Buku Pegangan tentang Air Tak Berekening (NRW) untuk Manajer. Panduan untuk Memahami Kehilangan Air



dokumen-dokumen yang mirip
PENURUNAN AIR TAK BEREKENING (Non Revenue Water) Ir. BUDI SUTJAHJO MT Anggota BPP SPAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Studi Kehilangan Air Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rekomendasi Upaya Pengendalian Kehilangan Air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA KEBIJAKAN SEKTOR AIR MINUM PERKOTAAN RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sumber kehidupan mahluk hidup termasuk manusia yang

Kajian Pengenaan PPN atas Penyediaan Air Bersih dan Biaya Jasa Penggelolaan SDA (BPSDA)

Perencanaan pengembangan SPAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi

EVALUASI KINERJA TEKNIS PDAM TIRTA KEPRI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K YAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berbagai macam kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu,

meter, kesalahan pencatatan angka meter, pemakaian yang tidak tercatat misalnya untuk pengurasan dan pemadam kebakaran.

Manajemen Aset Berbasis Risiko pada Perusahaan Air Minum (Disusun oleh Slamet Susanto dan Christina Ningsih)*

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Visi, Misi, Strategi dan Tujuan

Rangkaian Evaluasi Pascaproyek Program Penyehatan Lingkungan Proyek Komunikasi dan Pengelolaan Pengetahuan Air

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Muhammad Fauzi, FE UI, 2010.

BAB 5 KESIMPULAN TERHADAP EVALUASI KINERJA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN DI KOTA KECIL (SOREANG DAN BANJARAN)

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat. Daerah Irigasi Jatiluhur dibangun oleh Pemerintah Republik

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Nilai-Nilai dan Kode Etik Grup Pirelli

LAMPIRAN. Lampiran 1. A. Hasil Kuesioner Prioritas TI JUMLAH. Sangat Perlu. Tidak Perlu Perlu

NILAI-NILAI DAN KODE ETIK GRUP PIRELLI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

pemisahan tugas, pengendalian akuntansi juga masih lemah dan biasanya ada kepercayaan yang besar dari pemilik kepada karyawannya. Orang-orang yang mel

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 4 KINERJA PDAM KABUPATEN PONOROGO TAHUN

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

KAJIAN KEHILANGAN AIR PADA WILAYAH PELAYANAN PDAM ( TIRTA NAULI ) SIBOLGA Zuhendri Tanjung 1, Ahmad Perwira Mulia 2

STRATEGI PENURUNAN KEBOCORAN DI SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA MATARAM

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR TENTANG PELAYANAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. prima, agar mendapatkan loyalitas pelanggan kepada perusahaan. Bandung, maka PDAM Tirtawening Kota Bandung telah mengupayakan

Membangun pasar kopi inklusif

Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?

LAMPIRAN A. Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia ( )

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

STUDI PENYUSUNAN PROGRAM PENYEHATAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN LAMONGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Lihat untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3

BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 3 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SOLOK

MONITORING TERHADAP KOMPONEN SAMBUNGAN RUMAH SEBAGAI SATU UPAYA PENGENDALIAN KEHILANGAN AIR DI PDAM KOTA MALANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

INFRASTRUKTUR AIR MINUM BERKELANJUTAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

Independensi Integritas Profesionalisme

Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE

ANALISIS KEHILANGAN AIR FISIK PDAM TIRTANADI SUNGGAL PADA WILAYAH PELAYANAN KOMPLEKS GRAHA SUNGGAL EGIA PUTRI KARINA SEMBIRING

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

BAB II SISTEM PEMERINTAH DAERAH & PENGUKURAN KINERJA. Daerah. Reformasi tersebut direalisasikan dengan ditetapkannya Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

-1- DOKUMEN STANDAR EVALUASI

LAMPIRAN C. Sebuah Alternatif dalam Pelayanan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (termasuk daerah abu-abu )

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BENER MERIAH

Asesmen Gender Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENGATURAN TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

Kajian Sistem Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sektor Kehutanan 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

B.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. LEIDING BEDRIJF yang dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda, dengan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

Catatan informasi klien

Kebijakan Manajemen Risiko

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

Tata Kelola Pemerintahan Daerah dan Kinerja Pendidikan: Survei Kualitas Tata Kelola Pendidikan pada 50 Pemerintah Daerah di Indonesia

PEDOMAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH PENGEMBANGAN SPAM

Transkripsi:

Buku Pegangan tentang Air Tak Berekening (NRW) untuk Manajer Panduan untuk Memahami Kehilangan Air

Judul asli: The Manager s Non-Revenue Water Hanbook: A Guide to Understanding Water Losses Buku Pegangan tentang Air Tak Berekening (NRW) untuk Manajer Panduan untuk Memahami Kehilangan Air

Tim Publikasi Pengarang: Malcolm Farley Gary Wyeth Zainuddin Bin Md. Ghazali Arie Istandar Sher Singh Penyunting: Niels van Dijk Vivian Raksakulthai Elizabeth Kirkwood

