PENGARUH KONSENTRASI NaOH TERHADAP KUALITAS SABUN PADAT DARI MINYAK KELAPA (Cocos nucifera) YANG DITAMBAHKAN SARI BUNGA MAWAR (Rosa L.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP

C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN BEBAS ALKOHOL (ETANOL)

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

PEMBUATAN SABUN PADAT DAN SABUN CAIR DARI MINYAK JARAK

SABUN MANDI. Disusun Oleh : Nosafarma Muda (M )

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI SABUN HERBAL

BAB V PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

APLIKASI DIETANOLAMIDA DARI ASAM LAURAT MINYAK INTI SAWIT PADA PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN ABSTRACT

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR

PROSES PEMBUATAN SABUN CAIR DARI CAMPURAN MINYAK GORENG BEKAS DAN MINYAK KELAPA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.

PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN

KAJIAN PENGGUNAAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) DAN BEE POLLEN PADA PEMBUATAN SABUN OPAQUE ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Tanaman sereh banyak dibudidayakan pada ketinggian dpl.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

SKRIPSI KIKI ANDRIANI

PEMANFAATAN STEARIN DALAM PROSES PEMBUATAN SABUN MANDI PADAT. Vonny Indah Sari* Program Studi Teknik Pengolahan Sawit, Politeknik Kampar

PEMANFAATAN MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) SEBAGAI BAHAN DASAR SABUN MANDI

ANALYSIS OF FATTY ACID COMPOSITION IN VARIOUS BRAND BATH SOAPS USING GC-MS ABSTRACT

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?

LAPORAN AKHIR. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Mahasiswa Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1.Permono. Ajar Membuat detergen bubuk, Penebar swadaya. Jakarta.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Satu

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

KAJIAN PROSES PEMBUATAN SABUN SCRUB MENGGUNAKAN SERAT OYONG (Luffa acutangula) KERING. Oleh TYAS KHUMAIDA KEN D. F

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab IV Hasil dan Pembahasan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMULASI SABUN MANDI CAIR DENGAN LENDIR DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera Linn.)

FORMULASI SEDIAAN SABUN MANDI PADAT EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG TIWAI (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.)

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN DARI MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONUT OIL)

PENETAPAN KADAR ALKALI BEBAS PADA SABUN MANDI SEDIAAN PADAT SECARA TITRIMETRI TUGAS AKHIR OLEH: NADYA DWI RIZKY NIM

Sejarah Sabun. Seabad kemudian bangsa Spanyol sebagai pembuat sabun terkemuka di Eropa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH BERBAGAI VARIASI VOLUME MINYAK GORENG BEKAS TERHADAP STANDAR MUTU DETERJEN CUCI CAIR

Transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit dengan EtOH pada pembuatan digliserida sebagai agen pengemulsi

LAPORAN TUGAS AKHIR. Sabun Pencuci Piring Cair dengan Inovasi Penambahan Ekstrak Aloe Vera sebagai Anti Bakterial yang Bernilai Ekonomis Tinggi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SABUN TRANSPARAN

I. PENDAHULUAN. Metil ester sulfonat (MES) merupakan golongan surfaktan anionik yang dibuat

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Lampiran 1. Diagram alir pembuatan sabun transparan

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. NASKAH SOAL (Terbuka)

EVALUASI MUTU SABUN PADAT TRANSPARAN DARI MINYAK GORENG BEKAS DENGAN PENAMBAHAN SLS (Sodium Lauryl Sulfate) DAN SUKROSA

Perbandingan aktivitas katalis Ni dan katalis Cu pada reaksi hidrogenasi metil ester untuk pembuatan surfaktan

Pemurnian Gliserol Dari Hasil Samping Pembuatan Biodiesel Menggunakan Bahan Baku Minyak Goreng Bekas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING CAIR DARI MINYAK

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal

PEMBUATAN SABUN PADAT AROMATERAPI DARI MINYAK KELAPA MURNI (Virgin Coconut Oil) DENGAN PENAMBAHAN MINYAK GUBAL GAHARU (Aquilaria malaccensis)

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN AKHIR. Diajukan sebagai Persyaratan untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya.

