BAB I PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan di negara-negara sedang berkembang (Unicef-WHO, 2004). BBLR

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya

UNIVERSITAS INDONESIA GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PERAWATAN METODE KANGURU DI RSAB HARAPAN KITA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia

PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

*Armi

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. kematian neonatal yaitu sebesar 47,5%. 1 Penyebab kematian neonatal. matur 2,8%, dan kelainan konginetal sebesar 1,4%.

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan kurang dari 37 minggu (antara minggu) atau dengan

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.18 No.1 Tahun 2018

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO), data statistik. menyatakan bahwa Neonatal Mortality Rate Indonesia pada tahun 2010

GAMBARAN PENERAPAN METODE KANGURU DALAM PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BBLR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi baru lahir yang berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram.

BAB II. Tinjauan Pustaka. manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, melalui panca

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan perinatal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo : 2003 : 127).

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan neonatus merupakan bagian dari perawatan bayi yang berumur

BAB I PENDAHULUAN. masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar

SURAT PERNYATAAN KASEDIAAN MENJADI RESPONDEN. Maka saya mengharapkan kesediaan ibu menjadi responden dalam penelitian ini

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu sebesar 32

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bayi berat lahir rendah (BBLR), dan infeksi (Depkes RI, 2011). mampu menurunkan angka kematian anak (Depkes RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. angka mortalitas tertinggi di negara-negara yang sedang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan preterm menurut The American College of. Obstreticians and Gynecologists (ACOG), 2014

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

EFEKTIFITAS PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA PERAWATAN METODE KANGGURU DENGAN PERAWATAN INKUBATOR DI BLUD RS H. BOEJASIN PELAIHARI TANAH LAUT TAHUN 2013

PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI RSUD DR. RASIDIN PADANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SOEDIRAN WONOGIRI SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi

DIVISI PERINATOLOGI Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSUP H.Adam Malik Medan

BAB I PENDAHULUAN. MDGS (Millenium Development Goals) 2000 s/d 2015 yang ditanda tangani oleh 189

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

BAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi yanag berusia

BAB I PENDAHULUAN. Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah tumbuh kembang merupkan masalah yang masih perlu

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak. (Kliegman, 1999). BBLR memiliki peluang meninggal 35 kali lebih tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

BAB 1 : PENDAHULUAN. janin guna memenuhi peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan. (1)

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang merupakan langkah wajib pada

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk pada ibu yang mengandung dan melahirkan bayi BBLR (Berat

HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

NEONATUS BERESIKO TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI. NY. N DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI KAMAR BAYI RESIKO TINGGI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Telaah Pustaka Usia ibu

BAB I PENDAHULUAN. Bilirubin merupakan produk samping pemecahan protein hemoglobin di

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010)

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. neonatus dan 50% terjadi pada minggu pertama kehidupan (Sianturi, 2011). Menurut data dari

BAB I PENDAHULUAN. PBB termasuk Indonesia sepakat untuk menghadapi Deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Laporan dari organisasi kesehatan dunia yaitu World

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 25 per-1000 kelahiran hidup dengan Bayi Berat Lahir. Rendah (BBLR) penyebab utamanya. 2 Kematian bayi baru lahir di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan atau perkembangan fisik dan mental anak. Seseorang yang sejak didalam

BAB I PENDAHULUAN. antara gram), dan berat badan lebih (berat lahir 4000 gram). Sejak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

BAB 1 PENDAHULUAN. tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap penyakit dan kondisi hidup yang tidak sehat. Oleh sebab itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

BAB 1 PENDAHULUAN adalah 32 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau diobati dengan akses yang mudah dan intervensi yang terjangkau. Kasus utama

