BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2

Sistem Saraf Tepi (perifer)

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

BAB II KAJIAN TEORI. questioning all things (mempertanyakan semua hal), searching for. data and their meaning (mencari data dan maknanya), demanding

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2

MAKALAH SISTEM INDERA MANUSIA (FISIOLOGI) Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1. Dosen Pengampu: Setyo Eko Atmojo, M.Pd.

KESEHATAN MATA DAN TELINGA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apa Itu Mata? 2. Jelaskan Bagian-Bagian dari Mata beserta fungsinya! 3. Bagaimana Mata Bisa Bekerja?

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d.

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.3

ALAT INDERA MANUSIA INDERA PENGLIHATAN / PENGLIHAT (MATA)

LAMPIRAN 1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Satuan Pendidikan : SDN Rowosari

Bagian-bagian yang melindungi mata: 1. Alis mata, berguna untuk menghindarkan masuknya keringat ke mata kita.

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

Mekanisme Sensoris dan Motoris

3.1.3 menganalisis pembentukan bayangan pada lup,kacamata, mikroskop dan teropong

Sensasi dan Persepsi

Alat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang. menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kognitif, afektif, dan psikomotorik (Rusman, 2013: 123). Lebih lanjut Rusman mengungkapkan

11/29/2013 PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU

ALAT - ALAT OPTIK MATA

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3

Telinga. Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

BAB II PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DAN STAD PADA KONSEP SISTEM KOORDINASI

SENSASI PERSEPSI Biopsikologi

Bab SISTEM SARAF DAN INDERA MANUSIA

DAFTAR GAMBAR Halaman

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN

ENTROPION PADA KUCING

Alat Indera Manusia 1. Mata Bulu mata Alis mata Kelopak mata 2. Telinga

INDERA PENGLIHATAN (MATA)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2. MATA DAN KACAMATA A. Bagian Bagian Mata Diagram mata manusia ditunjukkan pada gambar berikut.

SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi. Oleh

BAB II KAJIAN TEORI Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu.

PROGRAM STUDI D3 JURUSAN TEKNIK KOMPUTER POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG TK Computer 2 (Multimedia) Hand On Lab 7

Alat-Alat Optik. Bab. Peta Konsep. Gambar 18.1 Pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Bagian-bagian mata. rusak Mata. Cacat mata dibantu.

ALAT-ALAT OPTIK. Beberapa jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah:

INDERA PENCIUMAN. a. Concha superior b. Concha medialis c. Concha inferior d. Septum nasi (sekat hidung)

ALAT - ALAT OPTIK. Bintik Kuning. Pupil Lensa. Syaraf Optik

Alat Optik dalam Kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

Sistem Ekskresi Manusia

BAHAN AJAR. 1. Mata. Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut.

Sistem Saraf pada Manusia

PERBANDINGAN SOFTWARE MULTIMEDIA ANTARA ULEAD VIDEO STUDIO DENGAN PINNACLE STUDIO PLUS

fisika CAHAYA DAN OPTIK

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

Definisi Bell s palsy

kacamata lup mikroskop teropong 2. menerapkan prnsip kerja lup dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan

BAB II KAJIAN TEORETIS MENGENAI HASIL BELAJAR, MODEL PEMBELAJARAN, COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DAN SISTEM INDERA

GERAK PADA TUMBUHAN. Pendahuluan. 1. Gerak Endonom

dan juga urutan jalannya cahaya ketika cahaya yang dipantulkan benda masuk ke mata sehingga benda bisa dilihat. Kornea, merupakan bagian paling depan

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

TUNA NETRA NUR INDAH PANGASTUTI

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna

Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

II. TINJAUAN PUSTAKA. perantara atau pengantar ini, menurut Bovee dalam Asyhar (2011: 4),

- PENCAHAYAAN - 13/11/2011. Ajeng Yeni Setianingrum. Universitas Mercu Buana 2011 IRIS PUPIL LENSA SARAF OPTIK. dsb

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 1. RANGKA DAN PANCA INDERALATIHAN SOAL BAB 1

Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IPA Salingtemas 4 untuk SD/MI Kelas IV

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

ASKEP GANGGUAN PENDENGARAN PADA LANSIA

BAB III METODE PENELITIAN

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

BAB II ANATOMI. Sebelum memahami lebih dalam tentang jenis-jenis trauma yang dapat terjadi pada mata,

TEORI FENOMENA ORGAN

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

IOTA COMPUTER COURSE

Membahas bio-akustik berarti berusaha mengurai keterkaitan antara bunyi. gelombang bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI

BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B

SOAL IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 1

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B

ALAT ALAT OPTIK MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG

A. ALAT-ALAT OPTIK Alat-Alat Optik Bagian-bagian mata Kornea mata: Otot siliar: Iris: Pupil: Lensa mata: Retina:

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I. : Sifat-sifat Cahaya dan Proses Melihat

Tahun : Sistem Sensoris Pendengaran dan Keseimbangan Pertemuan 23

3. Khemoreseptor, berkaitan dgn rasa asam, basa & garam

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

Transkripsi:

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal bahasa latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Selain itu, kata media juga berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, dan secara harfiah berarti perantara atau pengantar, yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima rangsang (Hamdani, 2011: 243). Menurut Ibrahim dan Nana Syaodih (2006:23, dalam Restu, Rizky 2013:9) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau isi pelajaran, merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar. Penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah komponen sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan, yang dapat merangsang fikiran, perasaan atau kemampuan siswa untuk menerima materi pembelajaran. Media pembelajaran berfungsi sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan, sehingga membantu mengatasi suatu masalah dalam proses pembelajaran. Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera, dapat dibantu dengan penggunaan atau pemanfaatan media pembelajaran (Sadiman, 2012:14) Menurut Hamalik (1986, dikutip oleh Azhar, 2002:15-16) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivas dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat pembelajaran. Serta membangkitkan motivasi dan 8

