MODEL LATIHAN IMAGERY SEBAGAI PENDUKUNG KETEPATAN WAKTU PENCAK SILAT KATEGORI TUNGGAL, GANDA DAN REGU.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. National Basket League (NBL) terjadi peningkatan jumlah penonton sebanyak 30% pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multi budaya dan keanekaragaman. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat penampilan atlet dapat dilihat dari beberapa faktor seperti

PEMBINAAN PRESTASI ATLET PENCAK SILAT DEWASA DI KABUPATEN KLATEN

EVALUASI KONDISI FISIK ATLET IPSI KABUPATEN JOMBANG KATEGORI TANDING PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. diyakini oleh para pakar dan pendekarnya pencak silat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN PENCAK SILAT JURUS REGU BAKU DI EKSTRAKURIKULER PSHT CABANG BLITAR

PENGEMBANGAN BUKU SAKU PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA DI SD NEGERI II TEMANGGUNG I KABUPATEN TEMANGGUNG JAWATENGAH

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

PENGARUH LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP HASIL TEMBAKAN ATLET MENEMBAK RIFLE JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

B. Kategori Tunggal Kategori yg menampilkan seorang Pesilat memperagakan kemahirannya dalam Jurus Tunggal Baku secara benar, tepat dan mantap, penuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROPOSAL PELATIHAN WASIT JURI PENCAK SILAT KABUPATEN SLEMAN

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PANDAK KABUPETEN BANTUL TERHADAP PERATURAN PERMAINAN BOLA VOLI

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan kemampuan masingmasing

PENGEMBANGAN PERMAINAN LIBERATE HOSTAGES UNTUK PEMBELAJARAN SERVIS BOLAVOLI KELAS X DI SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN YOGYAKARTA

KEJURDA PENCAK SILAT Remaja ATMA LUHUR CUP

ANALISIS INTERAKSI SOSIAL ATLET BOLA VOLI KLUB ANANTA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017

PRESTASI UNTUK LAMPUNGKU GOR. STO Metro LAMPUNG KATEGORI USIA DINI, PRA REMAJA, REMAJA DAN DEWASA COMBAT SPORTS THE DAWN OF FIGHTERS AGUSTUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Andri Setiadi, 2013

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN SHOOTING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEDIUM SHOOT PESERTA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA NEGERI 2 KLATEN

HUBUNGAN KECEMASAN TERHADAP HASIL TES KETEPATAN JUMP SERVE BOLAVOLI. (Studi Pada Tim Bolavoli Putra SMK PGRI 3 Kediri Tahun Ajaran )

JURNAL MINAT SISWA PUTRA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 2 SRENGAT KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

beberapa peraturan yang pada intinya penyelenggaraan pertandingan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraganya semakin tinggi juga derajat suatu daerah atau Negara. Begitu pun di

2014 PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF KOMPETENSI ETIMOLOGI MULTIMEDIA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan memiliki pulau yang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONSENTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMP N 1 NGAGLIK E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional) merupakan salah satu

2015 HUBUNGAN TINGKAT PEND IDIKAN PELATIH D ENGAN PERFORMA ATLET SEKOLAH SEPAK BOLA D I KOTA BAND UNG

TINGKAT PENGETAHUAN STRATEGI DAN TAKTIK BAGIPEMAIN SPIRIT FUTSAL AKADEMI KULON PROGO TAHUN 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

PENGEMBANGAN PLATFORM GAME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM OPERASI DI SMK MA ARIF WONOSARI UNTUK PLATFORM ANDROID

PENGEMBANGAN VARIASI LATIHAN GULAT TEKNIK BANTINGAN LENGAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN BUKU MONITORING KEMAJUAN PEMBINAAN PRESTASI UNTUK SEKOLAH SEPAKBOLA E-JOURNAL

PENERAPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DAN BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS DALAM PELATIHAN OLAHRAGA. Oleh: KOMARUDIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