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Pertumbuhan dan pematangan (maturasi) organ dan alatalat tubuh belum sempurna. BBLR akibatnya sering mengalami komplikasi dan sering berujung pada kematian (Harsono, 2011). BBLR biasanya memerlukan perawatan yang sangat istimewa dimana memerlukan inkubator dan dalam pengawasan ketat di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Bayi berat lahir rendah dengan tubuh yang kecil sangat sensitif terhadap perubahan suhu, oleh karena itulah bayi perlu dimasukkan ke dalam inkubator yang telah diatur kesetabilan suhunya (Proverawati, 2010). Berdasarkan hasil penelitian para pakar Perinatologi didapatkan analisis terkini bahwa sekitar tiga juta kematian bayi dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat dicegah dengan menggunakan intervensi dengan tepat guna yaitu peawatan metode kanguru (Pratomo, 2006). Kelahiran bayi dengan bayi berat lahir rendah hingga saat ini masih merupakan masalah diseluruh dunia, karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada masa bayi baru lahir (WHO, 2007). Survey Demografi Kesehatan Indonesia 1

2 atau (SDKI) 2012 menunjukkan bahwa kematian neonatal tidak menurun dan stagnan diangka 19 kematian per 1000 kelahiran hidup. Kematian postnatal sementara hanya turun dari sebelumnya 15 ditahun 2007 ke angka 13 per 1000 kelahiran hidup saat ini. Rata-rata kematian bayi di Indonesia masih cukup besar, berdasarkan survey Kesehatan dasar Departemen Kesehatan, 2010 neonatus merupakan penyumbang kematian terbesar pada tingginya kematian bayi dan dalam rentang tahun 2011-2012 angka neonatus tidak pernah mengalami penurunan. Hasil survey menunjukkan kejadian angka kematian bayi di Singapura yaitu 5 per 1000 kelahiran hidup dan di Malaysia angka kematian bayi telah mencapai 10 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan di Indonesia angka kematian bayi 36 per 1000 kelahiran hidup. Negara Indonesia memiliki angka kematian bayi paling tinggi. Menurut Riskesdas (2007) dalam Pramono (2006) penyebab kematian bayi baru lahir 0-6 hari di Indonesia adalah prematuritas dan bayi berat lahir rendah 12,8%. Bayi berat lahir rendah belum dapat mengatur suhu tubuhnya dengan sempurna dalam menghadapi perubahan lingkungan dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin menyebabkan berat lahir rendah menggunakan cadangan lemak coklat untuk mengasilkan panas. Bayi berat lahir rendah memiliki jaringan lemak subkutan, lemak coklat, dan penyimpanan glikogen yang rendah sehingga berisiko mengalami masalah ketidakstabilan suhu (Merenstein & Gardner, 2012). Bobak (2005) juga mengungkapkan bahwa bayi berat lahir rendah memiliki lebih sedikit massa otot, lebih sedikit lemak coklat,

3 lebih sedikit lemak subkutan untuk menyimpan panas, dan sedikit kemampuan untuk mengontrol kapiler kulit dan mengakibatkan Bayi berat lahir rendah mudah mengalami kehilangan panas tubuh dan berisiko terjadi hipotermia. Bayi berat lahir rendah karenanya memerlukan perhatian khusus untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Hasil penelitian Miller, Lee, dan Gould (2011) tentang hipotermia pada BBLR. Hipotermia banyak terjadi pada BBLR dan dikaitkan dengan perdarahan intra ventrikuler dan kematian. Penelitian lain yang dilakukan oleh Knobel, Holdith, Davis, Schwartz, dan Wimmer, (2009) tentang vasokontriksi perifer pada Bayi berat lahir rendah ekstrim menunjukkan bahwa suhu tubuh menurun selama 12 jam pertama kehidupan. Masalah pengaturan suhu yang masih rendah, bayi berat lahir rendah memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah dan pembentukan antibodi belum sempurna sehingga perlindungan terhadap infeksi sangat penting bagi semua bayi baru lahir. Peningkatan suhu tubuh menunjukkan tanda adanya infeksi. Suhu tubuh yang tidak stabil juga merupakan tanda adanya infeksi, sehingga tindakan yang harus dilakukan adalah menghindari terjadinya kehilangan panas. Wilson (2007) mengatakan bahwa bayi prematur dan bayi sakit lebih peka terhadap infeksi. Hasil penelitian Miron, et al. (2005) tentang insidensi dan manifestasi klinis dan infeksi Cytomegalovirus menunjukkan bahwa kejadian infeksi pada bayi prematur adalah rendah. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Hodgman, Barton, Pavlova, dan Fasset (2003) menunjukkan bahwa infeksi adalah penyebab utama kematian pada bayi berat lahir rendah.

