PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS. DRS. MUHDAR MAHMUD.M.Pd

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS

PENDIDIKAN KHUSUS LANDASAN YURIDIS

Bagaimana? Apa? Mengapa?

PENDIDIKAN KHUSUS & PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS

IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN STRATEGI PEMBELAJARANNYA. Oleh Mardhiyah, Siti Dawiyah, dan Jasminto 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori atau Konsep 1. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Empati

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasannya jauh dibawah rata rata yang ditandai oleh keterbatasan intelejensi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hak asasi setiap warga negara. Oleh karena itu, pemerintah

AHMAD NAWAWI JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI BANDUNG 2010

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan luar biasa

PENDIDIKAN KHUSUS/PLB (SPECIAL EDUCATION) MENUJU PENDIDIKAN BERMUTU DAN BERTANGGUNG JAWAB

PENDIDIKAN SISWA BERKEBUTUAN KHUSUS. Kuliah 1 Adriatik Ivanti, M.Psi

Seminar Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Manusia merupakan mahluk individu karena secara kodrat manusia

Adaptif. Adaptif dapat diartikan sebagai, penyesuaian, modifikasi, khusus, terbatas, korektif, dan remedial.

Pengantar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

BAB I PENDAHULUAN. segala potensinya. Oleh sebab itu pendidikan harus diterima olah setiap warga negara,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan proses-proses sosial di dalam masyarakat (Bungin 2006: 48). Dalam lembaga

Implementasi Program Nawacita dalam Bidang Pendidikan untuk. Siswa Berkebutuhan Khusus di Sekolah Luar Biasa. Negeri 1 Bantul Tahun 2017

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. masih tanggung jawab orang tua. Kewajiban orang tua terhadap anak yaitu membesarkan,

Nurul Hidayati Rofiah PGSD FKIP UAD

BAB I PENDAHULUAN. khusus karena anak tersebut menandakan adanya kelainan khusus. Mereka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 SLB Golongan A di Jimbaran. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, ada yang namanya hak dan kewajiban warga

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dengan kata lain tujuan membentuk Negara ialah. mengarahkan hidup perjalanan hidup suatu masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

P 37 Analisis Proses Pembelajaran Matematika Pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tunanetra Kelas X Inklusi SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU

BAB I PENDAHULUAN. manusia, tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus.

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan penelitian dan pengembangan serta akan diuraikan juga mengenai

Bab I Pendahuluan. Sekolah Luar Biasa Tunagrahita di Bontang, Kalimantan Timur dengan Penekanan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sejak dilahirkan mempunyai fitrah sebagai makhluk yang. berguna bagi agama, berbangsa dan bernegara.

SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSIF NUFA (Nurul Falah) Bekasi, 22 Juni PSG Bekasi

2015 PEMBELAJARAN TARI MELALUI STIMULUS GERAK BURUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KINESTETIK PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB YPLAB LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi diantara umat manusia itu sendiri (UNESCO. Guidelines for

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan mereka dalam kehidupan sehari-sehari. Keterbatasan yang dimiliki anak berkebutuhan khusus, menjadi tugas dan

MENGENAL ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB I LATAR BELAKANG. dari anak kebanyakan lainnya. Setiap anak yang lahir di dunia dilengkapi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dijamin dan dilindungi oleh berbagai instrumen hukum internasional maupun. nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SDN SEMPU ANDONG BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mereka dapat menggenggam dunia. mental. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak serta sama,

Hakikat Pendidikan Khusus

NIM. K BAB 1 PENDAHULUAN

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ai Nuraeni, 2014 Pembelajaran PAI Untuk Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran yang

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK, atau

GAMBARAN SEKOLAH INKLUSIF DI INDONESIA TINJAUAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I. A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Inklusi, Bagaimanakah?

I. PENDAHULUAN. selalu berhubungan dengan tema tema kemanusiaan, artinya pendidikan

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat saling mengisi dan saling membantu satu dengan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. adanya diskriminasi termasuk anak-anak yang mempunyai kelainan atau anak

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar,

Implementasi Pendidikan Segregasi

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN PERKEMBANGAN DAN PROSES PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam

AKTIVITAS PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF SEBAGAI PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GERAK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEND. ANAK LUAR BIASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dijadikan sorotan oleh berbagai negara-negara di dunia saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi anak- anak yang

MATA KULIAH : PENDIDIKAN BERKEBUTUHAN KHUSUS (untuk mahasiswa Kebijakan

: UTARI RAHADIAN SETIYOWATI K

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Penyelenggaraan pendidikan di

PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF. Oleh : Komarudin Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia tersebut salah satunya adalah kematangan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. (verbal communication) dan komunikasi nonverbal (non verbal communication).

