Meylina Djafar. MCN. MBA DPP PERSAGI Disampaikan pada Temu Ilmiah & Kongres Persagi,Yogya Nov 14

dokumen-dokumen yang mirip
MEKANISME REGISTRASI DAN RE- REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

Kebijakan STR Tenaga Kesmas oleh MTKI

Registrasi & Sertifikasi Tenaga Kesehatan MTKP DIY


UPAYA MENINGKATAN MUTU SDM PROMKES (Tantangan Kompetensi SDM Kes di era MEA )

UUD 1945 Ps: 28 H ayat 1

REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PERMENKES NO. 161 TAHUN 2010)

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN SAM MEDIKO LEGAL

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA

Kebijakan Dalam Pelaksanaan Dan Persiapan Uji Kompetensi Tahun 2013

DUKUNGAN PEMERINTAH DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN

Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia. Sosialisasi Sistem Informasi Portofolio CPD Online Tenaga Kesehatan.

PERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA

KEBIJAKAN AKREDITASI DAN UJI KOMPETENSI BIDANG GIZI

LAPORAN KEGIATAN. DPP PERSAGI,KIGI,AIPGI, STAKEHOLDER SURABAYA, Sept 2012 Meylina

REGISTRASI / PERIZINAN TENAGA KESEHATAN MAJELIS TENAGA KESEHATAN PROV. SULAWESI SELATAN

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UJI KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1796/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI DOKTER DAN DOKTER SPESIALIS

Kebijakan Uji Kompetensi sebagai Bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan

URGENSI EXIT EXAM BAGI NAKES

Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI

Sebagai penguatan Kedudukan dan peran tenaga Sanitarian Drs. SULISTIONO,SKM, M.Sc

PEDOMAN UJI KOMPETENSI DRAFT- Jum at, 27 Mei 2011

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN PEREKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/233/KPTS/013/2008. MTKP JATIM dan SERTIFIKASI AHLI GIZI 24/08/2012. Oleh : ANDRIYANTO, SH, MKes.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem

SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA Nomor:2284/SK/DPP-PERSAGI/XI/2014 T E N T A N G

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negar

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

Persyaratan permintaan perpanjangan STR yang diajukan setiap 5 (lima) tahun sekali adalah sebagai berikut:

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN KE LUAR NEGERI

Transisi epidemiologis

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK ELEKTROMEDIS

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 1 /KKI/PER/ I /2010 TENTANG REGISTRASI DOKTER PROGRAM INTERNSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN DAN PRAKTIK TENAGA GIZI

Tujuan Pembangunan Negara RI adalah kesejahteraan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) TENAGA KESMAS. Husein Habsyi PP IAKMI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sinergi PPNI-KONSIL Dalam Pengembangan Pendidikan dan Pelayanan Keperawatan di Indonesia HARIF FADHILLAH

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

Perubahan Paradigma Sistem Penjaminan Mutu dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi Kesehatan : Revitalisasi Peran Masyarakat Profesi Kesehatan

Peran Kolegium dan Masalah Perijinan Praktik untuk pelatihan dalam rangka. Pelaksanaan Sanksi Disiplin Profesi Kedokteran

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011 TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN

RE-REGISTRASI STR BIDAN

KOMITE NASIONAL UJI KOMPETENSI PERAWAT PPNI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEBIDANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DUKUNGAN DAN PERAN BADAN PPSDM KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 317/MENKES/PER/III/2010 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA

Peningkatan Kompetensi Lulusan Pendidikan Tinggi Kesehatan melalui Uji Kompetensi

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERSIAPAN BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN TERKAIT UU KEPERAWATAN DALAM STANDAR AKREDITASI RS VERSI 2012

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN PERAWAT ANESTESI

PERAN DAN KEBUTUHAN TENAGA GIZI DI SEKTOR KESEHATAN. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDMK Bogor, 26 Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEDOMAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT

BUKU LOG & BORANG PENGISIAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG MAJELIS TENAGA KESEHATAN PROVINSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN DAN PRAKTIK FISIOTERAPIS

Illah Sailah Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN. Disajikan Pada : RAPAT 23 SEPTEMBER 2014

OVERVIEW SURAT TANDA REGISTRASI AHLI KESEHATAN MAYARAKAT. Sulistiono Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN REFRAKSIONIS OPTISIEN DAN OPTOMETRIS