4 Air susu ibu adalah nutrisi yang paling penting bagi bayi berat lahir rendah. Masalah nutrisi termasuk salah satu masalah yang serius pada bayi berat lahir rendah. Bayi yang semakin imatur, semakin besar permasalah nutrisi yang mungkin terjadi (Wong, 2009). Kebutuhan nutrisi bayi prematur berbeda dengan bayi cukup bulan, yang ditentukan oleh usia kehamilan, derajat retardasi pertumbuhan, usia postnatal, dan penyakit yang menyertai (Steer dalam Boxwell, 2009). Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang optimal merupakan hal yang penting dalam manajemen BBLR dan preterm. Intake nutrisi yang adekuat penting untuk mempertahankan suhu tubuh. Penurunan suhu tubuh menyebabkan BBLR meningkatkan metabolismenya dan penggunaan oksigen serta kalori untuk memproduksi panas. Bayi dengan berat lahir rendah tidak semuanya mendapatkan pelayanan kesehatan dengan teknologi maju karena hambatan biaya, geografis, transportasi, dan komunikasi. Pengganti inkubator diperlukan cara alternatif yang efektif dan ekonomis (WHO, 2003). Pelaksanaan perawatan metoda kanguru adalah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi berbagai permasalahan pada bayi dengan berat badan lahir rendah. Perawatan metoda kanguru (PMK) sangat dianjurkan bagi negara-negara berkembang mengingat terbatasnya fasilitas pelayanan kesehatan, terutama didaerah pedesaan. PMK adalah perawatan kontak kulit ke kulit dengan cara merawat bayi dalam keadaan telanjang (hanya memakai popok dan topi) yang

5 diletakkan secara tegak atau vertikal didada antara kedua payudara ibu kemudian diselimuti (Pramono, 2006). Menurut WHO (2003) dalam Pramono (2006) PMK adalah cara yang efektif dalam memenuhi kebutuhan bayi untuk kehangatan, menyusui, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keamanan, dan kasih sayang. Perawatan berat badan lahir rendah dengan kualitas yang baik akan memerlukan biaya yang sangat mahal seperti peralatan inkubator dan perlengkapannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, namun hasil yang dicapai juga akan maksimal dimana dapat menurunkan angka kematian neonatal. Negara-negara berkembang seperti di Indonesia kurang mampu menangani jika dihadapkan dengan masalah biaya pembelian alat, tenaga yang terampil, biaya pemeliharaan alat serta logistik. Para pakar khususnya di bidang Perinatologi termotivasi melakukan penelitian dan didapatkan asuhan metode kanguru atau metode lekat yang banyak memberikan manfaat dalam menangani bayi dengan berat badan lahir rendah (Pramono, 2006). Perawatan Metode Kanguru merupakan suatu cara khusus dalam merawat bayi berat badan lahir rendah. Perawatan ini dengan cara melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu. Kontak langsung ini berguna untuk membantu perkembangan kesehatan bayi melalui peningkatan kontrol suhu, menyusui, pencegahan infeksi, dan kontak ibu dengan bayi yang dimulai di tempat perawatan diteruskan di rumah, dikombinasi dengan pemberian air susu ibu yang bertujuan agar bayi tetap hangat. Perawatan metode kanguru ini belum dapat dilaksanakan secara optimal ( Departemen Kesehatan RI 2004).