BAB I PENDAHULUAN. gel pengharum ruangan tersebut menghambat pelepasan zat volatile, sehingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

4 Pembahasan Degumming

PEMANFAATAN KULIT KAPUK SEBAGAI SUMBER BASA DALAM PEMBUATAN SABUN LUNAK TRANSPARAN

APLIKASI MINYAK NILAM SEBAGAI BAHAN ADITIF SABUN TRANSPARAN ANTISEPTIK

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

Pemurnian Gliserin dari Produk Samping Pembuatan Biodiesel

OPTIMASI RASIO PALM FATTY ACID DESTILATE ( PFAD ) DAN SABUN LOGAM PADA PEMBUATAN PELUMAS PADAT (GREASE ) BIODEGRADABLE

PEMBUATAN SABUN CAIR BERBASIS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PENAMBAHAN MINYAK MELATI (JASMINUM SAMBAC) SEBAGAI ESSENTIAL OIL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI KONSENTRASI KITOSAN MOLEKUL TINGGI DALAM SABUN TRANSPARAN ANTIBAKTERI SKRIPSI NURUL IMAYUNI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KAPUK SEBAGAI BAHAN DASAR BIODIESEL YANG RAMAH LINGKUNGAN

ETAWA BEAUTY SOAP PRODUK SABUN MANDI SUSU KAMBING ETAWA DESA KALIGESING

Proses Pembuatan Sabun Rumput Laut (Kappaphycus Alvarezii ) Henita A

Transkripsi:

PENGARUH KONSENTRASI NaOH TERHADAP KUALITAS SABUN PADAT DARI MINYAK KELAPA (Cocos nucifera) YANG DITAMBAHKAN SARI BUNGA MAWAR (Rosa L.) Baiq Risni Maripa, Yeti Kurniasih, dan Ahmadi Pendidikan Kimia, FPMIPA IKIP Mataram Email :naora.bintang@gmail.com Abstract: Coconut oil is one of the results of the traditional preparations of coconut, coconut oil is traditionally composed of fatty acid chains are particularly lauric acid and meristat acid. Lauric acid is indispensable in the manufacture of soaps as lauric acid is able to provide a very good faoming properties contain vitamin A and C, which functions as an antioxidant. Soap-Making starts with heating and stirring traditional coconut oil up to a temperature of 70-80 o C, addition of NaOH solution is then done stirring until shaped pasta, tapioca flour addition and addition of cider rose as additives. The research on the variable measured is the influence of the variation of concentration of NaOH ( 10, 20, 30, and 40%) to the quality of solid soap from traditional coconut oil is added to the essence rose, then in characterization to determine ph of soap, percent moisture content, free fatty acids, alkaly free, and the fraction is not unformed and compared with SNI soap. From the test results it turn out the soap with the content of NaOH 30% meet the standards of SNI. After the best known soap according to SNI, followed by organoleptic consisting of soap with the before and after added by the rose essence, its texture, the shape, the color of soap, soap fragrance soap, slippery, and foaming. The test result from addition of rose essence on soap-making can increase the user s favourite soap in termsa of texture, color, fragrance, and a form of soap. Key Words: Coconut Oil, Concentration NaOH, Soap Quality Abstrak: Minyak kelapa tradisional merupakan salah satu hasil olahan dari kelapa, minyak kelapa tradisional terdiri atas asam lemak berantai sedang khususnya asam laurat dan asam meristat. Asam laurat sangat diperlukan dalam pembuatan sabun karena asam laurat mampu memberikan sifat pembusaan yang sangat baik mengandung vitamin A dan C yang berfungsi sebagai antioksidan.pembuatan sabun dimulai dengan pemanasan dan pengadukan minyak kelapa tradisional hingga suhu 70-80 o C, penambahan larutan NaOH kemudian dilakukan pengadukan sampai berbentuk pasta, penambahan tepung tapioka dan penambahan sari bunga mawar sebagai zat aditif. Pada penelitian ini variabel yang diukur adalah pengaruh variasi konsentrasi NaOH (10, 20, 30, dan 40%) terhadap kualitas sabun padat dari minyak kelapa tradisional yang ditambahkan sari bunga mawar, kemudian di karakterisasi untuk mengetahui ph sabun, persen kadar air, asam lemak bebas, alkali bebas, dan fraksi tak tersabunkan dan dibandingkan dengan SNI sabun. Dari hasil pengujian ternyata sabun dengan kandungan NaOH 30% memenuhi standar SNI. Setelah diketahui sabun terbaik menurut SNI, dilanjutkan dengan uji organoleptik yang terdiri dari sabun dengan sebelum dan sesudah dtambahkan sari bunga mawar, tujuannya untuk mengetahui kesukaan panelis terhadap parameter sabun yang diukur berupa tekstur, bentuk sabun, warna sabun, wangi sabun, kesan lembut, kesan kesat, dan pembusaan. Dari hasil uji tersebut penambahan sari bunga mawar pada pembuatan sabun dapat meningkatkan kesukaan pengguna sabun dari segi tekstur, warna, wangi, dan bentuk sabun. Kata Kunci : Minyak Kelapa, Konsentrasi NaOH, Kualitas Sabun. Latar Belakang Kebersihan merupakan hal yang sangat penting karena semakin banyaknya penyakit yang timbul karena bakteri dan kuman.sabun merupakan salah satu sarana untuk membersihkan diri dari