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan dalam pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan

2017, No Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 3. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kement

Adhyatman Prabowo, M.Psi

MODUL GURU PEMBELAJAR SLB TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN I.1

LAPORAN OBSERVASI SLB-A-YKAB SURAKARTA

METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH LUAR BIASA TUNARUNGU (SLB/B) MELALUI ALAT PERAGA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan. dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. secara fisik. Anak Berkebutuhan Khusus dibagi ke dalam dua kelompok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu bahagia dan ceria tanpa lagi ada kesepian. dengan sempurna. Namun kenyataannya berkata lain, tidak semua anak dapat

Transkripsi:

PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS DRS. MUHDAR MAHMUD.M.Pd

BEBERAPA ISTILAH ABK ANAK LUAR BIASA ANAK CACAT ANAK TUNA ANAK ABNORMAL ANAK LEMAH INGATAN ANAK IDIOT ANAK BERKELAINAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

ANAK LUAR BIASA (SAMUAEL A KIRK) ANAK YG MENYIMPANG DR ANAK YANG NORMAL PADA KARAKTERISTIK MENTAL, FISIK, EMOSI DAN SOSIAL,SEHINGGA MEMELURKAN PELAKSANAAN PERSEKOLAHAN ATAU LAYANAN PENDIDIKAN KHUSUS SUPAYA DAPAT BERKEMBANG SESUAI DGN KAPASITASNYA

LANDASAN YURIDIS UU No.20 Thn.2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 Ayat (2) : Warga Negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus Ayat (4) : Warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus Pasal 32 Ayat (1) : Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/ atau memiliki potensi dan bakat istimewa

PENGERTIAN ANAK YANG BERKEBUTUHAN KHUSUS ( A B K ) Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya karena m e n g a l a m i h a m b a t a n d a l a m b e l a j a r d a n perkembangan. Yang disebabkan oleh : 1. Faktor Lingkungan 2. Faktor dalam diri Anak Sendiri 3. Kombinasi Keduanya

GREENSPAN AND WIEDER(1998) CHILDREN WITH SPECIAL NEED MERUPAKAN ISTILAH YANG DIAMBIL DARI ISTILAH SINDROM.SECARA UMUM DIGUNAKAN UNTUK MEMBERIKAN LABEL ANATARALAIN KEPADA ANAK-ANAK AUTISTIK,PERPASIVE DEVOLOPMENTAL DISORDER(PDD) MENTAL RETARDATION DAN DAWN SYNDROME. THE SIX FUNDAMENTAL DEVELOPMENTAL SKILLS YAITU : 1. KEMAMPUAN UNTUK MEMBERIKAN PERHATIAN APA YANG DILIHAT,DIDENGAR DAN DIRASAKAN DIDUNIA INI, 2. KEMAMPUAN MENGADAKAN HUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN 3. KEMAMPUAN BERKOMNIKASI DUA ARAH 4. KEMAMPUAN MENCIPTAKAN GERAK YANG KOMPLEKS 5. KEMAMPUAN MENCIPTAKAN IDE

ASHMAN DAN ELKINS EXCEPTIONAL =MENUNJUK PADA ANAK-ANAK YANG MEMPUNYAI KEMAMPUAN DAN KETERAMPILAN DIBAWAH DAN DIATAS RATA-RATA.NAMUN KARENA PROGRAM SEKOLAH YANG TIDAK MEMUNGKINAN ATAU TIDAK MEMADAI SEHINGGA MEREKA MENGGALAMI KESULITAN MEMPEROLEH PENGALAMANNYA. IMPAIRMMENT = KEKURANGAN ATAU KETIDAKNORMALAN INDIVIDU BAIK SEACARA PSIKOLOGIS,FISIOLOGIS,MAUPUN STRUKTUR ATAUFUNGSI ANATOMIS(ORGANIK) DISABILITY = MERUPAKAMKETERBATASAN UNTUK MELAKUKAN KEGIATAN YANG DIPANDANG NORMAL OLEH MANUSIA PADA UMUMNYA(Fungsi) HANDICAP = MENUNJUK KPD KETIDAKMAMPUAN INDIVIDU SEBAGAI AKIBAT DARI KONDISI IMPAIRMENT ATAU DISABILITY SENGGA INDIVIDU TIDAK MAMPU BERSOSIALISI