PEMBINAAN EKSTRAKULIKULER BOLA VOLI SISWA PUTRA DI SMA NEGERI 9 KOTA PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH DAMIRI NIM F

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

ARTIKEL TINGKAT MOTIVASI PESERTA PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE (PSHT) RAYON BADAS RANTING BADAS CABANG KEDIRI TAHUN 2017

S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Penjaskesrek.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dea Gardea, 2013

KEJUARAAN KABUPATEN PENCAK SILAT ANTAR PELAJAR SD, SMP & SMA NEGERI / SWASTA SEDERAJAT. 25 Desember 2015 s/d 3 Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Septian Try Ardiansyah 2014

PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BOLA VOLI PASIR BERBASIS ADOBE FLASH PLAYER UNTUK PESERTA DIDIK KELAS X SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN VISUAL BASIC PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI KELAS X TAV SMK NEGERI 1 PADANG

OLEH : EDY WAHYUDI NPM:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambar 3.1 Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN SHOOTING (LAY UP, UNDER RING, JUMP SHOOT) PADA MAHASISWA JPOK FKIP UNLAM TAHUN AKADEMIK 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Kemajuan olahraga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (juga dikenal sebagai Sea

Journal of Sport Sciences and Fitness

9 PERATURAN DAN KETENTUAN PERTANDINGAN CABOR PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dengan antara lain banyaknya klub-klub dari kota besar sampai

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

KOMPETENSI PELATIH EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET TINGKAT SMP DALAM KEJUARAAN INLABS Imam Sulaiman *

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMP NEGERI 3 SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PENGEMBANGAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF KARTU KEJUJURAN UNTUK SISWA KELAS 2 SD 1 PATALAN JETIS BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Latihan mental merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

Abdillah. backhand tenis lapangan pada mahasiswa Penjaskesrek semester VI IKIP-PGRI

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

Journal of Sport Sciences and Fitness

PENGARUH LATIHAN MENENDANG MENGGUNAKAN IMAGERI TERHADAP AKURASI TENDANGAN KE GAWANG. Alfi Candra Universitas Islam Riau

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN PRODUKTIF MULTIMEDIA PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH WONOSARI

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

Transkripsi:

MODEL LATIHAN IMAGERY SEBAGAI PENDUKUNG KETEPATAN WAKTU PENCAK SILAT KATEGORI TUNGGAL, GANDA DAN REGU. Bayu Iswana Pendidikan Olahraga, Universitas PGRI Palembang, Indonesia e-mail: bayusuroso94@univpgri-palembang.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan Model latihan imagery sebagai pendukung ketepatan waktu pencak silat kategori tunggal, ganda, regu (TGR). Metode dalam penelitian ini adalah Research And Development yang menghasilkan model latihan imagery berbentuk buku petunjuk pelaksanaan latihan Cognitif Specific, Motivational Specific, Motivational General Arosual, Motivational General. Subyek penelitian adalah pelatih atlet tunggal, ganda, regu PPLD pencak silat kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini 1. potensi masalah, 2. pengumpulan data, 3. produk desain, 4. validasi desain, 5. revisi desain, 6. uji coba produk kecil, 7. revisi produk, 8. uji coba produk besar, 9. revisi produk, 10. produk masal. Validasi dilakukan terhadap beberapa ahli pencak silat yang ber sertifikat Nasional baik wasit maupun pelatih. Hasil penelitian menunjukan bahwa ahli memberikan penilaian sebesar 80% terhadap seluruh draf produk yang dilakukan validasi uji coba. Ini menunjukan bahwa produk model latihan imageri sebagai pendukung ketepatan waktu pencak silat kategori tunggal, ganda, regu dapat di gunakan sebagai model latihan yang efektif. Kata-kata kunci : Model, latihan Imagery, pencak silat tunggal, ganda, regu Abstract This study aims to produce a model of imagery training as a support for the timeliness, of pencak silat in the category of single, double, team (TGR). The method in this study is Research and Development that produces imagery models in the user guide for Special Cognitive Practices, Motivational Specific, Motivational General Arosual, Motivational General. Subjects were coach and single, double, and team kategories PPLD pencak silat Musi Banyuasin regency, South Sumatra Province. The research design used in this study was 1, potential problems, 2 data collection, 3 product designs, 4 design validations, 5 design revisions, 6 small product trials, 7 product revisions, 8 large product trials, 9 product revisions, 10 products mass. Validation was carried out on several martial arts experts who had National certificates, both referees and trainers. The results of the study show that experts give an 80% assessment of all product drafts that are validated and tested. This shows that the imagery training model products support the timeliness of pencak silat single, double and team category can be used as an effective exercise model. Keywords : Model, Imagery training, single, multiple martial arts, team Indonesian Journal Of Educational Research and Review 149

