Upaya Balai Bahasa Provinsi Bali dalam Mengembangkan Pengajaran BIPA di Bali

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia

2015, No Nomor 87 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5238); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susu

Internasionalisasi Bahasa Indonesia melalui Program Pembelajaran BIPA Berbasis Budaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

LANDASAN HUKUM KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA. Dokumen 002

Wedding Chapel di Kuta Selatan BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

ATURAN PENGGUNAAN. Pasal 26: Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam peraturan perundangundangan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa daerah memiliki peran yang sangat penting dalam eksistensinya. Bahasa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PUSAT STATISTIK

PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasikan sektor-sektor produktif lainnya (Pendit,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Siapkah Penyuluh Kehutanan mendampingi kegiatan kehutanan di lapangan?

Standar Kompetensi Lulusan. Hubungan Masyarakat

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 101 TAHUN 2011 TENTANG

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

432.1 / 494 / UPT. MB. Tanggal Pembuatan 26 NOPEMBER Tanggal Revisi 13 SEPTEMBER 2016 Tanggal Efektif 1 DESEMBER 2015.

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. disampaikan saran / rekomendasi. Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 51 TAHUN 1999 (51/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan Bahasa Indonesia dalam dunia Internasional memang belum

Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial

2017, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5067); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB 3 METODE PENELITIAN

PP 51/1999, PENYELENGGARAAN STATISTIK. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Riqoh Fariqoh, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di bidang kebudayaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu saling berhubungan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. masuknya budaya asing di Indonesia membuat masyarakat melupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Flip Book Berbasis Android Materi Kosakata Untuk BIPA Tingkat Dasar

PEMBAHASAN. A. Studi Masyarakat Indonesia

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dibahas mengenai strategi Badan

PEMANFAATAN KOMIK STRIP SEBAGAI ALTERNATIF PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMPRODUKSI CERITA ULANG DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat penghubung dan pengenal bagi masing-masing. merupakan alat kontrol utama manusia.

VISI MISI VISI: ORGANISASI PENGAWAS PROFESIONAL, BERMARTABAT DAN SEJAHTERA MISI :

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PENGEMBANGAN TES KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM BISNIS BAGI PENUTUR ASING BERBASIS PENDEKATAN INTEGRATIF

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kemajuan suatu negara.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini, tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

BAB I PENDAHULUAN. dunia perguruan tinggi di Indonesia, maka sangatlah logis apabila. maupun jurnal intemasional. Hal ini merupakan salah satu upaya

Seminar Gerakan Pembangunan Desa Mandiri Oleh Pemda 24 Oktober 2002

non pemerintah/ swasta yang dananya bersumber dari dana publik, baik APBN/ APBD, sumbangan masyarakat, maupun dari luar negeri.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA

STRATEGI IMPLEMENTASI KKNI SECARA NASIONAL. Dokumen 003

BAB I PENDAHULUAN. budaya, suku serta memiliki adat istiadat yang unik di masing masing

Hasil Sidang Komisi V: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

SEMINAR NASIONAL PIBSI MEMPERKUKUH PERAN BAHASA NEGARA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA. Dadang Sunendar Solo, 2 November 2016

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

Q. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan, di samping unsur yang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Berdasarkan data dari Forum Internasional Bahasa Mandarin di

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN

BUKU PEDOMAN PENYEL ENGGARAAN PROGRAM SAME BIPA

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

RANCANGAN GARIS BESAR PROGRAM KERJA PENGURUS BESAR FORKI TAHUN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. (tradisional) yang banyak ditemukan dalam masyarakat Bali. Satua atau dongeng

BAB 1 PENDAHULUAN. berbasis pada kemampuan riset dan untuk lebih mendekatkan antara teori dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Winni Siti Alawiah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

MEMUTUSKAN: Menetapkan :

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PERATURAN BERSAMA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA DAN. KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : PB.1/Menhut-IX/2014 NOMOR : 05 TAHUN 2014 TENTANG

