CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)



dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN HAMA SECARA HAYATI Oleh : Awaluddin (Widyaiswara)

PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN SECARA TERPADU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

tanam, tanamlah apa saja maumu aku akan tetap datang mengganggu karena kau telah merusak habitatku maka aku akan selalu menjadi pesaingmu

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 Tentang : Perlindungan Tanaman

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

Peran Varietas Tahan dalam PHT. Stabilitas Agroekosistem

PENGENDAUAN TERPADU HAMA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas Unn.) Dr. Ir. Dadang, MSc. Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPS

3. PENGENDALIAN OPT TANAMAN JAGUNG

TEKNIK PENGELOLAAN HAMA OLEH SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOI FPMIPA UPI

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BEBERAPA TEKNIK PENGENDALIAN HAMA TERPADU

PENGELOLAAN HAMA TERPADU (PHT)

TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan daun kelapa sawit. Namun demikian, penggunaan insektisida kimia

Ilmu Tanah dan Tanaman

Ambang Ekonomi. Dr. Akhmad Rizali. Strategi pengendalian hama: keuntungan dan resiko Resiko aplikasi pestisida

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L) Meriill) merupakan salah satu komoditi tanaman yang

Mengapa menggunakan sistem PHT? Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Mengapa menggunakan sistem PHT? Mengapa menggunakan sistem PHT?

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.2 Tujuan Untuk mengetahui etika dalam pengendalian OPT atau hama dan penyakit pada tanaman.

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HORTIKULTURA

HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT

PENGENDALIAN OPT PADI RAMAH LINGKUNGAN. Rahmawasiah dan Eka Sudartik Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

PENDAHULUAN. senilai US$ 588,329,553.00, walaupun ada catatan impor juga senilai US$ masyarakat (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerugian pada tanaman hortikultura, baik yang dibudidayakan

PESTISIDA 1. Pengertian 2. Dinamika Pestisida di lingkungan Permasalahan

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman (PA 1082)

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

Pengelolaan Agroekosistem dalam Pengendalian OPT. Status Pengendalian

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang

PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik

Permasalahan OPT di Agroekosistem

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tradisional hingga pasar modern. Selain itu, jambu biji juga penting sebagai

JENIS DAN PADAT POPULASI HAMA PADA TANAMAN PERANGKAP Collard DI SAYURAN KUBIS

BAB I PENDAHULUAN. ulat grayak merupakan hama penting pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum

Musuh Alami. Pengendalian Hayati

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Cultural Control. Dr. Akhmad Rizali. Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya. Mengubah paradigma pengendalian OPT:

b) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis ) c) Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)/tomcat d) Kumbang Carabid (Ophionea nigrofasciata)

KUISIONER WAWANCARA PETANI PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) LADA DI BANGKA

TINJAUAN PUSTAKA. hama berdasarkan ekologi yang menitikberatkan pada faktor-faktor mortalitas

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki pasar global, persyaratan produk-produk pertanian ramah

VI. PEMBAHASAN UMUM Strategi pengendalian B. tabaci dengan Perpaduan Pemanfaatan Tanaman Pembatas Pinggir dan Predator

ALTERNATIF PENGENDALIAN HAMA SERANGGA SAYURAN RAMAH LINGKUNGAN DI LAHAN LEBAK PENGENDALIAN ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN HAMA SAYURAN DI LAHAN LEBAK

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN OPT KEDELAI

Pengertian dan Arti Penting Perlindungan Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

Icerya purchasi & Rodolia cardinalis

PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tembakau merupakan komoditas perkebunan yang mempunyai

PENINGKATAN HASIL USAHATANI SAYURAN MELALUI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

Oleh Syahnen dan Ida Roma Tio Uli Siahaan. Gambar 1. Ulat api Setothosea asigna Sumber : Purba, dkk. (2005)

Uji Parasitasi Tetrastichus brontispae terhadap Pupa Brontispae Di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. faktor struktur tanah, pencemaran, keadaan udara, cuaca dan iklim, kesalahan cara

NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN

Peta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing.

MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3KK Nglegok

PETUNJUK PENGAMATAN OPT PERKEBUNAN

I. TOLAK PIKIR PERLINDUNGAN TANAMAN

I. PENDAHULUAN. luas areal kakao yang cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari

I. PENDAHULUAN. Kedelai adalah salah satu bahan pangan yang sangat penting bagi masyarakat

I. TINJAUAN PUSTAKA. Setothosea asigna, Setora nitens, Setothosea bisura, Darna diducta, dan, Darna

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. Aturan karantina di negara-negara tujuan ekspor komoditi buah-buahan

BAB IV. EKOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

Memahami Konsep Perkembangan OPT

BAB I PENDAHULUAN. seluruh bagian dari tanaman ini dimanfaatkan sebagai obat bagi manusia (Deptan,

Mengenal Hama Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal. Oleh : Budi Budiman

Rintisan Metode Pengamatan Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) di Kabupaten Dairi Propinsi Sumatera Utara.

TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN APLIKASI ATTRACT PADA TANAMAN BUDIDAYA

Moch Taufiq Ismail_ _Agroekoteknologi_2013

I. PENDAHULUAN. memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi populasi dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik meliputi makanan,

HAMA KUMBANG BIBIT Plesispa reichei PADA TANAMAN KELAPA. Amini Kanthi Rahayu, SP. POPT Ahli Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi pertanian, khususnya dalam pengendalian penyakit tanaman di

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr.) merupakan komoditas andalan yang sangat

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN KEHUTANAN

Apa itu PERTANIAN ORGANIK?

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

Pengendalian Hama dengan Varietas Tahan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMANFAATAN PARASITOID Tetrastichus schoenobii Ferr. (Eulopidae, Hymenoptera) DALAM PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADA TANAMAN PADI

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

I. PENDAHULUAN. seluruh dunia dan tergolong spesies dengan keragaman genetis yang besar.

MENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH DAN MUSUH ALAMINYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ulat kantong Mahasena Corbetti :

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

Waspadai Kemunculan Pengorok Daun (Liriomyza sp) pada Tanaman Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2) Lektor Kepala/Pembina TK.I. Dosen STPP Yogyakarta. I. PENDAHULUAN Penurunan kuantitas hasil dan kualitas/mutu hasil, produk pertanian menyebabkan kurang berdaya saing pasar, hal ini disebabkan terbawanya OPT pada produk tanaman dan adanya residu pestisida. Masalah OPT tidak timbul begitu saja dan sifatnya tidak langsung mendadak. Ledakan OPT terjadi karena kombinasi antara faktor tanaman, OPT itu sendiri, dan lingkungan yang saling mendukung. Pengendalian OPT pada saat ini dilakukan dengan menerapkan sistem PHT (Pengendalian Hama Terpadu). Penerapan PHT dimulai sejak pratanam sampai panen dilakukan sejalan dengan cara budidaya. Pengendalian secara terpadu dengan cara : 1). memadukan semua teknik atau metode pengendalian yang sesuai, 2).lebih menekankan cara-cara pengendalian non kimiawi, 3).penggunaan pestisida kimia sebagai alternatif terakhir apabila cara pengendalian lain tidak efektif, pada saat OPT mencapai ambang pengendalian. Dalam penerapan Pengendalian Hama Terpadu, kegiatan pengamatan akan menentukan keberhasilan pengambilan keputusan pengendalian OPT sebagaimana gambar 1. ANALISIS EKOSISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGAMATAN TINDAKAN AGROEKOSISTEM Gambar 1. Alur pengendalian OPT. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan hasil analisis data pengamatan.tindakan pengendalian dilakukan apabila populasi/tingkat serangan OPT sudah ambang pengendalian. Keputusan dapat berupa tindakan, diteruskannya kegiatan pengamatan atau dilaksanakannya pengendalian.

Gambar 2. Pengamatan OPT II. CARA-CARA PENGENDALIAN OPT 1. PENGENDALIAN SECARA TEKNIK BERCOCOK TANAM a. Penggunaan benih bermutu, sehat, varietas tahan OPT b. Pengaturan jarak tanam c. Pemupukan berimbang d. Pengaturan tata air e. Penanaman tanaman perangkap/pemikat Gambar 3. Perangkap Warna Kuning Gambar 4. Tanaman penghalau dan perangkap kuning. 2. PENGENDALIAN SECARA FISIK / MEKANIK a. Sanitasi/eradikasi selektif terhadap tanaman terserang OPT b. Sanitasi gulma sebagai inang OPT c. Pengambilan kelompok telur/ ulat a b c Gambar 5. Eradikasi tanaman, sanitasi gulma, pengambilan kelompok telur.

3. PENGENDALIAN BIOLOGI / HAYATI. Pengendalian Biologi/Hayati adalah Pengendalian dengan memanfaatkan musuh alami atau agensia hayati. Berdasar cara kerja atau sifatnya, musuh alami dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu : Predator, Parasitoid, Patogen serangga, Antagonis patogen tumbuhan. PREDATOR adalah binatang/hewan yang memangsa hama untukmemenuhi hidupnya. Bangsa predator antara lain adalah belalang, capung, kumbang, lalat, semut, laba-laba, burung dll. Gambar 6. Predator. Ciri-ciri Predator : Umum ukuran tubuh lebih besar dari mangsa; Kehidupannya seekor predator membutuhkan mangsa dalam jumlah banayak; Mempunyai daur hidup lebih lama darimangsanya. PARASITOID adalah serangga yang memarasit atau hidup dan berkembang dengan menumpang serangga lain (inang). Ciri-ciri parasitoid : Ukuran tubuh lebih kecil dari tubuh inang; Membunuh inang secara perlahan, setelah parasit menjalani daur hidup pada inang; Umum hanya memerlukan satu inang untuk berkembang menjadi dewasa. Berdasar atas stadia inang, parasitoid dibedakan : 1. Parasitoid telur : parasitoid yang memarasit stadia telur 2. Parasitoid larva : parasitoid yang memarasit stadia larva 3. Parasitoid pupa : parasitoid yang memarasit stadia pupa 4. Parasitoid imago : parasitoid yang memarasit stadia imago Gambar 7. Siklus Parasitoid PATOGEN (PENYEBAB PENYAKIT SERANGGA) adalah mikroorganisme yang menyebabkan infeksi dan menimbulkan penyakit pada serangga hama. Golongan patogen serangga : Jamur; Bakteri; Virus; Protozoa; dan Nematoda.