1. Pendahuluan Pertandingan pencak silat kategori, tunggal, ganda, regu (T,G,R) merupakan salah satu kategori yang selalu dipertandingkan dalam event olahraga seperti POPNAS, POMNAS, PON SEA GAMES. Pencak silat kategori ini sering disebut kalangan masyarakat sebagai pencak silat Seni. Dikatakan pencak silat seni, karena dalam proses penilaian penentuan kemenangan menonjolkan keelokan gerak, keserasian gerak, keindahan gerak, keluwesan gerak, kemantapan gerak, ketepatan waktu. Pencak silat kategori TGR menjadi salah satu andalan perolehan medali dalam berbagai event Internasional. Beberapa event dalam kurun 10 tahun terakhir kategori ini selalu merebut medali emas di sea games. Perolehan medali yang di dapat dalam event Internasional Sea Games tahun 2017, 1 emas dari beregu putra, 1 perak ganda putra, 1 perak tungal putra Indonesia. Karakteristik penilaian yang menonjol dalam pertandingan ini salah satunya menggunakan ketepatan waktu dalam setiap peragaan jurus yang sudah di tentukan, terkecuali ganda yang mengharuskan pesilat membuat rangkaian jurus sendir, itupun harus mencapai ketepatan waktu dalam 3 menit. Menurut Peraturan Pertandingan pencak silat IPSI MUNAS Tahun 2012 pasal 10 bahwa dalam setiap peragaan jurus mendapatkan pengurangan nilai apabila: (a), Peragaan kurang atau lebih dari 3 (tiga) menit penampilan kurang atau lebih dari 10 (sepuluh) s/d 15 (lima belas) detik dikenakan pengurangan nilai 10 untuk usia dini pra remaja, (b) Penampilan kurang atau lebih dari 5 (lima) s/d 15 (lima belas) detik dikenakan pengurangan nilai 10 untuk remaja, dewasa pendekar, (c) Penampilan kurang atau lebih dari 16 (enam belas) detik s/d 30 (tiga puluh) detik dikenakan pengurangan nilai 15, (d) Penampilan kurang atau lebih dari 30 (tiga puluh) detik dikenakan pengurangan nilai 20. Kurang atau lebihnya waktu dalam pertandingan kerap kali menjadi bagian yang sangat di khawatirkan oleh pelatih atlet. Dalam kenyataannya banyak kasus yang terjadi pada saat peragaan, atlet mengalami gangguan psikologis yang berasal dari penonton, lawan beberapa aturan sehingga atlet mengalami kelebihan bahkan kekurangan waktu dalam proses peragaan jurus. Hal ini secara langsung mengganggu merugikan nilai yang deperoleh atlet. Tidak menutup kemungkinan peragaan yang indah, kemantapan gerak, kebenaran jurus dalam setiap gerakan terkag dikalahkan oleh faktor ketepatan waktu. Hal ini sangat disayangkan karena atlet yang secara kualitas gerakan baik namun dapat dikalahkan oleh ketepatan waktu. Ari Septiyanto (2016) Menyatakan berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan hasil floating service antara atlet yang memiliki konsentrasi tinggi konsentrasi rendah, atlet dengan konsentrasi tinggi lebih baik dibandingkan dengan konsentrasi rendah terhadap hasil floating service, ada interaksi antara metode latihan internal imagery external imagery konsentrasi (rendah tinggi) terhadap hasil floatingservice bagi atlet. Satrio Anggoro P W (2016) juga menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara latihan mental imagery yang diberikan terhadap hasil tembakan atlet menembak Jawa Barat dengan nilai t sebesar -2,896 dengan nilai signifikansi 0,018 < 0,05, Atlet menembak akan memiliki mental yang baik apabila diberikan latihan mental imagery karena atlet menembak akan memiliki kepercayaan diri motivasi tinggi yang dapat membantu membuat kondisi atlet untuk berkonsentrasi agar mendapatkan fokus yang baik. Hal senada juga di sampaikan oleh Pratiwi (2017) yang menyatakan Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh mental imagery training terhadap kecemasan bertanding pada atlet BKMF pencak silat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar. Septiyan (2016) juga menyatakan terdapat perbedaan pengaruh antara metode latihan internal imagery external imagery terhadap hasil floating service, metode latihan internal imagery lebih baik dibandingkan dengan metode latihan external imagery. Candra Alfi (2016) juga menyatakan berdasarkan hasil penelitian yang telah ditemukan bahwa pendekatan latihan meneng menggunakan imagery dapat mempengaruhi akurasi tengan ke gawang pemain sepakbola siswa SMA Negeri 01 Kampar Kiri Kabupaten Kampar. Dengan kata lain dapat diartikan bahwa latihan ini dapat dipergunakan untuk Indonesian Journal Of Educational Research and Review 150

