DAFTAR ISI. Halaman Judul (i) DAFTAR ISI (ii) AYO JADI KONSUMEN CERDAS (1) Pengantar (1) Mengapa Harus Menjadi Konsumen Cerdas (2) Pengertian (4)



dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2001 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2001 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 58 TAHUN 2001 (58/2001) TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERLINDUNGAN KONSUMEN ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

Strategi Perlindungan Konsumen Teekomunikaasi

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

Makan Kamang Jaya. : KESIMPULAN DAN SARAN. permasalahan tersebut. BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA

STIE DEWANTARA Perlindungan Konsumen Bisnis

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 59 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

A. Pengertian konsumen dan perlindungan konsumen. Istilah konsumen berasal dari kata consumer (Inggris-Amerika), atau

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 11 PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

PERLINDUNGAN KONSUMEN. Business Law Semester Gasal 2014 Universitas Pembangunan Jaya

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI KOTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsumen berasal dari kata consumer (Inggris-Amerika), atau

PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA Pengertian Hukum Perlindungan Konsumen

HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSUMEN DAN PELAKU USAHA DALAM KONTEKS PERLINDUNGAN KONSUMEN. iklan, dan pemakai jasa (pelanggan dsb).

Keamanan Pangan Dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KONSEP Etika PRODUKSI DAN Lingkungan HIDUP ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB II PENGERTIAN PELAKU USAHA, KONSUMEN, DAN PENGOPLOSAN. Konsumen menentukan bahwa pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau

PROFIL BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA MALANG

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DITINJAU DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur dan mengandung sifat

UU PERLINDUNGAN KONSUMEN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

KEBIJAKAN NASIONAL PENGATURAN IRTP DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG KEAMANAN PANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna jasa PT.

BAB II TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. Bagi para ahli hukum pada umumnya sepakat bahwa arti konsumen

KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB V PENUTUP. maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (UUPK) tidak mengatur tentang uang kembalian konsumen secara khusus.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM TRANSAKSI ONLINE. Oleh : Rifan Adi Nugraha, Jamaluddin Mukhtar, Hardika Fajar Ardianto,

DJPKTN Lomba Karya Tulis Blogger 2016

The First Food Technology Undergraduate Program Outside of North America Approved by the Institute of Food Technologists (IFT)

BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN TELEKOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Air tawar bersih yang layak minum kian langka di perkotaan. Sungai-sungai

BAB III KERANGKA TEORITIS. orang yang memiliki hubungan langsung antara pelaku usaha dan konsumen.

Prodi Manajemen Industri Katering Universitas Pendidikan Indonesia PELAYANAN PRIMA

Menimbang : Mengingat :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak makanan import yang telah masuk ke Indonesia tanpa disertai

PERILAKU KONSUMEN. Maya Dewi Savitri, MSi.

UU PERLINDUNGAN KONSUMEN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Partisipasi Masyarakat dalam Perlindungan Pasien. Saktya Rini Hastuti Lembaga Konsumen Yogyakarta

BUKU SEDERHANA MEMAHAMI PRINSIP-PRINSIP PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSUMEN, PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PENGATURAN LAYANAN PURNA JUAL DI INDONESIA. yaitu tahap pra transaksi, tahap transaksi konsumen, tahap purna transaksi.

OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN KONSUMEN MELALUI PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. Oleh : Arrista Trimaya *

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Daftar Pertanyaan untuk Pelaku Usaha

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA PELAYANAN PENGISIAN BBM YANG TIDAK MEMUASKAN DI LINGKUP SUMENEP SUTRISNI & MOH. ZAINOL ARIEF.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.556, 2009 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Label. Pencantuman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.556, 2009 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Label. Pencantuman.