1. PENGANTAR... 1.1. Latar Belakang... 1.2 Tantangan-tantangan yang dihadapi perusahaan -perusahaan air minum di Asia... 1.3 Dampak NRW: Lingkaran Setan dan Malaikat... 1.4 Mengatasi NRW... 1.4.1 Penyebab-penyebab kegagalan dan jalan menuju keberhasilan... 1.4.2 Buku Pegangan tentang NRW untuk Manajer... 2. MENENTUKAN TINGKAT KEHILANGAN AIR: NERACA AIR... 2.1 Berapa banyak air yang hilang... 2.2 Komponen neraca air: Dimana kehilangan air terjadi?... 2.3 Langkah-langkah kunci untuk menyusun neraca air... 2.4 Memperbaiki keakuratan hasil-hasil neraca air... 2.4.1 Keakuratan meter produksi... 2.4.2 Keakuratan meter pelanggan... 2.4.3 Siklus penagihan pelanggan... 3. MENYUSUN STRATEGI UNTUK MENGURANGI DAN MENGELOLA AIR TAK BEREKENING (NRW)... 3.1 Membentuk tim penyusun strategi... 3.2 Arti penting menetapkan sasaran-sasaran pengurangan NRW yang tepat... 3.3 Memperioritaskan komponen-komponen pengurangan NRW... 3.4 Landasan pemikiran strategi pengurangan NRW: Kesadaran, lokasi, dan perbaikan (ALR) 3.5 Pertimbangan-pertimbangan anggaran untuk melaksanakan strategi... 4. MENINGKATKAN KESADARAN TENTANG STRATEGI... 4.1 Mendapatkan persetujuan tingkat tinggi... 4.2 Membangun kesadaran dan konsensus staf... 4.3 Menjangkau pelanggan... 5. MEMAHAMI KEHILANGAN NONFISIK... 5.1 Definisi kehilangan nonfisik... 5.2 Elemen-elemen kehilangan nonfisik dan strategi-strategi pengelolaan... 5.2.1 Bagaimana mengatasi ketidakakuratan meter pelanggan... 5.2.2 Konsumsi tak resmi... 5.2.3 Kesalahan-kesalahan pembacaan meter... 5.2.4 Kesalahan penanganan data dan pembukuan... viii I 1 2 4 6 6 8 11 12 13 15 17 17 18 19 23 23 24 25 27 29 33 34 34 37 41 41 42 42 47 49 50

6. MEMAHAMI KEHILANGAN FISIK... 53 6.1 Definisi kehilangan fisik... 6.2 Elemen-elemen kehilangan fisik... 53 54 6.2.1 Kehilangan dari pipa transmisi dan distribusi... 54 6.2.2 Kebocoran dan limpahan dari reservoir dan tangki penyimpanan air... 55 6.2.3 Kebocoran hingga meter pelanggan... 56 6.3 Karakteristik kebocoran... 6.4 Mengembangkan satu strategi pengelolaan kebocoran... 56 57 6.4.1 Pengendalian kebocoran aktif (ALC)... 58 6.4.2 Pengelolaan tekanan... 62 6.4.3 Kecepatan dan kualitas perbaikan... 64 6.4.4 Manajemen aset... 64 7. MEMAHAMI DISTRIK METER AREA (DMA)... 7.1 Kriteria dan proses pembentukan DMA... 7.2 Menggunakan hasil-hasil DMA untuk mengurangi tingkat-tingkat NRW... 7.2.1 Memperkirakan kehilangan fisik... 7.2.2 Menentukan kehilangan nonfisik (komersial)... 7.3 Pendekatan pengelolaan DMA... 7.4 Manfaat tambahan DMA.... 7.4.1 Pengelolaan tekanan yang lebih baik.... 7.4.2 Mempertahankan kualitas air.... 7.4.3 Menyediakan pasokan air yang berkesinambungan (24/7).... 8. MEMANTAU KINERJA PENGELOLA NRW... 8.1 Karakteristik indikator-indikator kinerja... 8.2 Indikator-indikator kinerja untuk kehilangan fisik... 8.2.1 Menyatakan nrw sebagai persentase... 8.2.2 Indikator-indikator kinerja lain untuk kehilangan fisik... 8.2.3 Indeks kebocoran infrastruktur (infrastructure leakage index/ili)... 8.3 Indikator-indikator kinerja untuk kehilangan nonfisik... 8.4 Melaksanakan satu program pemantauan... 67 69 71 71 74 74 76 77 77 78 81 81 82 82 83 84 87 87 ANEKS 1: DAFTAR ISTILAH... ANEKS 2: LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENGHITUNG NRW DENGAN MENGGUNAKAN TABEL NERACA AIR IWA... ANEKS 3: SAMPEL DAFTAR PERIKSA AUDIT AIR... 91 100 105