Gambar 8. Patogen. ANTAGONIS PATOGEN TUMBUHAN adalah mikroorganisme yang mengintervensi aktivitas pathogen penyebab penyakit tumbuhan. Mekanisme patogen tumbuhan dalam menekan populasi atau aktivitas patogen tumbuhan dapat berupa : hiperparasitisme, kompetisi terhadap ruang dan hara, antibiosis, dan lisis. Efektivitasnya dapat dilihat dengan tidak berkembangnya penyakit. Contoh agens antagonis patogen tumbuhan : Trichoderma spp; Gliocladium sp.; Pseudomonas fluorescens. Gambar 9. Antagonis pathogen tumbuhan. 5. PENGENDALIAN DENGAN PESTISIDA Pestisida dibedakan pestisida nabati/hayati dan pestisida kimia. penggunaan pestisida kimia merupakan alternatif terakhir. Pestisida kimia yang digunakan telah terdaftar dan diijinkan menteri Pertanian untuk tanaman dan OPT tertentu yang menyerang tanaman pertanian. Penggunaan pestisida hendaknya memenuhi kriteria 6 tepat : 1. Tepat jenis, 2. Tepat Mutu, 3. Tepat sasaran, 4. Tepat Dosis dan Konsentrasi, 5. Tepat Waktu, 6. Tepat Cara dan Alat Aplikasi, 7. Seminimal mungkin meninggalkan residu pada hasil panen. III. PENGGUNAAN PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1. Baca dan pahami label yang tertera di packing pestisida, tanyakan pada petugas bila ada yang tidak dimengerti. 2. Pakailah selalu perlengkapan pelindung setiap kali mencampur dan aplikasi pestisida SARUNG TANGAN SEPATU BOOT PLASTIK KACAMATA

3. Jangan menyemprot berlawanan arah dengan arah angin 4. Jangan meniup nozle yang tersumbat, bersihkan dengan air/benda lunak 5. Jangan makan, minum, merokok waktu menyemprot. 6. Jangan gunakan wadah pestisida tempat makanan/bahan lain 7. Pasang papan peringatan pada lahan yang selesai disemprot dengan pestisida terbatas

8. Simpan pestisida pada tempat yang aman dan terkunci 9. Cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan minum Cuci tangan dengan 10. Bersihkan tubuh setelah melakukan penyemprotan 11. Cuci pakaian yang telah digunakan menyemprot 12. Hewan peliharaan tidak boleh mendekati atau berada di tempat pencampuran, penyemprotan, atau bekas penyemprotan/aplikasi pestisida Jauhkan pakan ternak dari kontaminasi pestisida

WAJIB DILAKSANAKAN : * Pestisida dengan residu berbahaya tidak boleh diaplikasikan menjelang panen dan saat panen * Pestisida disimpan dalam kemasan aslinya * Pembuangan wadah pestisida kosong tidak membahayakan manusia dan mencemari lingkungan * Wadah bekas pestisida harus dirusak untuk mencegah penggunaan ulang PRINSIP DASAR PENGGUNAAN PESTISIDA - UU No 12 Th 1992 menyebutkan pengendalian OPT dilaksanakan dengan sistem PHT - Pestisida merupakan alternatif terakhir, setelah cara pengendalian lain tidak dapat dilaksanakan - Penggunaan pestisida sedapat mungkin dihindari, bila terpaksa digunakan, penggunaannya secara bijaksana (tepat jenis, tepat mutu, tepat sasaran, tepat dosis/konst,tepat waktu, tepat cara/alat) LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL MEMPERKECIL RESIDU PESTISIDA PERTANIAN * Memilih jenis pestisida yang tepat, efektif terhadap OPT sasaran * Memilih pestisida yang mudah terurai (DT 50 rendah) * Waktu aplikasi pestisida yang tepat * Dosis dan konsentrasi yang digunakan minimum efektif terhadap OPT sasaran * Diusahakan aplikasi hanya pada bagian tanaman terserang/populasi OPT * Aplikasi pestisida terakhir usahakan sejauh mungkin sebelum panen * Tidak menggunakan sticker (bahan perekat) * Alat dan teknik aplikasi yang tepat REFERENSI : Balai Perlindungan Tanaman Pertanian, 2010. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan. Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta. Kasumbogo Untung. 1996. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada University Press.. 000.