CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA



dokumen-dokumen yang mirip
KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

BAB I PENDAHULUAN. pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non-infeksi, degenerasi dan. kanker (Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, 2005).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Kanker

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara merupakan diagnosis kanker yang paling sering terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI

KUESIONER. 1. Ayah : a. Tidak Pernah Sekolah d. Tamat SLTP/MTS. b. Tidak tamat SD/MI e. Tamat SMA/MA. c. Tamat SD/MI f.

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. viabel. Jika seorang wanita hamil kembar, kehamilannya tetap dihitung satu kali

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

MERAWAT PAYUDARA DAN WASPADA KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH ALIYAH PUTRI PUI TALAGA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

PENYULUHAN KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN WANITA DALAM USAHA MENCEGAH KANKER PAYUDARA DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa

A. Pertanyaan Berikut Ini Untuk Mengukur Pengetahuan tentang SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka diharapkan masyarakat kelompok atau individu dapat memperoleh

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi : inspeksi dan palpasi pada payudara. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu tahap perkembangan sudah dimulai, namun yang pasti setiap remaja

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi beban kesehatan masyarakat karena keberadaannya tersebar di

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker payudara ialah sejumlah sel di dalam payudara dan berkembang

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dan diobati. Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto. menunjukkan bahwa 80% penderita kanker payudara datang

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB I PENDAHULUAN. Tumor secara umum merupakan sekumpulan penyakit. yang membuat sel di dalam tubuh membelah terlalu banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara, atau disebut sebagai karsinoma mamae merupakan

Mempelajari kebenaran tentang kanker payudara dapat menyelamatkan hidup Anda MITOS, KEBENARAN DAN FAKTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. porsio. Untuk mengetahui adanya tanda-tanda awal keganasan servik. rahim dengan menggunakan mikroskop (Supriyanto, 2010)

BAB XXIV. Kanker dan Tumor. Kanker. Masalah pada leher rahim. Masalah pada rahim. Masalah pada payudara. Masalah pada indung telur

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

No. Responden: B. Data Khusus Responden

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB II ISI

BAB I PENDAHULUAN. payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedang milik wanita menjadi

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kanker pada wanita. Kanker payudara merupakan keganasan terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al.,

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan. presentase kasus baru tertinggi sebesar 43,3%, dan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. FAM (Fibroadenoma Mammae) merupakan tumor jinak payudara dan merupakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertama tidak bertindak atau tidak melakukan apa-apa, alasannya antara lain

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

Ovarian Cysts: A Review

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju terlebih lagi bagi negara berkembang. Angka kematian akibat

BAB I PENDAHULUAN. ganas dapat berasal atau tumbuh dari setiap jenis sel di tubuh manusia (Depkes RI,

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

Curriculum Vitae. Writing Procedures

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sel-sel jaringan tubuh pada payudara dan tumbuh di luar kendali, yang bila tidak

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Transkripsi:

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA Oleh : Debby dan Arief Dalam tubuh terdapat berjuta-juta sel. Salah satunya, sel abnormal atau sel metaplasia, yaitu sel yang berubah, tetapi masih dalam batas normal. Namun jika sel ini dipengaruhi faktor lain maka akan menjjadi sel dysplasia, yaitu sel yang berubah menjadi tidak normal dan terbatas dalam lapisan epitel (lapisan yang menutupi permukaan terbuka dan membentuk kelenjar-kelenjar). Sel-sel dysplasia ini akan berkembang menjadi kanker karena berbagai faktor yang mempengaruhi dalam kurun waktu 10-15 tahun. Semua orang mempunyai sel ini. Kanker payudara merupakan salah satu bentuk pertumbuhan sel atau jaringan secara liar dan tidak terkendali pada payudara. Di Indonesia, kanker payudara adalah kanker nomor dua terbanyak dari 10 tumor tersering yang sering terjadi pada wanita setelah kanker mulut rahim. Setiap wanita dengan usia lebih dari 20 tahun disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri tiap bulannya. Dan pada wanita pra-menopause sebaiknya melakukan pemeriksaan setelah hari ke-5 dan ke-7 sesudah siklus menstruasi (hari ke-10 dihitung dari awal siklus menstruasi), dimana jaringan payudara saat densitasnya (kepadatan jaringan) lebih rendah. Jika pemeriksaan ini dilakukan pada saat jaringan payudara masih padat, maka seolah-olah akan teraba benjolan dan hasil pemeriksaannya menjadi positif palsu. Pada pasien yang tergolong dalam risiko tinggi disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri saat pertengahan siklus menstruasi.