KONSTRUKSI SINTAKSIS KALIMAT TULIS PEMBELAJAR ASING BAHASA INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

Upaya Balai Bahasa Provinsi Bali dalam Mengembangkan Pengajaran BIPA di Bali Sang Ayu Putu Eny Parwati, Balai Bahasa Provinsi Bali Jalan Trengguli I No. 34 Denpasar, Tlp. 0361 461714 timbipa_bbd@yahoo.co.id 1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 bab III, bagian keempat, pasal 44 ayat 1, 2 dan 3 mengamantakan beberapa hal, yaitu pelindungan bahasa Indonesia, penginternasionalan bahasa Indonesia, dan koordinasi kelembagaan. Secara rinci perhatikan kutipan UU RI No. 24 Tahun 2009 berikut ini. (1) Pemerintah meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. (2) Peningkatan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh lembaga kebahasaan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai peningkatan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah (UURI No. 24/2009 hal 17). Ketiga hal tersebut sudah pasti mengacu pada upaya untuk menjadikan bahasa Indonesia mampu berperan dan berfungsi sebagai bahasa perhubungan luas, yang berarti juga berpotensi menjadi bahasa internasional. Hal ini dikarenakan bahasa Indonesia dituturkan oleh hampir seperempat milyar orang Indonesia. Di samping itu, meskipun negeri ini bukan termasuk negara maju dari sisi iptek, negara Indonesia memiliki kekayaan etnis, bahasa daerah, tradisi, seni dan budaya, kekayaan sumber daya alam, keindahan panorama alam, dan lain-lain yang dapat menarik perhatian warga dunia untuk datang ke Indonesia dengan tujuan berwisata, meneliti, berinvestasi sekaligus belajar tentang bahasa dan kebudayaan Indonesia. Mengingat dewasa ini minat untuk mempelajari bahasa Indonesia, baik untuk keperluan praktis maupun akademis, di kalangan penutur asing terus berkembang tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri, sehingga untuk memenuhi kebutuhan itu, banyak bermunculan kursuskursus bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) di beberapa negara di dunia serta di Tanah Air. Lembaga pemerintah yang menjadi koordinator pelaksanaan internasionalisasi bahasa Indonesia adalah lembaga kebahasaan yang terkait dengan penyelenggaraan Program BIPA, yakni Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) yang berada di bawah naungan Kementerian 1

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan UPT yang tersebar di 30 provinsi di Indonesia, termasuk di Povinsi Bali. Balai Bahasa Provinsi Bali yang merupakan UPT Badan Bahasa telah berupaya sebagai penyambung lidah bagi lembaga-lembaga penyelenggara BIPA telah melakukan kerja sama dan mengadakan pendekatan-pendekatan dengan berbagai pihak dalam hal penyelenggaraan BIPA di provinsi Bali. Adapun program yang telah dilaksanakan oleh BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali, antara lain menangani masalah kebahasaan di Indonesia serta terus berupaya mengembangkan penyelenggaraan BIPA, khususnya di Provinsi Bali. Di provinsi Bali tercatat ada sebanyak 20 lembaga penganjaran BIPA, baik di sekolah-sekolah internasional maupun di perguruan tinggi dan sejumlah lembaga bahasa yang menyelenggarakan pengajaran BIPA yang belum terdata. Lembaga penyelenggara BIPA tersebut tersebar di wilayah Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Singaraja. Penyelenggaraan pembelajaran BIPA (P-BIPA) memerlukan perencanaan program secara seksama. Perencanaan program yang dimaksud tidak hanya didasarkan pada keberadaan pebelajar BIPA yang berstatus sebagai pebelajar asing, melainkan juga berhubungan dengan penyikapan dan perlakuan terhadap pembelajaran BIPA sebagai sistem instruksional. Apalagi jika dikaitkan dengan urgensi dan fungsi program Pembelajaran BIPA, baik sebagai penanda identitas, acuan, panduan, maupun sebagai wahana pengontrol penyelenggaraan Pembelajaran BIPA. Untuk mewujudkan program Pembelajaran BIPA yang memadai, pihak pengelola seharusnya mengenal dengan baik komponen program, hubungan antarkomponen program, dan aspek lain yang terlibat dalam penyiapan program. Sebagian besar lembaga BIPA yang ada di Provinsi Bali menggunakan bahan ajar yang merupakan koleksi intern yang berbasiskan budaya lokal dengan mengenalkan budaya orang Bali dan hal-hal yang berkaitan dengan upacara keagamaan dan aspek-aspek lokal lainnya. Sematera itu, silabus pengajaran diciptakan oleh masing-masing lembaga yang disesuaikan dengan kebutuhan pengajaran pada setiap jenjangnya. Dalam rangka memberikan pelayanan tentang ke-bipa-an di Provinsi Bali, program-program apakah yang telah diwujudkan oleh tim BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali? Berikut pemaparan program yang telah dilaksanakan dalam beberapa periode. 1.1 Pembentukan Tim BIPA Provinsi Bali Dalam rangka melaksanakan program BIPA, Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali memandang perlu membentuk tim pengelola program BIPA yang diemban oleh beberapa orang staf tiap tahunnya dengan mengeluarkan Surat Keputusan Pembentukan Tim Pengelola Program BIPA. Untuk 2