meningkatkan akurasi tengan ke gawang pemain Klub sepakbola siswa SMA Negeri 01 Kampar Kiri Kabupaten Kampar. Melihat permasalahan fakta yang terjadi dilapangan perlu aya suatu pengembangan model latihan imagery sebagai pendukung ketepatan waktu pencak silat kategori tunggal, ganda, regu (TGR). Model latihan imagery ini berbentuk Cognitif Specific, Motivational Specific, Motivational General Arosual, Motivational General. Aya pengembangan model latihan imagery Sebagai pendukung ketepatan waktu pencak silat kategori TGR merupakan jawaban yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh pelatih atlet. 2. Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian pengembangan ini dilakukan untuk menghasilkan sebuah model latihan imagery sebagai pendukung ketepatan waktu pencak silat kategori tunggal, ganda regu. Adapun langkah-langkah penelitian pengembangan menurut sugiyono (2010: 407) sebagai berikut: Pengumpulan Data Desain Produk Validasi Desain Ujicoba Produk Besar Revisi Produk Revisi Produk Produksi Masal Ujicoba Produk Kecil Revisi Desain Gambar 1. Prosedur Pengembangan (sugiyono, 2010: 407) Perkembangan pencak silat di indonesia pada saat ini sangat menonjol. Dilihat dari prestasi yang didapatkan saat Multi-event internasional, pencak silat mampu memberikan sumbangan medali emas setiap penyelenggaraannya. Medali emas didapat dari nomor tanding seni tunggal, ganda serta beregu. Pada tahun 2011, 2013, 2015 terakhir 2017, cabang olahraga pencak silat selalu menyumbangkan medali emas. Ini salah satu bukti bahwa pencak silat merupakan salah satu cabang olahraga andalan pada setiap event olahraga. Pembinaan atlet guna regenerasi dalam Kategori tunggal, ganda, regu dilakukan sejak dini. Permasalahan muncul ketika atlet mulai mengenal pertandingan, banyak kasus bahwa ketepatan waktu saat pertandingan melebihi bahkan ada yang kurang dari batas waktu yang sudah di tentukan. Inilah salah satu dasar penulis untuk membuat model latihan imagery sebagai pendukung ketepatan waktu pencak silat kategori tanding, ganda, regu ( TGR). Proses pengumpulan informasi diawali dengan peneliti melakukan pengumpulan permasalahan yang dihadapi pelatih atlet pencak silat kategori Tunggal, ganda Indonesian Journal Of Educational Research and Review 151