Daftar Gambar Gambar 1.1: Lingkaran Setan NRW... 5 Gambar 1.2: Lingkaran Malaikat NRW... 5 Gambar 1.3: Mengurangi NRW merupakan tanggung jawab setiap orang... 7 Gambar 2.1: Neraca air yang menunjukkan komponen-komponen NRW... 12 Gambar 3.1: Mengidentifikasi tingkat ekonomi NRW... 24 Gambar 3.2: Dampak waktu pada total volume yang hilang... 28 Gambar 4.1: Bagan untuk membantu staf memahami komponen-komponen NRW... 35 Gambar 5.1: Empat pilar kehilangan nonfisik... 42 Gambar 6.1: Waktu bocor dan volume kehilangan air... 57 Gambar6.2:Empat pilar untuk mewujudkan keberhasilan strategi pengelolaan kebocoran... 58 Gambar 6.3: Satu jaringan distribusi umum... 59 Gambar 6.4: Hubungan tekanan/kebocoran... 62 Gambar 7.1: Tata Letak DMA secara umum... 70 Gambar 7.2: Profil aliran DMA 24-jam secara umum... 72 Gambar 7.3: Hubungan aliran DMA dan tekanan selama tiga hari... 74 Gambar 7.4: NNF berdasarkan waktu... 75 Gambar 7.5: Dari deteksi dan perbaikan kebocoran menuju rehabilitasi pipa.... 76 Gambar 8.1: Pohon keputusan untuk memilih indikator-indikator kinerja... 82 Gambar 8.2: Konsep ILI... 85 Daftar Tabel Tabel 2.1: Contoh indikatif keakuratan meter... 17 Tabel 3.1: Volume dan analisis biaya untuk aktivitas-aktivitas pengelolaan NRW... 27 Tabel 6.1: Laju aliran untuk semburan yang dilaporkan dan tidak dilaporkan... 54 Tabel 6.2: Menghitung background losses... 55 Tabel 8.1: Indikator-indikator yang direkomendasikan untuk kehilangan fisik dan NRW.... 84 Tabel 8.2: Matriks target kehilangan fisik... 86 Daftar Boks Boks 1.1: Mengapa Perusahaan-Perusahaan Air Minum Susah Payah untuk Mengurangi NRW?... 4 Boks 2.1: WB-EasyCalc... 16 Boks 7.1: Pemodelan Jaringan... 69

PRAKATA Kebanyakan negara-negara maju mempunyai infrastrutur yang mapan dan praktik-praktik operasional yang mapan untuk mengelola dan mengontrol air tak berekening/atr (non-revenue water/nrw). Namun tidaklah demikian yang terjadi di negara-negara berkembang; banyak negaranegara berkembang masih berjuang untuk memastikan bahwa para pelanggan mendapatkan pasokan air minum yang aman dalam jumlah yang cukup, yang seringkali disalurkan melalui jaringan pipa yang tidak memadai dengan sistem pencatatan yang lemah serta tingkat ketrampilan teknis dan teknologi yang rendah. Sistem penetapan tarif dan kebijakan-kebijakan pengumpulan pendapatan seringkali tidak mencerminkan nilai yang sesungguhnya dari air yang dipasok sehingga membatasi pendapatan perusahaan dan mendorong para pelanggan untuk memberi nilai rendah pada layanan yang diberikan. Negara-negara berkembang di Asia mengalami tantangan-tantangan serupa dalam mengurangi NRW, termasuk infrastruktur yang menua, hambatan keuangan, tata kelola yang lemah, dan rancangan proyek yang buruk. Walaupun demikian, banyak perusahaan air minum di dalam kawasan ini yang bisa memanfaatkan para staf yang penuh motivasi dan gigih untuk melaksanakan solusisolusi apabila tantangan-tantangan untuk mengurangi NRW sudah bisa diidentifikasi. Dengan menggunakan pesan-pesan kunci, Buku Pegangan tentang Air Tak Berekening (NRW) untuk Manajer ini memandu manajer perusahaan penyedia layanan air minum melalui tahapan dalam mengatasi NRW, pertama dengan memahami dan mengkuantifikasikan NRW, dan kemudian menyusun strategi untuk mengatasinya. Bab 1 : menelaah skala NRW, dan menitikberatkan pada tantangan-tantangan yang dihadapi perusahaan-perusahaan penyedia layanan air minum di Asia. Para manajer perusahaan air minum dan staf operasional harus berkomitmen untuk mengelola NRW sebagai satu proses jangka panjang yang memadukan banyak aspek dalam operasional air. Penanganan NRW merupakan tanggung jawab para manajer dalam perusahaan air minum, termasuk bagian keuangan dan administrasi, produksi, distribusi, layanan pelanggan, dan bagian bagian lain. Perusahaan-perusahaan air harus mengakhiri satu siklus yang disebut sebagai Lingkaran Setan dimana perusahaan-perusahaan menghadapi meningkatnya NRW, kerugian finansial, keterbatasan investasi, dan layanan yang buruk. Sebaliknya, perusahaan tersebut harus mengikuti Lingkaran Malaikat yang memungkinan mereka untuk mengurangi NRW, meningkatkan efisiensi, menjaga sumber daya finansial, dan mendorong kepuasan dan kemauan kuat dari pelanggan untuk berinvestasi. vii Bab 2 : menyoroti perlunya memahami dan secara akurat mengkuantifikasikan NRW sebagai satu indikator ketidakefisienan dalam operasional sebuah perusahaan air minum. Neraca air (water balance) dari Asosiasi Air Internasional (International Water Association/IWA) merupakan satu metode yang sangat bagus bagi para manajer perusahaan air minum untuk merinci dan mengidentifikasi komponen-komponen dalam NRW. Memastikan keakuratan data yang digunakan untuk menghitung tingkat NRW juga penting untuk memahami masalah secara sepenuhnya. Mengumpulkan data yang akurat dari meter produksi dan meter pelanggan membantu untuk mengukur tingkat NRW yang sesungguhnya. Selain itu, siklus tagihan pelanggan juga harus menjadi faktor dalam penghitungan NRW untuk memastikan bahwa jangka waktu yang digunakan untuk pengukuran volume konsumsi selaras dengan pengukuran volume meter produksi.