9 minat siswa. Media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman konsep siswa. Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa adanya penggunaan media pembelajaran berfungsi sebagai media atau alat bantu untuk menyampaikan informasi atau materi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas belajar siswa serta tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran, pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, media, dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah materi pembelajaran yang ada dalam kurikulum. Sumber pesannya adalah guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan prosedur media. Sedangkan medianya adalah media pembelajaran, dan penerima pesannya adalah siswa atau guru (Sadiman, 2012: 11-12). Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan seorang guru yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Untuk itu hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pembelajaran, antara lain: pendekatan, metode, tahapan dalam pembelajaran dan tempat pelaksanaan pembelajaran (Daryanto, 2012: 147) Penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem yang akan diterapkan. Proses pembelajaran seorang guru harus mempersiapkan materi dan kegiatan yang akan dilakukan pada proses pembelajaran. Untuk itu hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pembelajaran, antara lain: pendekatan, metode, tahapan dalam pembelajaran dan tempat pelaksanaan pembelajaran. Salah satu bentuk kesiapan seorang guru yaitu menyiapkan materi pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses

10 pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran. Posisi media pembelajaran sebagai komponen komunikasi ditunjukkan pada gambar dibawah ini : Gambar 2.1. Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran Media dalam proses pembelajaran, memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi media dalam proses pembelajaran ditunjukkan pada gambar dibawah ini : (Hamdani, 2011: 245) Gambar 2.2. Fungsi media dalam proses pembelajaran Proses pembelajaran adalah suatu kegiatan atau interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely dalam Ibrahim, et.al., 2001) adalah sebagai berikut. Pertama, kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan

11 dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya. Ketiga, kemampuan distributif, artinyamedia mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secaraserempak, misalnya siaran TV atau Radio (Hamdani, 2011: 246). 2. Peran dan Kegunaan Media Pembelajaran Media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, nyata dan mudah dipahami. Dengan demikian, media pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan daya serap siswa terhadap materi pembelajaran yang diajarkan (Asnawir, Usman, 2002:21). Media pembelajaran mempunyai beberapa kegunaan, diantaranya sebagai berikut: (Sadiman, 2012:17) a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti: 1) Objek yang kecil, dibantu dengan proyektor mikro, film atau gambar. 2) Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bias ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, foto maupun secara verbal. c. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa, dalam hal ini media pembelajaran, berguna untuk: 1) Menimbulkan kegairahan belajar siswa. 2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan. 3) Memungkinkan siswa untuk belajar sendiri, menurut kemampuan dan minat belajarnya.

12 Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa adanya penggunaan media pembelajaran membantu siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, nyata dan mudah dipahami, serta meningkatkan minat dan motivasi siswa. Penggunaan media pembelajaran juga merangsang siswa untuk memahami konsep materi pembelajaran berdasarkan daya atau kemampuan siswa sendiri. 3. Video Pembelajaran a. Pengertian Video Pembelajaran Berdasarkan kamus bahasa Indonesia video adalah teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak. Aplikasi umum dari sinyal video adalah televisi, tetapi dia dapat juga digunakan dalam aplikasi lain di dalam bidang teknik, saintifik, produksi dan keamanan. Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Berkaitan dengan penglihatan dan pendengaran (Darmeli, 2010: 5). Menurut Cheppy Riyana (2007:2, dalam Pramudito, Aria, 2013: 4) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Media video pembelajaran dapat digolongkan ke dalam jenis media audio visual aids (AVA) atau media yang dapat dilihat dan didengar. Biasanya media ini disimpan dalam bentuk piringan atau pita. Media VCD adalah media dengan sistem penyimpanan dan perekam video di mana signal audio visual direkam pada disk plastik bukan pada pita magnetik (Arsyad, 2004: 36, dikutip oleh Ainur Rizki: 2013:27). Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa video pembelajaran adalah adalah salah satu media pembelajaran yang menyajikan audio dan visual yang berisikan pesan atau informasi pembelajaran baik konsep, prinsip, prosedur untuk membantu pemahaman materi pembelajaran siswa.

13 Pembuatan video pembelajaran, diproduksi dengan merekam objek bergerak sekaligus suaranya dengan menggunakan peralatan yang disebut kamera. Kamera video berfungsi sebagai alat yang mewakili mata manusia untuk menangkap pantulan cahaya sebuah objek dan gelombang suara yang kemudian diproses secara mekanik atau elektronik dan disimpan dengan media seperti pita seluloid, pita magnetis bahkan digital video disc. Selain itu bahan video pembelajaran ini berasal dari kumpulan video pembelajaran yang diambil dari youtube dan pengambilan gambar dari internet. Video sebagai media komunikasi yang memadukan unsur suara/bunyi dan gambar dengan segala teknik penyiapan yang didasarkan pada derajat kegunaannya (useware), sangat ditentukan oleh penyiapan penggarapan perangkat lunak (software) yaitu materi/pesan dan perangkat keras (hardware) berupa perlatan produksi. Video sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam ranah perilaku atau psikomotor. Akan tetapi, video mungkin saja kehilangan detail dalam pemaparan materi karena siswa harus mampu mengingat secara detail dari setiap tampilan video (Hamdani, 2011: 254). Media pembelajaran berupa video pembelajaran ini, kaya informasi dan lugas untuk dimanfaatkan dalam program pembelajaran di kelas, karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung. Selain itu video pembelajaran memiliki kelebihan-kelebihan yang terkait dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut diuraikan oleh Sadiman (2008:68-69 dikutip oleh Rahmatullah, 2011: 6) menyebutkan video pembelajaran (film animasi) sebagai faktor pemikat dan mampu meningkatkan motivasi siswa. Serta Agina (2003: 1-4, dikutip oleh Rahmatullah, 2011: 6) yang menyebutkan bahwa video pembelajaran (film animasi) dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan siswa pada sejumlah aspek. Menurut Azhar Arsyad (2004, dikutip oleh Ainur Rizki Kurniasari, 2013:29) Media pembelajaran juga memiliki karakteristik didalamnya, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pembelajaran, diantaranya sebagai berikut: 1) Dapat disimpan dan digunakan berulang kali.