BAB I PENDAHULUAN. oleh hukum. Karena salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum adalah memberikan

UU PERLINDUNGAN KONSUMEN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Regulasi Pangan di Indonesia

BAB 2 TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III TINJAUAN UMUM. Pada era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, banyak bermunculan berbagai macam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bervariasi, baik produk dalam negeri maupun produk luar negeri.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSUMEN DAN KADALUWARSA. Menurut Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

STANDAR, MAKNA & MANFAAT BAGI UKM. Yoke S. Fabianto, MT

BAB II PERLINDUNGAN KONSUMEN JALAN TOL

vii DAFTAR WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. service merupakan salah satu bentuk kewajiban dan tanggung jawab produsen atau

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

Majelis Perlindungan Hukum (MPH) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) BAB I KETENTUAN UMUM

BAB II. A. Hubungan Hukum antara Pelaku Usaha dan Konsumen. kemungkinan penerapan product liability dalam doktrin perbuatan melawan

ANALISIS HUKUM TENTANG UNDANG-UNDANG RAHASIA DAGANG DAN KETENTUAN KETERBUKAAN INFORMASI DALAM UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

KEBIJAKAN PENGAWASAN BARANG BEREDAR YANG SNI NYA DIBERLAKUKAN SECARA WAJIB

BAB III TINJAUAN TEORITIS. A. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Konsumen

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM PELABELAN PRODUK PANGAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter

BAB I PENDAHULUAN Meski belum terlalu populer, pada tahun 1996 mulai bermunculan

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HAK-HAK KONSUMEN DALAM PEREDARAN PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN DALAM RANGKA PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. modern di satu pihak membawa dampak positif, di antaranya tersedianya

BAB V PENUTUP. 1. Persyaratan Pembangunan Rumah Susun dalam Tindakan. Hukum Pemesanan Rumah Susun

BAB I PENDAHULUAN. apalagi jangkauannya sendiri sangat luas meliputi sektor profit maupun nonprofit.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nurmardjito (Erman Rajagukguk, dkk,

PENYEMPURNAAN PERMENDAG NO. 20/M- DAG/PER/5/2009 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN BARANG BEREDAR DAN JASA

RENCANA KERJA T.A 2018 DIREKTORAT PENGAWASAN BARANG BEREDAR DAN JASA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 634/MPP/Kep/9/2002

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK, PERLINDUNGAN KONSUMEN, DAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. dengan mannusia yang lainnya. Seiring dengan berkembangnya zaman, kemudian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Tentang Konsumen Dan Pelaku Usaha Menurut Undang undang

persaingan ketat dan bervariasinya produk yang ditawarkan, akhirnya menempatkan konsumen sebagai subyek yang memiliki banyak pilihan. Menghadapi reali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Perlindungan Hukum terhadap Pasien BPJS Kesehatan dalam Mendapatkan

BAB II BEBERAPA ASPEK HUKUM TERKAIT DENGAN UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. 1. Pengertian Dasar Dalam Hukum Perlindungan Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Penelitian tentang perlindungan konsumen terhadap periklanan diantaranya:

BAB III SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman Judul (i) DAFTAR ISI (ii) AYO JADI KONSUMEN CERDAS (1) Pengantar (1) Mengapa Harus Menjadi Konsumen Cerdas (2) Pengertian (4) Hak dan Kewajiban Konsumen (6) Hak Konsumen (6) Kewajiban konsumen (7) Kiat Menjadi Konsumen Cerdas (9) Kemana Konsumen dapat Mengadu (13) Belajar menjadi Konsumen Cerdas ii

AYO JADI KONSUMEN CERDAS PENGANTAR ADALAH harapan setiap orang untuk bisa menjadi konsumen cerdas yang tak mudah terbuai oleh janji-janji manis penjual. Namun memang tak mudah menjadi konsumen cerdas di tengah maraknya pasar dan tingginya kebutuhan konsumen. mencapai jalan damai dengan pelaku usaha dan ingin menyelesaikan di luar pengadilan. 4. PEMERINTAH a. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi/Kabupaten/Kota, Unit/Instansi Pemerintah terkait lainnya. b. Pos Pengaduan dan Pelayanan Informasi Direktorat Pemberdayaan Konsumen c. Sistem pengawasan Perlindungan Konsumen Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen 5. PENGADILAN, apabila permasalahan antara konsumen dan pelaku usaha tidak dapat diselesaikan di luar Pengadilan. tulisan ini. Untuk bisa menjadi konsumen cerdas, Anda bisa membaca Belajar menjadi Konsumen Cerdas 1 Belajar menjadi Konsumen Cerdas 14