meningkatkan kopetensi tim, Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali senantiasa mengirim tim BIPA untuk mengikuti beberapa pelatihan dan lokakarya ke-bipa-an, baik yang diselenggarakan oleh Badan Bahasa maupun lembaga-lembaga BIPA lainnya. Tak jarang pula tim BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali mendapat undangan sebagai pembicara dan pengajar dalam kegiatan-kegiatan ke-bipa-an yang diselenggarakan lembaga BIPA yang ada di Bali, seperti IALF Bali, Ubud festival, dan seminar yang diselenggarakan oleh lembaga BIPA lainnya. 1.2 Menjalin Kerja Sama dengan Lembaga Penyelenggara BIPA Kerja sama dengan lembaga Penyelenggara BIPA yang dimaksud dalam hal ini adalah kerja sama antarlembaga penyelenggara program BIPA, yaitu antara Bali Bahasa Provinsi Bali sebagai UPT Badan Bahasa dengan lembaga-lembaga penyelenggara BIPA yang ada di Provinsi Bali. Dengan harapan, terwujudnya kerja sama yang baik, baik vertikal maupun horizontal antara Badan bahasa dengan lembaga penyelenggara BIPA yang ada di Bali tersebut dapat menyatukan persepsi tentang ke-bipa-an. Hal tersebut dianggap perlu mengingat bahwa Badan Bahasa merupakan perencana dan penentu kebijakan yang menjadi rujukan segala hal yang berhubungan dengan ke-bipa-an di Indonesia dan di luar negeri, termasuk standardisasi dan sertifikasi pengajaran dan pengajar. Konsep kerja sama tersebut menyatakan bahwa Badan Bahasa memiliki peran penting dalam perencanaan dan pengembangan pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing. Kerja sama antarlembaga tersebut dapat terjalin secara tertulis maupun tidak tertulis. Hubungan kerja sama yang telah dilakukan secara tertulis seperti antara Balai Bahasa Provinsi Bali dengan IALF Bali dan lembaga penyelenggara BIPA yang lainya. Salah satu kerja sama yang telah dilakukan adalah IALF Bali sebagai pihak kedua sebagai penyelia bahasa Inggris dalam penyusunan bahan ajar pendukung BIPA dalam tiga bahasa yang telah berlangsung sejak tahun 2009 hingga saat ini. Selain itu, kerja sama yang terjalin antara Balai Bahasa Provinsi Bali dengan lembagalembaga yang telah ada dilakukan dengan mengadakan pendekatan dan melakukan kunjungan dalam rangka mengetahui lebih banyak tentang program ke-bipa-an yang sedang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga tersebut. Dalam rangka menjalin hubungan baik dengan lembaga-lembaga penyelenggara BIPA di Bali, tim BIPA Balai Bahasa bekerja sama dengan tim BIPA Badan Bahasa mengundang lembaga-lembaga tersebut dalam setiap kegiatan pelatihan ataupun lokakarya, baik sebagai peserta maupun sebagai narasumber dari beberapa lembaga yang dianggap mampu memberikan bimbingan dan menyumbangkan gagasan/ide/pikiran untuk pengembangan BIPA di Bali. 3