14 2) Harus memiliki teknik khusus, untuk pengaturan urutan baik dalam hal penyajian maupun penyimpanan. 3) Pengoperasiannya relatif mudah. 4) Dapat menyajikan peristiwa masa lalu atau peristiwa di tempat lain. b. Program Ulead Video Ulead Video adalah program aplikasi komputer yang digunakan untuk keperluan editing video. Ulead Video merupakan salah satu sofware pengolahan video. Meskipun dikususkan untuk melakukan pengeditan video namun sebenarnya juga mempunyai kemampuan yang handal untuk mengolah suara (sound editing), mengolah teks dan juga mengolah image (Makhin, 2013: 1). Penggunaan software ini dikarenakan sangat mudah dan memiliki pengeditan yang cukup lengkap, seperti adanya efek transisi, title, memotong video, menggabungkan video dengan gambar dan musik, dan sebagainya. Ulead Video ini sangat cocok digunakan untuk kalangan pemula yang ingin belajar editing video, selain itu program ini memiliki tampilan yang menarik dan menu-menu yang mudah dipahami. Beberapa kelebihan Ulead Video sebagai pengolah video antara lain sebagai berikut : 1) Mengolah/mengedit video dengan midah (user friendky) dan baik sehingga mampu memberikan hasil akhir yang memuaskan. 2) Tersedia bermacam-macam model transisi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan video. 3) Overlay yang berfungsi untuk menggabungkan beberapa klip menjadi satu. 4) Memiliki Timeline Mode yang dapat diatur sampai pada frame, memberikan timeline dengan ukuran yang beragam. 5) Kemampuan Mengolah suara, dubbing, merekam suara serta formatformat yang beragam seperti WAV, MP3, MPA, CDA (compect dist audio). 6) Proses ekspor-impor video dan sound yang kompatibel dengan berbagai media, seperti CDA, MOV, WAV, AVI.

15 7) Kreasi video file output NTSC seperti VCD, DVD, SVCD, MPEG, Streaming realvideo file, Streaming windows media format. c. Langkah Menjalankan Ulead Video Langkah menjalankan ulead video setelah kita klik ulead maka akan muncul tampilan sesuai seperti gambar berikut: (Makhin, 2013: 1) Gambar 2.3. Menu Tampilan awal Video Editor Kemudian pilih video studio editor, dimana menu ini mempunyai kemapuan penuh dari ulead studio, kita dapat melakukan seluruh pekerjaan sesuai keinginan dan kemampuan anda dalam memproduksi film. Adapun beberapa aktivitas dalam Editing Video adalah sebagai berikut: 1) Menambahkan Klip Video Proses membuat proyek editing video, sebelumnya kita menempatkan semua file yang mau diedit untuk memudahkan dalam pencarian file sebaiknya ditempatkan dalam satu direktori yang sama. Setelah semua file sudah kita tempatkan dalam satu direktori, maka kita dapat memulai editing video. Dan untuk menambahkan klip video dalam proyek (track video) dapat dilakukan dengan mengklik ikon insert media files yang terletak dipojok kiri bawah layar video studio sesuai gambar 2.4. berikut ini: (Makhin, 2013: 3) Gambar 2.4. Ikon Insert Media Files

16 Selain dapat menambahkan klip video dalam proyek, kita dapat juga: a) Manambah Image (gambar) b) Manambahkan Audio (suara) c) Mengatur klip video. 2) Repple Editing Repple editing memungkinkan beberapa objek dalam track video disatukan atau dikaitkan satu sama lain sehingga jika suatu objek bergeser sehingga konsistensi objek yang saling terkait tersebut terjaga. Sebagai contoh, jika klip A mempunyai overlay A1 dan audio A2 (dalam timeline A, A1 dan A2 terpisah) maka ripple editing tidak digunakan dan ada penyisipan klip didepan A, A akan bergeser kekanan, sedangkan A1 dan A2 tidak bergeser sehingga posisi A, A1 dan A2 menjadi tidak singkron. Jika Ripple editing digunakan dan ada klip didepan A1, atau A2, maka semua bagian akan ikut begeser. Hal tersebut digambakan pada gambar 2.4. yang menunjukan penggunaan Ripple Editing. Jika sebuah objek (misalkan klip) disisipkan maka semua bagian yang diripple akan ikut bergeser. Gambar 2.5. Mengunakan Repple Editing 3) Menyesuaikan Warna Penyesuaian warna pada suatu klip, dapat digunakan langkah-langkah sebagai berikut: a) Pilih klip pada track video b) Klik color correction pada panel pilihan video dapat dilihat pada gambar berikut:

17 Gambar 2.6. Penyesuaian Warna c) Sesuakan warna menurut keinginan anda. Untuk membatalkan penyesuaian warna, klik reset, untuk memakai penyesuaian warna, klik saja klip lain daerah kosong pada track video. 4) Mengembalikan Arah main / Playback Cara membalikan arah main, misalnya jika sebelumnya video berjalan kedepan kini akan diubah manjadi berjalan mundur, sebelumnya meloncat kebawah dan kini diubah menjadi meloncat naik, dan lain-lain untuk malakukan hal itu semua langkah langkah adalah sebagai berikut: a) Pilihlah klip dalam track video b) Klik (beri tanda pilih) pada reverse video. Sesuai gambar berikut : Gambar 2.7. Membalikan Arah Main 5) Mengatur Kecepatan main Anda dapat mangatur kecepatan main suatu klip dengan cepat dan mudah. Kecepatan lambat (slow motion) anda memberikan effekt dramatis sedangkan kecepatan tinggi (Lightening motion) akan memberikan effect komik untuk mengatur kecepatan main, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a) Pilih klip yang akan diatur dalam track video. b) Klik pada Playback dalam panel pilih video sampai muncul jendela seperti berikut:

18 Gambar 2.8. Mengatur Kecepatan Main c) Geser pada silder atau masukan angka pada speed atau time stectch. d) Klik priview untuk melihat hasil pengaturan, lalu klik Ok untuk melaksanakan pengaturan atau klik cancel untuk membatalkan pengaturan. 4. Kelebihan Dan Kekurangan Media Video Pembelajaran Penggunaan media pembelajaran itu, pasti memiliki sisi kelebihan dan kekurangan, begitu juga pada media video pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, diantaranya: (Hamdani, 2011: 188-189) a. Kelebihan Media Video Pembelajaran 1) Mengatasi jarak dan waktu. 2) Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat. 3) Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya,dan dari masa yang satu ke masa yang lain. 4) Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan. 5) Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat. 6) Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa. 7) Mengembangkan imajinasi 8) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistik. 9) Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas sosial yang akan dibedah di dalam kelas. 10) Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas siswa dalam mengekspresikan gagasannya.

19 b. Kelemahan Media Video Pembelajaran 1) Sebagaimana media audio-visual yang lain, video juga terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut. 2) Memerlukan keterampilan dan kerja tim dalam pembuatannya. 3) Pemanfaatan media ini juga terkesan memakan biayatidak murah 4) Dan penanyangannya juga terkait peralatan lainnya seperti video player, layar bagi kelas besar beserta LCDnya,dan lain-lain. B. Hasil Belajar Siswa 1. Pengertian Hasil Belajar Siswa Menurut kurdi dan Aziz (2006: 27, dalam Kuswanto: 2012: 24) Hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan keterampilan yang dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar siswa dapat ditentukan oleh pengalaman belajar yang dialami oleh siswa tersebut, berupa penguasaan materi (pengetahuan), kemampuan maupun sikap yang dapat menimbulkan perubahan tingkah laku yang positif dan adaptasi. Menurut Sudjana (2011: 22-23, dikutip oleh Muflikha, 2012: 14) Hasil belajar memiliki beberapa objek penilaian yang mengandung tiga ranah didalamnya, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian organisasi, dan internalisasi. c. Ranah psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perpektual,

20 keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran yaitu untuk meningkatkan kecakapan siswa terhadap ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut Dharma (2008:16-17) Ketiga aspek tersebut tidak bisa dipisahkan karena ketiga ranah tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang yang berubah tingkat kognitifnya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya. Menurut Tirtaraharja dan La Sulo (2005:25) menegaskan pengembangan dan peningkatan ketiga ranah tersebut harus mendapatkan porsi yang seimbang, pengutamaan aspek kognitif dengan mengabaikan aspek afektif hanya akan mencipitakan orang-orang pintar yang tidak berwatak. Ketiga kecakapan yang ditingkatkan tersebut selanjutnya terwujud pada apa yang disebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil akhir (umumnya dinyatakan dalam bentuk nilai belajar) yang diperoleh siswa terhadap serangkaian kegiatan evaluasi yang dilakukan guru baik evaluasi harian, tengah semester maupun evaluasi akhir semester. Dimaksudkan untuk mengukur sejauhmana penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan. Berdasarkan nilai yang diperoleh, maka siswa dapat diklasifikasikan hasil belajarnya apakah berada pada kategori sangat baik, baik, sedang, cukup, atau kurang sesuai dengan standar penilaian yang digunakan di sekolah atau guru mata pelajaran itu sendiri. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar tidak mungkin dicapai begitu saja, tetapi banyak faktor yang mempengaruhi sehingga siswa mampu mencapai hasil belajar yang baik. Pada umumnya hasil belajar siswa dalam hal ini pada kelas XI di MAN Karangampel sangat dipengaruhi oleh kegiatan pembelajaran di kelas yang dilaksanakan oleh siswa itu sendiri.

21 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Menurut Sudjana (2001: 39-40, dalam Kuswanto, 2012: 25) hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Menurut Syah (2008: 132-139) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari dua faktor, yaitu faktor yang datangnya dari dalam diri individu siswa (internal factor), dan faktor yang datangnya dari luar diri individu siswa (eksternal factor). Keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Faktor internal anak, meliputi: 1) Faktor psikis (jasmani). Kondisi umum jasmani yang menandai dapat mempengaruhi semangat dan intensitas anak dalam mengikuti pelajaran. 2) Faktor psikologis (kejiwaan). Faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas perolehan hasil belajar siswa antara lain: intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi. b. Faktor eksternal anak, meliputi: 1) Faktor lingkungan sosial, seperti para guru, staf administrasi dan temanteman sekelas. 2) Faktor lingkungan non-sosial, seperti keluarga, lingkungan tempat tinggal, sarana dan prasarana sekolah, keadaan cuaca serta waktu belajar siswa. 3) Faktor pendekatan belajar, yaitu cara guru mengajar guru, maupun metode dan media pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi hasil belajar siswa berasal dari 2 faktor, yaitu: faktor dalam diri siswa sendiri (Internal) dan faktor dari luar siswa (Eksternal). Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam

22 berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif. C. Konsep Sistem Indera Tubuh manusia terdapat bermacam-macam reseptor untuk mengetahui rangsangan-rangsangan dari luar disebut juga sebagai ekstereseptor. Ekstereseptor sering disebut juga sebagai alat indera (Pratiwi, Maryati, dkk, 2007: 201). Tubuh manusia mempunyai alat indera yang berfungsi sebagai reseptor atau penerima rangsangan dari lingkungan sekitar. Ada lima macam alat indera pada tubuh manusia, yaitu indera penglihat (mata), indera pendengar (telinga), indera peraba (kulit), indera pembau (hidung) dan indera perasa (lidah). Berikut ini akan dibahas secara rinci alat indera tersebut (Pratiwi, Maryati, dkk, 2007: 201). 1. Indera Penglihatan (Mata) Mata adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya. Bola mata terletak di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan bantuan tiga otot penggerak mata, yaitu: a. Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi menggerakkan bola mata. b. Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam. c. Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas dan ke bawah. Selain itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata dan mengangkat kelopak mata. Otot yang berfungsi untuk menutup mata yaitu muskulus orbikularis okuli dan muskulus rektus okuli inferior. Sedangkan otot mata yang berfungsi mengangkat kelopak mata, yaitu muskulus levator palpebralis superior.