KEMANA KONSUMEN DAPAT MENGADU? 1. PELAKU USAHA, merupakan langkah pertama yang harus dilakukan untuk menyelesaikan dengan jalan damai. MENGAPA HARUS MENJADI KONSUMEN CERDAS Maraknya peredaran barang di pasar membuat banyak diantara konsumen terkecoh/terpengaruh untuk memilih sesuai 2. LPKSM (Lembaga Perlindungan Konsumen Sadaya Masyarakat), apabila: a. Anda tidak mencapai jalan damai dengan pelaku usaha sehingga membutuhkan mediasi dan advokasi untuk mendapatkan ganti rugi atas penggunaan barang dan jasa yang tidak sesuai dengan persyaratan. b. Anda memerlukan satu gerakan advokasi dan dukungan kelompok bentuk dalam class action. 3. BPSK (Badan Penyelesaiaan Sengketa Konsumen), apabila anda tidak apa yang dilihat atau diinginkan bukan yang dibutuhkan. Untuk menghindari diri dari ekses negatif penggunaan suatu barang, hendaknya konsumen cermat dalam memilih barang yang akan dikonsumsinya. Melalui bahan ajar ini, diharapkan dapat ditingkatkan pemahaman konsumen tentang hak dan kewajibannya. Belajar menjadi Konsumen Cerdas 13 Belajar menjadi Konsumen Cerdas 2

Tersosialisasinya kiat konsumen cerdas sebagai tanggung jawab sosial konsumen, dapat mendorong tumbuh kembangnya komunitas konsumen cerdas dan menjadi motivator konsumen 5. Beli Sesuai Kebutuhan Bukan Keinginan Konsumen diajak untuk mempunyai budaya perilaku tidak konsumtif artinya bukan barang yang menguasai atau di lingkungannya sehingga diharapkan dapat ekses negatif mengkonsumsi barang/jasa yang terbebas dari tidak sesuai mempengaruhi konsumen, andalah sebagai konsumen yang menguasai keinginannya untuk membeli barang. dengan Kesehatan, Keamanan, Keselamatan dan Lingkungan Hidup. 6. Bandingkan antara penjual satu dengan yang lainnya. Tidak ada salahnya jika konsumen akan membeli barang tertentu terlebih dahulu untuk menanyakan harganya, dan bila perlu bandingkan harga tersebut di tempat yang berbeda untuk barang yang sama sebelum melakukan pembayaran. Dengan demikian akan ditemukan harga yang lebih murah, dengan sendirinya akan dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan. 7. Tidak membawa uang berlebihan. Usahakan agar tidak membawa uang yang berlebihan, karena dikhawatirkan akan membeli barang yang sebenarnya tidak akan dibeli. Belajar menjadi Konsumen Cerdas 3 Belajar menjadi Konsumen Cerdas 12

diluar/atas tubuh. Karena barang tersebut sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan, keamanan dan keselamatan konsumen. 4. Pastikan Produk Sesuai dengan Standar Mutu K3L Konsumen diajak untuk mulai akrab dengan produk bertanda SNI dan memperhatikan produk yang sudah dan wajib SNI. Produk bertanda SNI lebih memberikan jaminan kepastian atas kesehatan, keamanan dan keselamatan konsumen, dan lingkungannya. Standar lain yang diberlakukan di dunia adalah Japanese Industrial Standards (JIS), British Standards (BS), American Society for Testing and Materials (ASTM), Codex Standard, Conformité Européenne (CE), dan lain-lain. PENGERTIAN Konsumen adalah setiap orang pemakai/pengguna barang dan/jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Dari pengertian konsumen diatas, maka dapat kita kemukakan unsur-unsur dari definisi konsumen tersebut, yaitu: 1. Setiap Orang Istilah orang disini tidak dibedakan apakah orang individual yang lazim disebut person atau termasuk juga badan hukum (rechtspersoon). Oleh karena itu, yang paling tepat adalah tidak membatasi pengertian konsumen sebatas pada orang perseorangan, tetapi konsumen harus mencakup juga badan usaha dengan makna lebih luas. 2. Pemakai Kata pemakai diartikan sebagai konsumen akhir (ultimate consumer). 3. Barang Barang diartikan arang sebagai sebuah benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, Belajar menjadi Konsumen Cerdas 11 Belajar menjadi Konsumen Cerdas 4