The American Cancer Society mengeluarkan beberapa rekomendasi, yang antara lain berupa pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dikerjakan oleh tenaga ahli minimal sekali dalam 3 tahun antara usia 20-39 tahun. Sesudah usia 40 tahun, pemeriksaan payudara sebaiknya dilakukan setiap tahunnya. Dokter dalam hal ini perlu memberikan instruksi kepada pasien wanita mengenai teknik pemeriksaan payudara sendiri dan menyarankan mereka untuk melaporkan hasilnya apabila dalam pemeriksaan ditemukan adanya massa atau kelainan yang lainnya. Pemeriksaan payudara untuk memastikan bahwa payudara ibu masih normal. Pemeriksaan payudara juga membantu petugas kesehatan menemukan kondisi medis tertentu (seperti infeksi ataupun tumor) yang dapat menjadi serius jika tidak diobati. Banyak petugas kesehatan menyarankan agar ibu melakukan pemeriksaan payudara secara rutin sejak seorang ibu / klien mulai aktif secara seksual atau sejak usia 30-50 tahun. Pemeriksaan payudara sendiri (SARARI) dapat dilakukan sendiri oleh ibu seetiap saat. Akan lebih baik apabila dilakukan juga pemeriksaan klinis untuk ibu / klien usia 20-30 tahun setiap 3 tahun satu kali dan yang di atas 40 tahun satu tahun satu kali, kecuali apabila ibu memiliki faktor resiko, pemeriksaan dilakukan 1 tahun sekali Bila Anda mempunyai saudara yang sebelumnya adalah penderita kanker payudara atau kanker ovarium, terutama penderita yang belum mencapai usia 40 tahun, kami menyarankan Anda untuk melakukan screening pada usia 25 tahun. Adanya pertumbuhan sel liar pada payudara hampir tanpa gejala. Tidak ada rasa sakit sama sekali pada awal pertumbuhannya. Namun jika sel-sel tersebut sudah cukup banyak jumlahnya dan mulai menyebar ke bagian tubuh lain yang lebih luas maka akan terlihat beberapa perubahan pada daerah di sekitar payudara. Berikut ini beberapa gejala kanker peyudara: 1. Keluar darah atau cairan 2. Pengeluaran rabas dari putting payudara, berdarah atau serosa 3. Pembengkakan pada putting 4. Terjadi perubahan bentuk dan pembengkakan pada bagian tertentu payudara 5. Cekungan atau perubahan kulit payudara 6. Ada benjolan padat, keras, tidak sakit, jika diekan tidak bergerak pada tempatnya, dan hanya teraba pada salah satu payudara atau sekitar ketiak 7. Terdapat daerah hitam di sekitar payudara (areola) yang berkerut, berlipat atau bengkak 8. Terabanya benjolan atau penebalan payudara, biasanya tidak nyeri