kotoran, kuman dan hal-hal lain yang membuat tubuh menjadi kotor.bahkan di zaman sekarang ini sabun bukan hanya digunakan untuk membersihkan diri, tetapi juga ada beberapa sabun yang sekaligus berfungsi untuk melembutkan kulit, memutihkan kulit, maupun menjaga kesehatan kulit. Dalam pembuatan sabun sering digunakan bermacam-macam lemak ataupun minyak sebagai bahan baku. Jenis-jenis minyak ataupun lemak yang digunakan dalam pembuatan sabun ini akan mempengaruhi sifat-sifat sabun tersebut, baik dari segi kekerasan, banyaknya busa yang dihasilkan, maupun pengaruhnya bagi kulit. Untuk itu dalam pembuatan sabun perlu dipilih jenis minyak atau lemak yang sesuai dengan kegunaan sabun itu sendiri. Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan.berdasarkan bentuknya, sabun yang dikenal pada saat ini ada bermacam-macam diantaranya berupa sabun cair (liquid soap), sabun padat opaque (sabun padat biasa), dan juga sabun padat transparan.di pasaran, sabun padat lebih sering digunakan oleh masyarakat pada umumnya, selain harganya lebih ekonomis dibandingkan dengan sabun mandi jenis lain, kandungan gliserinnya pun tidak banyak hilang.kadar gliserin pada sabun umumnya berkisar antara 4-20%.Biasanya sabun yang beredar dipasaran kandungan gliserinnya telah banyak diambil untuk dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan biodiesel, bahan kosmetik, obat-obatan, dan pasta gigi. Gliserin atau gliserol (C 3 H 5 (OH) 3 ) merupakan hasil samping reaksi saponifikasi yaitu reaksi pembentukan sabun. Fungsi dari gliserin pada sabun adalah untuk melembabkan kulit. Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran-kotoran berupa minyak ataupun zat pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak atau minyak menggunakan larutan alkali dengan membebaskan gliserol.lemak atau minyak yang digunakan dapat berupa lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut.pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat.sabun dengan jenis dan bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah di pasaran seperti sabun mandi, sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabun yang digunakan dalam industri.semua minyak atau lemak pada dasarnya dapat digunakan untuk membuat sabun.sifat-sifat sabun yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah dan komposisi dari komponen asam lemak yang digunakan.komposisi asam lemak yang sesuai dalam pembuatan sabun dibatasi panjang rantai dan tingkat kejenuhan. Pada umumnya, panjang rantai yang kurang dari 12 atom karbon dihindari penggunaannya karena dapat membuat iritasi pada kulit, sebaliknya panjang rantai yang lebih dari 18 atom karbon membentuk sabun yang sukar larut dan sulit menimbulkan busa. Terlalu besar bagian asam lemak tak jenuh menghasilkan sabun yang mudah teroksidasi bila terkena udara. Syarat mutu sabun mandi yang ditetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk sabun yang beredar di pasaran hanya mencakup sifat kimiawi dari sabun mandi, yaitu jumlah asam lemak minimum 71%, asam lemak bebas maksimum 2,5%, alkali bebas dihitung sebagai NaOH maksimum 0,1%, bagian zat yang tak terlarut dalam alkohol maksimum 2,5%, kadar air maksimum