23 1) Bagian-bagian Mata Bola mata tersusun oleh selaput mata yang terdiri atas tiga lapisan, yaitu sklera atau selaput putih, koroid atau selaput hitam, dan retina atau selaput jala. Gambar 2.9. Irisan mata a) Selaput putih Selaput putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang tersusun dari zat tanduk dan merupakan lapisan yang kuat, berwarna putih. Fungsi dari selaput ini adalah melindungi struktur mata yang sangat halus dan membantu mempertahankan bentuk biji mata. Sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah lapisan bening dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata. Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea selalu dibasahi oleh air mata. b) Selaput hitam Selaput hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata yang banyak mengandung pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah memberi nutrisi dan oksigen ke mata serta menyerap cahaya dan mengurangi cahaya yang memantul di sekitar mata bagian dalam. Pada koroid terdapat iris yang membentuk warna mata, pupil, lensa mata, titik dekat mata, dan titik jauh mata. (1) Iris Iris adalah selaput mata yang merupakan lanjutan dari selaput hitam bagian depan bola mata yang telah melepaskan diri. Iris atau selaput pelangi memiliki pigmen atau warna yang akan menentukan warna mata seseorang, yaitu warna mata biru, hitam, cokelat, abu-abu, dan hijau.

24 (2) Pupil Pupil adalah celah yang berada di bagian tengah iris. Fungsinya adalah untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi sehingga celah pupil melebar dan cahaya yang masuk ke mata lebih banyak. Sebaliknya, jika cahaya terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau tidak berlebihan. (3) Lensa mata Lensa mata berada di belakang iris. Lensa mata memiliki daya akomodasi, yaitu memiliki kemampuan untuk menebal (mencembung) dan menipis (mencekung). Mencembung dan mencekungnya lensa mata ditentukan oleh jarak benda yang dilihat. Jarak benda yag dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut dengan titik dekat mata. Sedangkan jarak terjauh yang masih dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut titik jauh mata. Jarak titik jauh pada mata normal adalah tak terhingga. c) Selaput Jala Selaput jala disebut juga retina. Retina adalah lapisan paling dalam pada mata yang peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf. Pada retina terdapat bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk kerucut dan batang. Kita bisa melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik kuning terdapat sel kerucut dan sel batang. Fungsi dari sel kerucut dan sel batang, yaitu: (1) Sel kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang. Sel ini memerlukan protein iodopsin. (2) Sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap. Sel ini memerlukan protein mata yang disebut rodopsin. Rodopsin dapat terbentuk apabila terjadi penggabungan iodopsin dan vitamin A. Contoh suatu kejadian, jika kita berpindah dari tempat terang ke tempat teduh, maka kita tidak dapat melihat dengan jelas beberapa saat. Hal itu

25 terjadi karena pada waktu di tempat teduh diperlukan protein rodopsin yang merupakan penggabungan antara iodopsin dan vitamin A. Untuk pembentukan rodopsin tersebut diperlukan waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk, kita tidak bisa melihat dengan jelas untuk beberapa saat di tempat teduh. Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf - saraf atau tempat keluarnya saraf mata menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut sehingga tidak dapat menanggapi rangsangan cahaya. 2) Proses Melihat Mata bisa melihat benda karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut ke mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan benda, maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut: a) Cahaya yang dipantulkan oleh benda di tangkap oleh mata, menembus kornea dan diteruskan melalui pupil. b) Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil ditentukan menembus lensa mata. c) Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bintik kuning. d) Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian disampaikan ke otak. e) Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa mengetahui apa yang kita lihat. 3) Gangguan pada Mata a) Rabun Dekat Rabun dekat disebut hipermetropi. Rabun dekat adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang dekat. Hal ini, disebabkan oleh ukuran bola mata yang pendek, sehingga bayangan jatuh dibelakang retina. Kebiasaan membaca buku terlalu dekat dan sambil tiduran akan mempercepat timbulnya cacat mata. Rabun dekat dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cembung. Lensa cembung merupakan lensa positif.

26 Gambar 2.10. Rabun dekat (Hipermetropi) b) Rabun Jauh Rabun jauh adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berjarak jauh. Rabun jauh disebut miopi. Penyebab rabun jauh adalah ukuran bola mata terlalu panjang dari ukuran normal sehingga bayangan benda jatuh di depan retina. Rabun jauh dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cekung. Lensa cekung merupakan lensa negatif. Gambar 2.11. Rabun jauh (Miopi) c) Rabun jauh dan dekat Rabun jauh dan dekat disebut juga presbiopi. Presbiopi atau rabun tua ialah suatu keadaan di mana lensa kehilangan elastisitasnya karena bertambahnya usia. Akibatnya daya akomodasi lensa mata berkurang. Kelainan mata ini biasanya diderita oleh orang yang sudah tua atau kira-kira berumur di atas 45 tahun. Penderita presbiopi tidak mampu melihat benda yang terlalu jauh dan terlalau dekat. Supaya penderita presbiopi dapat melihat dengan jelas, maka dibutuhkan kaca mata rangkap, yaitu kaca mata cembung dan cekung. d) Buta Warna Buta warna adalah ketidakmampuan mata untuk membedakan warna. Penyakit ini bersifat menurun. Buta warna ada dua macam, yaitu buta warna total dan buta warna separuh. Buta warna total hanya mampu melihat warna hitam putih saja (monokromat). Sedangkan buta warna