LYNCH (1994) ANAK YANG SECARA PERMANEN ATAU TEMPERER SELAMA JENJANG SEKOLAH MEREKA MEMERLUKANA PENAGANAN PENDIDIKAN DARI PIHAK GURU,INSTITUSI DAN ATAU SISTEM SEBAGAI AKIBAT KELAINAN MEREKA ALAMI BAIK FISIK MENTAL YANG KURANG MENGUNTUNGKAN/ TIGA KATEGORI ANAK YG MEMBUTUHKAN PEN KHUSUS; 1. ANAK YAN BERSEKOLAH DI SEKOLAH UMUM,TETAPI KARENA BERBAGAI ALASAN TIDAK MENUNJUKKAN KEMAJUAN YANG CUKUP. 2. ANAK YANG TIDAK BERSEKOLANH DI SEKOLAH UMUM TETAPI DAPAT MENGIKUTINYA BILA SEKOLAH RESPONSIP 3. SEKELOMPOK KECIL ANAK-ANAK YANG MEMILKI KELAINAN FISIK MENTAL YANG BERAT YANG PENDIDIKAN KHSUSNYATIDAK TERPENUHI.

Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus meliputi : I. Anak dengan gangguan penglihatan (Tunanetra), 1. Anak Kurang Awas (low vision) 2. Anak buta (blind). II. Anak dengan gangguan pendengaran dan bicara (Tunarungu/Wicara), 1. Anak kurang dengar (hard of hearing) 2. Anak tuli (deaf)

Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus III. Anak dengan kelainan Kecerdasan 1. Anak dengan gangguan kecerdasan (intelektual) di bawah rata-rata (tunagrahita) a. Anak tunagrahita ringan ( IQ 50-70). b. Anak tunagrahita sedang (IQ 25 49). c. Anak tunagrahita berat (IQ 25 ke bawah). 2. Anak dengan kemampuan intelegensi di atas rata- rata a. Giffted dan Genius, yaitu anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata b. Talented, yaitu anak yang memiliki keberbakatan khusus

Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus IV. Anak dengan gangguan anggota gerak (Tunadaksa). 1. Anak layuh anggota gerak tubuh (polio) 2. Anak dengan gangguan fungsi syaraf otak (cerebral palcy) V. Anak dengan gangguan prilaku dan emosi (Tunalaras) 1. Anak dengan gangguan prilaku 2. Anak dengan gangguan emosi VI. Anak gangguan belajar spesifik VII. Anak lamban belajar (slow learner) VIII. Anak Autis IX. Anak ADHD

Karakteristik dan Kebutuhan Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) 1. Anak dengan Gangguan Penglihatan (Tunanetra) Anak dengan gangguan penglihatan (Tunanetra) adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihataan sedemikian rupa, sehingga membutuhkaan layanan khusus dalam pendidikan maupun kehidupannya. Layanan khusus dalam pendidikan bagi mereka, yaitu dalam membaca menulis dan berhitung diperlukan huruf Braille bagi yang buta, dan bagi yang sedikit penglihatan (low

Karakteristik dan Kebutuhan Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) 2. Anak dengan Gangguan Pendengaran (Tunarungu) Tunarungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga mengalami gangguan berkomunikasi secara verbal. Walaupun telah diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar, mereka masih tetap memerlukan layanan pendidikan khusus.

Karakteristik dan Kebutuhan Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) 3. Anak dengan Gangguan Intelektual (Tunagrahita) Tunagrahita (retardasi mental) adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental- intelektual di bawah rata-rata, sehingga mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Mereka m e m e r l u k a n l a y a n a n p e n d i d i k a n k h u s u s. 4. Anak dengan Gangguan Gerak Anggota Tubuh (Tunadaksa) Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada anggota gerak [tulang, sendi,otot]. Mereka mengalami gangguan gerak karena kelayuhan otot, atau gangguan fungsi syaraf otak (disebut Cerebral Palsy /CP]. Pengertian anak Tunadaksa bisa dilihat dari segi fungsi fisiknya dan dari segi anatominya.