Tim BIPA Balai Bahasa juga berperan sebagai fasilitator sekaligus penyambung lidah antarlembaga serta penyedia sarana dan prasarana bagi lembaga-lembaga penyelenggara BIPA yang ingin melakukan kegiatan ke-bipa-an di Bali. Selain itu, Balai Bahasa Provinsi Bali juga sebagai penyedia bahan ajar BIPA dan literatur-literatur tentang kebahasaan yang diterbitkan oleh Badan Bahasa, serta penyedia bahan ajar pendukung pengajaran BIPA yang disusun oleh tim BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali. Seperti telah disebutkan di atas bahwa hingga saat ini telah tercatat ada sebanyak 20 lembaga pendidikan nasional maupun swasta yang menyelenggarakan pengajaran BIPA di Bali. Namun, pendekatan yang diupayakan oleh Balai Bahasa Provinsi Bali dengan beberapa sekolah internasional yang ada di Bali belum terjalin maksimal. Hal ini dikarenakan sulitnya birokrasi dan komunikasi yang bisa dilakukan dengan pihak pengelola sehingga maksud dan tujuan yang diinginkan tidak dapat terwujud dengan baik. 1.3 Menyusun Bahan Ajar Penunjang Pengajaran BIPA Sebagai lembaga pemerintah yang mendukung penyelenggaraan program BIPA di Indonesia, Tim BIPA Balai Bahasa Provinsi memiliki program penyusunan bahan ajar penunjang pengajaran BIPA berupa cerita rakyat dan bacaan yang mengungkap adat dan budaya Bali dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Indonesia, bahasa Bali, dan bahasa Inggris. Bahan ajar pendukung tersebut disusun dalam tiga jenjang, yaitu untuk pebelajar tingkat Pemula, Madya, dan Lanjut yang disesuaikan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selain untuk keperluan BIPA, bahan ajar ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat lokal, para pelajar yang ingin belajar bahasa asing, khususnya bahasa Inggris dan bisa juga dimanfaatkan untuk mempelajari bahasa Bali. Adapun kriteria bahasa Indonesia yang ditetapkan sebagai acuan penyusunan bahan ajar penunjang yang dimaksud adalah sebagai berikut. 4

Pemula I 1. kalimat sederhana (S- P-O) 2. verba/nomina dasar/ulang 3. Jumlah kata 75--100 dasar 4. Cerita rakyat sederhana Pemula II 1. kalimat sederhana (S-P- O-K) 2. verba/nomina imbuhan ber-, me-, pe-, se-, ter- 3. Jumlah kata 100 200 4. Cerita rakyat panji Madya I 1. kalimat sederhana (S-P- O-K) dan sedikit kalimat kompleks (dan, atau, tetapi) 2. verba/nomina imbuhan majemuk 3. jumlah kata 200 275 4. Cerita rakyat panji Madya II 1. kalimat sederhana (S- P-O-K-K) dan kalimat kompleks (dua klausa dalam satu kalimat, bertingkat) 2. verba/nomina imbuhan majemuk 3. Jumlah kata 225 300 4. Cerita rakyat panji. Lanjut I 1. Kalimat kompleks 2. verba/nomina imbuhan majemuk 3. Jumlah kata 275 350 4. Budaya Lanjut II 1. kalimat kompleks 2. verba/nomina imbuhan majemuk 3. Jumlah kata 350 400 4. budaya Berdasarkan kriteria di atas, hingga saat ini tim BIPA menghasilkan dua judul cerita rakyat untuk tingkat Mula I, yaitu Si Ancruk dan Si Kera Nakal, empat judul Tingkat Mula II, yaitu Mandaru, I Getem dan I Kebo, Ni Ketimun Emas, dan I Sukra dan Ni Sukreni, tiga judul untuk Tingkat Madya I, yaitu Manuk Dewata, Pan Balang Tamak, dan Men Tiwas, dua judul untuk Tingkat Madya II, yaitu Kripa dan Kripi dan Selat Bali, sedangkan untuk Tingkat Lanjut I tersusun 2 judul, yaitu Berkunjung ke Pura Besakih dan Kala Gerhana, tiga judul untuk Tingkat Lanjut II, yaitu Mecaru, Upacara Potong Gigi, dan Subak. Beberapa dari bahan ajar penunjang tersebut telah diuji coba pemanfaatannya dalam sebuah lokakarya maupun dalam pembelajaran di kelas BIPA, seperti bahan ajar penunjang untuk Tingkat Pemula I. Pada dasarnya pemanfaatan bahan ajar tersebut mendapat respon positif baik dari peserta maupun pebelajar BIPA. Untuk penyempurnaan bahan ajar tersebut, tim penyusun memandang perlu mengadakan revisi yang disesuaikan dengan kodisi pebelajar untuk masingmasing jenjang. Selain bahan ajar penunjang berupa cerita rakyat, tim juga menyusun buku bacaan yang memuat tentang budaya Bali, termasuk kuliner khas Bali yang penyusunannya telah dilakukan pada tahun 2013. 1.4 Menggelar Lokakarya Bekerja Sama Dengan Tim BIPA Badan Bahasa Kegiatan lokakarya yang bertema Peningkatan Kompetensi Pengajar BIPA ini hampir setiap tahun diselenggarakan oleh tim BIPA Bahan Bahasa bekerja sama dengan tim BIPA Balai Bahasa 5