6 Faktor yang mempengaruhi tidak terlaksananya metode kanguru diantaranya adalah faktor pendidikan, karena pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran pola pikir seseorang dari tahu menjadi tahu. Jenjang pendidikan sangat mempengaruhi akan pengetahuan seseorang. Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran pola pikir seseorang, semakin tinggi pendidikan maka semakin banyak ilmu pengetahuan yang didapat, selain itu petugas kesehatan juga diharapkan mampu meberikan informasi dalam pelaksanaan metode kanguru ini. Hasil penelitian Rosalina (2013) tentang peningkatan keterampilan mahasiswa untuk memberikan edukasi mengenai perawatan metode kanguru kontinu dirumah didapatkan data bahwa membuktikan perbedaan pada pertumbuhan BBLR dengan perawatan metode kanguru dengan yang tidak dengan perawatan metode kenguru, dimana yang menggunakan metode kanguru berat badan terus menerus meningkat dibandingkan yang tidak menggunakan metode kanguru. Penelitian ini juga menunjukan dengan perawatan metode kanguru dapat mempromosikan ASI eksklusif. Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan di RSUD Cengkareng Jakarta Barat diperoleh hasil bahwa penerapan metode kanguru belum optimal dilakukan. Besar kemungkinan hal ini terjadi oleh karena kurangnya informasi tentang hal tersebut. Hasil survey pada tanggal 23 September 2013 diperoleh data pada januari 2012 - Desember tahun 2012 terdapat 2822 kelahiran bayi lahir hidup

7 untuk BBLR menunjukkan jumlah 246 bayi (Rekam Medik RSUD Cengkareng). Berdasarkan hasil observasi langsung yang telah dilakukan ini juga didapatkan bahwa dari 4 orang ibu yang memiliki bayi BBLR hanya 1 orang ibu yang mendapatkan arahan dari 1 orang perawat tentang metode kanguru. Kelahiran BBLR sangat tinggi dimana sarana dan prasarana juga yg kurang memadai maka disini sangat dibutuhkan perawatan metode kanguru dan ketrampilan petugas dalam optimalisasi pelaksanaan perawatan metode kanguru. Petugas yang mengikuti pelatihan PMK di ruang perina RSUD cengkareng dari 21 orang total perawat yakni yang telah mengikuti pelatihan PMK adalah sebanyak 6 orang (33,3 %). Metode kanguru merupakan salah satu bentuk perilaku sehat dan praktis dan murah dalam merawat bayi dengan berat badan lahir rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi tidak terlaksananya perawatan metode kanguru di RSUD Cengkareng, salah satunya kurang sosialisasinya perawat untuk memberikan informasi kepada ibu untuk melakukan perawatan metode kanguru. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi optimalisasi pelaksanaan metode kanguru di ruangan perinatologi RSUD Cengkareng Jakarta Barat 2013. B. RUMUSAN MASALAH Kurangnya sosialisasi perawat untuk memberikan informasi kepada ibu untuk melakukan perawatan metode kanguru membuat perawatan metode kanguru di

8 ruang perina RSUD Cengkareng kurang optimal. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka peneliti membuat rumusan masalah yang akan diteliti, yaitu Faktor-faktor apa yang mempengaruhi optimalisasi perawatan metode kanguru di ruang perinatologi RSUD Cengkareng tahun 2013 C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui analisis faktor-faktor yang mempengaruhi optimalisasi pelaksanaan metode kanguru di ruangan Perinatologi RSUD Cengkareng tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi pelaksanaan PMK b. Mengidentifikasi sarana dan prasarana yang mendukung untuk pelaksanaan PMK c. Mengidentifikasi petugas kesehatan yang terlatih tentang PMK d. Mengidentifikasi penerapan standar prosedur operasional tentang pelaksanaan PMK e. Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi optimalisasi pelaksanaaan PMK: sarana dan prasarana, petugas yang terlatih dan SPO tentang PMK.

9 D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Rumah Sakit Penelitian ini sebagai bahan masukan khususnya bagi perawat bagian perinatologi untuk dapat lebih meningkatkan dan mengoptimalkan pelaksanaan metode kanguru di Rumah Sakit. 2. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat sebagai bahan masukan serta dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa lain yang melakukan penelitian lanjutan. 3. Bagi Peneliti Sebagai sarana pengembangan ilmu yang telah didapatkan selama pendidikan dengan kenyataan yang terdapat dilapangan, dan menjadi pengalaman yang sangat berharga sehingga dapat menjadi acuan ketika memberikan pelayanan kesehatan khususnya untuk perawatan metode kanguru bagi bayi berat lahir rendah.