15%, dan minyak mineral (negatif). Sementara sifat fisik sabun seperti daya membersihkan, kestabilan busa, kekerasan, dan warna belum memiliki standar (SNI,1994). Kajian Literatur Minyak kelapa kaya akan asam lemak berantai sedang (C 8 -C 14 ), khususnya asam laurat dan asam meristat. Asam laurat sangat diperlukan dalam pembuatan sabun karena asam laurat mampu memberikan sifat pembusaan yang sangat baik untuk produk sabun serta vitamin A dan C yang berfungsi sebagai antioksidan untuk melindungi kulit dari pengaruh radikal bebas yang bisa merusak kulit seperti kulit kering, noda hitam, kusam, dan keriput.penambahan tepung tapioka pada sabun umumnya bertujuan untuk memperoleh padatan sabun yang tidak terlalu lunak, selain itu penambahan tepung tapioka pada saat pembuatan sabun dapat memberikan nilai ekonomis karena akan lebih banyak sabun yang dapat dihasilkan dengan jumlah minyak dan NaOH yang sama. Tepung tapioka dikenal juga dengan sebutan tepung kanji atau pati singkong.tepung tapioka berasal dari tanaman singkong (ubi kayu).pati singkong memiliki karakteristik yang luar biasa, termasuk pasta dengan viskositas yang tinggi, pasta dengan kejernihan yang sangat tinggi, stabil dalam keadaan cair, yang sangat berguna pada banyak industri (Masri, 2009). Untuk mendukung daya jual suatu sabun biasanya ditambahkan suatu zat aditif seperti penambahan warna yang menarik dan bau yang harum. Pada penelitian ini, zat aditif yang digunakan berasal dari bahan alami seperti bunga mawar, karena bunga mawar memiliki warna yang lembut juga baunya harum.mawar (Rosa L.) merupakan tanaman suku Rosaceae.Mawar berasal dari daerah subtropik pada belahan utara bumi. Di Asia tenggara, marga ini cukup banyak jenisnya, yaitu R.Hybrid tea, R. Transmorrisonensis, R. Luciae, R.multifora, R. Moschata, dan R. Chineses, (Ashari, 2006). Mawar dapat dimanfaatkan sebagai zat aditif pembuatan sabun padat karena mawar memiliki banyak manfaat diantaranya dapat dijadikan obat, sebagai bahan kecantikan, dan sebagai aromaterapi. Soda Kaustik (NaOH) merupakan bahan penting dalam pembuatan sabun mandi karena menjadi bahan utama dalam proses saponifikasi dimana minyak atau lemak akan diubah menjadi sabun. Tanpa bantuan NaOH maka proses kimia sabun tidak akan terjadi. Setelah menjadi sabun maka NaOH akan terpecah menjadi unsur penyusunnya yang netral. Konsentrasi NaOH berpengaruh terhadap kualitas sabun yang dibuat karena dapat mempengaruhi ph sabun, asam lemak bebas, alkali bebas, kadar fraksi tak tersabunkan, asam lemak sabun, dan kadar air. Tinggi rendahnya konsentrasi NaOH akan mempengaruhi kesempurnaan proses saponifikasi pada sabun sehingga secara tidak langsung juga akan mempengaruhi kualitas sabun yang dihasilkan. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen di laboratorium yang dilaksanakan pada bulan April- Juli 2014 di laboratorium kimia IKIP Mataram.Perlakuan pada penelitian ini