Provinsi Bali dengan mengundang pengajar BIPA yang ada di Bali, baik dari perguruan tinggi maupun sekolah-sekolah internasional dan lembaga-lembaga bahasa yang menyelenggarakan BIPA sebagai pesertanya. Lokakarya tersebut juga menghadirkan beberapa narasumber yang kompeten dan memiliki pengalaman dalam pengajaran BIPA. Maksud dan tujuan diselenggarakan kegiatan ini adalah: 1) Memberikan fasilitasi terhadap lembaga BIPA dalam peningkatan kompetensi pengajar BIPA. 2) Meningkatkan pemahaman pengajar BIPA dalam melaksanakan pengajaran BIPA. 3) Mengumpulkan informasi mutakhir terkait dengan pengajaran bahasa Indonesia di dalam dan di luar negeri. 4) Membuat jejaring pengajaran BIPA. Adapun hasil yang diharapkan dalam lokakarya tersebut adalah dapat menghasilkan keluaran dengan indikator meningkatnya kompetensi pengajar BIPA yang memiliki pemahaman sebagai berikut: a. Pengetahuan tentang Pengembangan Silabus dan Rencana Pengajaran, b. Pengembangan dan Penyusunan Bahan Ajar, c. Pemanfaatan Teknologi dalam Pengembangan Bahan Ajar. 1.5 Sosialisasi pengajaran BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali Dalam rangka menindaklanjuti progam yang digagas oleh Badan Bahasa melalui Bidang Pembinaan dan Pemasyarakatan Bahasa dalam sebuah kegiatan yang diberi nama Rumah BIPA tim BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali melakukan sosialisasi pengajaran BIPA dengan merancang sebuah brosur dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan tema Kursus Singkat Bahasa Indonesia Bersama Balai Bahasa Provinsi Bali atau Bahasa Indonesia Short Course with Balai Bahasa Provinsi Bali Brosur tersebut bermaksud menawarkan pengajaran bahasa Indonesia bagi mereka warga negara asing, khususnya yang sedang berada di Bali (Denpasar dan sekitarnya) yang ingin belajar bahasa Indonesia dengan waktu yang singkat (minimal 10 kali pertemuan) untuk pemula. Sosialisasi pengajaran BIPA tersebut dilakukan dengan menyebarkan brosur di empat objek wisata, yaitu Sanur, Kuta, Nusa Dua, dan Ubud. Selain itu, sosialisasi juga dilakukan melalui posel yang ditujukan ke beberapa keduataan besar negara-negara sahabat yang ada di Bali. Kegiatan sosialisasi program Kursus Singkat Pengajaran BIPA (Rumah BIPA) tersebut mendapat respon positif dari warga negara asing yang sedang tinggal sementara di Bali, khususnya 6