KEBIJAKAN IDI TENTANG REGISTRASI, PENDIDIKAN DAN PEMBINAAN KEDOKTERAN DI INDONESIA. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia

PROGRAM PENGEMBANGAN & PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT - CPD) VERIFIKASI CPD DOKTER PRAKTIK UMUM

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) melalui Uji Kompetensi

GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PSIKOLOG KLINIS

Disampaikan dalam Lokakarya Sertifikasi Promotor Kesehatan Yogyakarta, 2 Maret 2018

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEBIDANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUKU LOG PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT) BIDAN PROSES PERPANJANGAN STR

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN DAN PRAKTIK FISIOTERAPIS

Sulistiono. Ketua Divisi Registrasi MTKI

WORKSHOP ANALISA JABATAN DAN ANALISA BEBAN KERJA TINGKAT KABUPATEN

2 1. Pelayanan Kesehatan Tradional Empiris adalah penerapan kesehatan tradisional yang manfaat dan keamanannya terbukti secara empiris. 2. Pelayanan K

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PENGURUSAN SKP (Satuan Kredit Profesi), REGISTRASI & RE-REGISTRASI,

Transkripsi:

Meylina Djafar. MCN. MBA DPP PERSAGI Disampaikan pada Temu Ilmiah & Kongres Persagi,Yogya Nov 14

DEFINISI TENAGA KESEHATAN Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu, memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

Pasal 11 Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam: tenaga medis; tenaga psikologi klinis; tenaga keperawatan; tenaga kebidanan; tenaga kefarmasian; tenaga kesehatan masyarakat; tenaga kesehatan lingkungan; tenaga gizi; tenaga keterapian fisik; tenaga keteknisian medis; tenaga teknik biomedika; tenaga kesehatan tradisional; dan tenaga kesehatan lain.

Pasal 37 Konsil masing-masing tenaga kesehatan mempunyai fungsi pengaturan, penetapan dan pembinaan tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik Tenaga Kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), konsil masing-masing Tenaga Kesehatan memiliki tugas: melakukan Registrasi Tenaga Kesehatan; melakukan pembinaan Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik Tenaga Kesehatan; menyusun Standar Nasional Pendidikan Tenaga Kesehatan; menyusun standar praktik dan standar kompetensi Tenaga Kesehatan; dan menegakkan disiplin praktik Tenaga Kesehatan.

REGULASI UJI KOMPETENSI

Pelayanan kesehatan yang paripurna Penerapan beberapa aturan hukum Globalisasi Standarisasi output pendidikan & kompetensi nakes Kurikulum berbasis kompetensi Jumlah Distribusi Kualitas pendidika n Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Set up standard Drives learning Drive process Provide feedback Uji kompetensi Assessment Prinsip Student Assessment - Validitas - Reliabilitas - Feasibilitas - Dampak bagi mahasiswa & institusi pendidikan

Standardized of Health Service Ministry of Health Ministry of educatio n Educational Evaluation High quality of health service Patient Health professional s Certification & Registration

Uji Kompetensi: ujian yang dilaksanakan untuk menilai pencapaian kompetensi sesuai Standar Kompetensi dalam rangka memperoleh sertifikat kompetensi. Uji kompetensi = competence-based assessment sebagai longitudinal assessment, ujian standarisasi nasional/ uji kompetensi bagian integral dan komplementer terhadap sistem ujian kompetensi di institusi.

1 Landasan Filosofis 2 3 Landasan Sosiologis Landasan Yuridis 4 Landasan Teknis

Tujuan Dasar Uji Kompetensi untuk Lulusan Pendidikan Tinggi Kesehatan : Uji kompetensi ditujukan untuk menjamin lulusan pendidikan tinggi kesehatan yang kompeten dan terstandar secara nasional Uji kompetensi untuk menguji pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar dalam menjalankan profesionalisme dalam pelayanan dan mendorong pembelajaran sepanjang hayat Uji kompetensi sebagai metode asesmen untuk pengelolaan pasien yang aman dan efektif

Landasan Sosiologis KONTEKS NASIONAL Sistem Pendidikan dan Sistem Kesehatan Memperkuat Sistem Kesehatan Memperbaiki Derajat Kesehatan Masyarakat Sistem kesehatan yang terintegrasi dengan sistem pendidikan Kesiapan Kolaborasi Pelayanan Kolaborasi Pelayanan Pelayanan Kesehatan yang Optimal Tenaga Kesehatan Saat Ini dan Akan Datang Pendidikan Inter-Profesi Tenaga Kesehatan Sistem kesehatan terfragmentasi dari sistem pendidikan KEBUTUHAN KESEHATAN NASIONAL