Bab 3 : mempertimbangkan persyaratan-persyaratan untuk mengembangkan satu strategi pengurangan NRW. Perusahaan-perusahaan penyedia layanan air perlu untuk mempertimbangkan untuk membentuk satu tim pengelolaan NRW untuk menyusun satu strategi, memastikan bahwa semua komponen NRW ditangani, dan memverifikasi bahwa strategi yang dirancang laik dan bisa dipraktikkan terkait dengan beban kerja dan anggaran. Memilih para anggota tim yang tepat mendorong kepemilikan antar berbagai departemen perusahaan air minum yang terlibat dalam pelaksanaan strategi dan juga mendorong tercapainya konsensus di tingkat manajemen senior. Sebagai langkah pertama dalam penyusunan strategi, tim harus menetapkan satu target awal dalam seluruh perusahaan air minum untuk pengurangan NRWberdasarkan pada tingkat ekonomi NRW. Tim dapat menyeimbangkan tujuan-tujuan keuangan dan pasokan air dalam strategi dengan menggunakan hasil-hasil neraca air sembari menetapkan tujuan untuk memperpendek waktu-waktu kesadaran, lokasi, dan perbaikan (awareness, location, and repair/alr) untuk mengatasi kehilangan air. Strategi NRW bisa mencakup satu jangka waktu empat hingga tujuh tahun. Oleh karenanya, proyek-proyek rintisan bisa membantu para manajer penyedia layanan air minum untuk memahami anggaran dan sumber daya keseluruhan yang diperlukan untuk melaksanakan strategi secara menyeluruh. viii Bab 4 : menekankan tingkat kesadaran yang diperlukan di semua tataran mulai dari para pengambil keputusan tingkat tinggi hingga konsumen akhir yang sangat menentukan keberhasilan program pengurangan NRW. Dukungan dari manajemen tingkat tinggi program serta anggaran yang diperlukan bisa mendorong keberlanjutan keuangan strategi tersebut. Manajemen dan staf tingkat menengah harus memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam mengurangi NRW karena diperlukan upaya gabungan dari semua departemen dalam perusahaan layanan air minum untuk melakukannya. Selain itu, menjangkau luas kepada pelanggan membantu untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang NRW dan bagaimana pengurangan kehilangan air menghasilkan pasokan dan kualitas air yang lebih baik. Bab 5 : mengatasi kerugian-kerugian komersial. Kerugian komersial menggambarkan pendapatan yang hilang dan bahkan volume yang kecil akan membawa dampak keuangan yang besar. Kerugian-kerugian ini paling sering terjadi akibat meter yang rusak, meter yang tua dan tidak dipelihara secara semestinya, sambungan tidak resmi, dan kesalahan-kesalahan administratif atau bahkan praktik-praktik korupsi selama pembacaan meter dan proses penagihan. Perusahaanperusahaan air minum harus melakukan investasi untuk melakukan pelatihan bagi para pembaca, staf dan kru meter, serta investasi dalam sistem penagihan yang akurat dan kuat, yang bisa secara langsung menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi. Selain itu, kolaborasi dari publik dan departemen-departemen pemerintah tertentu diperlukan untuk mengatasi pencurian dan penggunaan air secara tidak resmi. Bab 6 : menelaah kehilangan fisik. Ini mencakup kebocoran pada pipa transimisi dan distribusi utama, kebocoran dan luberan dari tangki penyimpanan, dan kebocoran di pipa-pipa pelayanan hingga meter pelanggan. Kebocoran dari pipa-pipa transmisi dan distribusi biasanya merupakan kejadian besar yang dapat mengakibatkan kerusakan parah namun biasanya masyarakat melaporkannya dengan cepat, yang dikuti oleh perbaikan oleh perusahaan air minum dalam setiap kondisi darurat. Jenis-jenis kebocoran lainnya sulit untuk dideteksi dan diperbaiki. Keberhasilan satu