yang sedang tinggal di wilayah Jimbaran, Kuta, Legian, dan Seminyak. Sesuai dengan hal-hal pokok yang ditawarkan dan tertera pada brosur, peminat menghubungi tim BIPA Provinsi Bali dan mengadakan kesepakatan mengenai tempat, waktu, dan jumlah siswa yang ingin belajar bahasa Indonesia. Dengan berbekal SAP, RP, materi ajar, dan LKS yang telah disiapkan sebelumnya, tim BIPA memenuhi permintaan pertama, yaitu telah terkumpul sebanyak 10 orang warga Negara Rusia yang ingin belajar bahasa Indonesia. Pembelajaran pertama tersebut diadakan di sebuah vila yang ada di kawasan Seminyak, Kuta Utara. Jumlah peminat program ini semakin bertambah dari hari kehari dan hingga saat ini program Rumah BIPA dapat terlaksana dengan baik dan lancar. 2. Hasil yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari Program-program yang telah dilaksanakan oleh tim BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali adalah 2.1 kegiatan Penyusunan Bahan Ajar Penunjang Pengajaran BIPA a) Bahan ajar penunjang yang disusun dalam setiap jenjangnya dapat dimanfaatkan oleh lembaga-lembaga penyelenggara BIPA dan oleh warga negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia serta bagi mereka yang ingin mengenal budaya Bali dalam bentuk cerita dan bahan bacaan. b) Selain bermanfaat bagi peminat BIPA, bahan ajar penunjang ini dapat pula bermanfaat bagi siswa sekolah dasar sebagai bahan tambahan dalam belajar bahasa asing (bahasa Inggris) dan bahasa daerah (bahasa Bali). c) Program BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali diharapkan dapat mendukung program Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam upaya menginternasionalkan bahasa Indonesia. 2.2 Hasil yang diharapkan dari kegiatan Kursus Singkat Pengajaran BIPA yaitu mewujudkan program Badan Bahasa dalam menginternasionalkan bahasa dan budaya Indonesia, program ini sangat berarti dan berharap agar warga negara asing yang sedang berada di Indonesia, khususnya di Bali bisa berbahasa Indonesia, baik untuk keperluan praktis maupun akademis. 3. Kendala Kegiatan Kegiatan Penyusunan Bahan Penunjang Pengajaran BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali hingga saat ini adalah hal yang berkaitan dengan percetakan. Selama ini, Balai Bahasa hanya mampu mencetak beberapa bahan ajar tersebut dalam jumlah terbatas untuk keperluan internal. 7

Kedepannya, Balai Bahasa tidak menutup kemungkinan bagi lembaga-lembaga lain yang ingin membantu dalam hal percetakan bahan ajar yang telah kami susun. Kegiatan Kursus Singkat Pengajaran BIPA Balai Bahasa Provinsi Bali pada tahun 2013 ini dapat terselenggarakan dengan baik dan tidak mengalami kendala yang berarti. Kendala yang muncul dari pihak pebelajar (siswa) yaitu tempat diadakan proses belajar yang sering berpindahpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dan izin tinggal mereka yang terbatas sehingga diselasela proses belajar mengajar mereka harus meninggalkan Bali. Sementara itu, kendala yang dihadapi oleh tim BIPA Balai Bahasa yaitu (1) tenaga pengajar, (2) dana, dan (3) bahan ajar. Namun, pada umumnya kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan langkah dan upaya-upaya yang terbaik demi terwujudnya program-program tersebut. 4. Simpulan Seluruh Program ke-bipa-an Balai Bahasa Provinsi Bali dari tahun ketahun, seperti Penyusunan Bahan Ajar Penunjang pengajaran BIPA dan Kursus Singkat Pengajaran BIPA untuk tahun 2013 yang dimulai sejak bulan Mei dan Oktober hingga Desember 2013 telah berjalan dengan baik dan lancar tanpa kendala yang berarti. Namun, untuk program serupa pada tahun-tahun berikutnya segala hal yang berkaitan dengan ke-bipa-an di Provinsi Bali telah dilakukan perencanaan yang matang dan berkesinambungan dengan melakukan koordinasi, baik dengan Kepala Balai Bahasa maupun Badan Bahasa serta lembaga pengajaran BIPA yang ada di Provinsi Bali dalam rangka mewujudkan amanat yang tercantum dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2009. 8