Validity Reliable. Practicability. Defensible Impact on Learning

Alur Registrasi Nakes melalui Uji Kompetensi SERTIFIKASI Uji Kompetensi (exit exam) REGISTRASI LISENSI Serkom STR SIP / SIK Perguruan Tinggi * Uu 12/2012 MTKI Pmk 46/2013 Pemerintah Daerah

Manfaat Registrasi Nakes

UNTUK PEMBINAAN DAN PENGAWASAN MUTU TENAGA KESEHATAN, PERLU DILAKUKAN PROSES SERTIFIKASI MELALUI UJI KOMPETENSI YANG DISELENGGARAKAN OLEH : MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA (MTKI) DI TINGKAT PUSAT DAN MAJELIS TENAGA KESEHATAN PROPINSI (MTKP) DI TINGKAT PROVINSI.

Ada manfaat perolehan STR bagi Nakes Giz 1. kwalitas dan kwantitas nakes Perprofesi Level Pendidikan Kompetensi 2. kepastian dan perlindungan hukum terhadap pemberian pelayanan gizi oleh nakes 3. mutu pendidikan nakes gizi

Setiap tenaga kesehatan yang akan menjalankan pekerjaannya wajib memliki STR. Untuk memperoleh STR, tenaga kesehatan harus memiliki IJAZAH dan SERTIFIKAT KOMPETENSI Ijazah dikeluarkan oleh perguruan tinggi bidang kesehatan dan sertifikat kompetensi dikeluarkan oleh Institusi Pendidikan setelah yang bersangkutan lulus uji kompetensi.

Di Dapat Jumlah Tenaga Kesehatan Mutu Tenaga Kesehatan Ada Kepastian Hukum Jumlah Institusi Pendidikan Nakes Yang Profesional Nakes Perpropinsi/ profesi Perinstitusi Pemerintah/ swasta Perprofesi Level Pendidikan Kompetensi Bagi Tenaga Kesehatan Bagi Masyarakat Mutu Institusi Pendidikan

Alur Regulasi melalui Uji Kompetensi SERTIFIKA SI Uji Kompetensi (exit exam) REGISTRASI LISENSI Serkom STR SIP / SIK Perguruan Tinggi MTKI Pemerintah * UU 12/2012 PT PMK 46/2013 Daerah PERMENKES

Penerimaan Usul Penerbitan STR T Cek dan Verifikasi Soft Copy Agenda Penerimaan STR Pemilihan Menurut Profesi & Print Out Daftar Nama Usul STR Koreksi & Verifikasi Oleh Anggota MTKI (OP) T Entry Usul (Import Data) STR Ke Dalam Sistem Pembukuan STR Yg Di TTD Tanda Tangan STR Paraf STR Anggota MTKI (Profesi) Penempelan Foto Pembukuan Print Out- STR Pencetakan STR + Daftar Nama Foto Kopi + Cap STR Pengepakan STR Pembukuan / Rekapitulasi STR ( Per Profesi- Provinsi) Penyerahan STR Pengiriman STR

BAB II PELAKSANAAN REGISTRASI Pasal 2 1. Setiap Nakes yg akan menjalankan praktik dan atau pekerjaan keprofesiannya wajib memiliki Izin dari pemerintah 2. Untuk memperoleh izin dari Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat(1)diperlukan STR 3. STR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikeluarkan oleh MTKI dan berlaku secara Nasional 4. Untuk memperoleh str sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3),Nakes harus memiliki Sertifikat Kompetensi 5. Format STR terlampir

1. Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat(4) diberikan kepada peserta didik setelah dinyatakan lulus Uji Kompetensi oleh PTKes yg memiliki Izin penyelenggaraan sesuai dengan ketentuan peraturan per UU 2. Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh PTKes bersama dengan MTKI Pasal 4 1. STR berlaku sejak dikeluarkan dan berakhir pada tanggal lahir Nakes ybs di tahun kelima 2. STR dapat diperpanjang setiap 5 (lima) tahun setelah memenuhi persyaratan

3. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. Pengabdian diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di bidang kesehatan; dan b. Pemenuhan kecukupan dalam kegiatan pelayanan,pendidikan,pelatihan,dan atau kegiatan Ilmiah lain 4.Jumlah satuan kredit profesi sebagaimana dimaksud pada ayat(3) huruf b untuk setiap kegiatan ditetapkan oleh MTKI atas usulan dari organisasi profesi

1. Pengabdian diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di bidang kesehatan sebagaimana dimaksud pada psl 4 ayat (3) huruf a dibuktikan dengan: a. Keterangan kinerja dari Institusi tempat bekerja,atau keterangan praktik dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota b. Surat Izin Praktik atau Surat Izin Kerja; dan c. Rekomendasi dari Org.Profesi 2.Pemenuhan kecukupan dlm kegiatan pelayanan,pendidikan,pelatihan dan/atau kegiatan Ilmiah lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat(3) huruf b dibuktikan dg pemenuhan syarat satuan kredit profesi yang diperoleh 5 (lima) tahun yg ditetapkan oleh Organisasi profesi

Dalam hal Nakes tidak dapat memenuhi ketentuan persyaratan perpanjangan STR sebagaimana dimaksud dlm psl 4 ayat (3), maka Nakes tsb harus mengikuti Evaluasi kemampuan yang dilaksanakan oleh OP bekerja sama dengan MTKI BAB VI. PERALIHAN Pasal 30 pemberian STR bagi Nakes yg punya Izin praktik,izin kerja,str, sebelum PM 46/2013 Nakes blm punya STR,izin,Izin praktik,izin kerja telah lulus ujian prog pddk sebelum diberlakukan UKOM diberi STR Permohonan STR bisa kolektif MTKP MTKI

HARMONISASI BENTUK IZIN SERTIFIKAT KOMPETENSI SURAT TANDA REGISTRASI SURAT IZIN PRAKTIK ATAU SURAT IZIN KERJA

29

Aktivitas dalam tiap Ranah CPD Pembelajaran Mengikuti seminar, workshop, kursus, penelusuran EBM session, membaca artikel di jurnal terakreditasi, dll Profesionalisme Pengabdian Masyarakat Publikasi Ilmiah Pengembangan Ilmu Praktik/pelayanan kepada pasien/klien, menjadi pembicara/moderator pada seminar/workshop, berpartisipasi dalam audit medik, dll Bakti sosial, penyuluhan, keaktifan dalam organisasi profesi, aktif dalam pokja tertentu, dll Menulis buku (dgn ISBN), menerjemahkan buku di bidang ilmunya (dgn ISBN), menulis tinjauan pustaka yang dipublikasi di jurnal (yang terakreditasi). Penelitian, mengajar, instruktur klinis/tutor, asesor kompetensi

Peran Organisasi Profesi 1.Menentukan jumlah satuan kredit profesi (SKP) dan proporsinya dalam tiap ranah sebagai syarat re-sertifikasi dan atau reregistrasi yang dilaksanakan tiap 5 tahun. Bagi tenaga kesehatan selain tenaga medis, penetapan jumlah SKP dilakukan oleh MTKI atau KFN berdasarkan usulan organisasi profesi. Contoh: Dokter : 250 SKP Apoteker : 127,5 SKP Perawat : 25 SKP Gizi : 25 SKP

Peran Organisasi Profesi 2. Menetapkan besaran SKP bagi setiap penyelenggaraan kegiatan ilmiah keprofesian dengan mempertimbangkan: Bentuk dan skala penyelenggaraan kegiatan Materi yang disajikan Reputasi/kompetensi narasumber Durasi penyelenggaraan kegiatan Aksesibilitas, dan sebagainya.

Tiap OP segera memutuskan tentang CPD: Berapa pemberian SKP (satuan kredit profesi) sesuai yg diperlukan Bagaimana cara mendapatkannya,melalui event tertentu OP penyiapkan SK,Pedoman pemberian SKP BPPSDMK memfasilitasi CPD: OP membuat pertemuan ilmiah tiap rumpun nakes Pelaksana: BPPSDMK dan OP Simposium nasional Bila perlu Simposium Internasional

Penyempurnaan software Registrasi on line (ROL) Perluasan OP yang ikut (ROL) Perluasan jaringan registrasi on-line ke seluruh provinsi Pelatihan teknisi / staf administrasi untuk registrasi on-line (OP dan MTKP)