strategi pengelolaan kebocoran memerlukan manajemen tekanan, pengendalian kebocoran secara aktif, manajemen sambungan pipa dan aset, dan perbaikan yang cepat dan berkualitas tinggi. Bab 7 : membahas tentang zonasi. Membagi satu jaringan pasokan air terbuka menjadi zona-zona atau kawasan bermeter (district meter area/dma) yang lebih kecil yang lebih bisa dikelola sekarang diterima sebagai praktik unggulan internasional. Ini memungkinkan perusahaan air minum untuk bisa memahami jaringan dengan lebih baik dan untuk lebih mudah menganalisis tekanan dan aliran di wilayah-wilayah yang bermasalah. Kriteria untuk membentuk DMA antara lain mencakup ukuran (atau jumlah sambungan), jumlah keran yang harus ditutup, jumlah meteran air, variasi ketinggian tanah dan ciri-ciri topografi yang nampak yang dapat menjadi batas-batas DMA. Para manajer perusahaan air minum menggunakan aliran malam minimum (minimum night flow/mnf) dan aliran malam yang resmi (legitimate night flow/lnf) untuk menghitung aliran malam bersih (net night flow /NNF), serta kerugian-kerugian komersial untuk menentukan NRW dalam sebuah DMA. Membentuk DMA membantu untuk mengelola tekanan, meningkatkan kualitas air, dan memungkinkan pasokan air yang berkesinambungan. Bab 8 : memberikan indikasi kisaran indikator-indikator kinerja (performance indicator/ PI) untuk para manajer perusahaan air minum. PI merupakan satu alat bantu untuk memantau perkembangan dalam mengurangi NRW mengembangkan standar-standar, dan memprioritaskan investasi. IWA merekomendasikan Indeks Kebocoran Infrastruktur (Infrastructure Leakage Index/ILI) sebagai indikator kinerja yang terbaik untuk kerugian fisik. Saat ini, PI terbaik untuk kerugian komersial adalah dengan menyatakannya dalam persentase konsumsi yang resmi. IWA sedang mengembangkan satu indikator lain untuk kerugian komersial yang bernama Indeks Kerugian Nampak (Apparent Loss Index /ALI). Para manajer perusahaan air minum harus mengembangkan dan melaksanakan program-program pemantauan untuk memastikan target-target NRW mereka dipenuhi. ix Saya senang karena telah menjadi bagian dalam penyusunan Buku Pegangan tentang Air Tak Berekening (NRW) untuk Manajer ini. NRW merupakan satu masalah global yang memerlukan strategi pengelolaan yang dapat diterapkan secara global. Untuk bisa mengembangkan strategi seperti itu diperlukan satu pendekatan diagnostik untuk mengidenitifikasi masalah dan kemudian menggunakan perangkat yang ada untuk mengurangi atau menghilangkannya. Landasan untuk keberhasilan penyusunan strategi adalah dengan mengikuti proses langkah demi langkah yaitu mengajukan beberapa pertanyaan dasar tentang kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik utilitas kemudian melakukan tugas-tugas yang tepat untuk menjawabnya. Sebagai seorang konsultan internasional, saya telah bekerja dengan banyak perusahaan penyedia layanan air minum baik di negara-negara maju mapun berkembang untuk memperkenalkan dan melaksanakan strategi-strategi pengurangan NRW. Saya yakin bahwa filosofi, konsep dan rekomendasi yang ada di dalam buku pegangan ini sangat mencerminkan praktik-praktik unggulan internasional, khususnya yang direkomendasikan oleh IWA dan World Bank Institute. Dengan senang hati saya mendukung digunakannya buku pegangan ini. Jika perusahaan-perusahaan penyedia layanan air minum Asia menerapkan pendekatan yang direkomendasikan dalam buku

pegangan ini, mereka akan dengan cepat memetik manfaat dari semakin meningkatnya pemahaman tentang kinerja jaringan mereka dan mereka akan semakin mempunyai pengetahuan tentang alatalat yang tersedia untuk mengidentifikasi dan mengurangi tingkat NRW mereka. Malcolm Farley Konsultan Pengelolaan Kehilangan Air Internasional 23 Juni 2008 x

1. PENGANTAR 1.1 LATAR BELAKANG Volume air tak berekening (non-revenue water/nrw) atau kehilangan air di tingkat global sungguh mencengangkan. Setiap tahun lebih dari 32 milyar m3 air yang sudah diolah hilang karena kebocoran dari jaringan-jaringan distribusi. Sementara, 16 milyar m 3 lainnya tersalurkan kepelanggan tanpa ditagih karena pencurian, pembacaan meter yang buruk, atau korupsi. Satu perkiraan konservatif tentang biaya tahunan total yang harus ditanggung perusahaan air minum di seluruh dunia adalah US$14 milyar. Di sejumlah negara berpenghasilan rendah, kerugian ini mewakili 50-60% dari pelayanan air dengan perkiraan global sekitar 35%. Penghematan separuh saja dari jumlah ini akan memberikan pelayanan air kepada 100 juta penduduk lainnya tanpa investasi lebih lanjut 1). Manfaat lain dari pengurangan NRW antara lain adalah: Perusahaan-perusahaan air minum mendapatkan akses tambahan sebesar US$3 milyar dalam bentuk perputaran uang yang dihasilkan sendiri (self-generated cash flow) Perusahaan-perusahaan air minum mengurangi sambungan-sambungan ilegal sehingga menciptakan keadilan antar para pengguna Perusahaan perusahaan yang lebih efisien dan berkelanjutan bisa meningkatkan layanan pelanggan Peluang-peluang usaha baru menciptakan lebih banyak lagi ribuan pekerjaan 1) Sumber: World Bank Discussion Paper No. 8, December 2006