9. Asimetri payudara 10. Retraksi atau adanya skuama pada putting payudara 11. Tanda-tanda stadium lanjut, yaitu nyeri, pembentukan ulkus, dan edema Jika terdapat benjolan yang didiagnosis kanker maka harus diwaspadai. Segera lakukan tindakan penanganan sebelum menyebar lebih luas di organ tersebut atau organ sekitarnya. A. Pemeriksaan payudara sendiri (sadari) 1. Buka baju Anda dan berdiri tegak di depan cermin dengan kedua lengan lurus ke bawah. Perhatikan ada-tidaknya perubahan ukuran dan bentuk dari payudara Anda, seperti lekukan atau kerutan dari kulit 2. Angkat tangan Anda di atas kepala dan lihat ada-tidaknya perubahan ukuran atau bentuk dari payudara Anda. 3. Pijat daerah sekitar putih, perhatikan ada yang berbeda atau tidak, seperti keluar cairan yang tidak normal 4. Tekan payudara memutar searah jarum jam dengan bidang datar dari jari-jari anda yang dirapatkan. Dimulai dari posisi jam 12.00 pada tepi luar payudara, putar perlahan ke bagian dalam dan di akhiri pada bagian putting susu. Ketika menekan, periksa perlahan ada benjolan atau tidak 5. Baringkan tubuh dengan punggung disangga bantal dan salah satu tangan di bagian kepala. Gunakan tangan yang bebas untuk merasakan seluruh permukaan payudara dengan menekan. Lakukan untuk payudara yang satunya.

B. Mammografi Pemeriksaan dengan mammografi, biasanya tidak dianjurkan untuk dilakukan pada usia kurang dari 35 tahun karena struktus jaringan payudara masih padat sehingga dengan alat tersebut masih sukar untuk mendeteksi bibit kanker ini. Sebagai penggantinya bisa digunakan pemeriksaan dengan USG. Rekomendasi dari American Cancer Society (ACS), American Colegge of Radiology (ACR), American Medical Association (AMA), National Cancer Institute (NCI), American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG), dan U.S. Preventive Services Task Force (USPSTF) mengatakan bahwa wanita usia 40 tahun atau lebih dianjurkan mendapat skrining mamografi satu kali tiap tahunnya. Tekanan pada payudara sewaktu pemeriksaan mammografi akan memberikan perasaan yang kurang menyenangkan pada kedua payudara, untuk itu lakukanlah pemeriksaan payudara setelah haid. Hal ini juga berguna untuk memastikan tidak keadaan hamil.

C. Ultrasonografi (USG) Merupakan salah satu pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi adanya kanker dengan menggunakan gelombang suara. Tiap jaringan kanker dengan kepadatan yang berbeda akan menggambarkan hasil penampakan yang berbeda pada USG. Selain mamografi, pemeriksaan ini adalah dengan mendeteksi jaringan kanker dengan menggunakan gelombang suara. Tiap jaringan dengan kepadatan yang berbeda akan menggambarkan hasil penampakan yang berbeda pada pemeriksaan USG.

D. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Penggunaan MRI sebagai alat skrining pertama kali dilaporkan pada tahun 1980- an, dan studi telah membuktikan manfaat dan keterbatasan dari MRI. Para ahli dari berbagai studi menemukan bahwa penggunaan MRI sebagai metode skrining kanker payudara lebih sensitive daripada mamografi. MRI menggunakan bidang magnet untuk memproduksi gambar potongan struktur jaringan secara mendetail, memberikan kontras yang sangat bagus untuk jaringan lunak. Kontras antara jaringan di payudara (lemak, kelenjar, lesi, dan lain-lain) bergantung pada mobilitas dan lingkungan magnetis dari atom hydrogen di air dan lemak yang berkontribusi pada terang tidaknya jaringan pada gambar yang dihasilkan. MRI telah diaplikasikan secara luas untuk memeriksa penyakit simtomatik, di mana dari hasil penelitian telah terbukti memiliki sensitivitas yang tinggi sebagai alat skrining untuk kanker payudara pada wanita dengan risiko tinggi berdasarkan riwayat keluarga. Pendekatan dengan MRI ini mebutuhkan teknik dan peralatan yang memadai, serta staf yang berpengalaman. DAFTAR PUSTAKA Gruendemann, & Fernsebner. 2006. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif, Vol. 2 Praktik. Jakarta: EGC Kasdu, D. 2008. Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta: Puspa Swara Rasjidi, I. 2010. 100 Question & Answer Kanker pada Wanita. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Roizen, & Mehmet. 2009. Sehat Tanpa Dokter: Panduan Lengkap Memahami Tubuh Agar Tetap Sehat dan Awet Muda. Bandung: PT Mizan Pustaka