Fasilitasi pengembangan CPD (SEMINAR, WORKSHOP,SYMPOSIUM, PENULISAN KARYA ILMIAH) untuk seluruh OP Penyelenggaraan symposium nasional untuk tiap rumpun tenaga kesehatan ( OP) Bila perlu menyelenggarakan symposium internasional ( OP ) Penerbitan JTKI (Jurnal Tenaga Kesehatan Indonesia) utk setiap OP atau MTKI : Biaya penerbitan Pelatihan scientific writing)

Dengan telah disusunnya Blue Print Uji Kompetensi untuk Nakes TRD dan RD, perlu dilakukan pertemuan dengan para pemangku kepentingan dan Indstitusi pendidikan terkait serta para stake holder Setelah Blue print disepakati, perlu dilakukan TOT Item Dvelopment dan Item Review soal TRD dan RD Setelah soal Uji Kompetensi di susun,dan terkumpul soal dari Regional Barat dan Timur, maka perlu di lakukan Item Review dari kumpulan Soal yang telah ada di IBA kedua regional

Sumber Hasil ksepakatan antara PERSAGI & AIPGI Th 2013-2014

Tinjauan 1 AREA KOMP TRD D3 GZ LANDASAN ILMIAH ILMU GIZI RD PROFESI 5-10% 5-10 % KETR PROSES ASUHAN GIZI INDV & KLG 30-40% 40-50 % MANAG PROGRAM PELAYANAN PANGAN & GIZI 15-20% 10-15% MANAG SISTEM PENYELENGGR MAKANAN 15-20% 10-15 % ETIKA MORAL &PROFESIONALISME GIZI 5-10% 5-10 % KOUNIKASI EFEKTIF 5-10% 5-10 % PENELITIAN TERAPAN GIZI 5-10% 5-10 %

TINJ 2 (DOMAIN PERILAKU) TINJ 3 (REASONI NG ABILLITY) TINJ 4 (KEDALAMAN RINCIAN / SIFAT PELAYANAN) TINJ 5 (UPAYA PELAYA NAN) TINJ 6 SASARAN Endrokrinologi dan metabolik: DM, hyperthyroid,obesitas, syndrom metabolik Promotif INDIVIDU Kognitif (15 %) Recall (15%) Prosedural Knowledge (75 %) Reasoning (85%) Cardiovascular disease: HT, Dislipidemia, AMI, CHD Preventif KELOMPO K Neurology: Stroke, CVA, Cerebral palsy, MND Kuratif Konatif (10 %) Renal disease: ARF, CRF, Nephrotic syndrome, Gastrohepatology: GI disorders, CH, Pancreatitis, Cholesistitis, choleliitiasis, CD, UC Respiratory: COPD Rehabilitatif

T 2 T 3 TINJ 4 T 5 Nutritonal Deficiency: IDA, GAKY, KEP, KVA Surgery and Critical Care SCREENING GIZI : ANTROPOMETRI, DIETARY ASSESMENT GIZI, BIOKIMIA, KLINIS, SURVEILANS INTERVENSI LIFE CYCLE : (HAMIL, MENYUSUI, BAYI, BALITA, ANAK SEKOLAH, REMAJA, DEWASA, LANSIA) HYGINE SANITASI PRODUKSI DAN DISTRIBUSI MAKANAN

MULTIPLE QUESTION /MCQ Type A TEMPLETE PENYUSUNAN SOAL : NO ISI TEMPELETE KETR D3 GIZI TINJAUAN VIGNETTE TINJAUAN ( T1 T5 ) SESUAI BLUE PRINT GIZI D3 & RD RD TINJAUN ( T1 T 6) setiap Tinjauan BP tersebar BOBOT dl % VIGNETTE/ KASUS SOAL LEAD IN / PERTANYAAN Aktual Cases Sesuai syarat OPTION / DAFTAR JAWABAN Dan KUNCI NAMA PENYUSUSN/WRITER A sd E homogen REFERENCES

TERIMA KASIH WASS WR WB

Pasal 4 Nakes hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah memiliki izin dari menteri kesehatan Pasal 21 Setiap Nakes dalam melakukan tugasnya wajib memenuhi standar profesi Pasal 24 Perlindungan hukum diberikan kepada Nakes yang melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesi

DASAR HUKUM UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 21 - Ayat 1 : Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam rangkapenyelenggaraan pelayanan kesehatan. - Ayat 2 : Ketentuan mengenai perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah - Ayat 3 : Ketentuan mengenai tenaga kesehatan diatur dengan Undang-Undang.