regu. Informasi didapat dari hasil pengamatan peneliti terhadap masalah yang kerap terjadi di pertandingan pelajar, dewasa di beberapa event kejuaraan daerah di sumatra selatan. Proses selanjutnya dilakukan pengumpulan informasi lebih lanjut dengan melakukan studi pustaka tentang bagaimana metode yang sesuai guna memecahkan masalah yang terjadi. Metode latihan imagery merupakan salah satu metode yang sangat sesuai dilakukan dalam proses latihan guna mendukung dalam proses pencapaian ketepatan waktu saat atlet bertanding. Diharapkan dengan aya bermacam-macam model latihan melalui metode latihan imagery pelatih tidak lagi mengalami kesulitan dalam menangani atletnya. Desain Produk Peneliti menyusun beberapa konsep suatu produk yang mengacu pada teori latihan imagery. Model latihan imagery yang akan di kembangkan adalah Cognitif Specific, Motivational Specific, Motivational General Arosual, Motivational General Mastery. Model akan dibuatkan buku petunjuk pelaksanaan konsep dari latihan yang didalamnya memuat kasus kasus yang menghambat proses pertandingan hal hal yang mendukung atlet untuk dapat memperagakan jurus secara maksimal sesuai dengan aturannya yang mengarah pada proses ketepatan waktu pertandingan. Serta CD yang memuat suara caci maki penonton, sorakan penonton, yang sesuai dengan suara yang terdengar saat pertandingan pencak silat kategori Tunggal, Ganda, Regu dilaksanakan. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam, teknik pengumpulan data ini mendasarkan dari pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidaknya pengetahuan atau keyakinan pribadi, ( sugiyono, 2010: 231). Dalam hal ini teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan kelemahan kekurangan produk yang dihasilkan yang di berikan kepada pelatih pencak silat. Sehingga produk dapat memenuhi aspek kebutuhan secara menyeluruh. Skala nilai digunakan untuk menilai model latihan imagery sebagai pendukung ketepatan waktu pencak silat kategori tunggal, ganda, regu. Setelah ahli memberikan persetujuan serta menilai model latihan imagery sebagai pendukung ketepatan waktu pencak silat kategori tunggal, ganda, regu yang mengacu pada skala nilai, baru model latihan dapat diujicobakan. Skala nilai yang dimaksud adalah kategori berskala 4, 3, 2,1. Dalam skala rating responden tidak akan menjawab salah satu jawaban kualitatif yang telah disediakan tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan ( sugiyono, 2010: 98). Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif kualitatif. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yaitu: (a) data skala nilai berupa hasil penilaian para ahli/pakar terhadap model latihan sebelum draf diujicobakan, (b) data hasil observasi para ahli/pakar terhadap model latihan. Segkan analisis deskriptif kualitatif dilakukan terhadap: (a) data masukan kekurangan model latihan baik setelah dilakukan uji coba ataupun sebelum. Produk model latihan dinyatakan layak untuk dilakukan uji coba apabila para ahli/pakar telah memberikan validasi menyatakan semua item dianggap sesuai dengan cara memberi tanda melingkari salah satu jawaban 4, 3, 2, atau 1. Hasil penilaian terhadap item-item dijumlahkan, kemudian di total nilainya selanjutnya ditabulasikan sesuai dengan analisis rating scale. Hasil Validasi Dimasukan Dalam Rumus sebagai berikut: Indonesian Journal Of Educational Research and Review 152