Buku Pegangan tentang Air Tak Berekening (NRW) untuk Manajer: 2Panduan untuk Memahami Kehilangan Air Di Asia, banyak perusahaan air minum beroperasi di bawah jurisdiksi pemerintah kota / kabupaten, propinsi, atau pusat. Perusahaan-perusahaan ini seringkali melakukan rotasi atau memperkerjakan para manajer senior dan direktur dengan berbagai latar belakang di luar sektor air. Oleh karenanya, para manajer senior yang menduduki jabatan-jabatan ini mempunyai pengetahuan yang terbatas tentang operasional layanan air, khususnya tentang persyaratan-persyaratan teknis dan kelembagaan yang diperlukan untuk bisa mengelola NRW dan kehilangan air secara efektif. Buku pegangan ini berfungsi untuk membantu para manajer senior perusahaan air minum agar mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang definisi, penyebab, dan solusi-solusi praktis untuk mengatasi NRW, yang merupakan satu indikator kinerja kunci bagi operasional sebuah perusahaan air minum. Buku pegangan ini menyediakan informasi yang diperlukan para manajer ketika membahas isu-isu terkait NRW dengan staf mereka. Buku ini tidak dirancang sebagai satu panduan teknis praktis untuk para ahli teknik dalam mengelola NRW namun lebih sebagai rujukan untuk para manajer senior. Dengan mengurangi kehilangan air, perusahaan perusahaan air minum mempunyai tambahan pasokan untuk memperluas layanan mereka ke wilayahwilayah yang kurang mendapatkan layanan. Badan Amerika Serikat untuk Pembangunan Internasional (United States Agency for International Development/USAID), di bawah Kerja Sama Lingkungan-Asia (Environmental Cooperation-Asia/ECOAsia), menunjukkan bagaimana kesepakatan kemitraan kembaran (twinning) dapat membantu perusahaan-perusahaan air minum untuk memenuhi tantangan-tantangan dalam pengelolaan NRW dan menyesuaikan efisiensi operasional mereka untuk memperbaiki penyediaan layanan di wilayah-wilayah perkotaan. ECO-Asia bekerja dengan sejumlah perusahaan air minum yang berhasil untuk mengembangkan dan melaksanakan kemitraan-kemitraan kembaran dengan perusahaan perusahaan layanan publik yang berupaya untuk meningkatkan penyediaan layanan mereka. Selama 2006-2007, ECO-Asia memfasilitasi kemitraan kembaran antara Ranhill Utilities Berhad (Ranhill), sebuah perusahaan layanan publik dari Malaysia yang diakui karena keefektifannya dalam mengurangi dan mengelola NRW, dengan Kewenangan Kerja Air Propinsi (Provincial Waterworks Authority/PWA) Thailand dan Perusahaan Layanan Air dan Saluran Limbah (Water Supply and Sewerage Company/WSSC) Bac Ninh di Vietnam. Kemitraan-kemitraan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas PWA dan WSSC Bac Ninh untuk memahami dan mengatasi NRW dengan lebih baik. Pembelajaran-pembelajaran dari pengalaman-pengalaman Ranhill dan kesepakatankesepakatan kemitraan kembaran ini telah berperan dalam penyusunan Buku Pegangan tentang Air Tak Berekening untuk Manajer ini. 1.2 TANTANGAN-TANTANGAN YANG DIHADAPI PERUSAHAAN - PERUSAHAAN AIR MINUM DI ASIA Ada banyak wilayah-wilayah di Asia yang kaya air namun juga banyak wilayah dimana terdapat kelangkaan air karena geografis kawasan serta kemampuan satu negara untuk membayar untuk

Air yang berlimpah meningkatkan kualitas hidup Pelanggan mengantri untuk mendapatkan air di wilayahwilayah yang langka air mendapatkan air. Fotofoto berikut ini menggambarkan ketidakmerataan ketersediaan air antar negara-negara di Asia. Meskipun mengurangi NRW tidak bisa mengatasi perbedaan kontras tersebut, ia dapat membantu untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas air yang tersedia di wilayahwilayah yang langka air. Tidak semua negara atau kawasan - khususnya di bagian-bagian Asia - mempunyai prasarana dan prosedur-prosedur operasional yang mapan untuk mulai menangani NRW. Banyak yang masih berjuang untuk memastikan bahwa para pelanggan mendapatkan layanan air yang cukup untuk menjaga kesehatan dan hidup. Para manajer perusahaan air minum di Asia akan selalu menghadapi tantangan-tantangan yang lebih besar, antara lain sebagai berikut: Urbanisasi yang cepat Menghilangnya pasokan air Polusi lingkungan Infrastruktur yang sudah menua Operasional dan kebijakan pemeliharaan yang buruk, termasuk sistem pencatatan yang tidak efektif Ketrampilan teknis dan teknologi yang tidak memadai Kendala keuangan yang lebih besar, termasuk struktur tarif dan/atau kebijakan pengumpulan pendapatan yang tidak sesuai Pengaruh politik, budaya, dan sosial Kejadian kehilangan air nonfisik yang lebih tinggi, khususnya sambungan-sambungan illegal 3 Pengantar Walaupun demikian, para manajer perusahaan air minum mempunyai sejumlah kekuatan yang bisa mereka manfaatkan: Etika kerja dan tingkat ketekunan yang tinggi Kemampuan untuk melakukan tindakan dengan sumber daya dan materi yang sudah tersedia Staf yang termotivasi dengan potensi untuk mengembangkan kapasitas teknis yang tinggi Staf yang termotivasi dengan potensi untuk mengembangkan kapasitas teknis yang tinggi