adalah penambahan konsentrasi NaOH yang divariasikan dan dilihat pengaruhnya terhadap kualitas sabun yang dihasilkan.adapun tahapan penelitian yang dilakukan ada dua yaitu pembuatan sabun padat, uji kualitas sabun padat meliputi uji asam lemak bebas, uji alkali bebas, uji fraksi tak tersabunkan, uji kadar air, dan uji ph serta uji organoleptik yang diolah menggunakan skala likert. Hasil dan Pembahsaan 1. Pembuatan Sabun Padat Pembuatan sabun padat dari minyak kelapa tradisional dilakukan dengan mencampurkan 50 ml minyak dengan 25 ml NaOH pada konsentrasi yang divariasikan yaitu 10, 20, 30, dan 40 %. Pemanasan dilakukan pada suhu 70-80 o C dan diaduk selama 30 menit selanjutnya ditambahkan 1 gram tepung tapioka.hasil yang diperoleh di dalam tahapan ini adalah hubungan antara konsentrasi NaOH dengan kualitas sabun padat. Penambahan konsentrasi NaOH mempengaruhi berat sabun yang dihasilkan, berdasarkan hasil penelitian berat sabun naik seiring bertambahnya konsentrasi NaOH yang digunakan pada pembuatan sabun padat pada volume yang sama. Hal ini berarti semakin banyak reaktan NaOH akan bereaksi dengan minyak untuk menghasilkan sabun. 2. Uji Kualitas Sabun Uji kualitas sabun dilakukan untuk mengetahui kualitas sabun yang dihasilkan berdasarkan standar SNI sabun padat. Adapun uji yang dilakukan meliputi uji asam lemak bebas, uji alkali bebas, uji fraksi tak tersabunkan, uji kadar air, dan uji ph. 3. Uji Asam Lemak Bebas Asam lemak adalah asam lemak bebas yang berada dalam sabun, tetapi yang tidak terikat sebagai senyawa natrium ataupun senyawa trligliserida (lemak netral) (SNI,1994).Berdasarkan hasil penelitian kadar asam lemak bebas pada sabun dengan konsentrasi NaOH 10, 20, dan 30% naik seiring dengan bertambahnya konsentrasi NaOH.Sabun yang baik menurut SNI adalah sabun dengan kadar asam lemak bebas <2,5%.Asam lemak bebas berhubungan dengan bau sabun, apabila asam lemak bebas melebihi standar menyebabkan sabun berbau tengik (Hika,2009), dan menghambat proses pembersihan permukaan kulit oleh sabun. 4. Uji Alkali Bebas Alkali bebas adalah alkali dalam sabun yang tidak terikat sebagai senyawa (SNI, 1994).Pada uji sabun padat dari minyak kelapa tradisional ternyata sabun dengan konsentrasi NaOH 40% yang mengandung alkali bebas. Jumlah alkali bebas pada sabun sudah memenuhi standar SNI yaitu < 0,1 %. Kelebihan alkali bebas yang tidak sesuai standar dapat menyebabkan iritasi pada kulit (Sari, dkk., 2010). 5. Uji Fraksi Tak Tersabunkan Fraksi tak tersabunkan adalah lemak netral/trigliserida netral yang tidak bereaksi selama proses penyabunan (SNI,1994). Berdasarkan hasil uji sabun, kadar fraksi tak tersabunkan semakin