V = TSEV x 100% S-max Keterangan: V = Validitas TSEV = Total skor empirik validator S-max = Skor maksimal yang diharapkan 100 = konstanta Tabel.1 Penggolongan Presentese Pengolahan Data Presentase Keterangan 75,01% - 100% Sangat valid ( dapat digunakan tanpa revisi) 50,01 75,00 % Cukup valid (dapat digunakan dengan revisi) 25,01% - 50,00% Kurang valid ( tidak dapat digunakan) 00,00% - 25,00 % Sangat tidak valid (Sumber: Akbar & Sriwiyana, 2010: 207) 3. Hasil Pembahasan Penilaian beberapa ahli mengenai pengembangan model latihan ini sangat baik. Ahli menilai bahwa melalui video yang dilihat oleh atlet dapat memberikan sebuah transfer pengetahuan tentang gerakan gerakan yang dilakukan serta atlet dapat mengetahui kesalahan yang selama ini dilakukan. Gerakan yang benar mengacu pada gerak baku memberikan model latihan ini lebih specific terhadap kebutuhan latihan secara psikologis yang memberikan dampak positif tarhadap kebenaran gerak pencapaian ketepatan waktu saat bertanding. Ahli juga menilai bahwa model latihan ini dapat mengetahui beberapa gerakan baku jika terjadi keterlambatan waktu waktu yang terlalu cepat dalam setiap jurus yang dilakukan. Selain itu model ini juga sangat membantu atlet dalam melakukan latihan dalam waktu senggang dimana atlet dapat melihat model ini sesuai dengan waktu yang ada. Sesuai dengan tujuan penelitian bahwa model ini telah dilakukan revisi draf oleh para ahli pengujian uji coba sehingga model ini layak dijadikan sebuah model latihan imagery guna mendukung ketepatan waktu pencak silat kategori tunggal, ganda regu. Motivational Specific Model latihan ini mengarahkan atlet terhadap fokus tujuan gerakan yang harus dilakukan tanpa memikirkan sebuah hambatan dalam proses pertandingan. Model ini dapat dilakukan ketika latihan juga menjelang pertandingan. Atlet menanamkan rasa percaya diri bahwa gerakan yang dilakukan harus mantap, penuh penjiwaan, kebenaran gerak serta meyakini akan ketepatan waktu yang akan dia dapatkan ketika bertanding. Model ini sangat baik dilakukan sebagai model latihan, terbukti dari beberapa ahli memebrikan penilaian yang masuk dalam kategori sangat baik. Ahli berpendapat bahwa latihan imageri ini harus selalu dilakukan agar keyakinan terhadap tujuan akan menjadi sebuah kenyataan dalam proses bertanding. Motivational General Arosual Sebuah pertandingan pencak silat tidak lepas dari suasana senang, gembira terkag hal yang tidak di inginkanpun terjadi. Dalam kenyataanya ada beberapa atlet ketika bertanding terlalu memikirkan hal yang buruk sehingga mempengaruhi penampilan saat bertanding. Sesuai dengan saran ahli bahwa dalam setia pertandingan sebisa mungkin suasana atlet dalam kea senang gembira. Hal ini ditujukan agar secara psikologis atlet dapat mengembangkan pemikiran positifnya sehingga dalam proses bertanding dapat Indonesian Journal Of Educational Research and Review 153