Buku Pegangan tentang Air Tak Berekening (NRW) untuk Manajer: Panduan untuk Memahami Kehilangan Air Faktor-faktor ini semuanya mempengaruhi ruang lingkup untuk mengelola kehilangan dan kebutuhan dan berdampak pada laju perubahan. Pada saat yang sama, NRW yang terus berlangsung membatasi sumber daya keuangan yang tersedia untuk mengatasi tantangantantangan yang dihadapi perusahaan-perusahaan air minum ini di Asia. Buku pegangan ini memungkinkan para manajer perusahaan air minum di kawasan untuk mengatasi keterbatasanketerbatasan tersebut, mengakui tantangan yang dihadapi, dan membuat perbaikan bertahap terhadap kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik yang ada saat ini. Boks 1.1: Mengapa Perusahaan Perusahaan Air Minum Sulit untuk Mengurangi NRW? Tidak memahami masalah (besaran, sumber, biaya) Kurang kapasitas (kurangnya staf yang terlatih) Dana yang tidak mencukupi untuk mengganti infrastruktur (pipa, meteran) Kurangnya komitmen manajemen dan karyawan Lingkungan pendukung dan insentif kinerja yang lemah Bill Kingdom, Roland Liemberger, Philippe Marin, The Challenge of Reducing Non-Revenue Water in Developing Countries--How the Private Sector Can Help: A Look at Performance-Based Service Contracting, World Bank, Paper No. 8, Dec 06 4 1.3 DAMPAK NRW: LINGKARAN SETAN DAN MALAIKAT Lingkaran Setan NRW (Gambar 1.1) merupakan salah satu alasan kunci buruknya kinerja dan hasilhasil perusahaan seperti terlihat dalam kehilangan air fisik dan nonfisik (lihat Bab 5 dan 6). Kehilangan air fisik, atau kebocoran, mengalihkan air yang sangat berharga sehingga tidak menjangkau pelanggan dan meningkatkan biaya-biaya operasional. Ini juga mengakibatkan investasi yang lebih besar dari yang semestinya untuk meningkatkan kapasitas jaringan. Kehilangan air nonfisik, yang disebabkan ketidakakuratan meter pelanggan, penanganan data yang buruk, dan sambungan illegal, mengurangi pendapatan dan dengan demikian mengurangi peningkatan sumber daya keuangan.

Gambar 1.1: Lingkaran Setan NRW Pengeluaran dipusatkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pelanggan yang makin meningkat Penghasilan menurun dan biaya operasional meningkat Anggaran operasional dikurangi khususnya di bidangbidang pemeliharaan jaringan NRW meningkat Para manajer perusahaan air minum menghadapi tantangan untuk mengubah Lingkaran Setan ini menjadi Lingkaran Malaikat (Gambar 1.2). Dalam praktiknya, mengurangi kehilangan air fisik yang sangat besar bisa mengakibatkan lebih banyaknya jumlah air yang tersedia untuk konsumsi dan menunda kebutuhan untuk menginvestasikan sumber-sumber baru, serta mengurangi biaya operasional. Demikian pula halnya, mengurangi kehilangan nonfisik menghasilkan pendapatan lebih banyak. Gambar 1.2: Lingkaran Malaikat NRW Pengantar 5 Pengeluaran ditingkatkan untuk bisa mencakup perbaikan-perbaikan operasional Investasi ditanamkan di program-program lebih lanjut untuk mengurangi ATR Pendapatan meningkat dan biaya operasional turun NRW menurun

Buku Pegangan tentang Air Tak Berekening (NRW) untuk Manajer: Panduan untuk Memahami Kehilangan Air 6 Mengganti infrastruktur yang menua memerlukan kapasitas keuangan, yang dapat diperoleh melalui pengurangan ATR 1.4 MENGATASI NRW Perusahaan-perusahaan air minum dimana pun di seluruh dunia harus menggunakan pendekatan diagnostik, diikuti dengan pelaksanaan solusi-solusi yang bisa dipraktikkan dan diwujudkan untuk mengurangi NRW. Langkah pertama adalah untuk belajar tentang jaringan dan praktik-praktik pengoperasian. Pertanyaan-pertanyaan yang umum dalam proses ini antara lain adalah: Berapa banyak air yang hilang? Dimana terjadi kehilangan air? Mengapa terjadi kehilangan air? Strategi-strategi apa yang dapat diperkenalkan untuk mengurangi kehilangan dan memperbaiki kinerja? Bagaimana kita melaksanakan strategi dan mempertahankan pencapaian yang sudah terwujud? 2) 1.4.1 Penyebab-penyebab kegagalan dan jalan menuju keberhasilan Meskipun meminimalkan air tak berekning harus menjadi prioritas bagi perusahaan perusahaan air minum, banyak yang masih berjuang untuk mencapai tingkat NRW yang bisa diterima. Kegagalan pelaksanaan strategi-strategi NRW antara lain mulai dari kurangnya pemahaman tentang tingkat masalah hingga kurangnya kapasitas keuangan atau sumber daya manusia. Selain itu, para manajer perusahaan-perusahaan air minum seringkali tidak memberikan perhatian yang cukup kepada NRW karena lemahnya kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur internal sehingga berperan dalam meningkatkan tingkat NRW. 2) Kingdom, B., R. Liemberger, and P. Marin, 2006. The Challenge of Reducing Non-Revenue Water in Developing Countries How the Private Sector Can Help: A Look at Performance-Based Service Contracting, World Bank, Paper No. 8, Dec 2006