menurun seiring dengan bertambahnya konsentrasi NaOH. Sabun dengan konsentrasi NaOH 10 dan 20% tidak memenuhi SNI sabun sedangkan sabun dengan konsentrasi NaOH 30 dan 40% memenuhi SNI, standar fraksi tak tersabunkan menurut SNI yaitu maksimal 2,5%. Kelebihan bahan yang tak tersabunkan dapat menurunkan daya detergensi (membersihkan) pada sabun sehingga menurunkan fungsi sabun tersebut. 6. Uji Kadar Air Kadar Air merupakan jumlah kadar air yang terkandung dalam suatu bahan (Masri, 2009). Berdasarkan hasil uji, kadar air semakin menurun seiring dengan bertambahnya konsentrasi NaOH yang digunakan pada pembuatan sabun. Sedangkan menurut standar SNI sabun 1994 bahwa jumlah kadar air yang diperbolehkan maksimal 15 %, dengan demikian sabun yang memenuhi standar SNI adalah sabun dengan konsentrasi NaOH 30 dan 40%, sedangkan sabun dengan konsentrasi NaOH 10 dan 20% tidak memenuhi standar SNI. Kelebihan kadar air dari standar SNI akan menyebabkan sabun mudah berbau tengik dan lembek. 7. Uji ph Derajat keasaman atau ph digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Yang dimaksud dengan keasaman adalah konsentrasi ion hidrogen dalam pelarut air (www.wikipedia.com).ph sabun berkisar antara 9,0-10,8 (Gusviputri, dkk., 2013). ph sabun yang tinggi disebabkan oleh terjadinya hidrolisis sabun.menunjukkan bahwa sabun yang memenuhi standar adalah sabun konsentrasi NaOH 10, 20, dan 30% sedangkan sabun dengan konsentrasi NaOH 40% tidak memenuhi standar. Sabun dengan ph yang terlalu basa dapat meningkatkan daya absorbsi kulit sehingga kulit menjadi iritasi seperti luka, gatal atau mengelupas, dan dapat menyebabkan kulit kering (Wasiatmadja dalam Sari, dkk., 2010). 8. Rekapitulasi Uji Kualitas Berdasarkan hasil uji kualitas sabun meliputi uji asam lemak bebas, uji alkali bebas, uji fraksi tak tersabunkan, uji kadar air, dan uji ph., sabun dengan konsentrasi NaOH 30% merupakan sabun terbaik berdasarkan SNI sehingga selanjutnya dibuat sabun dengan formula tersebut dan ditambahkan sari bunga mawar. Sabun yang dihasilkan di lakukan uji organoleptik untuk mengetahui kesukaan panelis terhadap sabun yang dibuat meliputi warna, tekstur, bentuk, kesan kesat, kesan lembut, dan wangi dari sabun tersebut. 9. Uji Organoleptik Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui kesukaan panelis terhadap sabun yang dibuat berdasarkan tekstur, penampakan (warna dan bentuk sabun), pembusaan, wangi, kesan lembut dan kesan kesat dari sabun, kemudian diolah menggunakan metode likert untuk mengetahui indeks kesukaan terhadap parameter sabun yang diuji.uji panelis dibagi menjadi sebelum dan setelah penambahan sari bunga mawar.dari hasil tersebut parameter tekstur, wangi, bentuk, dan warna naik secara signifikan setelah ditambahkan sari bunga mawar, sedangkan pembusaan, kesan kesat, dan kesan lembut tidak mengalami perubahan.

Kesimpulan dan Saran a. Kesimpulan (a) Ada pengaruh konsentrasi NaOH terhadap kualitas sabun meliputi uji ph, kadar air, asam lemak bebas, alkali bebas, dan fraksi tak tersabunkan. Sabun dengan formula C 3 (konsentrasi NaOH 30%) memenuhi standar SNI. (b) Penambahan sari bunga mawar pada pembuatan sabun dapat meningkatkan kesukaan pengguna sabun dari segi tekstur, warna, wangi, dan bentuk sabun. b. Saran (c) Perlu adanya penelitian lanjutan terhadap pengaruh suhu, waktu, dan kecepatan pengadukan terhadap kualitas sabun yang diperoleh. (a) Perlu adanya penelitian lanjutan dalam pengaruh variasi volume sari bunga mawar terhadap kualitas sabun. (b) Perlu adanya penelitian lebih lanjut pembuatan sabun dari bahan dasar potensi lokal yang ada di NTB. Referensi Ashari, Sumeru. 2006. Hortikulutura aspek budidaya. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Gusviputri, A., Meliana, Njoona P.s., Aylianawati, Indraswati, Nani. 2013. Pembuatan Sabun Dengan Lidah Buaya (Aloevera) Sebagai Antiseptik Alami.Jurnal Widya TeknikVol. 12, No. 1, 2013 (11-21) Hika, Citra Handayani.2009.Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Ekstrak Etanol 96% Biji Alpukat (Perseae Americana Mill) Terhadap Formulasi Sabun Padat Transparan. Skripsi.Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah. Sari, I.,Evi, H., Amelia, T..2010. Pembuatan VCO dengan Metode Enzimatis dan Konversinya Menjadi Sabun Padat Transparan.Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 17, Agsutus 2010.Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Masri, Pradipto. 2009.Pemanfaatan Minyak Jarak Pagar (jatropha curcas l.) Sebagai Bahan Dasar Sabun Mandi. Skripsi.Bogor : IPB. SNI 06-3532.1994. Standar Mutu Sabun Mandi Padat. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Wikipedia.pH. www.wikipedia.com.diakses pada tanggal 26 Februari 2014.