menikmati pertandingan dengan baik. Sesuai dengan penilaian ahli bahwa model latihan ini harus selalu di terapkan. Atlet justru diharuskan melakukan latihan ini agar suasana nyaman, senang gembira selalu dirasakan ketika akan bertanding. Ahli menilai melalui skala penialain bahwa model latihan ini sangat baik. Motivational General Arosual ini dibuat agar atlet terbiasa merasakan, mengalami, emosi suasana dalam pertandingan. Diharapkan model latihan ini akan memberikan dampak yang positif terhadap atlet dalam memperagakan penampilannya. Motivational General Mastery latihan ini terkait dengan penguasaan situasi olahraga, seperti atlet pencak silat fokus terhadap penampilan ketika mendapat caci maki penonton. Caci maki penonton kerap kali terjadi ketika pertandingan, karena hal ini tidak dapat dihindari. muncul ketika pendukung lawan melihat penampilan seorang atlet dari kontingen yang berbeda. Saling menjatuhkan menggunakan bahasa yang sifatnya merendahkan penampilan, dengan tujuan fokus, kosentrasi terganggu dengan tujuan penampilannya menurun agar nilai ketepatan waktu rendah. Terjadinya kesalahan jurus dalam pertengahan peragaan akibat caci maki penonton akan berdampak terhadap kesalahan-kesalahan selanjutnya. Ketika seorang atlet mengalami kesalahan hilangnya fokus terhadap apa yang ditampilkan merupakan sebuah kerugian besar bagi atlet tersebut. Maka dari itu seorang atlet harus siap dengan apa yang akan terjadi dalam proses pertandingan termasuk caci maki penonton. Latihan imagery adalah salah satu bentuk agar atlet dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi termasuk situasi yang tidak pernah dimunculkan dalam latihan sebelumnya Motivational General Mastery. Beberapa masukan yang diberikan oleh ahli terhadap model latihan ini diantaranya, model latihan ini harus membuat suasana atlet terbawa oleh suasana yg sesuai dengan pertandingan yang sebenarnya. Kemudian ahli memberikan evaluasi tarhadap model latihan ini yakni suara tahapan-tahapan yang terjadi didalam proses pertandingan harus sistematis. Hal ini dimaksudkan agar atlet dapat merasakan betapa riuh tegangnya suasana pertandingan pada saat itu. tujuanya adalah agar proses penerapan model latihan ini dapat sesui dengan suasana pertandingan. Setelah ahli memberikan evaluasi pada tahap uji coba revisi tahap akhir. Akhirnya ahli memberikan sebuah saran agar model ini harus dibiasakan terhadap atlet ketika akan bertanding. Hal ini bertujuan untuk menghidari suasana yang justru membawa atlet dalam kegelisahan yang berlebihan. Secara umum ahli sangat menganjurkan model ini sangat baik untuk diberikan kepada atlet jauh-jauh hari menjelang pertandingan. Ada beberapa hal ketika dilakukan uji coba skala kecil, bahwa ada atlet yang terbawa susasana caci-maki penonton. Model ini berupa rekaman suasana bertanding yang syarat akan cacimaki penonton ketika seorang atlet akan memasuki gelanggang pertandingan saat atlet melakukan peragaan jurus. Namun kesimpulan dari pada model ini bahwa, model latihan ini harus terlebih dahulu dibiasakan oleh atlet hingga atlet tidak lagi terganggu dalam suasana yang sangat tidak kondusif. 4. Simpulan Saran Model latihan imageri ini adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan dalam pertandingan pencak silat kategori tunggal, ganda, regu. Produk model latihan ini berupa buku petunjuk pelaksanaan stimulus audio yang menyesuaikan dengan suara pelatih, suara dalam lingkup pertandingan yang sebenarnya. Model latihan ini mendorong agar atlet pencak silat kategori tunggal, ganda regu mampu mencapai catatan waktu yang sudah ditentukan oleh aturan IPSI yaitu tiga ( 3) menit dalam setiap peragaan jurusnya. Model ini terdiri dari 4 model latihan yang keseluruhan melatih psikologi atlet menjelang pertandingan. Dari ke empat model latihan, uji validasi ahli terhadap draf yang sudah dilakukan uji coba skala besar penilaian ahli terhadap keempatnya diatas 80 %. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa produk model latihan ini dapat digunakan sebagai latihan imagery sebagai pendukung ketepatan waktu atlet pencak silat ketegori tunggal, ganda, Indonesian Journal Of Educational Research and Review 154