Karakteristik dan Kebutuhan Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) 5. Anak dengan gangguan Prilaku dan Emosi (Tunalaras) Anak dengan gangguan prilaku (Tunalaras) adalah anak yang berperilaku menyimpang baik pada taraf sedang, berat dan sangat berat, terjadi pada usia anak dan remaja, sebagai akibat terganggunya perkembangan emosi dan sosial atau keduanya, sehingga merugikan dirinya sendiri maupun lingkungan, maka dalam mengembangkan potensinya memerlukan pelayanan dan pendidikan secara khusus.

Karakteristik dan Kebutuhan Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) 6. Anak dengan Kecerdasan Tinggi dan Bakat Istimewa (Gifted and Tallented) Anak yang memiliki potensi kecerdasan tinggi (giftted) dan Anak yang memiliki Bakat Istimewa (talented) adalah anak yang memiliki potensi kecerdasan (intelegensi), kreativitas, dan tanggung jawab terhadap tugas (task commitment ) di atas anak-anak seusianya ( anak n o r m a l ), s e h i n g g a u n t u k mengoptimalkan potensinya, diperlukan p e l a y a n a n p e n d i d i k a n k h u s u s.

Karakteristik dan Kebutuhan Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) 7. Anak Lamban Belajar ( Slow Learner) Lamban belajar (slow learner) adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit di bawah anak normal, tetapi tidak termasuk anak tunagrahita (biasanya memiliki IQ sekitar 80-85). Dalam beberapa hal anak ini mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan kemampuan untuk beradaptasi, tetapi lebih baik dibanding dengan yang tunagrahita. Mereka membutuhkan waktu belajar lebih lama disbanding dengan sebayanya. Sehingga mereka memerlukan layanan pendidikan khusus.

Karakteristik dan Kebutuhan Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) 8. Anak Berkesulitan Belajar Spesifik Anak berkesulitan belajar adalah individu yang mengalami gangguan dalam suatu proses psikologis dasar, disfungsi sistem syaraf pusat, a t a u g a n g g u a n n e u r o l o g i s y a n g dimanifestasikan dalam kegagalan-kegagalan nyata dalam: pemahaman, gangguan me ndengarkan, berbicara, me mb aca, mengeja, berpikir, menulis, berhitung, atau k e t e r a m p i l a n s o s i a l.

Karakteristik dan Kebutuhan Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) 9. Anak Autis Autis dari kata auto, yang berarti sendiri, dengan demikian dapat diartikan seorang anak yang hidup dalam dunianya. Anak autis cenderung mengalami hambatan dalam interaksi, komunikasi, dan perilaku sosial.

LEMBAGA PENDIDIKAN ABK 1. Sekolah Luar Biasa (SLB) Sekolah Khusus : SLB-A, SLB-B, SLB-C dstnya 2. SDLB 3. Sekolah Terpadu 4. Sekolah Inklusi

Pengertian Inklusi I n k l u s i a d a l a h p e n d i d i k a n y a n g memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untukbelajar bersama-sama dengan peserta didik lainnya pada satuan pendidikan reguler dengan m e n g g u n a k a n k u r i k u l u m y a n g disesuaikan dengan kemampuan dan k e b u t u h a n khusus p eserta d i d ik

MODEL PENDIDIKAN INKLUSI IDONESIA A. Alternatif Penempatan Vaughn, Bos & Schumn.(2000). 1. Kelas reguler (inklusi penuh) Anak berkelainan belajar bersama anak lain (normal) sepanjang hari di kelas reguler dengan menggunakan kurikulum yang sama 2. Kelas reguler dengan cluster Anak berkelainan belajar bersama anak lain (normal) di kelas reguler dalam kelompok khusus.

3. Kelas reguler dengan pull out Anak berkelainan belajar bersama anak lain (normal) di kelas reguler namun dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke ruang sumber untuk belajar dengan guru pembimbing khusus. 4. Kelas reguler dengan cluster dan pull out Anak berkelainan belajar bersama anak lain (normal) di kelas reguler dalam kelompok khusus, dan dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke ruang sumber untuk belajar dengan guru pembimbing khusus. 5. Kelas khusus dengan berbagai pengintegrasian Anak berkelainan belajar di dalam kelas khusus pada sekolah reguler, namun dalam bidang-bidang tertentu dapat belajar bersama anak lain (normal) di kelas reguler. 6. Kelas khusus penuh Anak berkelainan belajar di dalam kelas khusus pada sekolah reguler.