benda yang dapat dihabiskan maupun yang tidak dapat dihabiskan, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen. Sementara itu, jasa diartikan sebagai setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen. hal ini, dapat diperoleh gambaran umum atas barang yang ditawarkan di pasar. 3. Perhatikan Label dan Masa Kadaluwarsa Konsumen harus lebih teliti untuk mengetahui kondisi barang, khususnya atas barang makanan, minuman, obat 4. Yang tersedia dalam Masyarakat dan kosmetik, Barang yang ditawarkan kepada masyarakat sudah harus tersedia di pasaran. 5. Bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, makhluk hidup lain Transaksi konsumen ditujukan untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, dan makhluk hidup lain seperti hewan dan tumbuhan. 6. Tidak untuk diperdagangkan Yakni hanya konsumen akhir yang menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya, keluarganya, atau pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tanggannya (keperluan non-komersial). dalam keadaan terbungkus yang disertai label. Dalam label dicantumkan antara lain: komposisi, manfaat, aturan pakai, dan masa berlaku. Bila membeli produk elektronika harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan (manual) dan kartu jaminan garansi purna jual dalam bahasa Indonesia. Perhatikan masa kadaluarsa agar berhati-hati terhadap barang yang masuk kedalam tubuh atau yang digunakan Belajar menjadi Konsumen Cerdas 5 Belajar menjadi Konsumen Cerdas 10

KIAT MENJADI KONSUMEN CERDAS 1. Tegakkan Hak dan Kewajiban Anda Selaku Konsumen Konsumen diajarkan untuk teliti dan berani memperjuangkan haknya apabila barang yang dibelinya tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan tidak sesuai dengan yang diperjanjikan, tetapi konsumen juga harus mengerti akan kewajibannya. 2. Teliti Sebelum Membeli Konsumen diajarkan selalu mempunyai kebiasaan untuk teliti atas barang yang ditawarkan/tersedia di pasar. Minimal secara kasat mata dapat digunakan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dari barang tersebut, dan bila kurang jelas/paham, dapat menyampaikan untuk bertanya atau untuk HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN Konsumen yang cerdas memahami akan hak dan kewajibannya. A. HAK-HAK KONSUMEN 1. Mendapatkan kenyamanan, keamanan dan keselamatan. 2. Memilih barang yang akan digunakan. 3. Memperoleh informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang. 4. Didengar pendapat dan keluhannya. 5. Mendapatkan Advokasi. 6. Mendapat pembinaan. 7. Diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif. 8. Mendapatkan ganti rugi/kompensasi. 9. Mendapatkan kesempatan untuk menawar. memperoleh informasi atas barang tersebut. Berdasarkan Belajar menjadi Konsumen Cerdas 9 Belajar menjadi Konsumen Cerdas 6

B. KEWAJIBAN KONSUMEN 1. Membaca atau mengikuti petunjuk/informasi dan prosedur pemakaian. 2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi. 3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati. 4. Mengikuti upaya ICON KONSUMEN CERDAS berupa hewan kancil yang dianalogikan mempunyai sikap atau perilaku yang cerdik dan berhati-hati dibandingkan hewan lain. Kancil selalu memiliki banyak akal dalam menjalani kehidupannya sehingga selalu terhindar dari marabahaya. Diharapkan perilaku konsumen bisa seperti Kancil yaitu cerdik, penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen. pintar dan bersikap hati-hati dan teliti ketika hendak mengkonsumsi barang. Belajar menjadi Konsumen Cerdas 7 Belajar menjadi Konsumen Cerdas 8