regu. Ke-empat model latihan tersebut adalah Cognitif Specific, Motivational Specific, Motivational General Arosual, Motivational General. Peneliti memahami mengenai hasil produk akhir yang hanya sebatas membuat produk, belum melakukan desiminasi terhadap produk tersebut. Kekurangan yang lain dalam penelitian ini bahwa pengguna dalam hal ini pelatih, harus mampu memberikan keyakinan terhadap atletnya pada saat menyampaiakn bagian bagian yang tertulis dalam buku petunjuk pelaksanaan produk 1-3. Namun untuk produk yang ke 4 pelatih harus memantau bagaimana gejolak psikologis yg terjadi oleh atlet agar tidak menimbulkan transformasi negative yang diterima oleh atlet. Daftar Pustaka Akbar, S.& Sriwiyana, H.2010. Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Yogyakarta: Cipta Media. Ari Septiyanto Suharjana. 2016. Pengaruh Metode Latihan Imagery Konsentrasi Terhadap Ketepatan Floating Service Atlet Bola Voli. Jurnal Cakrawala Pendidikan. Volume 35, nomor 3. Bayu Iswana.(2013). Model keterampilan gerak pencak silat anak usia 9-12 tahun. Tesis magister. Unversitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. Candra Alfi. 2016. Pengaruh Latihan Meneng menggunakan Imageri terhadap Akurasi Tengan ke Gawang. Journal Sport Area Penjaskesrek FKIP Universitas Islam Riau. Volume 3, No 1. Hergenhahn, B.R, Matthew H. Olson. (2008). Theories of learning: Terjemahan Teori belajar (Edisi 7). Jakarta : Prenada Media Group. Johansyah & Hendro.(2013). Pencak silat: edisi ketiga. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada. Komarudin.(2014). Psikologi olahraga, latihan keterampilan mental dalam olahraga kompetitif. Bandung. PT Remaja Rosadakarya. Muchamad & faridha. (2013). Pengaruh latihan imagery terhadap hasil tembakan pada jarak 30 meter ekstrakulikuler olahraga panahan SMP Negeri 02 Bakung Blitar. Jurnal pendidikan olahraga kesehatan volume 01 nomor 02, 454-458.Unesa Mulyana. ( 2013). Pendidikan pencak silat membangun jati diri karekter bangsa. Bandung. PT Remaja Rosadakarya. Munas IPSI XII. (2012). Peraturan pertandingan pencak silat. Jakarta. PB IPSI. Pratiwi, Israh. 2017. Pengaruh Mental Imagery Training Terhadap Kecemasan Bertanding Pada Atlet Bkmf Pencak Silat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar. SPORTIVE: Journal Of Physical Education, Sport and Recreation. Vol. 1, No.2. Satrio Anggoro Putra Wibowo, Nur Indri Rahayu. 2016. Pengaruh Latihan Mental Imagery terhadap Hasil Tembakan Atlet Menembak Rifle Jawa Barat. Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan. Vol.1, No.2. (p) 23-29. Septiyan. 2016. Pengaruh Metode Latihan Imagery Konsentrasi terhadap Ketepatan menembak. Jurnal Hasil Riset. Volume 1 No.1. Indonesian Journal Of Educational Research and Review 155

Sugiyono (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif R&D.Bandung. Alfabeta Suharjana (2013). Kebugaran Jasmani. Yogyakarta. Jogja Global Media. Syafruddin (2011). Ilmu kepelatihan Olahraga teori aplikasi dalam pembinaan olahraga. Pag. UNP Prees. Wahyudi, Arif Firmansyah, Helmy. 2013. Penerapan Latihan Mental Imagery dalam Pelatihan Softball di Jawa Barat. Jurnal IPTEK Olahraga. vol. 15 no. 01. (p) 62-77. Indonesian Journal Of Educational Research and Review 156