, untuk melakukan fungsi tersebut diatas maka Tenaga Pengelola Teknis harus memliki kompetensi sebagai mana tercantum dibawah ini: Tenaga Pengelola Teknis adalah pejabat fungsional Bidang Tata Bangunan dan Perumahan yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum atau Tenaga Teknis yang bersertifikat Pengelola Teknis yang ditetapkan oleh Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum. Tenaga Pengelola Teknis sekurang-kurangnya pejabat fungsional Tata Bangunan dan Perumahan Ahli Pratama Pangkat Golongan III/b, atau Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pekerjaan Umum/Dinas Pekerjaan Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam pembinaan gedung negara Pangkat Golongan III/b yang bersertifikat Pengelola Teknis dengan Kualifikasi C, yang dianggap mampu dan dapat menjalankan tugas secara profesional di bidang tata bangunan, serta ditugaskan secara proporsional sesuai kapasitas tenaga teknis yang bersangkutan. Tenaga Pengelola Teknis dalam melaksanakan tugas pembinaan teknis pembangunan bangunan gedung negara, wajib memiliki kompetensi di dalam menerapkan peraturan pokok dalam setiap tahapan penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara diantaranya : a. Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah termasuk perubahannya, terkait dengan : 1) Persiapan pengadaan barang/jasa pemerintah, 13

2) Proses pengadaan barang/jasa yang memerlukan penyedia barang/ jasa, 3) Pelaksanaan penilaian kualifikasi. b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43/PRT/M/2007 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi terkait dengan : 1) Pedoman Penilaian Kualifikasi Seleksi Nasional Pekerjaan Jasa Konsultasi (buku 8) 2) Standar Dokumen Seleksi Nasional Pekerjaan Jasa Konsultasi Kontrak Lump Sum (buku 7) 3) Pedoman Evaluasi Penawaran Seleksi Nasional Pekerjaan Jasa Konsultasi (buku 9) 4) Pedoman Penilaian Kualifikasi Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi/Pemborongan (buku 3) 5) Standar Dokumen Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan) Untuk Kontrak Lump Sum (buku 2) 6) Pedoman Evaluasi Penawaran Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan (Pemborongan) Untuk Kontrak Lump Sum (buku 5) c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara terkait dengan: 1) Persyaratan bangunan gedung negara, 2) Tahapan pembangunan bangunan gedung negara, 14

3) Pembiayaan pembangunan bangunan gedung negara, 4) Tata cara pembangunan bangunan gedung negara, 5) Pendaftaran bangunan gedung negara. d. Peraturan LPJK Nomor 11b Tahun 2008 Tentang Registrasi Usaha Jasa Perencana Konstruksi Dan Jasa Pengawas Konstruksi terkait dengan : 1) Sertifikat usaha jasa perencana konstruksi dan jasa pengawas konstruksi, 2) Bentuk, sifat, persyaratan, penggolongan klasifikasi dan kualifikasi usaha jasa perencana konstruksi dan jasa pengawas konstruksi, e. Peraturan LPJK Nomor 11a Tahun 2008 Tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi terkait dengan : 1) Sertifikat usaha jasa pelaksana konstruksi, 2) Bentuk, sifat, persyaratan, penggolongan klasifikasi dan kualifikasi usaha jasa pelaksana konstruksi. f. Peraturan Daerah tentang Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). g. Peraturan lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara. h. Prosedur Operasi Standar Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara dengan Konsultan Manajemen Konstruksi sebagaimana tercantum pada lampiran I.3 yang merupakan satu kesatuan dengan Surat Edaran ini. i. Prosedur Operasi Standar Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara dengan Konsultan Pengawas sebagaimana tercantum pada 15