27 separuh tidak bisa melihat warna tertentu, yaitu merah (protanopia), biru (tritanopia), dan hijau (deuteranopia). e) Katarak Katarak atau bular mata yang merupakan gangguan penglihatan. Penyebab katarak adalah lensa mata keruh sehingga menghalangi masuknya cahaya pada retina, selain itu karena proses ketuaan, sinar X, kencing manis, dan pemberian obat-obat tertentu dalam waktu yang lama. Katarak dapat menimbulkan tanpa rasa sakit. Penderita ini umumnya berumur di atas 55 tahun. Kelainan mata ini dapat diatasi dengan operasi mata. f) Trachoma Trakhoma merupakan penyakit yang disebabkan terjadinya peradangankonjungktiva, yang diakibatkan karena infeksi virus. Apabila dibiarkan penyakit ini dapat menimbulkan kebutaan. g) Astigmatisme Astigmatisme atau mata silindris adalah gangguan mata yang disebabkan oleh ukuran lensa mata atau kornea tidak rata, keadaan kelengkungan permukaan kornea atau lensa yang tidak mulus. Akibatnya bila penderita melihat suatu kotak, garis-garis vertikal terlihat kabur dan garis horizontal terlihat jelas atau sebaliknya. Cacat ini dapat ditolong dengan kacamata berlensa silindris. 2. Indera Pendengaran (Telinga) Telinga merupakan alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Selain sebagai alat pendengaran, telinga juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia. Mendengar adalah kemampuan untuk mendeteksi vibrasi mekanis (getaran) yang kita sebut sebagai suara. Dalam keadaan biasa, getaran mencapai indera pendengar, yaitu telinga melalui udara (Pratiwi, Maryati, dkk, 2007: 206). a. Bagian-bagian Telinga Telinga manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian luar, bagian tengah, dan bagian dalam.

28 Gambar 2.12. Bagian-bagian indera pendengar (telinga) 1) Telinga bagian luar Telinga bagian luar, terdiri atas: a) Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran. b) Saluran telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan getaran. c) Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai pembawa gelombang suara. d) Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima dan memperbesar getaran suara. 2) Telinga bagian tengah Telinga bagian tengah terletak di sebelah dalam membran timpani. Fungsi dari telinga bagian tengah adalah untuk meneruskan getaran dari suara telinga bagian luar ke telinga bagian dalam. Pada telinga tengah terdapat saluran Eustachius dan tiga tulang pendengaran. a) Saluran Eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di telinga tengah sehingga tekanan udara di luar dan di dalam akan sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang telinga supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam keadaan biasa, dan akan terbuka jika kita menelan sesuatu. b) Tulang pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar getaran ke telinga bagian dalam. Tulang pendengaran ada tiga, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Tulangtulang ini menghubungkan gendang telinga dan tingkap jorong.

29 3) Telinga bagian dalam Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat pendengaran oleh urat saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah sebagai berikut: a) Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran. b) Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam saluran rumah sifut terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-ujung saraf pendengaran. c) Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui posisi tubuh dan menjaga keseimbangan. b. Proses Mendengar Suara yang kita dengar akan ditangkap oleh daun telinga, kemudian sampai ke gendang telinga sehingga membuat gendang telinga bergetar. Getaran ini diteruskan oleh tiga tulang pendengaran ke tingkap jorong dan diteruskan ke rumah siput. Di dalam rumah siput, cairan limfe akan bergetar sehingga meransang ujung-ujung saraf pendengaran dan menimbulkan impuls saraf yang ditujukan ke otak. Di dalam otak, impuls tersebut akan diolah sehingga kita bisa mendengar dan mengenali suara tersebut (Pratiwi, Maryati, dkk, 2007: 207). Telinga juga berfungsi sebagai indera keseimbangan. Letak indera keseimbangan terdapat di dalam ampula, yaitu pangkal dari tiga saluran setengah lingkaran yang menggembung. Di dalam ampula terdapat sel-sel rambut yang peka terhadap gravitasi. Bila kepala menggeleng, arah sel-sel rambut berubah. Perubahan ini diterima oleh sel-sel saraf kemudian diteruskan ke otak. Akibatnya kamu akan menyadari setiap posisi kepala dan badan. c. Gangguan pada Telinga Beberapa penyebab gangguan telinga, yaitu gangguan penghantar bunyi dan gangguan saraf. Gangguan telinga yang disebabkan oleh gangguan saraf dan gangguan penghantar bunyi bisa diatasi menggunakan alat pendengaran buatan. Alat ini mampu memperbesar gelombang suara sebelum suara masuk ke telinga. Ada bermacam gangguan telinga, yaitu:

30 1) Tuli, tuli ada dua macam yaitu: a) Tuli konduktif, terjadi karena gangguan transmisi suara ke dalam koklea misalnya kotoran yang menumpuk, nanah yang memenuhi telinga tengah pada peradangan menimbulkan kerusakan pada tulangtulang pendengaran. b) Tuli saraf, bila terjadi kerusakan koklea atau saraf pendengaran. 2) Penumpukan kotoran sehingga menghalangi getaran suara untuk sampai ke gendang telinga. Oleh karena itu, kita harus membersihkan telinga dari kotoran dengan kapas minimal satu kali dalam seminggu. 3) Kerusakan gendang telinga, misalnya gendang telinga pecah. Pecahnya gendang telinga bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu kapasitas suara yang didengar terlalu kuat dan terkena suatu benda yang tajam, misalnya membersihkan telinga dengan peniti atau lidi sehingga menyentuh gendang telinga dan menyebabkan gendang telinga menjadi sobek. Gendang telinga sangat tipis sekali. 4) Otosklerosis, adalah kelainan pada tulang sanggurdi yang ditandai dengan gejala tinitus (dering pada telinga) ketika masih kecil. 5) Presbikusis, adalah perusakan pada sel saraf telinga yang terjadi pada usia manula. 3. Indera Penciuman/Pembau (Hidung) Hidung adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (siliaolfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung. Gambar 2.13. Bagian-bagian hidung