Pengelolaan NRW bukanlah merupakan satu aktivitas yang selesai satu kali saja namun merupakan aktivitas yang memerlukan komitmen jangka panjang dan keterlibatan semua departemen dalam perusahaan air minum. Banyak manajer perusahaan air minum yang tidak memiliki akses ke informasi tentang jaringan secara menyeluruh yang bisa membantu mereka untuk secara penuh memahami sifat NRW dan dampaknya pada operasional perusahaan air minum, kesehatan keuangannya, dan kepuasan pelanggan. Meremehkan kompleksitas NRW serta potensi manfaat untuk mengurangi NRW seringkali mengakibatkan kegagalan program pengurangan NRW. Pengurangan NRW yang berhasil bukanlah berarti memecahkan satu masalah teknis yang berdiri sendiri, namun sebaliknya terikat pada keseluruhan manajemen aset, operasional, dukungan pelanggan, alokasi keuangan, dan faktor-faktor lain (Gambar 1.3) Gambar 1.3: Mengurangi NRW merupakan tanggung jawab setiap orang Data Informasi Dukungan Manajemen Kapasitas Kecakapan Teknis 7 Pengantar Alokasi Keuangan NRW Operasi Komersial Dukungan Pelanggan Operasi & Pemelihara an Manajemen Aset

Buku Pegangan tentang Air Tak Berekening (NRW) untuk Manajer: 8Panduan untuk Memahami Kehilangan Air Lemahnya tata kelola juga berdampak pada pengurangan NRW. Para manajer perusahaan air minum seringkali tidak memiliki otonomi, akuntabilitas, dan ketrampilan teknis dan manajerial yang diperlukan untuk memberikan layanan yang bisa diandalkan. Manajemen perusahaan air minum seharusnya juga menangani tantangan-tantangan organisasional seperti kebijakankebijakan yang menjadi penghambat, kapasitas teknis yang tidak memadai, dan infrastruktur yang menua. Akhirnya, rancangan proyek yang buruk menghambat upaya-upaya untuk mengurangi NRW, khususnya meremehkan anggaran yang diperlukan. Walaupun demikian, terjadi peningkatan pemahaman para manajer perusahaan air minum tentang dimensi kelembagaan NRW. Selain itu, sejumlah perangkat juga mulai muncul untuk mendukung pengurangan NRW: Metodologi-metodologi baru yang mengkuantifikasikan kehilangan air fisik dan nonfisik secara lebih akurat Pendekatan-pendekatan teknis yang lebih efektif untuk mengelola kebocoran dan mengurangi tekanan pada sistem Instrumen-instrumen baru untuk melibatkan sektor swasta seperti kontrak-kontrak berbasis kinerja 1.4.2 Buku Pegangan tentang NRW untuk Manajer Buku Pegangan tentang NRW untuk Manajer ini merupakan panduan untuk melaksanakan strategistrategi pengurangan NRW dengan mengatasi masing-masing isu ini dan merancang solusisolusi yang disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan khusus perusahaan air minum. Pendekatannya memungkinkan para manajer untuk dengan lebih segar melihat kembali masalah NRW dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Buku pegangan ini memberikan satu titik tolak bagi seorang manajer perusahaan air minum untuk mengkaji NRW, mengubah operasi dan prasarana untuk mengatasi faktor-faktor seperti itu, dan melaksanakan kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik yang diperlukan. Buku pegangan ini mencakup isu-isu berikut: Penghitungan neraca air, atau berapa banyak air yang masuk ke jaringan, dan jumlah yang menyumbang pada air berekening (revenue water) dan air tak berekening satu perusahaan air minum (Bab 2) Memprioritaskan komponen-komponen NRW yang menjadi sasaran dan mengembangkan satu strategi pengurangan (Bab 3) Melibatkan para pemangku kepentingan, termasuk manajemen, staf operasi, dan masyarakat umum, untuk melaksanakan strategi pengurangan (Bab 4) Mengatasi kehilangan air nonfisik (Bab 5) Mengatasi kehilangan air fisik (Bab 6) Membentuk DISTRIK METER AREA (DMA) (District Meter Area/DMA) dan menggunakannya untuk mengelola NRW (Bab 7) Memantau kinerja pengelolaan NRW perusahaan air minum (Bab 8)