31 Daerah yang sensitif terhadap bau terletak pada bagian atap rongga hidung. Pada daerah sensitif ini terdapat 2 jenis sel sebagai berikut : a. Sel penyokong berupa sel-sel epitel. b. Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf. Sel-sel pembau mempunyai ujung dendrit berbentuk rambut. Adaptasi terhadap bau-bauan mula-mula berjalan cepat dalam 2-3 detik, tetapi kemudian berjalan lebih lambat. Keistimewaan indera pembau manusia adalah dapat membaui sesuatu walau kadarnya di udara sangat sedikit. Beberapa hewan memiliki indera pembau yang lebih sensitif karena mempunyai reseptor pembau lebih banyak. Ketika kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita. Zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir, kemudian akan meransang rambut-rambut halus pada sel pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsangan ini ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut. Gangguan pada hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit pilek yang menghasilkan lendir atau ingus sehingga menghalangi bau mencapai ujung saraf pembau. Gangguan lain juga bisa disebabkan oleh adanya kotoran pada hidung dan bulu hidung yang terlalu banyak. Kita harus selalu membersihkan hidung dari kotoran dan merapikan bulubulunya supaya penciuman kita tidak terganggu. Indera pembau pada hidung dapat mengalami kelainan. Kelainankelainan itu antara lain sebagai berikut: 1) Anosmia, ialah tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan oleh penyumbatan rongga hidung karena polip atau tumor, atau reseptor pembau rusak karena infeksi virus. 2) Influenza, karena virus flu yang menyebabkan tersumbatnya rongga hidung sehingga menyebabkan kemampuan membaui dan mengecap berkurang. 3) Sinusitis adalah peradangan saluran pada rongga tengkorak yang menghubungkan hidung dan rongga mata. Gejala sinusitis yang biasanya terjadi yaitu pilek yang berlangsung lama.

32 4. Indera Pengecap (Lidah) Lidah adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan. Lidah memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan rasa pada lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan. Reseptor itu adalah papilla pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada bintil-bintil lidah. Papilla agak kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan pada permukaan lidah. Di dalam papila terdapat banyak kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor. Tidak semua bagian lidah peka terhadap zat kimia dan daerahnya juga khusus untuk rasa tertentu. Adaptasi terhadap suatu rasa mula-mula berjalan cepat dalam 2 3 detik, tetapi adaptasi selanjutnya berjalan lambat. Sebenarnya hanya terdapat 4 jenis rasa utama yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Namun rasa-rasa lain seperti rasa coklat, rasa teh, pedas, dan sebagainya, merupakan campuran dari berbagai rasa dan berkombinasi dengan pembauan/ penciuman pada hidung. Oleh karena itu bila kamu sakit pilek (fungsi penciuman terganggu) dapat kehilangan kemampuan mengecap makanan, walaupun sebenarnya kuncup pengecap berfungsi normal. Gambar 2.14. Penampang lidah Ketika kita makan sambal, kita sering merasakan kepedasan. Rasa pedas bukan hasil dari kepekaan rasa pada kuncup pengecap. Tetapi merupakan suhu panas pada papilla sehingga mengembang dan menyebabkan timbulnya rasa pedas. Gangguan pada lidah bisa disebabkan oleh makan atau minum sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah sehingga lidah mati rasa. Gangguan ini hanya bersifat sementara.

33 Ganguan yang bersifat permanent misalnya terjadi padan orang yang mengalami trauma pada bagian tertentu otak. Pada lidah juga sering terjadi iritasi karena luka atau kekurangan vitamin C. selain itu, ganguan pada indera perasa, diantaranya: a. Oralcandidosis, penyebabnya adalah jamur yang disebut candica albicans. Gejalanya lidah akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok. b. Atropicglssitis, penyakit ini juga sering ditemukan. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak didapatkan pada pendeita anemia. c. Geographictangue, lidah seperti peta berpulau-pulau. Bak banyak maupun sedikit. Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal. d. Fissuredtangue, lidah akan terlihat pecah-pecah, kadang garis hanya satu ditengah, kadang juga bercabang-cabang. e. Galssopyrosis, kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakt dan panas dan terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini kebanyakan karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf. 5. Indera Peraba (Kulit) Kulit mamalia termasuk manusia terdapat beberapa reseptor yang memiliki fungsi berbeda. Kulit manusia tersusun oleh dua lapisan utama, yaitu epidermis dan dermis. Pada epidermis terdapat reseptor untuk rasa sakit dan tkanan lemah. Reseptor untuk tekanan disebut mekanoreseptor. Dan pada dermis terdapat reseptor untuk panas, dingin, dan tekanan yang kuat. Gambar. 2.15. Struktur bagian kulit

34 Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf yang ada pada kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba ada dua macam, yaitu ujung saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan ujung saraf yang berselaput (berpapilia). Permukaan kulit mengandung saraf-saraf yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Ujung saraf peraba ada empat macam, yaitu sebagai berikut: a. Paccini, merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsanganberupa tekanan, letaknya di sekitar akar rambut. b. Ruffini, merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsanganpanas. c. Meisner, merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap sentuhan. d. Krause, merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap rangsangan dingin. Selain terdapat di daerah dermis, sel-sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut. Sehingga bila rambut yang muncul di permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda, sel-sel saraf akan terangsang. Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, pada orang dewasa luasnya sekitar 1,9 m 2. Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai reseptor peraba, keberadaan ujung-ujung saraf ini tidak merata pada berbagai alat tubuh. Permukaan kulit yang mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba ialah ujung jari telunjuk, telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan daerah kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini sangat peka terhadap rangsangan berupa sentuhan. Seorang tuna netra memanfaatkan kepekaan indera perabanya untuk membaca huruf Braille. Kulit dapat mengalami gangguan dan kelainan. Kelainankelainan pada kulit antara lain sebagai berikut: 1) Jerawat (acne), ialah suatu peradangan dari kelenjar sebasea terutama di daerah wajah, leher, dada, dan punggung. Biasanya jerawat terjadi sewaktu pubertas karena waktu pubertas terjadi perubahan komposisi hormon. Hormon akan merangsang pertumbuhan dan aktivitas kelenjar sebasea.

35 Kelenjar sebasea memproduksi lemak bersama keringat. Lemak merupakan media yang cocok bagi pertumbuhan bakteri. 2) Dermatitis, ialah suatu peradangan pada permukaan kulit yang biasanya terasa gatal dengan tanda-tanda merah, bengkak, melepuh, dan berair. Ini dapat disebabkan terkena zat kimia (karbol, sabun, cat rambut, dan lainlain) atau berkaitan dengan kondisi tubuh. 3) Biang keringat, yaitu suatu bagian kulit yang mengganggu, disebabkan tersumbatnya kelenjar peluh (keringat) pada bagian tertentu. Biasanya biang keringat terjadi saat seseorang berkeringat lebih dari biasanya, misalnya pada saat suasana panas atau lembab ataupun tidak kemungkinan terjadi pada saat musim dingin 4) Kanker kulit adalah pertumbuhan sel-sel pada kulit paada taraf abnormal. Penyebab kanker kulit berbeda-beda dan tingkat keganasan kankerpun berbeda-beda. Kanker kulit biasanya tumbuh dibagian epidermis, sehingga tumor (benjolan) dapat terlihat dari luar, sehingga kanker yang paling mudah ditemukan gejalanya pada stadium awal. D. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian ini, sesuai dengan penelitian terdahulu, diantaranya: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Intan Ratu Wulan (2012), dengan judul penelitian Penerapan Media Pembelajaran Berorientasi CD Interaktif dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Jamur di Kelas X SMA Negeri 1 Mandirancan Kabupaten Kuningan. Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran biologi konsep jamur dengan menggunakan media CD Interaktif di SMA Negeri 1 Mandirancan. Hal ini dilihat berdasarkan hasil uji Wilcoxon diketahui bahwa diperoleh nilai Asymtop signifikansi atau Asymp.Sig adalah 0,000. Kalau dibandingkan, maka nilainya lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), hal ini berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan media CD Interaktif dengan metode ceramah pada pembelajaran biologi konsep jamur di SMA Negeri 1 Mandirancan, hal ini dilihat berdasarkan hasil uji Independent Sample Test diketahui bahwa diperoleh nilai signifikansi atau Sig (2-tailed) pada equal varians assumed

36 adalah 0,000. Kalau dibandingkan, maka nilainya lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), hal ini berarti bahwa Ho ditolak. Serta respon siswa terhadap penggunaan media CD Interaktif dalam pembelajaran biologi khususnya pada konsep jamur di SMA Negeri 1 Mandirancan mayoritas siswa menjawab setuju (55,4%). 2. Penelitian ini dilakukan oleh Revanny Eka Miaty (2012), dengan judul penelitian Penggunaa Media Video Dokumenter dan Adobe Captivate Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Pencemaran Lingkungan di Kelas X SMA Negeri 1 Rajagaluh Kabupaten Majalengka. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan hasil bahwa adanya perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara yang menggunakan media Video Dokumenter dan Adobe Captivate pada materi pencemaran lingkungan di kelas XI SMA Negeri 1 Rajagaluh, data tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil uji Mann Whitney diketahui bahwa, diperoleh nilai asymtop signifikansi atau asymtp.sig (2-tailed) adalah 0,000 kalau dibandingkan, maka nilainya akan lebih kecil 0,05 (0,000 < 0,05), hal ini dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak H a diterima. Serta respon siswa terhadap penggunaan media Video Dokumenter dan Adobe Captivate pada materi pencemaran lingkungan di kelas XI SMA Negeri 1 Rajagaluh siswa menjawab setuju sebesar 80,2 %. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Purnama Sari (2012), dengan judul Penggunaan Video Animasi dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa pada Pokok Bahasan Organisasi Kehidupan di Kelas X SMP Negeri 1 Palimanan. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan hasil bahwa adanya perbedaan penguasaan konsep siswa antara kelas kelas eksperimen dan kelas kontrol, data tersebut dapat dilihat dari hasil uji t (Independent Sampel Test) dengan probolitas signifikasi 0,000 (2-tailed), karena sig.<0,05 maka Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penguasaan konsep antara kelas yang menggunakan video animasi dengan kelas yang tidak menggunakan media video animasi dalam meningkatkan penguasaan siswa pada pokok bahasan organisasi kehidupan di kelas X SMP Negeri 1 Palimanan. Dan respon siswa

37 terhadap penggunaan media video animasi sebesar 83% serta penggunaan video animasi ini dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa dan termasuk kriteria sangat kuat meningkatkan penguasaan konsep siswa.. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Ainur Rizki Kurniasari (2013), dengan judul penelitian Pengembangan Media Video Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Windows Movie Maker Materi Getaran dan Gelombang. Berdasarkan hasil penelitian ini, dihasilkannya media video pembelajaran materi getaran dan gelombang dengan kelayakan dari ahli media pembelajaran diperoleh hasil valid dan layak dengan persentase 80%, penilaian dari ahli materi pembelajaran diperoleh hasil valid dan layak dengan persentase 93%, sehingga dapat digunakan dan diujicobakan kepada siswa, (2) hasil pengujian kelayakan dari siswa kelas VIII D SMP N 1 Keling meliputi aspek media pada kategori baik dengan persentase 89%, aspek instruksional pada kategori baik dengan persentase 89%, dan aspek teknis pada kategori baik dengan persentase 88%. Sedangkan penilaian kelayakan media secara keseluruhan pada kategori baik atau layak dengan persentase 88,7%. Hal ini menunjukkan bahwa media video pembelajaran materi getaran dan gelombang layak dan sesuai untuk digunakan sebagai sumber belajar bagi guru dan siswa di SMP N 1 Keling.